Makalah Sik
Makalah Sik
MAKALAH
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
DISUSUN OLEH
1. ANDINI K.S P0 5140417 001
2. ANGGRIANI SEPTANTI P0 5140417 002
3. ANNISA P0 5140417 004
4. INDAH PERMATA SARI P0 5140417 020
5. LOVI FUJI RAHAYU P0 5140417 026
6. MARESTI DIMAS FITRIA P0 5140417 027
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi diseluruh
seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan
kepada masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan sistem informasi
kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan
strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan
informasi kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung
kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi kesehatan dari sudut
padang manejemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi informasi
serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional .
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) sebagai bagian penting dari manajemen
kesehatan terus berkembang selaras dengan perkembangan organisasi. Dengan adanya
perubahan sistem kesehatan mengakibatkan terjadinya perubahan pada SIK, namun
sayangnya perubahan sistem kesehatan di lapangan tidak secepat dengan yang
diperkirakan oleh para pengambil keputusan. Hal ini tampak nyata ketika sistem
kesehatan berubah dari sentralisasi ke desentralisasi, SIK tidak berfungsi sebagaimana
layaknya. SIK yang selama ini telah dikembangkan, (meskipun masih terfragmentasi)
secara Nasional tidak berfungsi, alur laporan dari pelayanan kesehatan ke jenjang
administrasi kabupaten/kota hingga ke pusat banyak yang terhambat.
SIK membantu dalam proses pengambilan keputusan untuk (a) pelaksanaan pelayanan
kesehatan sehari-hari, (b) intervensi cepat dalam penanggulangan masalah kesehatan,
dan (c) untuk mendukung manajemen kesehatan di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan
pusat terutama dalam penyusunan rencana jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang.
SIK yang baik adalah sistem informasi yang mampu menghasilkan data/informasi
yang akurat dan tepat waktu. Pada saat ini dengan kemajuan Teknologi Komunikasi
Informasi (TIK) yang pesat mewujudkan SIK yang baik menjadi hal yang mungkin,
tentunya dengan mengaplikasikan kaidah-kaidah informasi seperti melaksanakan
prosedur secara konsisten dan rutin, menyediakan sumber-daya yang memadai dan
memperoleh dukungan/komitmen pimpinan dalam pengembangan, pemanfaatan
data/informasi yang dihasilkan.
SIK telah digunakan untuk mendukung kegiatan pelayanan kesehatan sehari-hari
yang dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit,
terutama dalam penanganan pasien dan intervensi penanggulangan masalah kesehatan.
Sebaliknya dalam hal manajemen kesehatan di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan
pusat, SIK belum banyak berperan karena belum menghasilkan data/informasi yang
akurat dan tepat waktu.
3
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana alur Sistem Informasi Kesehatan Nasional?
2. Apa saja permasalahan SIK di Indonesia?
3. Bagaimana keamanan SIK?
4. Apa saja tugas dan tanggungjawab pemangku kepentingan bidang kesehatan?
5. Bagaimana organisasi kesehatan tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, fasilitas
pelayanan kesehatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui alur Sistem Informasi Kesehatan Nasional
2. Untuk mengetahui permasalahan SIK di Indonesia
3. Untuk mengetahui keamanan SIK
4. Untuk mengetahui tugas dan tanggungjawab pemangku kepentingan bidang kesehatan
5. Untuk mengetahui organisasi kesehatan tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota,
fasilitas pelayanan kesehatan
4
BAB II
Secara uraian dapat dikatakan bahwa diagram konteks itu berisi siapa saja yang
memberikan data (inputan) ke sistem serta kepada siapa data informasi yang harus
dihasilkan sistem. Jadi dalam diagram ini dibutuhkan adalah:
a. Siapa saja pihak yang akan memberikan data ke sistem.
b. Data apa saja yang diberikannya ke sistem.
c. Kepada siapa sistem harus memberikan informasi atau laporan.
d. Apa saja isi atau jenis laporan yang harus dihasilkan sistem.
2. Bagan Berjenjang (Level Diagram)
Setelah pembuatan konteks diagram akan dilanjutkan dengan pembuatan bagan
berjenjang atau level diagram, level diagram dapat diartikan sebagai penggambaran
konteks diagram yang lebih rinci (Overview Diagram). Tiap-tiap proses level 0 akan
digambarkan secara rinci
3. Bagan Arus Data (Data Flow Diagram)
Data flow diagram sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang
telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa
mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat
telepon, surat dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan
disimpan (misalnya filekartu, microfiche, hard disk, tape,diskette dan lain
sebagainya). Data flow diagram merupakan alat yang digunakan pada metodologi
pengembangan sistem yang terstruktur (structured Analysis and design).
Model dari sistem informasi dirancang dalam bentuk logika. Permodelan tersebut
digambarkan dalam bebepara bagan, diantaranya Bagan Konteks (Context Diagram),
Bagan Berjenjang (Level Diagram), Bagan Arus Data (Data Flow Diagram), Bagan Relasi
Entitas (Entity Relationship Diagram), Model Data Relasional (Relational Data Model).
Bagan berjenjang
Sistem informasi yang ada saat ini dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Masing-masing program memiliki sistem informasi sendiri yang belum terintegrasi.
Sehingga bila diperlukan informasi yang menyeluruh diperlukan waktu yang cukup
lama.
2. Terbatasnya perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) di berbagai
jenjang, padahal kapabilitas untuk itu dirasa memadai.
3. Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia untuk mengelola dan
mengembangkan sistem informasi
4. Masih belum membudayanya pengambilan keputusan berdasarkan data/informasi.
5. Belum adanya sistem pengembangan karir bagi pengelola sistem informasi, sehingga
seringkali timbul keengganan bagi petugas untuk memasuki atau dipromosikan
menjadi pengelola sistem informasi.
Selain itu system keamanan informasi bisa diartikan sebagai kebijakan, prosedur,
dan pengukuran teknis yang digunakan untuk mencegah akses yang tidak sah, perubahan
program pencurian, atau kerusakan fisik terhadap system informasi.
Software yang kita miliki dapat mengalami kerusakan yang membuat kita
terpaksa harus memperbaiki atau memasang ulang. Oleh karena itu software yang kita
miliki perlu dijaga apalagi bila kita beli dengan harga mahal atau perlu keahlian
khusus dalam proses pemasangannya (apalagi bila kita tidak tahu proses
melakukannya) atau vital dalam pekerjaan kita.
Firewall software adalah salah satu komponen penting dalam suatu komputer dan
jaringan yang melibatkan banyak pengguna yang diinstall pada server, client PC, dst.
Perangkat lunak / software bekerja pada application layer sehingga penyerangan,
penyusup atau perusak juga melewati application layer. Oleh karena itu, perlindungan
menggunakan software firewall ini bertujuan untuk melakukan pengamanan terhadap
software dan data tetapi melakukan perlindungan pada layer itu juga. Software
Firewall merupakan perangkat lunak yang diinstal pada komputer user ini dapat :
Sebagai kontrol dalam pengaturan file dan sharing printer dan untuk memblokir
aplikasi yang tidak aman agar tidak berjalan pada sistem komputer. Menggabungkan
kontrol privasi, web filtering dan banyak lagi. Sesuatu yamg dianggap kekurangan
dari firewall software adalah bahwa mereka hanya akan melindungi komputer tempat
software tersebut diinstall, bukan jaringan, sehingga setiap komputer harus memiliki
firewall software yang diinstal di atasnya.
Bekerja di balik layar. Anda tidak perlu untuk selalu mengizinkan atau menolak
setiap komunikasi dalam sistem. Jika tidak ada aturan tentang komunikasi tertentu di
dalam system PC, atau jika firewall software tidak mampu mengkonfirmasi atau
menolak masuk, ia akan meminta user untuk memberikan tanggapan atas komunikasi
yang tidak dikenalinya tersebut, apakah boleh dijalankan atau tidak.
Membentuk pertahanan yang kuat terhadap potensi masalah. Ini adalah salah satu
cara untuk melindungi komputer dari bahaya, ketika dipasangkan dengan perangkat
lunak antivirus gratis dan software antispyware. Namun ada satu hal yang perlu
1
4
diperhatikan dari firewall software ini. Karena software ini diinstall pada PC, maka
terdapat potensi dari firewall untuk memperlambat kinerja computer.
Software dapat mengalami kerusakan yang membuat kita terpaksa harus
memperbaiki atau memasang ulang. Oleh karena itu software yang kita miliki perlu
dijaga apalagi bila kita beli dengan harga mahal atau perlu keahlian khusus dalam
proses pemasangannya (apalagi bila kita tidak tahu proses melakukannya) atau vital
dalam pekerjaan kita. Kerusakan software dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara
lain :
1) Penggunaan software bajakan
Software yang bajakan karena tidak berasal dari pembuatnya langsung maka
kualitas software tersebut tidak dapat dijamin sehingga resiko kerusakan akan
besar dan kita tidak dapat melakukan komplain.
2) Kesalahan prosedur
Pemasangan/install software yang tidak benar dapat menyebakan
crash/bertabrakan dengan software lain atau tidak lengkap sehingga
menyebabkan software rusak.
3) Virus
Virus selain dapat merusak data, dapat juga merusak software dan biasanya
menyerang sistem operasi dan aplikasi yang berjalan di system operasi Windows.
Kebutuhan akan media penyimpanan atau storage device saat ini sangatlah
diperlukan. Dalam hal ini media penyimpanan dapat dibedakan menjadi 2(dua)
macam, yaitu internal storage dan external storage. Internal storage terdiri dari
Random Access Memory (RAM) dan Read Only Memory (ROM) berada dalam CPU.
Sedangkan external storage atau external memory merupakan suatu media atau sarana
yang terletak di luar CPU yang dapat digunakan komputer untuk menyimpan data
ataupun program. Media simpanan luar yang sifatnya pengaksesan secara langsung
telah dibutuhkan sejak komputer generasi pertama digunakan.
Data yang tersimpan di dalam external memory bersifat tetap, artinya data tidak
akan hilang walaupun tidak ada listrik yang mengalirinya. Media yang digunakan
umumnya merupakan media magnetic yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
data dan informasi. Saat ini telah banyak beredar jenis External Memory, antara lain
floopy disk, harddisk, USB flash disk , CD ROM/RW, dan lainnya. Kecenderungan
perkembangan komputer lebih terlihat kepada hal berikut : ukuran fisik mengecil
dengan kemampuan yang lebih besar, harga terjangkau (murah), kemampuan
penyimpanan data berkapasitas tinggi, transfer pengiriman data yang lebih cepat
dengan adanya jaringan
Sangat penting untuk manajemen jaringan. Tanpa control atas akses komputer
dan jaringan, jaringan besar tidak dapat menyimpan data sensitif untuk pengambilan
data secara selektif. Firewall juga sangat penting bagi pengguna broadband rumahan
karena kerawanan yang dimiliki oleh internet sehingga data pribadi juga sangat
beresik. Hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan hardware adalah antara lain:
a. Kelistrikan
Hardware komputer sangat tergantung pada listrik. Oleh karena itu
ketidakstabilan listrik akan mempengaruhi kinerja dan ketahanan hardware.
Komputer yang sering mati dengan tiba-tiba akibat kehilangan pasokan listrik
dapat memicu kerusakan baik pada hard disk, motherboard bahkan power supply
dan perangkat lainnya.
b. Kesalahan prosedur
Penggunaan atau penempatan yang tidak sesuai aturan akan menyebabkan
memperpendek masa pakai hardware. Menyalakan komputer diruang yang
panas atau memaksakan komputer menyala terusmenerus dapat menimbulkan
kerusakan.
c. Bencana alam/kerusuhan
Faktor ini adalah yang paling sulit dihindarkan karena diluar kemampuan
kita. Banjir, gempa atau kerusuhan bila mencapai computer maka kerusakan
parah sangat mungkin terjadi.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah antara lain:
a. Memasang Stavolt atau UPS (Universal Power Saving)
Dengan adanya stavolt yang berfungsi menstabilkan arus listrik atau UPS
yang berfungsi untuk menyediakan daya listrik selama beberapa waktu
sehingga kita dapat melakukan proses shutdown secara baik, maka kerusakan
akibat listrik dapat diminimalkan. UPS ada yang dilengkapi dengan aplikasi
untuk mengendalikan UPS, baik untuk melihat kapasitas bateray atau
memantau kondisi UPS lewat internet.
b. Menggunakan sesuai prosedur
Penempatan komputer yang benar, menyalakan dan mematikan, serta
pemakaian sesuai fungsinya akan membuat hardware lebih awet. Selain itu
penggunaan sesuai dengan prosedur khususnya yang berhubungan dengan
kelistrikan akan mengurangi resiko kebakaran, misalnya mematikan komputer
hingga stavolt/UPS.
1
8
2. Manajemen data
Meningkatkan pengelolaan data kesehatan yang meliputi pengumpulan, penyimpanan, dan
analisis data, serta diseminasi informasi.
3. Kualitas data
Memperkuat kualitas data kesehatan dengan menerapkan jaminan kualitas dan sistem
pengendaliannya.
Indikator
Sumber data
Sumber daya
2. Standarisasi indikator
2014
Kebijakan sik
3. Penetapan kebijakan dan standar SIK dilakukan dalam kerangka desentralisasi di bidang
kesehatan.
4. Penataan sumber data dan penguatan manajemen SIK pada semuatingkat sistem kesehatan
dititik-beratkan pada ketersediaan standar operasional yang jelas, pengembangan dan
penguatan kapasitas SDM, dan pemanfaatan TIK, serta penguatan advokasi bagi
pemenuhan anggaran.
5. Pengembangan SDM pengelola data dan informasi kesehatan dilaksanakan dengan menjalin
kerjasama dengan perguruan tinggi dan lintas sektor terkait serta terpadu dengan
pengembangan SDM kesehatan lainnya.
7. Pengembangan Bank Data Kesehatan harus memenuhi berbagai kebutuhan dari pemangku-
pemangku kepentingan dan dapat diakses dengan mudah, serta memperhatikan prinsip-
prinsip kerahasiaan dan etika yang berlaku di bidang kesehatan dan kedokteran.
8. Peningkatan kerjasama lintas program dan lintas sektor untuk meningkatkan statistik vital
melalui upaya penyelenggaraan Registrasi Vital di seluruh wilayah Indonesia dan upaya
inisiatif lainnya.
9. Peningkatan inisiatif penerapan eHealth untuk meningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan
meningkatkan proses kerja yang efektif dan efisien.
10. Peningkatan budaya penggunaan data melalui advokasi terhadap pimpinan di semua
tingkat dan pemanfaatan forum-forum informatika kesehatan yang ada.
11. Peningkatan penggunaan solusi-solusi mHealth dan telemedicine untuk mengatasi masalah
infrastruktur, komunikasi, dan sumberdaya manusia.
e. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan
fungsinya kepada Presiden
a. Sekretariat Jenderal
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan Kementerian Kesehatan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal 7 dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud diatas, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi :
1) koordinasi kegiatan Kementerian Kesehatan;
2) koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Kesehatan;
3) pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip,
dan dokumentasi Kementerian Kesehatan;
4) pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
5) koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan
advokasi hukum;
6) penyelenggaraan pengelolaan barang milik negara dan layanan pengadaan
barang/jasa;
7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
b. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas merumuskan serta
melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal 136
2
4
dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 135, Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :
kesehatan dan perbekalan rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan
pelayanan kefarmasian;
5) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang produksi dan distribusi sediaan
farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat
kesehatan dan perbekalan rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan
pelayanan kefarmasian;
6) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan; dan
7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
f. Inspektorat Jenderal
Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di
Kementerian Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal 624 dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 623, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan
fungsi:
1) penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian
Kesehatan;
2) pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Kesehatan terhadap
kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lainnya;
3) pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;
4) penyusunan laporan hasil pegawasan di lingkungan Kementerian Kesehatan;
5) pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan
6) pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh Menteri.
g. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan
penelitian dan pengembangan kesehatan. Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal
668 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 667, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
1) penyiapan koordinasi pelaksanaan kerja sama luar negeri ilateral, regional, dan
multilateral di bidang kesehatan
2) penyiapan koordinasi dan fasilitasi hubungan luar negeri bilateral, regional, dan
multilateral di bidang kesehatan dan
3) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro
q. Biro Kepegawaian
Biro Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan
kepegawaian di lingkungan Kementerian Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
dan perundang-undangan Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 67 dalam
melaksanakan tugas dimaksud dalam Pasal 66, Biro Kepegawaian meneyelenggarakan
fungsi :
1) pengelolaan urusan pengadaan pegawai
2) pengelolaan urusan mutasi dan penilaian kinerja pegawai
3) pengelolaan urusan pengembangan pegawai
4) penyaiapan pelaksanaan urusan disiplin dan kesejahteraan pegawai dan
5) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro
r. Biro Hukum dan Organisasi
Biro Hukum dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan
penyusunan peraturan perundang-undangan, advokasi hukum, dan penataan organisasi
dan tata laksana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan
Permenkes 64 tahun 2015 pasal 48 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 47, Biro Hukum dan Organisasi menyelenggarakan fungsi :
1) penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana strategis dan program transfer daerah
2) penyiapan koordinasi dan penyusunan dan evaluasi rencana, program dan anggaran
pendapatan dan belanja negara
3) penyiapan koordinasi dan penyusunan, pemantauan, dan evaluasi pengelolaan sistem
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan standar pelayanan minimal bidang
kesehatan dan
4) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
u. Biro Umum
Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan,
kerumahtanggan, arsip dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 116 dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam pasal 115, Biro Umum menyelenggarakan fungsi :
2. Puskesmas
3
5
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Tujuan puskesmas yaitu mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.
a. Visi
Tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya indonesia sehat.
Indikator keberhasilan :
1) lingkungan sehat
2) perilaku sehat
3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4) derajat kesehatan masyarakat kecamatan
b. Misi
1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya
3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya
c. Jenis puskesmas menurut pelayanan kesehatan medis, dibagi dua kelompok yakni :
1) Puskesmas perawatan, pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap.
Puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong
penderita gawat darurat baik berupa tindakan operatif terbatas maupun
perawatan sementara di ruangan rawat inap dengan tempat tidur rawat inap.
Merupakan “pusat rujukan antara” melayani penderita gawat darurat sebelum
dapat dirujuk ke rumah sakit. (Sumber: Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I,
Departemen Kesehatan RI tahun 1999).
2) Puskesmas non perawatan, hanya pelayanan kesehatan rawat jalan.
3. Puskesmas Pembantu (Pustu)
Unit pelayanan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu
memperluas jangkauan Puskesmas dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil serta jenis
dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana
yang tersedia. (Sumber: Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I, Departemen Kesehatan RI
tahun 1999).
4. Puskesmas Keliling (Pusling)
Unit pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil berupa
kendaraan bermotor roda empat atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan
komunikasi serta seperangkat tenaga yang berasal dari puskesmas, pusling ini
berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kagiatan puskesmas
dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan karena
3
6
letaknya jauh dan terpencil. (Sumber: Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I, Departemen
Kesehatan RI tahun 1999)
5. Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Polindes atau pondok bersalin desa adalah Suatu tempat atau lembaga unit
kegiatan bersam masyarakat (ukbm) yang didirikan oleh masyarakat atas dasar
musyawarah Sebagai kelengkapan dari pembangunan kesmas untuk memberikan
Pelayanan kesehatan ibu dan anak (kia) dan keluarga berencana (kb) dikelola oleh
bidan desa (bides) bekerjasama dengan dukun Bayi dibawah pengawasan dokter
puskesmas setempat .
6. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Menurut Departemen Kesehatan, posyandu adalah upaya masyarakat untuk
menjaga dan meningkatkan kesehatan melalui kegiatan terpadu yang dilaksanakan oleh
masyarakat sendiri melalui bimbingan dan bantuan petugas kesehatan.
Menurut Sembiring (2004), pengertian posyandu adalah suatu wadah
komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat Keluarga Berencana
dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan
serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
7. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensy Dasar (PONED)
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensy Dasar(PONED) yaitu pelayanan
obstetric dan neonatal emergensi dasar merupakan pelayanan untuk menanggulangi
kasus-kasus kegawatdaruratan obstetric dan neonatal yang meliputi : Injeksi antibiotic,
Injeksi uterotonika, Injeksi sedative, Plasenta manual, Ekstraksi vacuum, Tranfusi
darah, Operasi SCC. Tujuan PONED adalah Untuk menghindari rujukan yang lebih
dari 2 jam dan untuk memutuskan mata rantai rujukan itu sendiri.
8. Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK)
Ponek adalah pelayanan obstetri neonatal esensial / emergensi komperhensif.
Tujuan utama mampu menyelamatkan ibu dan anak baru lahir melelui program rujukan
berencana dalam satu wilayah kabupaten kotamadya atau provinsi
9. Poliklinik Kesehatan Desa (PKD)
Wujud upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dibentuk oleh, untuk
dan bersama masyarakat setempat atas dasar masyawarah, dengan bantuan tenaga
professional kesehatan dan dukungan sektor terkait termasuk swasta dalam kerangka
desa siaga demi terwujudnya desa sehat.kesehatan yang dilaksanakan adalah pelayanan
kesehatandasar, mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative yang
dipadukan dengan upaya kesehatan lain yang berwawasan kesehatan dan berbasis
masyrakat setempat. Kegiatan tersebut dalam pelaksanaanya didukung oleh unsur-
unsur tenaga, sarana, prasarana dan biaya yang dihimpun dari masyarakat, swasta,
pemerintah.
10. Pos Obat Desa (POD)
3
7
Wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan sederhana terutama bagi
pengobatan sederhana, terutama bagi penyakit yang sering terjadi pada masyarakat
setempat.
11. Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical Care)
Bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam
pekerjaan kefarmasian untuk meningkat kualitas hidup pasien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sebuah
sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem
informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan
keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan
hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan
dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
3
9
DAFTAR PUSTAKA