Anda di halaman 1dari 4

Tinjauan Pustaka

Faktor-faktor yang mempengaruhi


fungsi kognitif pada epilepsi

Rika Haryanti, Yazid Dimyati, Johannes H Saing


Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FKUSU)/
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan

Abstrak
Epilepsi merupakan salah satu penyebab morbiditas pada anak yang dapat menimbulkan masalah kognitif. Faktor risiko
seperti usia onset, tipe kejang, frekuensi kejang, tipe sindroma epilepsi, kondisi patologis pada otak serta efek negatif
penggunaan obat anti epilepsi merupakan beberapa faktor yang berinteraksi mempengaruh fungsi kognitif sehingga penting
untuk mengetahui berapa besar pengaruh dari masing – masing faktor risiko tersebut.
Kata kunci : epilepsi, kejang, kognitif

Abstract
Epilepsy is the cause of morbidity in children, which can affect cognitive function. Risk factors such as age of onset, seizure
type, seizure frequency, type of epilepsy syndrome, pathological conditions in the brain as well as the negative effects of the
use of anti-epileptic drugs are several interacting factors influence the cognitive function so it is important to know how large
the influence of these risk factors.
Keyword : epilepsy, seizure, cognitive

Pendahuluan mempengaruhi fungsi kognitif diharapkan dapat mening-katkan


Epilepsi merupakan salah satu penyebab morbiditas fungsi kognitif mereka di masa depan. Namun hingga saat ini,
terbanyak pada anak, yang menimbulkan berbagai masih sedikit di Indonesia penelitian mengenai faktor-faktor
permasalahan antara lain kesulitan belajar, gangguan risiko pada anak epilepsi yang mempengaruhi fungsi kognitif.6
tumbuh-kembang dan gangguan fungsi kognitif yang
mempengaruhi kualitas hidup.1 Definisi
Di Indonesia, terdapat 700,000 sampai 1,400,000 kasus Epilepsi didefinisikan sebagai serangan paroksismal
epilepsi dengan pertambahan sebesar 70,000 kasus baru berulang dua kali atau lebih tanpa penyebab, akibat lepasnya
setiap tahun yang diperkirakan 40% sampai 50% terjadi pada muatan listrik di neuron otak serangan dapat berupa gangguan
anak.2 Sebagian besar epilepsi bersifat idiopatik, tetapi sering kesadaran, perilaku, emosi, motorik atau sensoris yang sembuh
juga disertai gangguan neurologi seperti retardasi mental, secara spontan, sebagian besar berhenti sendiri berulang lebih
palsi serebral dan sebagainya yang disebabkan kelainan pada dari 24 jam, dan setelah serangan kondisi kembali normal
susunan saraf pusat.3 seperti biasa.7
Beberapa studi sebelumnya menyebutkan epilepsi dan Kognitif adalah tingkah laku adaptif dari individu, yang
kognitif memiliki hubungan yang kompleks,4 dimana fungsi umumnya didasari oleh beberapa elemen pemecahan masalah,
kognitif adalah semua proses mental yang digunakan oleh dan diarahkan oleh proses kognitif dan pengoperasiannya,
organisme untuk mengatur informasi seperti memperoleh input dimana proses perkembangan fungsi kognitif dimulai sejak lahir.
dari lingkungan (persepsi), memilih (perhatian), mewakili (pema- Namun, peranan sel-sel otak dimulai setelah bayi usia lima bulan
haman) dan menyimpan (memori) informasi dan akhirnya saat kemampuan sensorisnya benar-benar nampak.8
menggunakan pengetahuan ini untuk menuntun perilaku Klasifikasi
(penalaran dan koordinasi output motorik).5 Sindroma epilepsi dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
Gangguan kognitif pada epilepsi disebabkan oleh interaksi 1. Epilepsi idiopatik
berbagai faktor yaitu genetik, kejang berulang, sindroma epi-lepsi, Pada sebagian besar pasien penyebab epilepsi tidak
subclinical epileptiform discharges, masalah psikososial, pencetus diketahui dan biasanya pasien tidak menunjukan manifestasi
gejala epilepsi dan penggunaan obat anti epilepsi (OAE).4 kelainan organik di otak dan juga tidak mengalami
Pengenalan dan pengendalian dini terhadap faktor risiko yang
rharyanti81@gmail.com

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 111


Rika Haryanti dkk

penurunan kecerdasan dimana sebagian dari jenis idiopatik relatif stabil.11,13


disebabkan oleh interaksi beberapa faktor genetik,9 seperti Benign childhood epilepsy with centrotemporal spikes
yang telah dilaporkan beberapa studi sebelumnya yang (BECTS) atau Benign Rolandic Epilepsy dianggap bentuk
mendapatkan hasil bahwa sindroma epilepsi idiopatik jinak dari epilepsi karena outcome-nya baik, dimana sebuah
berhubungan dengan mutasi gen tunggal.10 studi di Perancis mendapatkan BECTS memiliki interval IQ
2. Epilepsi simtomatik dalam batas normal namun dapat disertai gangguan kognitif
Penyebab diketahui dan dapat terjadi bila fungsi otak spesifik dan prestasi akademik yang rendah.14
terganggu oleh berbagai kelainan intrakranial misalnya 3. Frekuensi kejang
anomali kongenital, trauma otak, neoplasma otak, lesi Batas ambang kejang yang dapat menyebabkan gejala
iskemia, enselopati, abses otak dan jaringan parut atau sisa belum sepenuhnya diketahui tetapi beberapa studi
kelainan ekstrakranial dimana penyebab bermula ekstra- telah menemukan korelasi negatif antara frekuensi kejang
kranial kemudian mengganggu fungsi otak juga misalnya dengan outcome kognitifnya dimana efek jangka panjang
gagal jantung, gangguan pernafasan, gangguan dari kejang singkat yang berulang pada spatial memory
metabolisme (hipoglikemia, hiperglikemia, uremia), dan hipokampus telah diteliti pada tikus, dengan hasil
gangguan keseimbangan elektrolit, intoksikasi obat dan dimana kejang pendek yang berulang menginduksi
gangguan keseimbangan cairan.9 progresif, fungsi permanen dan struktur yang abnormal
dari hipokampus termasuk defisit spatial memory diiringi
Etiologi dan patofisiologi kehilangan pola perkembangan syaraf secara bertahap
Bangkitan kejang atau serangan epilepsi dapat dicetuskan menyerupai sklerosis hipokampus pada manusia.11
oleh tidak aktifnya sinaps inhibisi, stimulasi berlebihan pada
Neuron dan sirkuit neuron mengalami remodeling struktur
sinaps eksitasi, atau perubahan pada keseimbangan neurotran-
dan fungsi sebagai respon terhadap kejang, dimana
smiter palsu yang memblokade aksi neurotransmiter alamiah.9
pertumbuhan akson hipokampus membentuk mossy fiber
Faktor-faktor yang mempengaruhi kognitif pathway merupakan contoh nyata, bahwa kejang
penderita epilepsi menginduksi perubahan struktur, dan hal ini telah mendapat
Beberapa studi sebelumnya menyebutkan epilepsi dan perhatian khusus karena mudah dideteksi yang diinduksi
kognitif memiliki hubungan yang kompleks dimana perubahan oleh intens atau berulangnya kejang singkat pada epilepsi
kemampuan kognitif dan perilaku dapat dipengaruhi oleh kejang fokal kronik.15 Suatu studi menyatakan anak-anak dengan
persisten dari epilepsi selain itu genetik, usia onset, tipe kejang, kontrol kejang yang baik secara umum memiliki kecerdasan
frekuensi kejang, tipe sindroma epilepsi, kondisi patologis pada dan kemampuan verbal yang lebih tinggi dibandingkan
otak serta efek negatif penggunaan OAE merupakan beberapa dengan anak epilepsi refrakter.16
faktor yang berinteraksi mempengaruh fungsi kognitif.4,11 Berikut 4. Lama menderita epilepsi
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi kognitif : Lamanya menderita epilepsi berhubungan dengan
1. Usia onset kejang kemunduran kognitif seperti hasil sebuah studi secara
Sebagian besar studi menyatakan bahwa semakin dini statistik menunjukan pasien yang menderita epilepsi lebih
usia onset kejang berkorelasi dengan semakin buruk dari 30 tahun secara signifikan memiliki skala IQ lebih
fungsi kognitif dan merupakan prediktor penting rendah dibandingkan pasien yang menderita epilepsi 15
terhadap outcome pasien epilepsi.11,12 sampai 30 tahun atau kurang dari 15 tahun.11,17
Sebuah studi di Chicago menemukan adanya gangguan 5. Etiologi kejang
atau defisit yang signifikan pada kemampuan pengulangan Etiologi dari epilepsi merupakan faktor yang menentukan
aksi motorik sederhana, perhatian dan konsentrasi, memori, fungsi kognitif dan perubahan intelektual dari waktu ke
serta kemampuan memecahkan masalah yang kompleks waktu dimana pasien epilepsi simtomatik lebih sering dikait-
pada anak dengan usia onset kejang lebih dini (sebelum kan dengan kemunduran yang lebih berat dibandingkan
usia lima tahun) dibandingkan anak dengan usia onset pasien epilepsi idiopatik.4,11,18
kejang lebih tua.12 Polymicrogyria merupakan malformasi perkembangan kortikal
2. Tipe kejang yang paling sering dijumpai, disertai dengan sindro-ma lainnya
Kejang absans dulu dianggap tidak berbahaya tetapi saat yaitu Bilateral frontoparietal polymicrogyria (BFPP) dengan
ini sebuah studi menunjukan adanya masalah kognitif dan manifestasi klinis retardasi mental berat, penurunan kemam-
perilaku jangka panjang pada pasien ini walaupun puan bahasa dan motorik serta epilepsi.11,19
penyebab pastinya masih belum jelas.11 Satu studi menilai IQ pada anak dan remaja penderita
Sebuah penelitian yang mempelajari defisit kognitif pada epilepsi refrakter yang baru menjalani reseksi malformasi
pasien dengan kejang absans dimana enam belas anak kortikal unilateral dimana penderita epilepsi dengan displasia
dengan kejang absans mendapat skor tes neuropsikologi kortikal dan lesi pada hemisfer kiri secara signifikan
yang lebih rendah pada fungsi kognitif umum, visuo-spatial mengalami perburukan fungsi kognitif daripada penderita
skill dibanding anak normal selain itu terdapat gangguan epilepsi dengan lesi yang berkembang di hemisfer kanan.11
memori nonverbal dan keterlambatan dalam mengingat 6. Efek terapi OAE
sedangkan memori verbal dan kemampuan bahasa masih Hasil Studi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Moewar-

112 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 50 • No. 2 • Juni 2017


Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi kognitif pada epilepsi

di Surakarta bahwa gangguan daya ingat dialami 46% efek terapi OAE juga termasuk pengaruh sikap dan salah
pasien epilepsi anak dengan lama pengobatan lebih dari persepsi tentang epilepsi yang masih ada pada orangtua
dua tahun dengan risiko 17 kali lebih tinggi dibandingkan dan masyarakat, menyebabkan pembatasan interaksi sosial
dengan lama pengobatan kurang dari dua tahun.20 anak dengan pengenalan dan pengendalian dini terhadap
Semakin lama pengobatan epilepsi semakin besar kemung- faktor tersebut, diharapkan dapat meningkatkan fungsi
kinan terjadi gangguan memori, dimana OAE mempunyai kognitif mereka di masa depan.
efek negatif, maupun positif terhadap kemampuan kognitif
penderita. OAE meningkatkan kemampuan kognitif, dan Daftar pustaka
1. Mayor P.Thiele EA. Seizure in children: laboratory,
tingkah laku pasien epilepsi dengan cara mengurangi
diagnosis and management. Pediatr Rev. 2007;28:405-14.
bangkitan kejang, efek modulasi terhadap neurotransmiter
2. Harsono, Endang K, Suryani G. Pedoman tatalaksana
dan efek psikotropika mengurangi iritabilitas neuron dan
epilepsi. Edisi keempat. Perhimpunan Dokter Spesialis
meningkatkan inhibisi pasca-sinaps atau mempengaruhi
Saraf Indonesia. 2011:1-49.
sinkronisasi jaringan neuron untuk menurunkan eksitasi
3. Johnston MV. Seizure in childhood. Dalam: Behrman RE,
neuron yang berlebihan, sehingga dapat menurunkan
Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson Textbook
bangkitan kejang dan dapat menurunkan aktivitas epilepsi di
of Pediatrics. Edisi ke-19. Philadelphia: Elsevier Inc.
sekeliling jaringan otak yang normal. Aktivitas OAE tersebut
2011:1993-2005.
apabila dirangsang secara terus menerus dapat
4. You SJ. Cognitive function of idiopathic childhood
mengakibatkan penurunan aktivitas motorik dan psikomotor,
epilepsy. Korean J pediatr. 2012:159-63.
penurunan perhatian, dan gangguan memori. Penurunan
5. Dalbey S. Cognitive development considerations in
daya ingat dapat bersifat reversibel dan kumulatif, sehingga
preschool fire safety education. The National Fire Academy
semakin lama pasien mendapatkan terapi anti epilepsi,
as part of the Executive Fire Officer Program.1994:2-12.
maka gangguan memori akan semakin besar.20,21
6. Mangunsong M, Wirawan RB, Hartono B. Beberapa
Beberapa studi tentang efek samping OAE terhadap
aspek fungsi kognitif pada anak dengan epilepsi di
fungsi kognitif, dimana fenobarbital adalah OAE yang
Semarang. Epilepsi. 1998;3:32-41.
paling signifikan mempengaruhi IQ.22
7. Camfield PR, Camfield CR. Pediatric epilepsy: an overview.
Dampak obat antiepileptik terjadi dengan cara meningkatkan
Dalam: Swaiman KF, Ashwal S, Ferriero DM, penyunting.
inhibis, dimana fenobarbital berikatan dengan reseptor GABA
Pediatric neurology principles & practice. Edisi keempat.
memperpanjang waktu membukanya kanal klorida, sehingga
Philadelphia: Elsevier Inc,. 2006:983-9.
terjadi hiperpolarisasi. Pemakaian fenobarbital menimbulkan
8. Rahman U. Karakteristik perkembangan anak usia dini.
efek samping sedasi dan hipnosis yang mengakibatkan
Lentera pendidikan. 2009:46-57.
gangguan perhatian dan konsentrasi.23
9. Lumbantobing S.M. Etiologi dan faal sakitan epilepsi.
7. Psikososial dan lingkungan
Kecemasan orangtua atau pengasuh sangat berpengaruh Dalam: Soetomenggolo T.S, Ismael S.penyunting. Buku
dan berbanding lurus terhadap kecemasan anak yang ajar hematologi anak. IDAI; Jakarta. 1999:197-203.
kemungkinan besar diakibatkan karena pemahaman orangtua 10. Mechanisms of disease epilepsy (editorial). N Engl J
atau pengasuh yang kurang baik mengenai epilepsi, sehingga Med. 2003;349:1257-66.
mengakibatkan pola asuh yang cenderung overprotective 11. Desai JD. Epilepsy and cognition. J Pediatr Neurosci.
terhadap pasien, dimana semakin sering kejang dan semakin 2008;3:16-29.
cemas orangtua, fungsi sosial pasien akan lebih buruk, karena 12. O’leary DS, Seidenberg M, Berent S, Boll TJ. Effects of age
orangtua akan bertambah cemas, sehingga akan lebih of onset of tonic-clonic seizures on neuropsychological
overprotective terhadap pasien dan akan memperburuk fungsi performance in children. Epilepsia. 1981;22:197-204.
sosial pasien dengan lingkungan.24 13. Pavone P, Bianchini R, Trifiletti RR, Incorpora G, Pavone
Sikap dan salah persepsi masih ditemukan pada orangtua A, Parano E. Neuropsychological assessment in children
atau pengasuh anak dengan epilepsi, dimana sebagian with absence epilepsy. Neurology. 2001;56:1047-51.
besar pengasuh menganggap anak epilepsi tidak bisa hidup 14. Pinton F, Ducot B, Motte J, Arbues AS, Barondiot C,
normal, dan membatasi rutinitas hidup mereka seperti Barthez MA, dkk. Cognitive functions in children with
pembatasan dalam bermain, pergi sekolah atau belajar.25 centrotemporal spikes. Epileptic Disord. 2006;8(1): 11-23.
15. Sutula T. Seizure-induced axonal sprouting: assessing
Simpulan connections between injury, local circuits and
Epilepsi sebagai salah satu penyebab morbiditas terbanyak epileptogenesis. Epilepsy currents. 2002;2:86-91.
pada anak, yang menimbulkan berbagai permasalahan antara 16. Oliveira CS, Rosset SE, Funayama SS, Terra VC, Machado
lain kesulitan belajar, gangguan tumbuh-kembang dan gang- HR, Sakamoto AC. Intellectual functioning in pediatric
guan fungsi kognitif, dimana gangguan fungsi kognitif bisa patients with epilepsy: a comparison of medically controlled
terjadi pada anak epilepsi idiopatik dan simtomatik yang children. J Pediatr. 2010;86(5):377-83.
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti usia onset, tipe kejang, 17. Jokeit H, Ebner A. Long term effects of refractory temporal
frekuensi kejang, lamanya menderita epilepsi, etiologi kejang, lobe epilepsy on cognitive abilities: a cross sectional study.

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 113


Rika Haryanti dkk Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi kognitif pada epilepsi

J Neuro Neurosurg Psychiatry. 1999;67:44 -50. 23. Michelucci R, Tassinari CA. Phenobarbital, primidone and
18. Guzeva VI, Belash VO, Guzeva VV, Guzeva OV, Anastazi other barbiturates. Dalam: Shorvon S, Perucca E, Fish D,
OI. Characteristics of cognitive functions in children with Dodson E, penyunting. The treatment of epilepsy. Edisi
epilepsy. Neuroscience and Behavioral Physiology. kedua. Blackwell Publishing. 2004:461-9.
2009;39:885-9. 24. Wishwadewa WN, Mangunatmadja I, Said M, Firmansyah
19. Parrini E, Ferrari AR, Dorn T, Walsh CA, Guerrini R. Bilateral A, Soedjatmiko, Tridjajas B. Kualitas hidup anak epilepsi
frontoparietal polymicrogyria, Lennox-Gastaut syndrome, dan faktor–faktor yang mempengaruhi di departemen ilmu
and GPR56 gene mutations. Epilepsia. 2008:1-10. kesehatan anak FKUI/RSCM Jakarta. Sari Pediatri.
20. Mustarsid, Nur FT, Setiawati SR, Salimo H. Pengaruh 2008;10(4):272-9.
obat anti epilepsi terhadap gangguan daya ingat pada 25. Dung Dung AA, Singh HK, Kumari S, Gupta M, Raval M,
epilepsi anak. Sari Pediatri. 2011;12(5):302-6. Rajender G. Knowledge, attitude and perception of
21. Shehata GA, Bateh AEM, Hamed SA. Neuropsychological caregivers of children with epilepsy. Delhi Psychiatry
effects of antiepileptic drugs (carbamazepine versus Journal. 2009;12:(2):274-5.**
valproate) in adult males with epilepsy. Neuropsychiatric
disease and treatment. 2009;5:527-33.
22. Loring DW, Meador KJ. Cognitive side effects of
antiepileptic drugs in children. Neurology. 2004;62:873-7.

114 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 50 • No. 2 • Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai