PENDAHULUAN
Kelor merupakan salah satu tanaman sayuran yang multiguna. Hampir semua bagian dari
tanaman kelor ini dapat dijadikan sumber makanan karena mengandung senyawa aktif dan
gizi lengkap. Daun kelor juga kaya vitamin A dan C, khususnya Betakaroten.
Kandungan Vitamin C-nya setara dengan 6 kali vitamin C buah jeruk, sangat bermanfaat
untuk mencegah berbagai macam penyakit termasuk flu dan demam. Begitu dahsyatnya
khasiat daun kelor mengatasi aneka penyakit. Beberapa senyawa aktif dalam daun kelor
adalah arginin, leusin, dan metionin. Tubuh memang memproduksi arginin, tetapi sangat
terbatas. Oleh karena itu, perlu asupan dari luar seperti daun kelor.
Teh kelor, saus kelor, sirup kelor, sereal dan biskuit kelor merupakan produk yang
menggunakan daun kelor sebagai bahan utama. Kecukupan konsumsi sayuran sangat
diperlukan karena kandungan vitamin, mineral dan enzim selaku senyawa bioaktif yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh. Kecukupan antibodi juga diperlukan untuk mempertahankan
ketahanan tubuh. Daun kelor memiliki potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan
nutrisi dalam tubuh, sehingga orang yang mengonsumsi daun kelor akan terbantu untuk
meningkatkan energi dan ketahanan tubuh.
B. Tujuan
1. Mengetahui Potensi gizi pada daun kelor
2. Mengetahui Bagaimana Pemanfaatan daun kelor untuk pengembangan produk
makanan
3. Mengetahui Apa Peranan daun kelor untuk kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
Tanaman Kelor (Moringa oleifera) atau dikenal juga sebagai Moringa pterygosperma,
merupakan tanaman dari keluarga Moringaceae. Kelor adalah jenis tanaman yang mudah
ditemukan di seluruh daerah di tanah air. Ada beberapa sebutan (nama) lokal untuk tanaman
ini. Selain Kelor yang menjadi nama dalam bahasa Indonesia, sebutan tersebut juga
digunakan oleh masyarakat di Jawa, Sunda, Bali dan Lampung. Sedangkan sebutan lainnya
antara lain
adalah Marangghi (Madura), Moltong (Flores), Kelo (Gorontalo); Keloro (Bugis), Kawano (S
umba), Ongge (Bima),Hau fo (Timor).
Kelor adalah tanaman jenis perdu dengan ketinggian pohon berkisar antara 7 -11
meter. Batang kayunya getas (mudah patah), bercabang jarang, tapi berakar kuat. Batang
pokoknya berwarna kelabu. Daunnya berbentuk bulat telur berukuran kecil bersusun majemuk
dalam satu tangkai. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah
bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak.
Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang. Di Jawa disebut kelentang. Berbentuk mirip
kacang panjang berwarna hijau dan keras dengan ukuran panjang sekitar 30 cm. Sedang
getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Kelor dapat
berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter
di atas permukaan laut.
Selain itu, dalam pendapat sebagian masyarakat, konon kelor mengandung kekuatan
magis, batangnya dapat dipakai untuk melunturkan kesaktian (black magic) seseorang.
Adanya kandungan magis itu menyebabkan batang pohon kelor sering diburu orang untuk
dijadikan jimat, pemegang jimat ini bisa kebal senjata tajam. Tanaman ini juga bisa dipakai
mengobati orang kejang-kejang kesurupan. Biasanya itu terjadi karena diganggu roh jahat.
Cara mengobatinya dengan mengambil daun kelor, lalu diremas dan dibalurkan di semua
persendian sang pasien.
Di Jawa, secara tradisional, kelor kerap dibuat tanaman pagar, sedangkan daunnya
dibuat sayur. Tapi, banyak pula yang memanfaatkan bagian dari tanaman yang berasa pahit
ini untuk bahan obat tradisional.
Kelor adalah tanaman jenis perdu dengan ketinggian pohon berkisar antara 7 -11
meter. Batang kayunya getas (mudah patah), bercabang jarang, tapi berakar kuat. Batang
pokoknya berwarna kelabu. Daunnya berbentuk bulat telur berukuran kecil bersusun majemuk
dalam satu tangkai. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah
bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak.
Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang. Di Jawa disebut kelentang. Berbentuk mirip
kacang panjang berwarna hijau dan keras dengan ukuran panjang sekitar 30 cm. Sedang
getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Kelor dapat
berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter
di atas permukaan laut.
Di Indonesia, khususnya di kampung atau pedesaan, pohon kelor banyak ditanam
sebagai pagar hidup, ditanam di sepanjang tepi ladang atau sawah. Fungsi dari penanaman
pohon kelor ini selain sebagai tanaman penghijau juga sebagai tanda batas tanah atau ladang
kepemilikan seseorang. Selama ini, daun kelor muda banyak dimanfaatkan sebagai bahan
sayuran oleh sebagian besar penduduk kampung atau desa di Indonesia, selain itu biji kelor
pun bermanfaat sejak beberapa tahun silam.
Pemanfaatan biji kelor telah dikembangkan di Indonesia, antara lain melalui Program
United Nations Development Programme (UNDP) bekerjasama dengan ITB. Melalui program
tersebut, biji kelor diolah menjadi bahan pengendap/koagulator untuk penjernihan air secara
cepat, murah dan aman. Karena kandungan senyawa pada serbuk biji kelor memiliki sifat anti
mikroba, khususnya terhadap bakteri,, bakteri Coli yang terdapat di dalam air yang
dijernihkan.
Menurut hasil pengujian oleh tim ahli dari UNDP, untuk pengolahan air minum di
kawasan pantai atau rawa tidak membutuhkan banyak biji kelor. Cukup 2-3 pohon dewasa
selama setahun dengan keluarga sebanyak 6-8 orang, dengan perhitungan kebutuhan air
sekitar 20 liter/hari/ jiwa.
Di beberapa negara, pemanfaatan kelor juga mulai dikembangkan untuk bahan
pembuatan kosmetik. Sementara di beberapa negara di Benua Afrika, Kelor telah menjadi
komoditas yang menjanjikan peluang bisnis yang menggiurkan.
A. Kesimpulan
2. Kelor juga berguna dalam bidang kesehatan. Mulai dari akar, daun dan biji kelor semua
bermanfaat khususnya dalam bidang kesehatan. Secara tradisional pemanfaatan akar,
daun dan biji kelor sebagai obat dianggap manjur untuk beberapa jenis penyakit, antara
lain :
a) Sakit Kepala,
b) Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu,
c) Kanker hati seperti hepatitis B,
d) Sakit Mata,
e) Sukar Buang Air Kecil,
f) Cacingan,
g) Biduren (alergi),
h) Menurunkan gula darah dan masih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA