Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

1
1.1 LATAR BELAKANG

Data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami
peningkatan. Tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah 0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk mengalami
peningkatan dari 7.183 jiwa per km² pada tahun 2004. Jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah
penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan Penduduk tertinggi ada di kecamatan Medan
Perjuangan, Medan Area, dan Medan Timur.

Tahun Penduduk

2001 1.926.052

2002 1.963.086
2003 1.993.060

2004 2.006.014

2005 2.036.018

2007 2.083.156

2008 2.102.105

2009 2.121.053

2010 2.109.339

2012 2.122.804

2013 2.983.868

Tabel 1.1 Jumlah penduduk kota Medan tahun 2001-2013

Berdasarkan data yang ada tersebut, dapat diprediksikan bahwa jumlah penduduk kota Medan akan semakin bertambah pada tahun- tahun berikutnya. Sehingga nantinya
cepat atau lambat permintaan akan kebutuhan hidup juga akan meningkat. Kebutuhan akan ruang, khususnya tempat tinggal, akan menjadi masalah karena akan berpengaruh
kepada efektifitas kegiatan, kenyamanan, waktu, jangkauan, serta efisiensi energi.

1
Kebutuhan hidup akan tempat tinggal merupakan masalah yang kompleks karena ruang tidak dapat disediakan begitu saja, dan adanya ruang akan mempengaruhi jarak
(jangkauan), serta sifat tempat tinggal adalah tetap (permanen atau semi permanen), sedangkan kebutuhan akan pangan dan pakaian dapat dipenuhi di mana saja dan kapan saja.
Walaupun tempat tinggal dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti rumah petak, kompleks perumahan, ruko,dan lainnya yang sifatnya privasi dan tersendiri, namun,
perlu dicatat bahwa bentuk tempat tinggal tersebut tidak tepat untuk diterapkan sebagai solusi dari permasalahan ini karena sifatnya adalah berorientasi secara horizontal
(membutuhkan lahan yang luas) sehingga akan mempengaruhi efektifitas kegiatan, kenyamanan, waktu, jangkauan, serta efisiensi energi. Dengan kata lain, perumahan pribadi
akan sangat memboroskan lahan, biaya, serta energi.

Selain masalah ruang, terus meningkatnya tuntutan dan kebutuhan akan kenyamanan, kemudahan, kecepatan dan ketepatan didalam menjalani kehidupan sehari-hari
menjadi pemicu kepada masalah konsumsi energi boros sehingga kompensasi (biaya) dan konsekuensi (polusi lingkungan) dari akibat dan tindakan akan kebutuhan-kebutuhan
hidup, cenderung meningkat dan tidak dapat dihindarkan. Ditambah lagi, kesadaran mayoritas masyarakat Indonesia akan penghematan energi masih sangat rendah sehingga
jarang sekali ada masyarakat yang menerapkan prinsip hemat energi pada tempat tinggal pribadinya.

Dari permasalahan tersebut, timbul suatu pemikiran bagi kami untuk merancang sebuah bangunan sebagai penyediak ruang untuk tempat tinggal(baik permanen maupun
semi permanen) dan menampung segala aktifitas sehari- hari, yang memiliki kapasitas hunian manusia optimal pada lahan yang ada pada kawasan yang dipilih, yang dapat
menghemat pemakaian energi lebih baik dibandingkan rumah tinggal pribadi, serta terjangkau (dalam hal biaya) oleh lapisan masyarakat menengah.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1 MAKSUD

Sebagai pegangan dan acuan selanjutnya dalam perancangan apartemen setiabudi di jalan harmonica baru, medan selayang, selain itu diharapkan dapat bermanfaat
sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan, baik bagi mahasiswa yang akan membuat tugas studio maupun bagi mahasiswa arsitektur lainnya dan masyarakat umum yang
membutuhkan.

1.2.2 TUJUAN

Tujuan pembahasan dimaksudkan untuk merumuskan masalah-masalah yang berkaitan dalam perancangan apartmen dengan konsep modern namn tetap untuk kalangan
menengah sebagai suatu hunian yang bersifat kepemilikan ataupun sewa menyewa dan memberikan alternatif untuk suatu perancangan konseptual terhadap arsitektural.

1
1.2.3 SASARAN

Sasaran dalam perancangan ini melandaskan kepada konsep yang memenuhi arsitektur hemat energi dengan perumusan:

- Tingkat kebutuhan akan sarana tempat tinggal


- Potensi akan lokasi di kawasan Deli Serdang mendukung akan pembangunan Apartmen dengan konsep hemat energi

1.3 MASALAH PERANCANGAN

Dalam merancang apartmen terdapat beberapa permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam menerapkan konsep:

1. Bagaimana merancang ruangan dengan kapasitas penghuni yang optimal pada lahan yang tersedia
2. Pengaruh lingkungan alam(iklim, geografis) dan manusia (bangunan lain, masyarakat sekitar)
3. Dampak keberadaan bangunan terhadap lingkungan (AMDAL)
4. Menerapkan konsep bangunan yang ramah lingkungan
5. Membuat sesuatu bentuk yang unik agar tidak berkesan murahan

1.4 LINGKUP PEMBAHASAN

Pembahasan dilakukan dalam lingkup pemikiran-pemikiran Arsitektur yang di titik beratkan pada masalah yang berkaitan dengan Apartment pada umumnya dan,
arsitektur yang ramah terhadap lingkungan dan anggaran. Sebagai faktor pendukungnya, akan diterapkan

Berbagai studi ruang tentang hunian yang akan dibahas secukupnya sejauh dapat menunjang pemecahan masalah arsitektural sesuai dengan kebutuhan yang ada. Di mana
semuanya untuk mendukung kinerja pembangunan akan perancangan-perancang bangunan.

1
1.5 METODE PEMBAHASAN

Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data primer maupun sekunder. Pencarian data ditempuh dengan cara:

a) Wawancara, untuk mendapatkan informasi dari nara sumber dan pihak yang terkait dengan Apartmen di Deli Serdang. Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan data
primer.

b) Studi literatur, untuk mendapatkan data sekunder yang dalam hal ini pengumpulan data, peta, dan peraturan dari kantor instansi pemerintah terkait, serta data yang berasal
dari buku tentang apartment dan literatur lainnya.

c) Survey lapangan, dilakukan dengan pengamatan langsung pada lokasi atau tapak perencanaan maupun objek lainnya sebagai studi banding/kasus. Langkah ini dilakukan
untuk mendapatkan data sekunder.

1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Pembahasan disusun berdasarkan pemikiran dan urutan yang rasionalis dengan metode pendekatan dari hal yang umum ke hal yang khusus. Adapun urutan pembahasan
tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I : Mengemukakan latar belakang, maksud dan tujuan, maslah perancangan, btasan pemasalahan, sistematipembahasan serta kerangka pemikiran.

BAB II : Merupakan tinjauan umum mengenai pengertian dari Apartemen terhadap lingkungan dengan studi banding yang sejenis.

BAB III : Pengenalan terhadap judul, pengertian tema, hubungan antara tema dengan judul proyek, studi banding tema yang sejenis, tinjauan daerah lokasi dan
tapak serta deskripsi proyek.

BAB IV : Merupakan analisa terhadap tapak, bangunan, bentuk dasar ddan massa, sirkulasi bangunan sistem utilitas, struktur bangunan serta analisa fungsional.

BAB V : Mengemukakan konsep perencanaan dan perancangan sesuai dengan hasil analisa sebagai dasar untuk menuju ke proses desain.

1
BAB II

TINJAUAN UMUM

1
High rise residential tower block, Hong Kong.

A. Pengertian judul

Apartemen adalah hunian(rumah tinggal) dalam bentuk unit‐unit kamar dalam satu bangunan/ B. Interpretasi Judul

gedung untuk warga kota dengan konsep bangunan meninggi ke atas (vertikal).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Apartemen adalah:

Tower berasal dari bahasa inggris yaitu bangunan tinggi/menara yang mempunyai identik
1. Tempat tinggal ( terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dsb ) yang
artara lantai yang pertama dengan lantai yang lainnya, dengan itu tower sering dikatakan
berada pada 1 lantai bangunan bertingkat.
sebagai bangunan tinggi.
2. Bangunan bertingkat, terbagi dalam beberapa tempat tinggal.

Bangunan Tinggi adalah istilah untuk menyebut suatu bangunan yang memiliki struktur
tinggi. Penambahan ketinggian bangunan dilakukan untuk menambahkan fungsi dari
bangunan tersebut. Contohnya bangunan apartemen tinggi atau perkantoran tinggi.

Bangunan tinggi menjadi ideal dihuni oleh manusia sejak penemuan elevator (lift) dan bahan
bangunan yang lebih kuat. Berdasarkan beberapa standard, suatu bangunan biasa disebut
sebagai bangunan tinggi jika memiliki ketinggian antara 75 kaki dan 491 kaki (23 m hingga
150 m). Bangunan yang memiliki ketinggian lebih dari 492 kaki (150 m) disebut
sebagai pencakar langit. Tinggi rata-rata satu tingkat adalah 13 kaki (4 meter), sehingga jika
suatu bangunan memiliki tinggi 79 kaki (24 m) maka idealnya memiliki 6 tingkat.

Bahan yang digunakan untuk sistem struktural bangunan tinggi adalah beton kuat dan besi.
Banyak pencakar langit bergaya Amerika memiliki bingkai besi, sementara blok Gambar Apartemen
menara penghunian dibangun tanpa beton.
Apartemen atau Flat merupakan sebuah model tempat tinggal yang hanya mengambil
sebagian kecil dari suatu ruang bangunan, seringkali disebut “rumah-rumah”. Jadi didalam
apartemen itu ada beberapa rumah yang ditinggali keluarga yang berbeda.
Tinggal di apartemen menjadi gaya hidup dan kebutuhan masyarakat modern masa kini.
Lokasinya yang strategis membuat banyak kalangan yang menggemari model hunian ini.
Biasanya dibangun dekat dengan kawasan perkantoran, bisnis, industri, sekolah, pusat
perbelanjaan, pusat hiburan dan sebagainya. Dengan berbagai fasilitas di sekelilingnya.

1
Dan untuk anda yang sedang bingung dalam memilih antara rumah atau apartemen sebagai a.1 Pintu Masuk / Enterance
tempat tinggal. Membeli properti baik rumah maupun apartemen merupakan pembelian
Pembatasan pintu masuk manusia (enterance) bertujuan agar setiap manusia yang masuk dan
terbesar dalam hidup kita. Memiliki rumah maupun apartemen masing-masing punya
keluar dikontrol oleh petugas keamanan, perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan
kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda sehingga membuat orang menjadi bingung
enterance, seperti:
apakah harus membeli rumah atau apartemen, berikut beberapa aspek dan faktor
pertimbangan dalam memilih apartemen. - Mencegah siapa yang tidak boleh memasuki daearah privacy penghuni

1. Standart perencanaan apartemen - Kontrol terhadap pencuri

- Fleksibilitas dari pintu masuk/enterance


Perencanaan harus memperhatikan kehidupan individual dan kolektif, yang
merupakan macam-macam aktivitas baik yang bersifat rutin maupun yang insidentil. a.2 Faktor keamanan lain
Apartemen membutuhkan ruang-ruang dengan skala yang manusiawi kenyamanan dan
Karena sumber bangunan adalah dari bangunan itu sendiri, maka tujuan pengamanan adalah
keamanan.
mengeluarkan pemakai dari bangunan atau bagian bangunan. Daya kecelakaan masing-
a.Keamanan masing bencana berbeda, maka pertimbangan pengamanannya berbeda pula. Dalam
perencanaan keamanan bangunan, perlu pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
Merupakan suatu keadaan yang bebas dari rasa takut dan bebas dari bahaya yang akan

- Komunikasi pos-pos keamanan dengan keamanan pusat

- Pengawasan penerimaan barang

- Pemakaian sarana fasilitas proyek

Pengamanan sehari-hari dapat terlihat dari susunan bangunan majemuk yang terdiri dari - Perbaikan kerusakan utilitas bangunan
ruang-ruang pembagi lalu lintas (daerah umum). Sedangkan daerah pribadi menuntut
- Bahaya Kebakaran
keterpisahan yang satu dengan yang lainya. Bagaimana hak pribadi agar orang lain (bukan
kelompoknya) tidak mendapat kemungkinan pencapaian untuk menjamah benda atau yang - Keruntuhan akibat gempa
dianggap benda milik pribadi.
a.3 Privasi
Pengamanan kelancaran kegiatan agar orang bukan kelompoknya, tidak atau tanpa
sengaja, terpaksa atau seenaknaya memasuki/melewati daerah pribadi. Maka perlu pengaturan Suatu kondisi kehidupan yang memberikan kebebasan bagi seseorang tanpa terganggu

agar daerah pribadi tersebut hanya dicapai melalui titik pengawasan (yang merupakan atau tanpa campur tangan pihak lain, baik berupa pandangan maupun suara. Gangguan

perbatasan antara masing-masing daerah pribadi dengan daerah umum/pembagi lalu lintas). terhadap privacy dapat berasal dari luar bangunan dan dapat membentuk pandangan visual

Perencanaan fasilitas keamanan harus dimulai dari atau selama perencanaan proyek. Setelah yang langsung, suara kebisingan, polusi getaran.

itu baru pengoprasiannya oleh manusia sebagai pengelola.

1
b. Kenyamanan - Fasilitas lingkungan
- Pelayanan Kota
Segala sesuatu yang memperlihatkan dirinya sesuai dengan harmonis dengan
- Ukuran dan bentuk
penggunaan suatu ruang, baik dengan ruang itu sendiri maupun dengan berbagai bentuk,
- Topografi
tekstur, warna simbol maupun tanda, suara, bunyi atau apapun juga.
- Kondisi bawah permukaan
- Utilitas
b.1 Lokasi.

Untuk pemilihan lokasi Apartemen, tidak ada standar. Biasanya pemilihan lokasi - Keterangan yang berkaiatan dengan daerah sekitarnya
apartemen menjadi latar belakang didirikannya bangunan tersebut. Pemilihan lokasi - – Pola perletakan jalan yang ada dan kemungkinan dampaknya terhadap tapak.
apartemen menjadi latar belakang didirikannya bangunan tersebut. Pemilihan lokasi - – Rencana perubahan jalan
apartemen tergantung konsep dasar proyek tersebut dan peruntukannya. Bagi kalangan bisnis - – Pergerakan dari tapak ke semua arah
dan expatirat, maka sebaiknya berada didaerah CBD yang biasanya berada di pusat kota dan - – Pezonaan dan rencana perubahan
merupakan kawasan bisnis dan perkantoran. Lain halnya jika apartemen tersebut dibangun - – Jenis bangunan
dengan konsep hunian keluarga, maka sebaiknya dipilih lokasi di daerah hunian elite kelas - – Parkir
menengah ke atas sesuai peruntukkan apartemen untuk kalangan menengah ke atas.

b.2 Tapak/site
c. Tata Letak
Penempatan bangunan pada tapak atau ikatannya terhadap bangunan lain sanagat
penting. Apabila diletakkan dengana baik, maka bangunan akan mencapai keserasian dengan Untuk orientasi perletakan bangunan apartemen tidak berbeda dengan bangunan lain
topografinya. Orientasinya terhadap matahari, angin dan pemandangan merupakan berorientasi perletakan bangunan dipengaruhi oleh site itu sendiri, orientasi matahari dan
pertimbangan mendasar. Pemanfaatan angin sejuk ketika musim panas dapat mengurangi angin. View yang baik dari mapun ke tapak dan sirkulasi kendaraan zooning untuk area
atau meniadakan kebutuhan penyejukan hawa buatan. Bahan-bahan tanaman maupun publik, semi publik dan privat serta service harus diperhitungkan berdasarkan sumber
pepohonan maupun perdu adalah bagian yang terpadu dari suatu perancangan tapak. kebisingan. Perletakan main dan side entrance juga diperhitungkan keluar – masuk ke
Kegunaannya tidak hanya sekedar elemen fungsional, tetapi juga sebagi penyangga, site/tapak, utamanya bagi apartemen yang berada pada kawasan CBD.
peneyekat dan terpisah.

b.3. Pemilihan Tapak

Hal-hal berikut ini harus dipertimbangkan ketika menganalisa tapak untuk apartemen:

- Transportasi yang tersedia


- Penzonaan tapak
- Badan Perencanaan
- Kendala akte

1
Perancangan suatu Apartemen sering berorientasi pada faktor keuntungan semata tanpa 5). Faktor teknologi pembanguanan serta waktu yang digunakan untuk mempercepat
memperhatikan kualitas bangunan dan lain-lain yang bersifat manusiawi sepeti penyediaan pembangunan menjadi pertimbangan pula.
fasilitas sosil, rekreasi, kesehatan dan sebagainya. Oleh sebab itu beberapa faktor yang perlu
diperhatikan antara lain :

1). Perancangan seefektif mungkin dari arsitek dalam tapak bangunan maupun ruang-ruang d. Efisiensi Apartemen
agar tercapai kenikmatan dan kenyamanan yang semaksimal mungkin tanpa mengurangi
nilai- nilai arsitekturnya .
Pada pengefisiensian apartemen, bukan hanya masalah yang sulit karena satu ruang untuk
melayani kamar duduk, kamar makan dan kamar tidur. Maka sulit untuk menentukan batas
yang jelas. Namun terus diusahakan untuk membatasi area ini.

Sesuai aturan ruang tidak boleh ditambah untuk mencapai luas total yang sudah ditetapkan
yaitu 80% - 85% dari total ukuran, sedangkan sisanya yaitu 15% - 20% untuk sirkulasi
(ruang masuk. Koridor ruang tidur), dinding dan shaft-shaftnya. Apartemen efisien tentu saja
memiliki ruang sirkulasi yang lebih sedikit/kurang

2). Penggunaan tanah relatif terbatas, semaksimal mungkin tanpa melanggar peraturan tat
kota setempat dan tanpa mengabaikan keserasian dan keharmonisan dengan lingkungan Tabel Efisiensi energy pada apartemen

3). Penggunaan bahan bangunan yang memenuhi kriteria fungsional mudah perawatannya,
mudah didapat dan sedapat mungkin memberi kesan bergengsi .
e Fasilitas apartemen

4). Ketajaman dalam sistem penyenggaraan bangunan agar tercapai segi efesien dan juga  kids pool, Babies Pool, Swimming Pool
sebagai indikator penentuan harga sewa .  Jogging Track
 Children Playground
 Barbeque Area

1
 Fountain Plaza ( Taman Air Mancur )  Café & Restaurant
 Tennis Court  24 Hour’s Hotel room Services
 Fitnes Center  Spa & Sauna
 Education  Gym & Sport Center
 Fishing Pond  Private Finger Print or Access Card
 Shopping Mall  TV Cable & PABX
 Fasilitas Ibadah & Kesehatan  24 Hours security system
 Supermarket  Internet service provider*
 Laundry Facilities  BallRoom
 AC  Lift, area parkir dll.
 Carport  Balkon
 PAM  Dapur
 Water heater  Satelit TV dan telepon
 Fire Extenguisher dan sprinkler  Sekolah TK, Playgroup, Sekolah dan Perpustakaan
 Gordyn  Lobby
 Kios  ATM center
 Lapangan Basket & Food Stall  Mayoritas Bank
 Water Park  Money Changer
 Mall, Fasilitas Komersial, Beauty Clinic, Travel, rent car dll  Meeting room

f. Jenis apartemen b. Berdasarkan pencapaian vertikal

a. Berdasarkan ketinggian bangunan 1. Elevated Apartment

1. Low Rise Apartment Pencapaian melalui elevator atau lift dengan ketinggian lebih dari 4 lantai.

Ketinggian bangunan sampai dengan 6 lantai 2. Walk-up Apartment

2. Medium Rise Apartment Pencapaian melalui tangga, dengan ketinggian tidak lebih dari 4 lantai.

Ketinggian bangunan 6 s.d. 9 lantai. a. Berdasarkan sistem koridor.

3. High Rise Apartment 1. Koridor 1 sisi (Single Loaded Corridor)


2. Koridor 2 sisi (Double Loaded Corridor)
Ketinggian bangunan sampai dengan 40 lantai.
3. Koridor Terpusat.

1
2. Duplex: Unit hunian terdapat dalam dua lantai.
3. Triplex: Unit hunian terdapat dalam tiga lantai.
b. Berdasarkan sistem penyusunan lantai.

1. Simplex : Unit hunian terdapat dalam satu lantai


c. Berdasarkan bentuk massa
C. Studi Banding Sejenis
1. Bentuk Massa Slab
Massa bangunan memanjang dengan bentuk sirkulasi berupa koridor, biasanya
menggunakan lebih dari satu sistem sirkulasi vertikal. Cambridge Condominium

2. Bentuk Massa Tower


 Apartment Name: Cambridge Condominium
Massa bangunan memusat dengan bentuk sirkulasi berupa hall atau ruang perantara.
 Location: Jl. S. Parman No. 217, Medan 20152
3. Bentuk Massa Variant.
 Tower/Floor/View: 23/City
Penggabungan antara bentuk slab dan tower
 Size: 270 m2
 Bedroom: 3
g. Tipe apartemen
 Bathroom: 2
1. Tipe Kamar Apartemen
 Maid Room: 1
Tipe Keluarga. Pada jenis ini, kenyamanan adalah faktor yang diutamakan. Apartemen
 Maid Bathroom: 1
tipe keluarga umumnya memiliki dua kamar tidur atau lebih, memiliki luas ruangan
 Condition: Fully Furnished
yang cukup besar, serta dilengkapi dengan dapur, tempat cuci, dan kamar tidur
 Facility: Swimming Pool, Gym, Jogging track, Auditorium, Library, Mall, ATM, etc.
pembantu.
 Selling Price: Rp 4.200.000.000

2. Tipe Bisnis.
Pada apartemen tipe bisnis, yang diutamakan adalah fungsional. Apartemen seperti ini
lebih banyak digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan dan beristirahat. Kenyamanan
tetap penting, tetapi menjadi prioritas kedua.

3. Tipe Lajang atau Tipe Studio.


Karena alasan kepraktisannya -baik dari segi arsitektur maupun layout ruang- jenis ini
dikhususkan untuk para profesional muda dan mahasiswa. Umumnya berupa tipe
studio, dengan ruangan yang serba terbuka (tanpa banyak dinding pembatas) dan
bentuknya yang sederhana/simpel.

1
1
b.3. Pemilihan Tapak Hal-hal berikut ini harus dipertimbangkan ketika menganalisa tapak untuk
apartemen:
Ø Transportasi yang tersedia Ø Pelayanan Kota
Ø Penzonaan tapak Ø Ukuran dan bentuk
Ø Badan Perencanaan Ø Topografi
Ø Kendala akte Ø Kondisi bawah permukaan
Ø Fasilitas lingkungan Ø Utilitas
Ø Pemasaran – Pola perletakan jalan yang ada dan kemungkinan dampaknya terhadap tapak.
– Permintaan pasar – Rencana perubahan jalan
– Jumlah penduduk yang ada dan potensi penduduknya. – Pergerakan dari tapak ke semua arah
– Jenis penghuni yang tinggal di aprtemen – Pezonaan dan rencana perubahan
– Jenis bangunan
Ø Keterangan yang berkaiatan dengan daerah sekitarnya – Parkir
c. Tata Letak

Untuk orientasi perletakan bangunan apartemen tidak berbeda dengan bangunan lain berorientasi perletakan bangunan dipengaruhi oleh site itu sendiri, orientasi matahari
dan angin. View yang baik dari mapun ke tapak dan sirkulasi kendaraan zooning untuk area publik, semi publik dan privat serta service harus diperhitungkan berdasarkan
sumber kebisingan. Perletakan main dan side entrance juga diperhitungkan keluar – masuk ke site/tapak, utamanya bagi apartemen yang berada pada kawasan CBD.

1
BAB III

TIN JAUAN
KHUSUS
DESKRIPSI PROYEK : TAMPAK SEKITAR LOKASI

JLN. HARMONIKA BARU


KELURAHAN TANJUNG SARI
MEDAN SELAYANG
LUAS LAHAN 24760 M2
KDB 40 %
GSB 9M MENGIKUTI BANGUNAN SEKITAR
PROYEK APRTEMEN
TEMA MODERN
SIFAT FIKTIF
JUMLAH LANTAI 20
STRUKTUR YANG AKAN DIPAKAI YAITU STRUKTUR BETON BERTULANG
MENERUS DENGAN PONDASI KAPAL DAN TIANG PANCANG SEBAGAI
PENOMPANG.

INTI CORE BERADA DITENGAH BANGUNAN


Semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap arsitektur tersebut.
D. Elaborasi Tema  Ornamen adalah suatu kejahatan sehingga perlu ditolak
Penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien. Karena dianggap tidak
memiliki fungsi, hal ini disebabkan karena dibutuhkan kecepatan dalam membangun
1. Tema setelah berakhirnya perang dunia II.
 Singular (tunggal)
Tema dalam arsitektur adalah suatu pendekatan atau sudut pandang untuk Arsitektur modern tidak memiliki suatu ciri individu dari arsitek, sehingga tidak dapat
menyelesaikan suatu permasalahann, dibedakan antara arsitek yang satu dengan yang lainnya (seragam).
PEMILIHAN TEMA  Nihilism
Pemilihan tema agar memperhatikan hal2 sbb : Penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simple, bidang-bidang
Relevansinya dengan topic kaca lebar. Tidak ada apa–apanya kecuali geometri dan bahan.
Tema tidak bersifat umum dan luas seperti misalnya mengambil tema arsitektur modern.
Sebaiknya memahami pengertian arsitektur modern dan aliran2nya, pilih yang paling Arsitektur pada puncak modern hadir tidak hanya 1 macam rupa arsitektur, tetapi ada empat
mendekati dengan topik rancangan. Berikut disampaikan tentang esensi dualisme dalam aliran besar, yaitu.
arsitektur modern, perkembangan aliran serta tokohnya. Tema dapat dikembangkan dari salah  Alvar Aalto yang tradisionalis
satu aliran tersebut.  Lee Corbusier yang seniman
 Frank Lloyd Wright yang naturalis
 Mies Van Der Rohe yang fungsionalis
2. Elaborasi Tema

3. Studi Banding Tema Sejenis


Tema Arsitektur modern merupakan Internasional Style yang menganut Form Follows
Function ( bentuk mengikuti fungsi ). Bentukan platonic solid yang serba kotak, tak
Berikut contoh karya Frank Lloyd Wright
berdekorasi, perulangan yang monoton, merupakan ciri arsitektur modern.

Ciri–ciri dari arsitektur modern adalah:

 Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam)


Merupakan suatu arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis.
 Berupa khayalan, idealis
 Bentuk tertentu, fungsional
Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk menjadi monoton karena tidak diolah.
 Less is more
adalah hubungan antara tapak dan bangunan (dipengaruhi oleh pakar furnitur dan arsitek
Amerika Gustav Stickley) serta kebutuhan pelanggan.

Solomon R Guggenheim Museum

Price Tower

Satu-satunya Skyscraper rancangan Wright yang berhasil diwujudkan adalah Price


Tower (19 lantai) setinggi 67 m di Bartlesville, Oklahoma. Bangunan ini merupakan salah
satu dari bangunan yang berorientasi vertikal hasil rancangan Wright (lainnya adalah Tower
Penelitian SC Jonhson Wax di Racine,Wisconsin). Beberapa gaya yang diterapkan pada
rancangan Wright adalah Shingle-style (Frank Lloyd Wright Home and Studio, Unity Chapel),
Chicago School (Charnley Residence), Prairie Style ( Robie House, Wingspread), blok beton
Western (Millard, Arizona Biltmore Hotel), Usonian (Turkel House), arsitektur plastis dan
organik (Guggenheim Museum).
Wright tertarik pada teori tentang desain perencanaan kota pada awal tahun 1900 dan terus
berlanjut hinggah kematiannya. Pemikiran Wright tentang desain kota satelit (suburban) Frederick C. Robie House
dimulai dengan artikel di Ladies Home Journal yang menampilkan “seri baru membangun
model rumah suburban dengan biaya sedang /layak”. Wright lebih dikenal sebagai arsitek
organic, suatu arsitektur yang dihasilkan murni dari konteks alami. Dan yang paling penting
Graycliff yang merupakan karya paling inovatif , peletak dan pelopor untuk
Fallingwater.

Fallingwater

Graycllif ini dibangun dari tahun 1926 sampai 1929 untuk Isabelle dan Darwin Martin
di tubir menghadap Danau Erie, sebelah selatan Buffalo, New York. Wright merancang Fallingwater pada tahun 1935-1939 yang diperuntukan bagi bapak dan ibu Edgar J.
sebuah kompleks dengan tiga bangunan yang memiliki pekarangan luas, yang mencakup Kaufmann sr, di Bear Run, Pennsylvania. Fallingwater ini dirancang sesuai dengan keinginan
cantilever balkon, kendali teras dari jendela, dan layar yang transparan dari jendela yang wright untuk menempatkan para tamu disekitar lingkungan,dengan mengalirkan air terjun
memungkinkan orang melihat danau melalui bangunan. Graycliff dipenuhi cahaya dan dibawah bangunan dan menyesuaikan dengan tempat dan keadaan alam di sekitarnya.
dirancang dengan gaya organiknya Wright. Bahannya dari batu kapur yang diambil dari dekat Konstruksinya menggunakan rangkaian balkon didukung balok balok, dengan menggunakan
pantai, plesteran berwarna merah dan mata atap tajam. Desain dari wright untuk wilaya kapur untuk semua permukaan vertikal dan beton untuk permukaan horizontal.
sekitar gedung menggunakan fitur air, yang mengingatkan air danau, seperti kolam, air
mancur, dan dinding dan batu cekung kebun dalam pola air terjun yang berada disekitar
rumah. Selain itu karya wright yang terkenal adalah Fallingwater.
3.1.1 PROGRAM KEGIATAN Kelompok kegiatan ini dilakukan secara bersama, dalam hal ini
berkaitan dengan penggunaan fasilitas yang tersedia di apartemen,
3.1.1.1 Pelaku Kegiatan
kegiatan bersama dapat berupa: olah raga, makan, berbelanja ,dll.
a) Penghuni apartemen Untuk mewadahi kegiatan ini diperlukan fasilitas yang dapat
Yaitu orang yang tinggal di unit- unit apartemen dan menggunakan memenuhi kegiatan tersebut, yaitu dalam hal ini ruang duduk.
fasilitas- fasilitas yang tersedia di apartemen Sedangkan kegiatan ini dilakukan orang dalam mal, karena mal
adalah tempat umum yang bersifat komersil.
b) Pengunjung mal
c. Kelompok kegiatan servis
Yaitu orang yang berkunjung ke mal dan menggunakan fasilitas-
fasilitas yang disediakan dalam mal Kelompok kegiatan ini meliputi kegiatan yang dilakukan oleh
pengelola mal dan apartemen dalam rangka maintenance dan
c) Pengelola pengawasan terhadap mal dan apartemen tersebut. Serta pada mal
Yaitu pengelola mal dan apartemen yang bertugas untuk mengatur kegiatan ini dapat berupa: memasak untuk restoran, pembuangna
dan mengawasi keadaan mal dan apartemen serta maintenancenya sampah, dll.

3.1.1.2 Jenis Kegiatan 3.1.1.3 Pola Kegiatan Penghuni Apartemen

Kegiatan yang terjadi dalam mal dan apartemen dibagi berdasarkan


pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh penghuni
apartemen dan pengunjung mal, yaitu:

a. Kelompok kegiatan pribadi

Kelompok kegiatan ini dilakukan oleh penghuni apartemen secara


individual dan kegiatan ini berhubungan dengan kegiatan sehari-
hari seperti: tidur, nonton tv, mandi, dll. Sedangkan kegiatan ini
dilakukan pengunjung mal dalam aktivitas dalam kamar mandi.

b. Kelompok kegiatan bersama


3.1.1.4 Pola Kegiatan Pengunjung Mall KEBUTUHAN RUANG
BAB IV

ANALISA
PERANCANGAN
Penentuan Letak Gerbang Masuk (Entrance)

Jalan utama hanya berada didepan site saja dan sering dilalui pengendara mobil atau motor dan pejalan kaki area sekitar pinggir jalan juga terdapat parit maka agar tidak
menghalangi dan membuat jalur baru lagi dibuatlah gerbangnya sebagai berikut :

Dikarenakan jumlah arus kendaraan yang lebih ramai dari titik sebelah A gerbang utama berada disana

untuk gerbang keluar berada di titik B baik motor maupun mobil memiliki akses keluar masuk yang sama namun ada pembatas yang menghalangi keduanya agar tidak saling
berdekatan.
ANALISA MATAHARI

Analisa terhadap matahari dilakukan untuk mengetahui intensitas cahaya dan sinar matahari pada site, persentasi daerah bayangan tiap periode tertentu, serta pengaruh
lingkungan sekitar terhadap intensitas pancaran sinar matahari dan pembentukan daerah bayangan. Pancaran radiasi sinar matahari paling besar yakni dari arah timur hingga
barat, sehingga pada sisi tersebut diperlukan penanganan seperti tritisan, peneduh, dsb untuk mengurangi radiasi berlebih.

Intensitas radiasi sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan dapat meningkatkan suhu ruangan sehingga diperlukan energi ekstra untuk menjaga kestabilan suhu
ruangan oleh pendingin udara (air conditioner/ AC). Energi ekstra akan menambah daya yang diperlukan sehingga biaya iuran listrik dalam penggunaan pendingin ruangan
akan membengkak.

Energi matahari yang melimpah dapat dimanfaatkan di dalam upaya untuk menghemat energi yaitu dengan penggunaan panel surya yang mampu menggunakan sinar
matahari sebagai penghasil energi. Penerapan panel surya sangat tepat pada daerah dengan tingkat radiasi matahari paling besar, misalnya atap bangunan. Selain itu, cahaya
matahari dapat dimanfaatkan sebagai pencahayaan alami pada pagi hari hingga sore hari.

Kesimpulan:
Peletakkan massa bangunan dibuat memanjang ke arah Timur dan barat, dikarenakan agar panas matahari yang terserap oleh bangunan dapat diminimalkan, sedangkan
untuk bukaan private di buat pada arah utara dan selatan dan bagian barat dan timur digunakan untuk bukaan service. Orientasi massa bangunan menghadap pada sisi utara dan
selatan, karena pada daerah tersebut merupakan daerah yang tidak terlalu panas, dan untuk bagian utara karena matahari condong di utara maka bukaan agak sedikit kecil atau
dapat disiasati dengan balkon sebagai penghalang. Dan untuk sisi selatan diusahakan bukaan semaksimal mungkin.

ANALISA KEBISINGAN

Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan dalam perancangan, karena dapat mempengaruhi peletakkan massa bangunan dan zoning pada
tapak, sumber kebisingan sebagian besar bersumber dari bunyi mesin kendaraan, mesin pabrik, aktivitas manusia, dll.

Meletakkan vegetasi di sekitar tapak yang langsung berhubungan dengan sumber bising, diharapkan dapat memfilter suara bising dari jalan raya.

1. Memberikan bidang-bidang masif pada bagian yang yang menghadap sumber bising, supaya bising yang masuk area privat dapat di minimalkan
2. Menggunakan ruang- ruang penyangga pada daerah sumber bising seperti ruang publik atau service yang tidak memerlukan ketenangan.

titik a tidak terlalu berisik karena kendaraan yang lewat sangat jarang

titib b penghuni tetangga yaitu rumah juga tidak berisik

bagian ruko titik c agak sedikit berisik karena adanya sarang wallet dan beberapa
pabrik produksi

titik d perumahan tidak berisik.


Kesimpulan:

Peletakan vegetasi pada daerah dengan tingkat kebisingan tinggi serta memberikan dinding- dinding massif seperti pagar dapat diterapkan sebagai perdeam
kebisingan. Memberikan jarak tertentu antara sumber kebisingan dengan bagian bangunan yang memerlukan ketenangan juga dapat menjadi salah satu alternative dalam
mengurangi kebisingan

ANALISA PARKIRAN
ANALISA STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN

Sistem struktur pada perencanaan bangunan mal dan apartemen ini dipilih berdasarkan beberapa kriteria seperti: faktor teknis bangunan meliputi kekakuan, kekuatan,
kestabilan, keamanan terhadap kebakaran, penempatan utilitas serta keadaan fisik tanah dan kondisi sekitar. Struktur bangunan terbagi atas 2 bagian:

1. Sub-structure

Merupakan bagian struktur yang berhubungan langsung dengan tanah dan menyalurkan beban-beban yang bekerja diatasnya ke tanah. Bagian yang termasuk Sub-
structure adalah pondasi, karena itu perhitungan pondasi harus dilakukan secara cermat karena menopang seluruh beban bangunan.

Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan sub-structure :

 Jenis tanah, kedalaman dan daya dukungnya.


 Beban bangunan yang harus disalurkan ke tanah.
 Bahan bangunan yang dapat digunakan dan tersedia.
 Pertimbangan biaya pelaksanaan (bahan, lokasi dan tenaga kerja)

Jenis pondasi yang digunakan pada bangunan mal dan apartemen ini adalah pondasi pancang, dengan pertimbangan:

 Keuntungan : dapat menahan beban lebih besar, waktu pelaksanaan lebih cepat, dan bahannya mudah didapat.
 Kerugian : pemasangan memberi pengaruh getaran pada lingkungan sekitar, menimbulkan suara bising saat pemancangan, serta membutuhkan space yang besar dalam
proses pengangkutan tiang pancangnya.

2. Upper Structure

Merupakan struktur utama bangunan yang berfungsi menyalurkan beban hidup maupun beban mati secara vertikal dan horizontal.
Sistem Pengkaku Gaya Horizontal

1. Frame/ Rangka Kaku

• Lebih mudah menggunakan beton bertulang dibandingkan baja


• Hanya cocok untuk bangunan tingkat rendah

2. Shear Wall/ Dinding Geser


1

• Sebagai pengkaku di selubung bangunan atau pengkaku dalam bangunan di dinding core
• Bisa dikombinasikan dengan struktur rangka

3. Bracing/ Ikatan Silang

2
• Berada di fasad bangunan atau berada dalam bangunan
• Biasanya menggunakan material baja

Kesimpulan:

3 Pada bangunan apartemen ini struktur yang dipakai adalah struktur Rangka kaku, yaitu struktur rangka yang terdiri dari kolom
dan balok, pada proyek ini pemilihan rangka kaku ini disebabkan karena jarak antar kolom yang dibuat berdasarkan modul
sehingga, strukturnya lebih rigid.
Material sistem struktur kaku

1. Baja

• Waktu pelaksanaan relatif cepat


• Pada kondisi tanah yang buruk, baja lebih mudah berkarat karena lapisan tulang 
besi baja tidak terlindungi oleh lapisan beton.
• Lebih sulit menghasilkan desain yang bentuknya fleksibel karena terdapat ukuran- ukuran tertentu.

2. Beton bertulang

• Waktu pelaksanaan relatif lebih lama dari baja karena dicor di tempat.
• Pada kodisi tanah yang buruk, beton tidak mudah berkarat karena lapisan tulang besi baja terlindung oleh lapisan beton.
• Lebih mudah menghasilkan desain yang bentuknya fleksibel karena dicor di tempat sesuai bentuk yang diinginkan.

3. Beton pracetak

• Waktu pelaksanaan relatif cepat


• Kurang cocok untuk ketahanan gempa karena dalam system pracetak sulit untuk mendapatkan struktur yang monolit atau menerus.

Kesimpulan:

Berdasarkan analisa diatas maka bahan struktur yang cocok untuk dipakai adalah konstruksi beton bertulang dengan pertimbangan bahwa perencanaan apartemen dan mal
dengan menggunakan bahan beton bertulang akan lebih kuat, tidak berkarat, dan lebih fleksibel terhadap rancangan.

Sistem Pengkaku Gaya Horizontal

• Struktur Rangka

Menggunakan unsur balok bagi unsur horizontal untuk mendistribusikan beban menuju ke kolom. Untuk unsur vertikal digunakan kolom yang berfungsi meneruskan beban ke
pondasi, sistem ini mempunyai daya tahan gempa baik.
Sistem Pengkaku Gaya Vertikal

• Balok

Merupakan penyalur beban menuju komponen struktur vertikal, disamping memperkaku struktur, sekaligus mengikat komponen struktur vertikal.

• Plat Lantai

Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung (lantai tingkat) yang didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom bangunan. Fungsi plat lantai:

• Memisahkan ruang bawah dan ruang atas


• Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
• Tempat penenmpatan instalasi ME pada rongga dibawahnya.
• Menambah kekuatan bangunan pada arah horizontal

Ketebalan plat lantai ditentukan oleh beban yang harus didukung, lebar bentangan, dan bahan konstruksi platnya. Bahan untuk plat lantai terbuat dari beton dan baja,
keuntungannya :

• Daya dukung besar dan lebih tahan api


• Merupakan isolasi suara yang baik
• Mempunyai umur yang panjang/lebih awet
4.2.2 ANALISA SIRKULASI DALAM BANGUNAN

4.2.2.1 Sirkulasi Horizontal

Jenis sirkulasi Keuntungan Kerugian Jenis sirkulasi Keuntungan Kerugian

2. Linier  Sirkulasi jelas dan  Kurang efisien 1. Radial  Memusatkan kegiatan  Arah sirkulasi
terarah karena / orientasi terpusat pada satu
a. Linier menerus
 Mudah disesuaikan membutuhkan  Efisiensi tinggi karena titik sehingga
dengan tapak yang banyak ruang hanya membutuhkan perhatian ke titik-
b. Linier bertekuk
berkontur ruang minimal titik lainnya
 Mudah dalam  Langsung dan mudah berkurang
pencapaian ke untuk mencapai titik
c. Linier berpotongan
bangunan Lintasan yang berkembang tertentu
dari atau berhenti pada suatu  Penyesuaian terhadap
pusat titik yang sama kontur cukup baik
d. Linier bercabang
4.2.2.2 Sirkulasi Vertikal

o Lift / Elevator, berupa jalan penghubung antar lantai, yang dapat dibedakan menjadi:

- lift pengunjung ( 20 -30 detik waktu tunggu, ukuran lift untuk kapasitas orang adalah 2.70m x 2.70m),
- lift barang (0.25 – 1 menit/detik, kapasitas barang 1- 5 ton).

o Tangga dibedakan menjadi 2 macam yaitu tangga biasa dan tangga darurat. Tangga biasa merupakan penghubung antar lantai tanpa menggunakan mesin biasanya tangga
hanya digunakan maksimal 4 lantai. Sedangkan tangga darurat di butuhkan bilamana lift dan escalator tidak berfungsi pada saat darurat. Letak tangga harus mudah dijangkau
dengan jarak maksimum ke setiap titik adalah 30m, juga harus mudah di lihat dan dapat langsung keluar ke area terbuka.
4.2.2.3 Pencapaian Menurut Pelaku dan Kegiatannya

Pencapaian pengelola dan service yang mempunyai persyaratan antara lain: Pencapaian pengunjung mal yang mempunyai persyaratan antara lain:

a. Tidak menggangu sirkulasi pengunjung dan penghuni a. Komunikatif, mudah dipahami,mudah dilihat
b. Mempunyai jalur khusus b. Terorientasi pada jalan utama
c. Tersembunyi c. Tidak menggangu arus lalu lintas sekitar

Untuk sirkulasi vertikal pada bangunan apartemen direncanakan menggunakan lift sebagai sirkulasi utama, dan untuk bangunan mal menggunakan eskalator dan lift,
sedangkan untuk sirkulasi horizontal bangunan mal menggunakan sistem sirkulasi linear menerus, hal ini dimaksudkan agar sirkulasi yang terbentuk dapat lebih terarah dan
lebih jelas, serta menyesuaikan bentuk massa bangunan yang berbentuk persegi panjang.

4.2.3 ANALISA UTILITAS BANGUNAN

Utilitas bangunan merupakan salah satu faktor keamanan dan kenyamanan dalam kelangsungan kegiatan pada gedung perpustakaan tersebut. Oleh karena itu
dipertimbangkan beberapa hal, yakni adanya kenyamanan pada pengguna atas temperature suhu, cahaya, kebisingan, dan keamanan akan bahaya kebakaran dan kriminalitas,
serta kemudahan dalam pemasangan dan pemeliharaan peralatan.

4.2.3.1 Sistem Pencahayaan

1. Pencahayaan buatan

Pada seluruh bangunan dilengkapi lampu yang berfungsi untuk menerangi seluruh ruangan. Sumber daya untuk pencahayaan buatan ini berasal dari Perusahaan Listrik
Negara (PLN), genset atau diesel yang dipergunakan apabila listrik dari PLN padam. Kebutuhan kuat penerangan untuk ruangan:

Hunian 100-250 lux Pusat perbelanjaan 500 lux


- Ruang makan, ruang tamu, ruang kerja 120-150 lux - Restoran/Toko 200-500 lux
- Kamar tidur orang tua, kamar mandi, dapur 250 lux - Basement, gudang, tangga, teras, wc, koridor 100-150 lux
- Kamar tidur anak 120 lux
2. Pencahayaan alami

Pencahayaan pada bagunan ini akan diberi bukaan, memanfaatkan cahaya alami
sebagai penerangan pada siang hari, sehingga lampu hanya digunakan saat hari
sudah gelap. Hal ini disesuaikan dengan konsep hemat energi yang ingin
diterapkan pada bangunan ini. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan
penerangan alami adalah cahaya yang masuk harus merata ke seluruh ruangan,
dan tidak terlalu silau serta harus cukup kuat sehingga tanpa penerangan buatan
manusia dapat melihat dengan jelas.

Pencahayaan alami dapat berupa :

 Perforated Aluminium Solar Shading


Ada beberapa jenis panel surya yang dijual dipasaran :

o Jenis pertama, yaitu jenis yang terbaik dan yang terbanyak digunakan masyarakat saat ini, adalah jenis monokristalin. Panel ini memiliki tingkat efisiensi
antara 12 sampai 14%.
o Jenis kedua adalah jenis polikristalin atau multi kristalin, yang terbuat dari kristal silikon dengan tingkat efisiensi antara 10 sampai 12%.
o Jenis ketiga adalah silikon jenis amorphous, yang berbentuk film tipis. Efisiensinya sekitar 4-6%. Panel surya jenis ini banyak dipakai di mainan anak-anak,
jam dan kalkulator.
o Jenis keempat adalah panel surya yang terbuat dari GaAs(Gallium Arsenide) yang lebih efisien pada temperatur tinggi.

Listrik yang dihasilkan oleh panel surya dapat langsung digunakan atau disimpan lebih dahulu ke dalam
baterei dan akan digunakan pada saat malam hari.

 Kaca Stopsol merupakan kaca yang sangat bagus untuk menahan cahaya matahari dengan memantulkan
cahaya. Kaca ini memiliki resistensi yang kuat terhadap polusi karena lapisan nya yang tertanam dalam kaca
selama proses pelapisan. Kaca ini dapat mereduksi panas tapi tetap meneruskan cahaya sehingga
penggunaan pencahayaan buatan dapat diminimalisir.
4.2.3.2 Sistem Penghawaan

1. Pengudaraan buatan

• Pada seluruh bangunan mal menggunakan pengudaraan buatan yaitu AC Central, karena sistem ini biasanya digunakan untuk ruangan besar
• Pada unit-unit apartemen menggunakan pengudaraan buatan yaitu AC Split, karena sistem ini dapat mengatur temperatur udara yang diinginkan secara sendiri pada
masing-masing ruangan.

AC Central AC Split

2. Pengudaraan alami

Daerah nyaman thermal bagi manusia dapat dilihat pada temperatur tertentu :

- Rentang temperatur antara (24 – 28) ° C.


- Kelembaban (RH)(40–60)%.
- Aliran uadara (air velacity): 0 – 0, 20 m/dtk.
Tingkat pengkondisian ruangan yang di inginkan dalam menjaga kualitas koleksi adalah sebagai berikut :

- Temperatur 22 – 24 oC untuk ruang koleksi buku, ruang baca dan ruang kerja.
- Temperature 20 oC untuk ruang komputer.
- Kelembapan 40 - 50%
4.2.3.3 Sistem Penyediaan Air Bersih

Sumber air bersih berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM) yang kemudian ditampung pada reservoir atas lalu di distribusikan ke ruang–ruang yang membutuhkan,
instalasi air bersih ini digunakan untuk :

 Instalasi untuk keamanan kebakaran seperti fire hydran dan springkler.


 Instalasi untuk toilet, dapur, dan kamar mandi.
 Instalasi pendingin mesin AC.

Gambar. Shaft Saluran Air Bersih dan Kotor

Distribusi sistem air pada bangunan ini disalurkan melalui instalasi pipa yang diatur menurut arah vertikal dan disembunyikan dalam saluran tembok (shaft). Sumber air
bersih berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM) yang kemudian ditampung pada reservoir atas lalu di distribusikan ke ruang–ruang yang membutuhkan, instalasi air bersih ini
digunakan untuk :

 Instalasi pendingin mesin AC.


 Instalasi untuk toilet, dapur, dan kamar mandi.
 Instalasi untuk keamanan kebakaran seperti fire hydran dan springkler.
4.2.3.4 Sistem Pembuangan Limbah

Pembuangan limbah ini dibagi menjadi 2 yaitu limbah sampah dan limbah cairan/padat. Pembuangan limbah sampah berupa sistem pengumpulan pada suatu area
kemudian di angkut oleh truk ke lokasi pembuangan akhir. Sedangkan limbah cairan/padat berupa air hujan, air kotor pada kamar mandi semuanya diteruskan melalui talang
vertikal yang tertanam di dinding disalurkan ke riol saluran bawah dan di lanjutkan ke riol kota, tiap jarak tertentu mempunyai bak kontrol. Sedangkan limbah padat di salurkan
melalui proses penetralan di STP.
4.2.3.5 Sistem Penanggulan Kebakaran

Kebakaran dapat terjadi akibat dari kelalain atau kesengajaan manusia dalam menyalakan api yang tidak terkendali, sehingga dapat memakan jiwa korban dan harta benda.
Oleh karena itu perlu adanya pencegahan melalui beberapa langkah, diantaranya:

• Sistem deteksi, antara lain : Heat Detector untuk mendeteksi panas, Smoke Detector untuk mendeteksi asap, Flame Detector untuk mendeteksi lidah api.
• Titik Panggil Manual (TPM) Ini adalah alat yang dioperasikan secara manual untuk memberikan isyarat adanya kebakaran. TPM yang digunakan adalah tombol yang
ditekan secara manual jika terjadi kebakaran.
• Lampu Darurat, Lampu yang akan menyala begitu alarm aktif.
• Sistem Komunikasi Darurat, Sistem ini akan mematikan sarana yang ada secara otomatis jika terjadi kebakaran. Contohnya lift akan tidak berfungsi 
jika sistem
mendeteksi terjadinya kebakaran.
• Pemadaman, Untuk memadamkan kebakaran, digunakan:
• Sprinkler, memadamkan api dengan cara menyemprotkan air atau bahan 
pemadam lainnya seperti gas (Dry Portable Extinguishers) untuk area khusus seperti ruang
koleksi dan ruang penyimpan arsip, secara otomatis pada ruang yang terbakar. Radius yang dapat dijangkau adalah 25 m2/unit.

Sprinkler Kotak Hidran

• Hidran kebakaran, radius pelayanan adalah 30 m2/unit


• Hidran Luar, radius pelayanan adalah 30 m2/unit dan area pelayanan adalah 800 m2
• Pemadam Ringan (Fire Extinguisher), merupakan pemadam berisi bahan kimia yang dapat digunakan dengan cara dibawa.
• Alat Bantu evakuasi berupa tangga darurat yang dilengkapi dengan blower untuk menekan asap keluar bangunan, serta pintu dan dinding tahan api.
4.2.3.6 Sistem Penangkal Petir

Penangkal petir merupakan salah satu sistem yang berfungsi untuk menangkal petir yang menyambar dengan menyalurkannya ke dalam tanah. Ada beberapa faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam memilih sistem penangkal petir yaitu faktor ekonomis, memperhatikan keserasian arsitekturnya dengan tetap menjaga keamanan teknis, serta
ketahanan terhadap mekanis dan terhadap korosi. Salah satu sistem yang digunakan adalah sistem faraday dengan menghubungkan kawat tembaga ke saluran arde didalam
tanah, sistem ini efisien namun memerlukan biaya yang cukup mahal.

4.2.3.7 Sistem Instalasi Listrik

Instalasi listrik perlu dipersiapkan dalam bangunan ini karena untuk menunjang seluruh kegiatan yang ada. Sumber listrik utama berasal dari PLN, yang disalurkan
melalui gardu utama kemudian di teruskan ke ruang – ruang. Untuk melayani kebutuhan listrik dalam keadan darurat digunakan genset.
4.2.3.8 Selubung Bangunan

Salah satu metode perancangan desain hemat energi pada bangunan adalah dengan metode perancangan pasif, yaitu menggunakan penyelesaian arsitektural dalam
menyikapi permasalahan yang timbul , penggunaan selubung bangunan sebagai sunshading. Penghambat kebisingan dan penyejuk udara merupakan salah satu upaya
pengaplikasian perancangan pasif pada bangunan ini

Kesimpulan

Untuk utilitas pada bangunan ini direncanakan :

 Pada pencahayaan buatan menggunakan lampu yang hemat energi yaitu lampu LED pada beberapa ruangan, misalnya kamar tidur, toilet, dll.
 Pencahayaan alami dibuat dengan menggunakan panel surya monokristalin dan kaca stopsol
 Pada sistem penghawaan , yaitu penghawaan alami dipakai hampir pada seluruh ruangan, sedangkan penghawaan buatan direncanakan hanya pada beberapa ruangan.
 Penyuplai air bersih dari PDAM
 Sebagai sistem penyuplai kebakaran maka yang dipilih adalah sistem deteksi, lampu darurat, tangga darurat, sprinkle, hidran, dan pintu tahan api.
 Menggunakan selubung bangunan berupa aluminium composite panel
 Pola Konsumsi Energi di Gedung
Bertingkat



 4 Sistem Tata Udara Terpusat (Centralized


 HVAC System) untuk Gedung Bertingkat :
  Catatan : VRV (variabel refrigerant volume) hampir sama dengan Air
 Cooled
 Packaged









 Pemipaan
YELLOW : GAS PIPE

 Jenis jenis pipa



  Ukuran pipa pvc
Kemasan : Btg
Jumlah Minimal
: Berdasarkan Pesanan
Order
Harga : Rp Negosiasi (Rp Indonesia)

PIPA RIFENG, GINDE PEX-AL-PEX PIPE , PIPA AIR PANAS , HOT


WATER PIPE , COLD WATER PIPE , WESTPEX
GINDE PEX-AL-PEX PIPE
MULTILAYER PIPE

- HOT WATER PIPE / PIPA AIR PANAS 


- FOODGRADE PIPE
- DRINGKING PIPE

POLIETHYLENE - ALUMINIUM - POLIETHYLENE PIPE

ORANGE : AIR PANAS


WHITE : AIR BERSIH
BAB V

KONSEP PERANCANGAN
LAPORAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR IV

NAMA : Cindra
NIM : 121840062
JUDUL : Apartemen

DOSEN PEMBIMBING : Sanggam B. Sihombing, S.T., MT

INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI TD. PARDEDE


JURUSAN ARSITEKTUR

2015

Anda mungkin juga menyukai