PENDAHULUAN
ISI
2.2 ETIOLOGI
Pada epitelium nafas (bronkus dari trakea) terdapat lapisan tipis mukus
yang melapisi dan ia dibersihkan oleh gerakan sentripetal suatu eskalator
mukosisliar. Batuk bertindak membersihkan jalan nafas ketika terdapat terlalu
banyak benda-benda asing yang terhirup. Jika terdapat lendir dalam jumlah
berlebihan akibat sekresi yang berlebihan atau pembersihan lendir terganggu,
dan jika ada sejumlah besar substansi abnormal dijalan nafas seperti cairan
edema atau nanah. Refleks batuk dimulai dengan adanya stumulasi pada
reseptor. Apa reseptornya ? reseptor batuk termasuk golongan reseptor yang
secara cepat beradaptasi terhadap adanya iritan. Studi histologi pada saluran
pernafasan baik pada hewan dan manusia menunjukkan bahwa ada ujung saraf
yang berlokasi didalam epitelium dihampir sepanjang saluran nafas. Ujung
saraf itu paling banyak dijumpai pada dinding posterior trakea, pada karina,
dan pada daerah percabangan saluran nafas utama; lebih sedikit pada saluran
nafas bagian bawah, dan tidak ada sama sekali pada bronkiolus. Diluar saluran
nafas bawah, reseptor batuk juga dijumpai pada faring. Reseptor batuk ini
dapat dipicu oleh adanya stimulus kimia maupun mekanis.
Refleks Batuk
Batuk dimulai dari suatu rangsangan pada reseptor batuk. Reseptor ini
berupa serabut saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam maupun di
luar rongga toraks. Yang terletak di dalam rongga toraks antara lain terdapat di
laring, trakea, bronkus, dan di pleura. Jumlah reseptor akan semakin berkurang
pada cabang-cabang bronkus yang kecil, dan sejumlah besar reseptor di dapat
di laring, trakea, karina dan daerah percabangan bronkus. Reseptor bahkan juga
ditemui di saluran telinga, lambung, hilus, sinus paranasalis, perikardial, dan
diafragma.
Oleh serabut afferen rangsang ini dibawa ke pusat batuk yang terletak
di medula, di dekat pusat pernafasan dan pusat muntah. Kemudian dari sini
oleh serabut-serabut efferen nervus vagus, nervus frenikus, nervus interkostalis
dan lumbar, nervus trigeminus, nervus fasialis, nervus hipoglosus, dan lain-lain
menuju ke efektor. Efektor ini berdiri dari otot-otot laring, trakea, bronkus,
Mekanisme Batuk
Fase iritasi
Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus
Batuk akut
Batuk akut adalah batuk yang terjadi dan berakhir kurang dari 3
minggu. Meskipun belum ada studi spektrum dan frekuensi penyebab
batuk akut, pengalaman klinik menunjukkan bahwa penyebab utama batuk
akut adalah infeksi saluran nafas atas, seperti selesma, sinusitis bakteri
akut, pertusis, eksaserbasi akut PPOK, rinitis alergi, atau rinitis karena
iritan. Infeksi virus saluran nafas atas merupakan penyebab utamam batuk
akut.
Batuk kronis
Atau uji lain yang sesui. Diagnoosis yang pasti untuk batuk kronis
didasarkan pada observasi terhadap terapi spesifik yang bisa mengurangi
batuk.
2.6 PENATALAKSANAAN
Terapi Non-Farmakologi
Terapi Farmakologi
a. Antitusif
c. Mukolitik
Tabel. Terapi spesifik penyebab paling umum batuk kronis (Ikawati, 2008).
Pasien dengan batuk kronis perlu dipantau secara hati-hati dan sistemik
terhadap beberapa indikator diagnostik spesifik, seperti radiografi dada atau uji
fungsi paru dengan spirometri. Jika batuknya produktif disertai dengan dahak
yang porulen, perlu dipertimbangkan adanya bronkiektasis. Pada pasien dengan
batuk nonspesifik dan memiliki faktor resiko asma, perlu dicoba penggunaan
obat jangka pendek ( short trial: 2-4 minggu) mialnya dengan beklometason
atau buudenosid. Jika batuk tidak sembuh pada waktu yang diharapkan,
pengobatan dihentikan dan perlu dipertimbangkan diagnosa lain.
Algoritma BATUK
Batuk Berdahak
(MIMS, 2011).
(PDPI, 2006)
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
- Batuk adalah suatu refleks fisiologi protektif yang bermanfaat untuk
mengeluarkan dan membersihkan saluran pernafasan dari dahak, debu,
zat-zat perangsang asing yang dihirup, partikel-partikel asing dan unsur-
unsur infeksi.
- Batuk dapat dipicu oleh bergbagai iritan yang memasuki cabang
trakeobronkial melalui inhlasi (asap, debu, asap rokok ) atau melalui
aspirasi (sekresi jalan nafas, benda asing, isi lambung ).
- Mekanisme batuk dapat dibagi menjadi empat fase yaitu : Fase iritasi,
Fase inspirasi, Fase kompresi, Fase ekspirasi/ ekspulsi.
- Gejala yang menyertai batuk pada umumnya disebabkan oleh influenza.
Gejala tersebut antara lain demam yang tinggi disertai otot tubuh yang
kaku, bersin-bersin, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan.
- Batuk digolongkan menjadi 3 kategori :
Akut, batuk yang terjadi kurang dari 3 minggu
Sub akut, batuk yang tterjadi selama 3-8 minggu
Kronis, batuk yang terjadi lebih dari 8 minggu
- Tujuan pengobatan batuk adalah untuk meminimalkan gejala dan
menghilangkan atau mengatasi penyebab batuk.
3.2 SARAN
Sebagai seorang apoteker kita harus dapat menentukan obat yang
digunakan oleh pasien sesuai dengan keadaan kliniknya, dosis yang
dibutuhkannya, dan jangka penggunaan yang sesuai, juga harga yang
terjangkau sehingga diperoleh pengobatan yang rasional untuk pasien.
Anonim. 2009. Batuk Sebagai Reflek Fisiologis dan Gejala Patologis Pada
Sistem Pernafasan. Diakses di https://ml.scribd.com/doc/44638821/BATUK-IV.
(20 Oktober 2015).
Anonim. (2011). MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi 10. Jakarta : PT.
Info Master.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting Khasiat,
Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi keenam. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo.
Subjektif
- Nama : Ny CK
- Umur : 45 tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
- Keluhan utama :batuk berdahak dengan dahak yang purulen
berwarna kehijauan, kadang terlihat bercak darah, berat badan turun
drastis disertai rasa menggigil dan berkeringat.
Objektif
- Berat badan sekarang = 40 kg
Asessment
- Ny CK didiagnosa menderita penyakit Tuberkulosis (TB) paru dengan
kategori 1 (kasus baru).
Plan
Terapi non-farmakologi
- Menghindari pemicu/perangsang batuk yang dapat dikenali, seperti
merokok, makan-makanan berminyak dll.
- Minum air putih sekurang-kurangnya 8-10 gelas setiap hari agar
membantu kerongkongan tidak kering yang dapat memicu batuk.
- Bedrest.
- Menjaga sanitasi atau kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal.
Terapi farmakologi
- Paracetamol : 500 mg 3-4 kali/hari (untuk mengobati demam).
- OBH : 2 sdt 3-4 kali/hari (ekspektoran untuk batuk yang
disebabkan karena dahak yang berlebihan).
- Obat untuk TB paru kategori 1 untuk berat badan < 50 kg
Tepat indikasi
Tepat obat
Tepat dosis
Tepat pasien.