Chapter II-4 PDF
Chapter II-4 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air
Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dari atom H dan O. Sebuah
molekul air terdiri dari satu atom O yang berikatan kovalen dengan dua atom H.
Molekul air yang satu dengan molekul air lainnya bergabung dengan satu ikatan
hidrogen antara atom H dengan atom O dari molekul air yang lain. Adanya ikatan
hidrogen inilah yang menyebabkan air mempunyai sifat-sifat yang khas seperti
Konstanta dielektrik paling tinggi di antara Kelarutan dan ionisasi dari senyawa ini tinggi
cairan murni lainnya. dalam larutannya.
Tegangan permukaan lebih tinggi daripada Faktor pengendali dalam fisiologi; membentuk
cairan lainnya. fenomena tetes dan permukaan.
Transparan terhadap cahaya tampak dan sinar Tidak berwarna, mengakibatkan cahaya yang
yang mempunyai panjang gelombang lebih dibutuhkan untuk fotosintesis mencapai
besar dari ultraviolet. kedalaman tertentu.
Bobot jenis tertinggi dalam bentuk cairan (fasa Air beku (es) mengapung, sirkulasi vertikal
cair) pada 4 ºC menghambat stratifikasi badan air.
untuk diminum, untuk pembawa zat makanan pada tumbuh-tumbuhan, zat pelarut,
pembersih dan sebagainya. Oleh karena itu penyediaan air merupakan salah satu
kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan hidupnya dan menjadi faktor
Kuantitas air yang cukup dimungkinkan karena adanya siklus hidrologi, yaitu
siklus (daur) alami yang mengatur tersedianya air permukaan dan air tanah. Siklus ini
bumi akan menguap dan membentuk uap air. Karena adanya angin, maka uap air
akan bersatu dan berada di tempat yang tinggi dan dikenal sebagai awan. Oleh angin,
Akibatnya awan menjadi titik-titik air dan kemudian jatuh ke bumi sebagai hujan. Air
hujan meresap ke dalam tanah dan sebagian lagi mengalir di atas permukaan tanah.
Jika air tersebut menjumpai lapisan yang rapat sehingga peresapan akan berkurang.
Jika air keluar ke permukaan bumi, maka sumber air ini disebut mata air. Air
permukaan yang mengalir di permukaan bumi umumnya berbentuk sungai. Jika air
mengalir melalui suatu tempat yang rendah dan cekung, maka air akan berkumpul
membentuk suatu danau atau telaga. Tetapi banyak diantara air tadi akan mengalir ke
Sumber-sumber air yang terdapat di alam ini terdiri dari (Pandia,dkk, 1995) :
1. Air laut
Air laut mempunyai rasa asin karena mengandung garam NaCl. Kadar garam
NaCl dalam air laut adalah lebih kurang 3%. Dengan keadaan ini maka air laut
Dalam keadaan murni air ini sangat sangat bersih, tetapi sering pula
terkontaminasi oleh kotoran industri dan sebagainya sehingga air ini mempunyai
sifat yang agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir
yang dapat mempercepat terjadinya korosi. Air atmosfir mempunyai sifat sadah
Air permukaan merupakan air hujan yang mengalir pada permukaan bumi.
Umumnya kualitas air permukaan ini akan berubah akibat adanya pengotoran
tergantung pada keadaan daerah aliran air permukaan tersebut. Jenis pengotoran
a. Air sungai
Air sungai mempunyai derajat pengotoran yang cukup tinggi. Debit yang
mencukupi.
Kebanyakan air rawa dan danau mempunyai warna, yang disebabkan oleh
adanya zat-zat organis yang telah membusuk, misalnya asam humat yang larut
dalam air.
Dengan adanya pembusukan maka kadar zat organis dalam air rawa akan
tinggi, dan umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula. Pada permukaan air
rawa juga tumbuh algae, karena adanya sinar matahari dan O 2 sehingga Fe
dan danau.
4. Air tanah
lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri. Air tanah yang
jernih dapat mengandung lebih banyak zat kimia (garam-garam yang terlarut),
terus berlangsung, terutama pada bagian air yang dekat dengan permukaan
tanah. Setelah menemukan lapisan rapat air, air yang terkumpul merupakan
air tanah dangkal. Air tanah ini dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik
Kualitas air tanah dangkal sebagai sumur-sumur air minum cukup baik, tetapi
Air tanah secara normal akan bebas dari kekeruhan dan organisme
pathogen. Apabila air yang berasal dari aquifer (air tanah dangkal) yang
karbon dioksida akan menjadi tinggi, air akan menjadi korosif. Pada
kandungan zat organik dalam aquifer tinggi, kandungan oksigen akan habis
besi, mangan dan logam berat dalam air tanah. (Sanropie, dkk, 1984).
sampel air tanah dalam memerlukan bor dan memasukkan pipa hingga
Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur keluar dan
dalam keadaan ini sumur yang terbentuk disebut sumur artesis. Jika air tidak
Kualitas air tanah dalam pada umumnya lebih baik dari air tanah dangkal,
lapisan tanah yang dilalui. Jika melalui tanah kapur, maka air akan menjadi
granit, maka air akan lunak dan agresif karena mengandung gas CO 2 dan
Mn(HCO 3 ) 2.
1) terlalu boros dalam pemakaian sabun. Hal ini desebabkan air yang
Ca(HCO 3 ) 2 CaCO 3 + H 2 O + CO 2
c. Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan
tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam hampir tidak berpengaruh oleh
atas:
2) air yang keluar ke permukaan pada suatu dataran atau air artesis.
Air yang bersih mutlak diperlukan, karena air merupakan salah satu media
Nomor 416 Tahun 1990, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak.
mengandung bakteri, baik air hujan (air angkasa), air permukaan maupun air tanah.
Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang
Penyakit yang ditransmisikan melalui fecal material dapat disebabkan virus, bakteri,
protozoa dan metazoan. Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari harus bebas dari bakteri patogen. Bakteri golongan Coli (Coliform bakteri)
merupakan bakteri flora normal di usus manusia yang membantu proses pembusukan
sisa-sisa makanan dan memadatkannya menjadi feses, namun bakteri ini juga
merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen seperti Salmonella
dalam air khususnya air minum. Bakteri non-patogen merupakan jenis bakteri yang
tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh. Namun, dapat menimbulkan bau dan rasa yang
tidak enak, lendir dan kerak pada pipa. Beberapa bakteri non-patogen yang berada di
dalam air antara lain Actinomycetes (Moldlikose bacteria), Fecal streptococci, dan
diperbolehkan dalam air perpipaan adalah 10 per 100 ml air sedangkan untuk non
menyatakan bahwa air yang layak pakai sebagai sumber air bersih antara lain harus
memenuhi persyaratan secara fisik yaitu tidak berbau, tidak berasa, tidak keruh dan
tidak bewarna.
Adapun sifat-sifat air secara fisik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
1. Suhu
Air yang baik mempunyai temperatur normal, 8º dari suhu kamar (27ºC).
Suhu air yang melebihi batas normal menunjukkan indikasi terdapat bahan kimia
yang terlarut dalam jumlah yang cukup besar (misalnya, fenol atau belerang) atau
Menurut Permenkes No. 416 tahun 1990, suhu air yang memenuhi syarat
Bau dan rasa air merupakan dua hal yang mempengaruhi kualitas air secara
bersamaan. Bau dan rasa dapat dirasakan langsung oleh indra penciuman dan
pengecap. Biasanya, bau dan rasa saling berhubungan. Air yang berbau busuk
memiliki rasa kurang (tidak) enak. Bau dan rasa biasanya disebabkan oleh adanya
menyebabkan bau dan rasa ini berasal dari berbagai sumber. Intensitas bau dan rasa
dapat meningkat bila di dalam air dilakukan klorinasi. Karena pengukuran bau dan
Untuk standard air bersih dan air minum ditetapkan oleh Permenkes RI No. 416
Tahun 1990, yaitu tidak berbau dan tidak berasa (Depkes RI, 1997).
3. Warna
Banyaknya air permukaan khususnya yang berasal dari rawa-rawa dan daerah
pasang surut, seringkali bewarna. Warna pada air terjadi karena adanya zat-zat
substansi yang terlarut dalam air, dimana zat-zat tersebut dapat terjadinya karena
proses dekomposisi dalam berbagai tingkat, asam humus dan bahan yang berasal dari
bahan humus serta dekomposisi lignin dianggap sebagai bahan yang memberi warna
yang paling utama, demikian juga unsur besi yang berkaitan dengan zat organik dapat
kimia yang tersuspensi dikatakan sebagai apparent colour yang berbahaya bagi tubuh
Untuk mengukur tingkat warna digunakan satuan TCU (True colour Unit).
Berdasarkan Permenkes RI No. 416 tahun 1990 tingkat warna untuk air bersih
Bahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan
pengeringan pada suhu 103ºC-105ºC. Kebanyakan bahan padat terdapat dalam bentuk
terlarut (dissolved) dalam air yang berupa bahan-bahan kimia anorganik dan gas-gas
standart dari total solit (padatan terlarut) yakni akan mengakibatkan air tidak enak
pada wanita hamil. Standar untuk zat padat terlarut ditetapkan oleh Permenkes No.
416 Tahun 1990, yaitu dianjurkan 500 mg/l dan diperbolehkan 1500 mg/l (Depkes
RI, 1997).
5. Kekeruhan
Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Kekeruhan air
disebabkan oleh partikel-partikel yang tersuspensi di dalam air yang menyebabkan air
terlihat keruh, kotor, bahkan berlumpur. Bahan-bahan yang menyebabkan air keruh
antara lain tanah liat, pasir dan lumpur. Air keruh bukan berarti tidak dapat diminum
atau berbahaya bagi kesehatan. Namun, dari segi estetika, air keruh tidak layak atau
Kekeruhan pada air merupakan satu hal yang harus dipertimbangkan dalam
penyediaan air bagi umum, mengingat bahwa kekeruhan tersebut akan mengurangi
segi estetika, menyulitkan dalam usaha penyaringan dan akan mengurangi efektivitas
dengan metode Turbidimeter. Untuk standar air bersih ditetapkan oleh Permenkes RI
No. 416 Tahun 1990, yakni kekeruhan yang dianjurkan 5 NTU (Nephelometric
Turbidy Unit) dan yang diperbolehkan hanya 25 NTU (Depkes RI, 1997).
Menurut Slamet (2000), air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara
berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain Air raksa
(Ca), Derajat keasaman (pH) dan zat-zat kimia lainnya. Kandungan zat kimia dalam
air bersih yang digunakan sehari-hari hendaknya tidak melebihi kadar maksimum
yang diperbolehkan seperti tercantum dalam Permenkes RI No. 416 Tahun 1990.
Penggunaan air yang mengandung bahan kimia beracun dan zat-zat kimia yang
melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan berakibat tidak baik lagi bagi
kesehatan dan material yang digunakan manusia, contohnya pH. Air yang baik
sebaiknya bersifat netral yaitu tidak asam dan tidak basa untuk mencegah terjadinya
pelarutan logam berat dan korosi jaringan distribusi air. Menurut Permenkes RI No.
416 tahun 1990, batas pH minimum dan maksimum untuk air bersih adalah 6,5-8,5.
Khusus untuk air hujan, pH minimumnya adalah 5,5. Air merupakan pelarut yang
baik sekali maka dengan dibantu dengan pH yang tidak netral dapat melarutkan
pembuangan sisa zat radioaktif ke air lingkungan secara langsung. Ini dimungkinkan
karena aplikasi teknologi nuklir yang menggunakan zat radioaktif pada berbagai
bidang sudah banyak dikembangkan, sebagai contoh adalah aplikasi teknologi nuklir
pada bidang pertanian, kedokteran, farmasi dan lain-lain. Adanya zat radioaktif dalam
air lingkungan jelas sangat membahayakan bagi lingkungan dan manusia. Zat
radioaktif dapat menimbulkan kerusakan biologis baik melalui efek langsung atau
efek tertunda. Dari segi radioaktivitas, apapun bentuk radioaktivitas efeknya adalah
sama, yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan dapat berupa
apabila sel dapat beregenerasi dan apabila tidak seluruh sel mati. Perubahan genetis
Banyak logam berat baik yang bersifat toksik maupun esensial terlarut dalam
air dan mencemari air tawar maupun air laut. Sumber pencemaran ini banyak berasal
dari pertambangan, peleburan logam, dan jenis industri lainnya, dan dapat juga
berasal dari lahan pertanian yang menggunakan pupuk atau antihama yang
Pada dasarnya air tanah merupakan air hujan yang bersentuhan dengan tanah
di daerah peresapan. Tanah dan bebatuan terdiri dari berbagai jenis mineral yang
organik dalam mineral tersebut, ada yang berguna bagi kehidupan manusia juga ada
yang bersifat racun bagi tubuh manusia. Umumnya tingkat keasaman (pH) air hujan
pada saat mencapai permukaan bumi berkisar 6,5 (masih relatif netral) sehingga akan
Semakin lama air tersebut bersentuhan dengan tanah atau bebatuan maka semakin
Pada air sumur gali yang merupakan sumber air yang berasal dari air tanah,
masalah logam yang kerap kali muncul adalah adanya logam besi (Fe) dan mangan
(Mn) pada air tersebut. Pada awalnya air yang disedot dari dalam tanah dan keluar
dari kran berwarna bening, namun setelah beberapa saat akan tampak berwarna
menempel didasar bak penampungan air. Pada kebanyakan sumur dangkal sampai
dalam, dimana oksigen terlarut rendah dan kandungan didalam tanah terdapat mineral
besi (Fe) dan mangan (Mn), maka sewaktu air disedot ke permukaan dan mulai
terkena udara, air yang mengandung besi (Fe) dan mangan (Mn) tersebut teroksidasi
dan mulai mengakibatkan perubahan air yang awalnya tampak bening menjadi
berapa besar kandungan besi (Fe) dan mangan (Mn) dalam air, semakin tinggi
kandungan besi (Fe) dan mangan (Mn) maka semakin tinggi warna air tersebut
(Anonymous, 2010).
Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir setiap
tempat tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada
b. tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter < 1 µm) atau lebih besar, seperti
c. tergabung dengan zat organis atau zat padat yang inorganis (seperti tanah liat).
Pada air permukaan jarang ditemui kadar Fe lebih besar dari 1 mg/l, tetapi di
dalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi ini dapat
berada sebagai Fe2+ yang cukup dapat terlarut, sedangkan pada air sungai yang
mengalir dan terjadi aerasi, Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+; Fe3+ ini sulit larut pada pH
ferihidroksida Fe(OH) 3 , atau salah satu jenis oksida yang merupakan zat padat dan
bias mengendap. Demikian dalam air sungai, besi berada sebagai Fe2+, Fe3+ terlarut
ferohidroksida (Fe(OH) 2 ), ferosulfat (FeSO 4 ) dan besi organik kompleks. Air tanah
mengandung besi terlarut berbentuk ferro (Fe2+). Jika air tanah dipompakan keluar
dan kontak dengan udara (oksigen) maka besi (Fe2+) akan teroksidasi menjadi
kecoklatan. Hal ini dapat menodai peralatan porselen dan cucian. Bakteri besi
(Crenothrix dan Gallionella) memanfaatkan besi fero (Fe2+) sebagai sumber energi
yang terlalu cepat (karena adanya besi ferro) menyebabkan diameter pipa berkurang
Air tanah yang mengandung CO 2 tinggi dan O 2 yang terlarut sedikit, dapat
mempercepat proses pelarutan besi (dari bentuk tidak terlarut menjadi terlarut).
Sedangkan air tanah yang alkalinitasnya tinggi, biasanya memiliki konsentrasi besi
yang rendah, karena besi teroksidasi dan mengendap pada pH tinggi. Air tanah yang
sulit mengendap dengan aerasi. Kandungan besi yang tinggi merugikan, karena dapat
menyebabkan air teh menjadi hitam, sayuran yang direbus berwarna gelap,
menimbulkan rasa besi/logam, astringent atau obat dan merugikan jika dipakai dalam
menyebabkan anemia, namun pemenuhan besi dalam air minum sedikit sekali karena
kandungan besi dalam air tanah yang melebihi 0,3 mg/l dapat menyebabkan
Unsur besi merupakan unsur yang penting dan berguna untuk metabolisme
tubuh. Setiap hari tubuh memerlukan unsur besi 7-35 mg/hari yang sebagian
diperoleh dari air. Tetapi zat besi (Fe) yang melebihi dosis yang diperlukan oleh
maksimum unsur besi terdapat dalam air minum adalah 0,3 mg/l (Sutrisno dan
Suciastuti, 1987).
dalam tubuh dikendalikan oleh fase adsorpsi. Tubuh manusia tidak dapat
mengekskresikan besi (Fe), karenanya mereka yang sering mendapat transfusi darah,
warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi Fe. Air minum yang mengandung
oleh tubuh, tetapi dalam dosis yang besar dapat merusak dinding usus. Kematian
sering disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l
akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit. Apabila kelarutan besi
penyakit ini memiliki tanda-tanda diantaranya kulit berwarna merah, kanker hati,
diabetes, impotensi, kelelahan dan gangguan jantung. Seseorang yang telah mendapat
penyakit tersebut akan lebih rentan terhadap serangan jantung, stroke, dan gangguan
Pada Hemokromatis primer besi yang diserap, disimpan dalam jumlah yang
berlebihan dalam tubuh. Feritrin berada dalam keadaan jenuh akan besi sehingga
kelebihan mineral ini akan disimpan dalam bentuk kompleks dengan mineral lain
yaitu hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosis hati dan kerusakan pancreas sehingga
berulang-ulang. Dalam keadaan ini besi masuk kedalam tubuh sebagai hemoglobin
dari darah yang ditransfusikan dan kelebihan besi ini tidak disekresikan.
Mangan merupakan unsur logam yang termasuk golongan VII, dengan berat
atom 54,93, titik lebur 12470C, dan titik didihnya 20320C (BPPT, 2004). Menurut
Slamet (2007) mangan (Mn) adalah metal kelabu-kemerahan. Di alam jarang sekali
dalam keadaan unsur. Umumnya berada dalam keadaan senyawa dengan berbagai
macam valensi. Di dalam hubungannya dengan kualitas air yang sering dijumpai
(Fauziah, 2010).
demikian tingkat kandungan mangan yang diizinkan dalam air yang digunakan untuk
keperluan domestik sangat rendah, yaitu dibawah 0,05 mg/l. Dalam kondisi aerob
mangan dalam perairan terdapat dalam bentuk MnO 2 dan pada dasar perairan
tereduksi menjadi Mn2+ atau dalam air yang kekurangan oksigen (DO rendah). Oleh
karena itu, pemakaian air yang berasal dari suatu sumber air, sering ditemukan
Air yang berasal dari sumber tambang asam dapat mengandung mangan
terlarut, pada konsentrasi ± 1 mg/l dapat ditemukan pada perairan dengan aliran yang
berasal dari tambang asam. Pada pH yang agak tinggi dan kondisi aerob terbentuk
mangan yang tidak larut seperti MnO 2 , Mn 3 O 4 atau MnCO 3 meskipun oksidasi dari
Dalam jumlah yang kecil (< 0,5 mg/l) , mangan (Mn) dalam air tidak
otak dan tulang, berperan dalam pertumbuhan rambut dan kuku, serta membantu
protein membentuk energi yang akan digunakan. Mangan tersebar di seluruh jaringan
70 kg sekitar 12-20 mg. Jumlah pemasukan harian sampai saat ini belum dapat
jumlah minimal sekitar 2,5 hingga 7 mg mangan per hari dapat mencukupi kebutuhan
Tetapi dalam jumlah yang besar (> 0,5 mg/l) , mangan (Mn) dalam air minum
bersifat neurotoksik. Gejala yang timbul berupa gejala susunan syaraf : insomnia,
kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi muka menjadi beku dan
2.6. Teknologi Penurunan Kandungan Besi (Fe) dan Mangan (Mn) dalam Air
1. Oksidasi
a. Aerasi
dan Mn, transfer oksigen ke dalam air dan membebaskan volatil gas dari
dalam air.
Tipe aerator ada 4, yaitu gravity aerator (cascade aerator, packing tower,
besi yang terbentuk dapat dihilangkan dengan koagulasi dan filtrasi. Aerasi
mampu mengendapkan besi jika tidak ada zat organik jenis humic dan fulvic
acid (jika ada zat tersebut akan membentuk senyawa kompleks dengan besi
yang tidak dapat mengendap secara sempurna setelah aerasi dan biasanya
b. Klorinasi
aerasi dan mampu mengoksidasi besi yang berikatan dengan zat organik, tapi
membutuhkan waktu 15-30 menit. Jika dalam air baku mengandung ammonia
dan asam fulvic). Pada oksidasi besi, bahan organik menggunakan kebutuhan
sebagian klorin dan dapat juga membentuk besi organik kompleks sehingga
memberi efek yang kurang baik pada proses oksidasi. Klorin mengoksidasi
bahan organik humic dan fulvic acid membentuk trihalomethan yang bersifat
sampai pada proses berikutnya untuk mencegah penurunan kondisi yang dapat
pengendapan dan filtrasi dengan didahului proses preklorinasi. Dosis sisa klor
tidak stabil dan mudah meledak. pH yang diperlukan untuk reaksi oksidasi
0,83 mg/l besi dan 0,41 mg/l mangan. Penggunaan klordioksida lebih mahal
d. Pottasium Permanganat
Merupakan oksidan kuat, waktu oksidasi 5-10 menit pada pH 7,0. Secara
teoritis 1 mg/l KMnO 4 mengoksidasi 1,06 mg/l besi dan 0,52 mg/l mangan.
Proses oksidasi akan lebih efektif jika ada penambahan klorin sebelumnya.
e. Ozonisasi
oksidasi yang tinggi. Secara teoritis untuk mengoksidasi 2,3 mg/l Fe dan 1,15
mg/l diperlukan 1 mg/l ozon. Dosis ozon yang berlebih di reservoir akan
muda.
2. Ion Exchange
Air baku yang mengandung besi dan mangan < 0,5 mg/l dapat diturunkan
menggunakan ion exchange, selain itu unit ini juga mampu menghilangkan
kesadahan. Proses ini sebaiknya pada kondisi anaerobik untuk menjaga elemen-
Kekurangannya adalah bahan kimia untuk regenerasi mahal, korosif, bahaya dan
buangan regeran sulit diolah, unit yang otomatis memerlukan perawatan ali dan unit
yang tidak otomatis memerlukan operator yang terlatih dan perhatian yang serius.
Zeolit adalah pasir hijau dilapisi mangan. Setiap butir pasir dilapisi dengan
asam-asam besi dan mangan. Tipe media filter ini adalah bentuk dari ion exchange
permanganat pada influen filter secara kontinu, yang berfungsi untuk mengoksidasi
besi dan mangan serta berfungsi untuk regenerasi media filter. Dosis pottasium
menyebabkan air berwarna merah muda. Disisi lain, dosis yang tidak tepat akan
memungkinkan lolosnya mangan di effluen filter. Pada kasus pengolahan air tanah,
zeolit lebih baik ditempatkan pada filter bertekanan daripada filter gravitasi karena
untuk menjaga tekanan discharge dari pompa sumur. Perencananan seperti ini
menghemat biaya pemompaan dan backwash menggunakan air dari effluen filter lain.
4. Sequestering Process
Proses ini biasanya digunakan untuk air baku dengan kandungan Fe dan Mn <
dan zinc orthophosphat. Proses ini jarang digunakan untuk pengolahan air ukuran
menengah sampai sistem penyediaan air domestik karena biaya yang besar.
Besi dan mangan lebih efektif dihilangkan dengan proses pelunakan karena
dapat membuat pH menjadi 9,5 yang merupakan kondisi yang baik untuk oksidasi Fe
dan Mn. Berdasarkan hubungan pH dengan kelarutan 83% besi mengendap pada pH
8,4 dan pada pH 8,8 - 9,6 besi akan mengendap 92%-100%. Mn akan mengendap
maksimum pada pH 9,4 - 9,8 sebanyak 98-100%. Lime softening akan lebih efisien
6. Filtrasi (Penyaringan)
Secara umum filtrasi adalah proses yang digunakan pada pengolahan air
bersih untuk memisahkan bahan pengotor (partikulat) yang terdapat dalam air. Pada
prosesnya air merembes dan melewati media filter sehingga akan terakumulasi pada
permukaan filter dan terkumpul sepanjang kedalaman media yang dilewatinya. Filter
di dalamnya algae, virus, asbestos, dan koloid-koloid tanah. Media filter yang sering
digunakan yaitu berupa pasir. Secara garis besar kemampuan filtrasi dapat dibedakan
atas saringan pasir lambat, saringan pasir cepat, saringan berkecepatan tinggi dan
saringan bertekanan.
7. Adsorpsi (Penjerapan)
dalam larutan oleh permukaan benda penyerap di mana terjadi suatu ikatan kimia
fisika antara subtansi dan penyerapnya (Sembiring, 2003). Adsorpsi terjadi pada
Zat yang menjerap disebut adsorben, sedangkan zat yang terjerap disebut adsorbat.
silika gel, alumina, platina halus, selulosa, dan arang aktif. Adsorbat dapat berupa zat
proses adsorpsi terjadi pada dinding-dinding pori-pori atau letak-letak tertentu dalam
partikel adsorbent. Karena pori-pori itu biasanya sangat kecil, luas permukaan dalam
menjadi beberapa orde lebih besar daripada permukaan luar. Pemisahan terjadi karena
molekul melekat pada permukaan itu lebih erat daripada molekul-molekul lainnya
a. Zeolit
batuan gunung api termasuk batuan gunung api berbulir halus yang
dari mineral ini adalah berbentuk kristal yang indah dan menarik, namun agak
putih dan coklat. Zeolit dapat berasal dari alam yaitu dari batuan gunung api
dan dapat berupa zeolit buatan yang terbuat dari gel aluminium, natrium
c. Karbon Aktif
Karbon aktif atau arang aktif merupakan suatu padatan berpori yang
Arang aktif dapat dibuat dari semua bahan yang mengandung karbon, baik
(Sudrajat dan Salim, 1994). Arang aktif dapat dibuat dari arang biasa yang
berbagai jenis kayu, serbuk gergaji, sekam padi, dan batu bara (Pari, 1995).
Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat
menjadi lebih tinggi jika dilakukan aktivasi terhadap arang atau bahan karbon
a. Pengadukan
Makin besar ukuran molekul dan ukuran pori maka gaya tarik menarik
e. pH
f. Temperatur
sebaliknya.
a. Cara Batch
Cara ini adalah dengan menggunakan bejana, air sumur yang akan
Sistem batch sering digunakan apabila air sumur yang akan diolah volumenya
relatif tidak terlalu besar, oleh karena air bersih dalam volume besar tentunya
membutuhkan bejana yang besar pula. Sistem ini sering digunakan untuk
bersih yang akan diolah dialirkan secara terus-menerus ke dalam suatu kolom
adsorbsi. Pemakaian sistem kolom ini sangat cocok untuk pengolahan air
Karbon atau arang aktif adalah material yang berbentuk butiran atau bubuk
yang berasal dari material yang mengandung karbon misalnya batubara, kulit
singkong, sabut kelapa, dan sebagainya. Dengan pengolahan tertentu yaitu proses
aktivasi seperti perlakuan dengan tekanan dan suhu tinggi, dapat diperoleh karbon
dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu
tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi kebocoran udara
hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang selain digunakan sebagai bahan
bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh
luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap
perubahan sifat-sifat fisika dan kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang
aktif.
seluas 500-1500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang
sangat halus berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan
akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut. Dalam waktu 60 jam
biasanya karbon aktif tersebut manjadi jenuh dan tidak aktif lagi. Oleh karena itu
biasanya arang aktif di kemas dalam kemasan yang kedap udara. Sampai tahap
tertentu beberapa jenis arang aktif dapat di reaktifasi kembali, meskipun demikian
tidak jarang yang disarankan untuk sekali pakai. Reaktifasi karbon aktif sangat
bahwa arang aktif mempunyai muatan positif. Arang aktif merupakan mikrokristalin
heksagon) dengan susunan karbon yang tidak teratur dan membentuk paket-paket.
peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan bahan penyerap, dan yang menjadi
dasar untuk proses adsorpsi adalah daya tarik-menarik Van Der Waals dan daya tarik-
1. Metode Tradisional
dengan menggunakan drum atau lubang bawah tanah dengan cara pengolahan sebagai
berikut. Bahan yang hendak dibakar dimasukkan ke dalam drum yang terbuat dari
pelat besi atau lubang yang yang telah disiapkan, kemudian dinyalakan sehingga
terbakar.
Pada saat pembakaran drum atau lubang ditutup sehingga hanya ventilasi
yang dibiarkan terbuka, untuk sebagai jalan keluarnya asap, ketika asap yang keluar
sudah berwarna kebiru-biruan, ventilasi ditutup dan dibiarkan selama lebih kurang 12
jam.
Setelah itu dengan hati-hati tutup drum dibuka dan dicek apakah masih ada
bara yang menyala jika masih ada tutup derum ditutup kembali, tidak dibenarkan
menggunakan air untuk mematikan bara yang sedang menyala karena dapat
Kehutanan, 1994).
yang rendah bahkan dibawah keaktifan menurut standar industri Indonesia (SII), hal
Pada saat pembakaran, residu-residu yang ada pada bahan dasar berupa
senyawa-senyawa hidrokarbon ikut terbakar tetapi masih ada tersisa dan tetap masih
tahap yaitu tahap pengarangan (karbonisasi) dan tahap pengaktifan (aktivasi), dalam
metode ini bahan baku dipanaskan dengan jumlah udara seminimal mungkin agar
rendemen yang dihasilkan cukup besar. Hasil yang diperoleh dengan metode ini
berupa karbon yang memberi keaktifan dan rendemen yang cukup besar (Supeno,
1990).
pembuatan karbon aktif ada dua cara, yaitu pengaktifan secara kimia dan pengaktifan
1. Proses Kimia
serta dipotong-potong. Aktivasi dilakukan pada temperatur 100 ºC. Arang aktif yang
dihasilkan, dicuci dengan air selanjutnya dikeringkan pada temperatur 300 ºC. dengan
proses kimia, bahan baku dapat dikarbonisasi terlebih dahulu, kemudian dicampur
Bahan baku terlebih dahulu dibuat arang. Selanjutnya arang tersebut digiling,
diayak untuk selanjutnya diaktivasi dengan cara pemanasan pada temperatur 1000 ºC
yang disertai dengan pengaliran uap. Proses fisika banyak digunakan dalam aktivasi
a. Proses Briket yaitu bahan baku atau arang terlebih dahulu dibuat briket,
dengan cara mencampurkan bahan baku atau arang halus dengan ter.
b. Destilasi kering yaitu merupakan suatu proses penguraian suatu bahan akibat
tanpa udara. Hasil yang diperoleh berupa residu yaitu arang dan destilat yang
terdiri dari campuran methanol dan asam asetat. Residu yang dihasilkan bukan
merupakan karbon murni, tetapi masih mengandung abu dan ter. Hasil yang
diperoleh seperti methanol, asam asetat dan arang tergantung pada bahan baku
Diharapkan daya serap arang aktif yang dihasilkan dapat menyerupai atau
lebih baik dari pada daya serap arang aktif yang diaktifkan dengan menyertakan
bahan-bahan kimia. Dengan cara ini, pencemaran lingkungan sebagai akibat adanya
dapat dihindari. Selain itu, dapat dihasilkan asap cair sebagai hasil pengembunan uap
dijadikan batasan dari penguraian komponen kayu yang terjadi karena pemanasan
1. Batasan A adalah suhu pemanasan sampai 200 ºC. Air yang terkandung dalam
bahan baku keluar menjadi uap, sehingga kayu menjadi kering, retak-retak
2. Batasan B adalah suhu pemanasan antara 200-280 ºC. Kayu secara perlahan-
lahan menjadi arang dan destilat mulai dihasilkan. Warna arang menjadi
3. Batasan C adalah suhu pemanasan antara 280-500 ºC. Pada suhu ini akan
menjadi 80 %. Proses pengarangan secara praktis berhenti pada suhu 400 ºC.
4. Batasan D adalah suhu pemanasan 500 ºC, terjadi proses pemurnian arang,
gas hidrogen.
mengemukakan secara umum dan sederhana proses pembuatan arang aktif terdiri dari
atas 170 ºC akan menghasilkan CO, CO 2 dan asam asetat. Pada suhu 275 ºC,
baku yang digunakan. Yang dimaksud dengan aktifasi adalah suatu perlakuan
terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara
sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas
Metode aktifasi yang umum digunakan dalam pembuatan arang aktif adalah
(Rajagukguk, 2011) :
1. Aktifasi Kimia
Aktifasi ini merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik
klorida, sulfat, fosfat dari logam alkali tanah dan khususnya ZnCl 2 , asam-
Aktifasi ini merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik
tanur pada temperatur 800-900 ºC. Oksidasi dengan udara pada temperatur
merupakan reaksi endoterm sehingga lebih mudah dikontrol dan paling umum
digunakan.
Sifat arang aktif yang paling penting adalah daya serap. Dalam hal ini, ada
1. Sifat Adsorben
Arang aktif yang merupakan adsorben adalah suatu padatan berpori, yang
sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing-masing berkaitan
secara kovalen. Dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non polar.
Selain komposisi dan polaritas, struktur pori juga merupakan faktor yang
dihaluskan. Jumlah atau dosis arang aktif yang digunakan juga harus
diperhatikan.
serapan dari struktur yang sama, seperti deret homolog. Adsorbsi juga
dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur
3. Temperatur
4. pH (Derajat Keasaman)
Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk
(Sembiring, 2003).
organik dan logam dalam air akan turun apabila kontaknya cukup. Waktu
Saat ini arang aktif telah digunakan secara luas dalam industri kimia,
makanan/minuman dan farmasi. Pada umumnya arang aktif digunakan sebagai bahan
penyerap dan penjernih. Dalam jumlah kecil digunakan juga sebagai katalisator.
lain sebagai karbon aktif. Berdasarkan penelitian Deby Jannati dan Shona Mazia
(2009), kulit singkong dapat diolah menjadi karbon aktif karena mengandung 59,31
% karbon. Setelah diuji laboratorium, karbon aktif dari kulit singkong ternyata
mampu menyerap 99,98 % kandungan tembaga air limbah. Dengan pori-pori banyak
dan besar, karbon aktif kulit singkong sangat potensial menangkap logam berat dalam
air. Karbon aktif yang akan digunakan berbentuk bubuk dan diaplikasikan dengan
suhu ruangan.
singkong. Temperatur yang digunakan harus tinggi, dibakar pada suhu 800 ºC
yang sangat tinggi, pembakaran kulit singkong dilakukan pada ruang tertutup
supaya tidak ada udara atau oksigen (O 2 ) di dalam oven. Tujuannya supaya
bahan baku kering secara total dan menguapkan senyawa hidrokarbon dalam
bahan baku.
berbentuk bubuk.
NaOH atau soda kimia. Proses aktifasi ini bertujuan untuk meningkatkan
absorpsi (serap) karbon aktif menjadi tinggi terhadap logam berat dalam air.
atau berbentuk tepung (bubuk). Karbon yang berbentuk bubuk memerlukan waktu
Penambahan Karbon
Aktif per 500 ml air
sumur gali dengan
kadar :
- 1 gr
- 2 gr
- 3 gr
- 0 gr (kontrol)
Hipotesis sementara :
Ho1 : Tidak ada perbedaan kadar Besi (Fe) pada air sumur gali sebelum dan sesudah
Ho2 : Tidak ada perbedaan kadar Mangan (Mn) pada air sumur gali sebelum dan
Ha1 : Ada perbedaan kadar Besi (Fe) pada air sumur gali sebelum dan sesudah
Ha2 : Ada perbedaan kadar Mangan (Mn) pada air sumur gali sebelum dan sesudah