Anda di halaman 1dari 8

APLIKASI BAHAN ORGANIK TERHADAP PERUBAHAN SIFAT KIMIA TANAH

PADA LAHAN KERING TERDEGRADASI

The Effect of Organic Matter to Chemical Quality in Degred Land

MIRZAL
Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Almuslim

ABSTRAK

Tanah terdegradasi adalah tanah yang mempunyai kualitas kimia yang rendah, sehingga
tanah yang terdegradasi ini harus di beri perlakuan yang sangat spesial agar kualitas kimia
tanah bisa di manfaatkan oleh tanaman sehingga tanaman mempunyai hasil yang maksimal.
Ada beberapa faktor penyebab tanah terdegradasi yang sering terjadi di lingkungan kita dan
hal itu seperti terabaikan dengan sendirinya, adapun penyebab itu, misalnya pembukaan lahan
baru tanpa kontrol dapat menyebabkan kehilangan hara baik yang makro dan mikro sehingga
memberi peluang erosi. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Bukit Sudan Kecamatan
Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen dengan ketinggian tempat 150 meter di atas
permukaan laut (dpl) dan topografi lahan dataran rendah dan di lakukan di lahan yang kondisi
sedimen tanah agak dangkal (80 cm) mempunyai batuan di permukaan tanah dengan
kemiringan 15%. Lokasi penelitian di lakuakan pada lokasi plot tanaman cabai yang di
tumpangsarikan dengan pepaya. Waktu penelitian ini berlangsung pada bulan Maret sampai
bulan Juli 2014. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 4 perlakuan Kontrol ( tanpa
perlakuan ), Perlakuan Kompos dosis 10 ton / Ha, Perlakuan Pupuk kandang dosis 10 ton /
Ha, Perlakuan Sekam padi 10 ton dosis / Ha, Setiap perlakuan dilakukan tiga kali ulangan
hingga didapati 12 plot percobaan. Pengamatan dilakukan dua kali untuk mendapatkan hasil
perbandingan yang akurat dan bisa di pertanggung jawabkan, pengambilan sampel tanah awal
akan dilakukan pada saat plot sebelum di berikan perlakuan dan untuk pengambilan sampel
tanah akhir dilakukan setelah plot di beri perlakuan. Parameter yang diamati dalam penelitian
ini yaitu : C – Organik, nitrogen tanah, posfor tanah dan kalium tanah. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa penggunaan bahan organik tidak berpengaruh nyata.

Kata kunci : Bahan Organik, Sifat Kimia Tanah, Lahan Terdegradasi

PENDAHULUAN
Tanah terdegradasi adalah tanah yang oleh tanaman sehingga tanaman yang di
mempunyai kualitas kimia yang rendah, budidaya mempunyai hasil yang maksimal.
sehingga tanah yang terdegradasi ini harus Ada beberapa faktor penyebab tanah
diberi perlakuan yang sangat spesial agar terdegradasi yang sering terjadi di
kualitas kimia tanah bisa di manfaatkan lingkungan kita dan malah hal itu seperti
terabaikan dengan sendirinya, adapun

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 1 Februari 2014 Page | 9


penyebab itu, misalnya pembukaan lahan atau pengelolaan tanah secara efisien,
baru tanpa kontrol dapat menyebabkan tujuannya memperbaiki kwalitas tanah.
kehilangan hara baik yang makro dan mikro misalnya dengan pemberian bahan organik.
sehingga memberi peluang erosi Pengaruh bahan organik pada sifat
(Hanafiah, A. K. 2005). kimia tanah meliputi Meningkatkan daya
Dewasa ini pada umumnya lahan- serap dan kapasitas tukar kation (KTK).
lahan pertanian dan perkebunan di Sekitar setengah dari KTK tanah berasal
Indonesia telah mengalami degradasi yang dari bahan organik. Bahan organik dapat
luar biasa. Data terakhir menurut Badan meningkatkan kapasitas tukar kation dua
Pusat Statistik (BPS) tahun 2008, lahan sampai tiga puluh kali lebih besar daripada
terdegradasi mencapai 38,6 Juta Ha. koloid mineral yang meliputi 30% sampai
Angka-angka ini cenderung terus 90% dari tenaga serap suatu tanah mineral.
meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu Peningkatan KTK akibat penambahan
indikator kerusakan lahan tersebut adalah bahan organik dikarenakan pelapukan
kandungan bahan organik yang relatif bahan organik akan menghasilkan humus
rendah. Data hasil penelitian tanah yang (koloid organik) yang mempunyai
dilakukan oleh Balai Penelitian Tanah permukaan dapat menahan unsur hara dan
Bogor (2008), 73 % tanah pertanian dan air sehingga dapat dikatakan bahwa
perkebunan masuk dalam kategori rendah pemberian bahan organik dapat menyimpan
(Corganik<2 %), sisanya 23 % termasuk unsur hara dan air yang diberikan di dalam
dalam kategori sedang (Corganik 2 – 3 %) tanah. Peningkatan KTK menambah
dan hanya 4 % yang memiliki kandungan kemampuan tanah untuk menahan unsur-
Corganik tinggi (> 3 %). unsur hara (Nurjanto, H.H. 2011).
Terdegradasinya lahan-lahan tersebut Unsur Nitrogen (N), Fosfor (P) dan
menimbulkan pengaruh-pengaruh negatif sulphur (S) diikat dalam bentuk organik
terhadap tanah baik dari sifat fisik, kimia, atau dalam tubuh mikroorganisme,
maupun biologisnya sehingga berakibat sehingga terhindar dari pencucian,
terhadap antara lain daya sangga tanah kemudian tersedia kembali. Berbeda
menurun, efesiensi penyerapan unsur hara dengan pupuk komersil dimana biasanya
menurun, dan jumlah serta aktifitas ditambahkan dalam jumlah yang banyak
mikroba bermanfaat dalam tanah akan karena sangat larut air sehingga pada
menurun tajam periode hujan terjadi kehilangan yang
Sifat kimia tanah mengacu pada sifat sangat tinggi, nutrien yang tersimpan dalam
dasar tanah yang memiliki derajat residu organik tidak larut dalam air
keasaman tanah atau pH yang berbeda - sehingga dilepaskan oleh proses
beda, pemupukan yang dilakukan oleh mikrobiologis. Kehilangan karena
manusia dan kandungan organik serta pencucian tidak seserius seperti yang terjadi
mineral di dalam tanah itu sendiri. Sifat pada pupuk komersil. Sebagai hasilnya
kimia tanah berperan besar dalam kandungan nitrogen tersedia stabil pada
menentukan sifat dasar inilah kemudian level intermediate dan mengurangi bahaya
dapat diteliti bagaimana memperlakukan kekurangan dan kelebihan (Nurjanto, H.H.
dan pembubidayaan tanah (Hardjowigeno, 2011).
S. 2003). Beberapa sifat kimia yang Bahan organik berperan sebagai
digunakan sebagai parameter dalam penambah hara nitrogen (N), fospor (P),
penelitian ini adalah pH tanah, karbon Kalium (K) bagi tanaman dari hasil
tanah, nitrogen, C/N fosfat tersedia. mineralisasi oleh mikroorganisme.
Untuk mengembalikan tanah yang Mineralisasi merupakan lawan kata dari
terdegradasi dilakukan pemberian input immobilisasi. Mineralisasi merupakan

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 1 Februari 2014 Page | 10


transformasi oleh mikroorganisme dari antara lain terdiri dari karbohidrat, lignin,
sebuah unsur pada bahan organik menjadi tanin, lemak, minyak, lilin, resin, senyawa
anorganik, seperti nitrogen pada protein N, pigmen dan mineral, sehingga hal ini
menjadi amonium atau nitrit. Melalui dapat menambahkan unsur-unsur hara
mineralisasi, unsur hara menjadi tersedia dalam tanah (Handayanto, E dan Hairiah,
bagi tanaman ( Madjid. 2007). K. 2009).
Meningkatkan kation yang mudah
dipertukarkan dan pelarutan sejumlah unsur METODE PENELITIAN
hara dari mineral oleh asam humus. Bahan Penelitian ini dilaksanakan di Desa
organik dapat menjaga keberlangsungan Bukit Sudan Kecamatan Peusangan Siblah
suplai dan ketersediaan hara dengan adanya Krueng Kabupaten Bireuen dengan
kation yang mudah dipertukarkan. ketinggian tempat 150 meter di atas
Nitrogen, fosfor dan belerang diikat dalam permukaan laut (dpl) dan topografi lahan
bentuk organik dan asam humus hasil dataran rendah dan di lakukan di lahan yang
dekomposisi bahan organik akan kondisi sedimen tanah agak dangkal (80
mengekstraksi unsur hara dari batuan cm) mempunyai batuan di permukaan tanah
mineral (Sutanto. 2005). dengan kemiringan 15%. Alat yang
Mempengaruhi kemasaman atau pH, digunakan dalam penelitian ini adalah
penambahan bahan organik yang bersifat cangkul, parang, ember, terpal, bambu,
buffer dapat meningkatkan atau malah paku, palu, bor, plastik 1 kg, karet pengikat,
menurunkan pH tanah, hal ini bergantung pipa paralon, saringan dan alat pengukur
pada jenis tanah dan bahan organik yang menurut analisis yang diperlukan.Bahan
ditambahkan. Penurunan pH tanah akibat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penambahan bahan organik dapat terjadi benih tanaman cabe merah. Sedangkan
karena dekomposisi bahan organik yang untuk bahan organik yaitu pupuk kandang,
banyak menghasilkan asam-asam dominan. sekam padi dan kompos.Rancangan yang
Sedangkan kenaikan pH akibat penambahan digunakan yaiti rancangan Acak Kelompok
bahan organik yang terjadi pada tanah (RAK) non Faktorial masing-masing
masam dimana kandungan aluminium (Al) dengan satu faktor. P0 : Kontrol ( tanpa
tanah tinggi , terjadi karena bahan organik perlakuan ), P1 : Perlakuan Kompos dosis
mengikat Al sebagai senyawa kompleks 10 ton / Ha, P2 : Perlakuan Pupuk kandang
sehingga tidak terhidrolisis lagi dosis 10 ton / Ha, P3 : Perlakuan Sekam
(Handayanto, E dan Hairiah, K. 2009). padi 10 ton dosis / Ha. Setiap perlakuan
Peranan bahan organik terhadap dilakukan tiga kali ulangan hingga didapati
perbaikan sifat kimia tanah tidak terlepas 12 plot percobaan. Parameter yang diamati
dalam kaitannya dengan dekomposisi bahan yaitu : C – Organik, Nitrogen tanah, Posfor
organik, karena pada proses ini terjadi tanah, Kalium tanah.
perubahan terhadap komposisi kimia bahan
organik dari senyawa yang kompleks HASIL DAN PEMBAHASAN
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Kadar C- Organik Tanah
Proses yang terjadi dalam dekomposisi Berdasarkan hasil uji F pada
yaitu perombakan sisa tanaman atau hewan Analisis Sidik Ragam menunjukkan bahwa,
oleh mikroorganisme tanah atau enzim- pemberian bahan organik pada lahan
enzim lainnya, peningkatan biomassa terdegradasi tidak memberi pengaruh yang
organisme, dan akumulasi serta pelepasan nyata terhadap kadar C- orgnik tanah.
akhir. Akumulasi residu tanaman dan Rata-rata kadar C- organik dapat di
hewan sebagai bahan organik dalam tanah lihat dari Grafik di bawah ini.

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 1 Februari 2014 Page | 11


Grafik 1. Perbandingan data awal dan data akhir:
5
4.03 3.91
4 3.55

3 2.70
Data Awal
2 1.54 1.54 1.54 1.54 Data akhir
1

0
P0 P1 P2 P3
1 2 3 4

Dari gambar Grafik 1 di atas kompos dan sekam pada walau di ikuti oleh
menunjukkan bahwa pemberian bahan kondisi lahannya yang banyak terdapat
organik 10 ton/ Ha pada lahan kering serasah, dan selajutnya di ikuti oleh
terdegradasi tidak berpengaruh nyata perlakuan pupuk kandang (P2) yang relatif
terhadap perubahan C- organik tanah data lebih rendah yaitu 2,7 % ini di karenakan
tersebut telah di bandingkan dengan data pada perlakuan pupuk kandang yang mudah
sebelum perlakuan. tercuci disebabkan pada saat proses
Namun dari Grafik 1 di atas secara penelitian ini dilaksanakan bertepatan
statistik menunjukkan dengan pemberian dengan musim hujan dan juga di ikuti oleh
bahan organik kompos (P1) dengan takaran lokasi lahan penelitian yang mempunyai
10 ton / Ha mampu meningkatkan kadar C- kemiringan 15 % dan kondisi tanah yang
organik tanah sampai 4,03 % pada tanah, lempung berpasir sehingga pupuk kandang
ini di sebabkan pada lahan penelitian ini yang di berikan terbawa oleh air hujan.
banyak terdapat serasah sehingga dengan Penambahan bahan organik yang
perlakuan pemberian bahan organik berasal dari sisa tanaman selain menambah
menjadikan bahan organik tanah lebih bahan organik tanah juga memberikan
tinggi ketimbang dari yang lain. kontribusi terhadap ketersedian hara N, P,
Dan di ikuti pada perlakuan sekam dan K, serta mengefiensienkan penggunaan
padi (P3), kandungan C- organik tersedia pupuk anorganik. Bahan organik dari sisa
juga masih tinggi 3,55 %, hal ini di tanaman(kompos) umumnya mudah terurai
sebabkan oleh kondisi lahan yang banyak karena C/N rasio yang rendah. Selain itu,
terdapat serasah sehingga pada perlakuan penggunaan bahan organik (kompos) secara
sekam padi terjadilah kadar kandungan ekonomis murah, mudah diperoleh dan
bahan organik yang masih relatif tinggi tanpa pendekatan teknologi yang tinggi
walau pada sekam padi membutuhkan sehingga relatif mudah dijangkau oleh
waktu untuk terjadi penguraian namun petani. (Jamilah. 2006).
karena di dsebabkan lahan penelitian
bamyak terdapat serasa maka pada saat uji Kadar N- Total Tanah.
laboratorium di dapati lah masih relative Berdasarkan hasil uji F pada
tinggi kadar C- organik. Selanjutnya di ikuti Analisis Sidik Ragam menunjukkan bahwa,
pada kontrol (P0) 3,91 % ini di karenakan pemberian bahan organik pada lahan
factor pengolahn tanah yang tidak terdegradasi tidak memberi pengaruh yang
dilakukan secara maksimal sehingga kadar nyata terhadap kadar C- orgnik tanah.
C- organik di dapati lebih rendah Rata- rata kadar N- total tanah pada
ketimbang dari dua perlakuan dia atas yaitu masing-masing perlakuan terlihat pada

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 1 Februari 2014 Page | 12


Tabel di bawah ini.

Grafik 2. Perbandingan data awal dan data akhir :


1
0.88

0.8

0.6
0.41 0.43 0.43 Data awal
0.4 Data akhir
0.22 0.22 0.22 0.22
0.2

0
P01 P1
2 P2
3 P3
4

Dari Gafik 2 di atas menunjukkan masih tinggi dan pada kompos juga ada
bahwa pemberian bahan organik 10 ton/ Ha beberapa bakteri yang mampu mengurai
pada lahan kering terdegradasi tidak nitrogen di alam dan pada perlakuan sekam
berpengaruh nyata terhadap perubahan N- padi (P3) kadar nitrogennya agak lebih
total tanah dan data tersebut telah di rendah yaitu 0,43 % ini di sebabkan pada
banding kan dengan data sebelum sekam padi belom terjadi dekomposisi dan
perlakuan tidak mengandung bakteri sejenis pengurai
Namun dari Grafik 2 di atas secara N yang terdapati sehingga pada perlakuan
statistik menunjukkan bahwa pada ini bisa dikatakan N yang terdeteksi saat uji
pemberian pupuk kandang (P1) lebih tinggi laboratorium masih tergolong
0,43 % ini di karenakan pada saat proses rendah,selanjutnya di ikuti pada perlakuan
penelitian ini dilaksanakan bertepatan kontrol (P0) 0,41 % ini di sebabkan pada
dengan musim hujan dan pada lahan kontrol tidak di berikan perlkuan sehingga
penelitian sebelum dibersihkan juga N yang tersedia pun tidak begitu
mempunyai vegetasi putri malu yang mana berpengaruh terhadap hasil penelitian.
pada vegetasi putri malu pada akarnya Kandungan bahan organik tanah
terdapat bakteri yang mampu mengurai dapat berubah sebagai akibat proses alami
nitrogen sehingga kandungan nitrogen seperti suksesi dan akumulasi biomassa dan
dalam tanah masih tersedia dan di lanjutkan adanya faktor antropogenik, seperti
pada pupuk kandang juga terdapat beberapa konversi spesies penutup lahan (Sabaruddin
bakteri pengurai yang membantu dalam hal et al., 2001).
penguraian terhadap nitrogen yang tersedia
sehingga pada perlakuan ini terdapati lah Kadar P- Total Tanah
hasinya yang cukup lumayan tinggi Berdasarkan hasil uji F pada
ketimbang pada perlakuan yang lain, Analisis Sidik Ragam menunjukkan bahwa,
selanjutnya di ikuti kompos (P2) mencapai pemberian bahan organik pada lahan
0,88 % ini di sebabkan juga oleh pada saat terdegradasi tidak memberi pengaruh yang
penelitian di laksanakan bertepatan pada nyata terhadap kadar P- total tanah.
saat musim hujan dan di ikuti pula oleh Rata-rata kadar posfor dapat di lihat
topografi lahan yang banyak sekali terdepat dari Tabel di bawah ini.
putri malu sehingga nitrogen yang tersedia

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 1 Februari 2014 Page | 13


Grafik 3. Perbandingan data awal dan data akhir :

3
2.49

2.00 2.04
1.89
2
Data awal
1.11 1.11 1.11 1.11
Data akhir
1

0
P0
1 P1
2 P2
3 P3
4

Dari grafik 3 di atas menunjukkan pencucian sehingga tidak lah di dapati


juga bahwa pemberian bahan organik 10 perubahan pada kadar posfor tanah.
ton/ Ha pada lahan kering terdegradasi tidak Tekstur tanah juga cukup berperan,
berpengaruh nyata terhadap perubahan P- makin tinggi jumlah liat maka makin
total tanah data tersebut telah di bandingkan banyak terdapat mikroorganisme tanah.
dengan data sebelum perlakuan. Tanah berpasir memungkinkan oksidasi
Namun dari Grafik 3 secara statistik yang tidak baik sehingga bahan organik
menunjukkan bahwa pada kontrol (P0) cepat habis. Pada tanah dengan drainase
lebih bagus 2,49 % dan di ikuti sekam buruk, dimana air berlebih, oksidasi
padi (P3) 2,04 % pada pupuk kandang terhambat karena kondisi aerasi yang buruk.
(P2) 1,89 % dan kompos (P1) 2 %, ini di Disamping itu vegetasi penutup tanah dan
karena kan oleh faktor penelitian ini baru adanya kapur dalam tanah juga
pertama kali di lakukan sehingga tidak lah mempengaruhi kadar bahan organik tanah.
cukup waktu untuk terjadi penguraian Vegetasi hutan akan berbeda dengan
secara konvensional oleh bakteri yang padang rumput dan tanah pertanian. Faktor-
bertugas mengurai suatu unsur menjadi faktor ini saling berkaitan, sehingga sukar
unsur posfor sehingga kadar posfor tanah menilainya sendiri (Arsyad, S. 2000).
belum begitu terlihat, dan ini di sebabkan Kadar K- Total Tanah.
juga oleh kondisi lahan penelitian yang Berdasarkan hasil uji F pada
tekstur tanahnya lempung berpasir Analisis Sidik Ragam menunjukkan bahwa,
kemudian di ikuti oleh curah hujan yang pemberian bahan organik pada lahan
tinggi dan kemiringan lahan yang mencapai terdegradasi tidak memberi pengaruh yang
15%, sehingga pada perlakuan pemberian nyata terhadap kadar C- orgnik tanah. Rata-
bahan organik sangat mudah terjadi rata kandungan kalium tanah dapat di lihat
pada Tabel 4 di bawah ini.

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 1 Februari 2014 Page | 14


Grafik 3. Perbandingan data awal dan data akhir :

0.5 0.47

0.4 0.36
0.28 0.28 0.28 0.28 0.28
0.3 0.23
0.2 Data awal
Data akhir
0.1
0
1
P0 2
P1 3
P2 4
P3

Dari Grafik 4 di atas menunjukkan buruk, dimana air berlebih, oksidasi


bahwa dengan pemberian bahan organik 10 terhambat karena kondisi aerasi yang buruk.
ton/ Ha pada lahan kering terdegradasi tidak Disamping itu vegetasi penutup tanah dan
berpengaruh nyata terhadap K- total tanah adanya kapur dalam tanah juga
data tersebut telah di bandingkan dengan mempengaruhi kadar bahan organik tanah.
data sebelum perlakuan Vegetasi hutan akan berbeda dengan
Namun dari Grafik 4 di atas secara padang rumput dan tanah pertanian. Faktor-
statistik menunjukkan juga bahwa, pada faktor ini saling berkaitan, sehingga sukar
perlakuan kontrol (P0) terlihat lebih bagus menilainya sendiri (Arsyad, S. 2000).
0,47 % ketimbang pada perlakuan pupuk
kandang (P2) 0,36, kompos (P1) 0,28 dan KESIMPULAN DAN SARAN
perlakuan sekam padi (P3) 0,23, ini di Pemberian bahan organik tidak
sebabkan oleh faktor pada kontrol tidak di dapat mempengaruhi sifat kimia tanah
lakukan pengolahan tanah sehingga pada dalam waktu yang sangat singkat.
kontrol tidak mudah tercuci kadar kalium
yang tersedia, lain halnya pada perlakuan
pupuk kandang, kompos, dan sekam padi DAFTAR PUSTAKA
itu karena adanya di lakuakan pengolahan
tanah dari itu setiap perlakuan yang Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan
dilakukan dengan mudah tergerus oleh air Air. Lembaga Sumberdaya
hujan di karenakan penelitian ini juga di Informasi – Institut Pertanian
lakukan bertepatan dengan musim hujan Bogor. IPB Press, Bogor.
dan di lokasi penelitian juga di dapati
tekstur tanah yang lempung berpasir dan Jamilah. 2006. Pemberdayaan Ultisol
kemiringan lahan 15% sehingga mudah Dengan Pupuk Hijau, Fosfat Alam,
terjadi pencucian maka di dapati lah pada SP - 36 dan CMA Untuk Tunpang
kontrol yang paling tinggi. Sari Jahe dan Jagung. Disertasi
Tekstur tanah juga cukup berperan, Doktor, Universitas Andalas,
makin tinggi jumlah liat maka makin Padang.
banyak terdapat mikroorganisme tanah. Jobággy E.G. and R.B Jackson. 2000. The
Tanah berpasir memungkinkan oksidasi vertical distribution of soil organic
yang tidak baik sehingga bahan organik carbon and its relation to climate
cepat habis. Pada tanah dengan drainase

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 1 Februari 2014 Page | 15


and vegetation. Ecol. Appl. 10: Rehabilitasi Wanagama 1.
423-36. Laporan Penelitian DPP Fakultas
Handayanto, E dan Hairiah, K. 2009. Kehutanan UGM.
Biologi Tanah : Landasan Sabaruddin, S. Ishizuka, K. Sakurai, S.
Pengelolaan Tanah Sehat. Pustaka Tanaka, S. Kubota, M. Hirota, S.J.
Adipura. Yogyakarta. Priatna, and Juairiah. 2001.
Characteristics of Ultisols under
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah Ultisol. different wildfire history in South
Edisi Baru. Akademika Pressindo, Sumatra, Indonesia: I. Physico-
Jakarta. chemical properties. Tropics 10:
Nurjanto, H.H. 2011. Peran Gamal pada 565-580.
Penambahan Bahan Organik Sutanto, R. 2005. Dasar-dasar ilmu tanah
Tanah dan Mikroorganisme (konsep dan kenyataan). Kanisus
Pendekomposisi di Hutan

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 1 Februari 2014 Page | 16

Anda mungkin juga menyukai