PADA ACARA PEMBUKAAN BIMBINGAN TEKNIS PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH BAGI APARAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH LINGKUP PEMERINTAH KAB. MAMUJU UTARA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Palu, 4 Juni 2007
Yth. Sdr. Para Kepala Dinas, Badan, Kantor, Bagian;
Yth. Sdr. Para Narasumber/Fasilitator dan Instruktur; Yth. Saudara-saudara peserta Bintek Penatausahaan Keuangan Daerah Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006;
Para undangan dan hadirin sekalian yang berbahagia.
Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,
Pada kesempatan yang baik ini, pertama-tama marilah kita memanjatkan
puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenanNya sehingga kita dapat hadir pada pagi hari ini dalam keadaan sehat wal’afiat untuk mengikuti acara pembukaan Bimbingan Teknis Penatausahaan Keuangan Daerah bagi aparat Pengelola Keuangan Daerah Lingkup Pemerintah Kabupaten Mamuju Utara yang dipersiapkan sebagai PPK-SKPD, PPTK dan Bendahara pada masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah berdasarkan amanat dan implementasi Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Saudara-saudara hadirin sekalian yang berbahagia, Sejak diterbitkannya paket Undang-Undang Keuangan Negar, antara lain : Undang-Undang Nomor 17/2003, Undang-undang Nomor 1/2004, Undang-undang Nomor 32/2004, Undang-undang Nomor 33/2004, Undang-undang Nomor 25/2004, telah membawa perubahan yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan pemerintahan Daerah khususnya di bidang pengelolaan keuangan daerah. Perubahan pada aspek pengelolaan keuangan daerah yang diatur di dalam undang- undang tersebut pada dasarnya bertumpu pada upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah baik dari sisi pendapatan, belanja maupun pembiayaan, yang secara keseluruhan diarahkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selanjutnya berdasarkan undang-undang yang mengatur tentang keuangan tersebut, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan pemerintah ini bersifat omnibus regulation, yang merupakan satu kesatuan yang dapat mengakomodir sekaligus mensinkronkan seluruh pengaturan yang menyentuh aspek pengelolaan keuangan daerah yang diamanatkan dalam undang-undang sebagaimana telah dikemukakan tadi. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tersebut dijadikan sebagai landasan hukum dalam penyusunan APBD, pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah, yang mengedepankan prinsip efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas. Peraturan tersebut mempertegas dan memperjelas cakupan pengelolaan keuangan daerah, desentralisasi pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah, sistem dan prosedur serta kebijakan lainnya yang perlu mendapatkan perhatian di bidang penatausahaan, akuntansi, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan daerah. Dengan memahami substansi Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, diharapkan kita memiliki persepsi yang sama sehingga terhindar dari adanya multi interpretasi yang menimbulkan perdebatan yang berkepanjangan dan menghindari kesulitan kita untuk mengkaji aturan di bidang pengelolaan keuangan daerah, karena diatur dalam berbagai undang-undang. Hadirin sekalian yang berbahagia, Mengingat pengelolaan keuangan daerah yang diatur di dalam peraturan pemerintah tersebut masih bersifat umum dan lebih menekankan pada prinsip, norma dan asas, yang sifatnya belum dapat diaplikasikan secara mudah, maka untuk memenuhi ketentuan Pasal 155 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, Menteri Dalam Negeri telah menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Menteri Dalam Negeri ini merupakan pengganti dari Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 yang selama ini kita gunakan dalam pengurusan dan pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah, serta tata cara penyusunan APBD, pelaksanaan tatausaha keuangan Daerah. Terkait dengan pelaksanaan bintek yang akan dilaksanakan, Pokok- pokok kebijakan yang mendapatkan perhatian kita bersama terkait dengan pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dapat dikemukakan sebagai berikut : Pertama, memberikan kejelasan dalam pembagian wewenang dan tanggungjawab untuk terlaksananya mekanisme checks and balances sehubungan dengan penyerahan kekuasaan pengelolaan keuangan dari Bupati selaku kepala pemerintah daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud dilaksanakan oleh Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dan oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku Pejabat Pengguna Anggaran/Barang Daerah dibawah koordinasi Sekretaris Daerah. Pendelegasian kekuasaan ini menuntut adanya peningkatan profesionalisme seluruh unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Kedua, menyederhanakan proses penatausahaan keuangan daerah melalui pendelegasian kekuasaan pengelolaan keuangan daerah sampai pada tingkat manajemen terendah pada setiap Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Kepala SKPKD dalam melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah (BUD) melimpahkan kuasanya kepada Kuasa BUD, sehingga fungsi perbendaharaan dan pelaporan pertanggungjawaban keuangan daerah dipusatkan pada SKPKD selaku entitas pelaporan. Sedangkan untuk efektivitas pelaksanaan anggaran kepala SKPD mendelegasikannya kepada kuasa penguna anggaran/pengguna barang dan atau kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dengan kriteria tertentu. Guna mendukung proses administrasi penatausahaan dan akuntansi pelaporan atas penggunaan uang dan barang, kewenangan kepala SKPD diserahkan kepada Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD). Ketiga, mewajibkan pemerintah daerah menyajikan dan menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 dalam rangka memenuhi azas efisiensi, efektivitas transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Daerah. Selanjutnya sebagai perwujudan tanggungjawab pengelolaan keuangan daerah, maka laporan keuangan sebelum disampaikan kepada DPRD terlebih dahulu disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), untuk dilakukan pemeriksaan.
Saudara-saudara peserta bintek yang berbahagia,
Substansi materi bintek yang akan Saudara ikuti, memiliki cakupan yang cukup luas dan komprehensif mulai dari pelaksanaan, penatausahaan, akuntansi keuangan daerah, pelaporan dan pertanggungjawaban serta pengawasan keuangan daerah. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya menghimbau Saudara-saudara agar setiap materi yang disampaikan oleh narasumber/fasilitator dan instruktur, kiranya dapat diikuti secara tekun, selalu aktif berdiskusi dan memecahkan latihan kasus yang diberikan dalam Bintek Penatausahaan Keuangan Daerah ini. Hal ini perlu Saya tekankan agar Saudara-saudara nantinya dapat mengimplementasikan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dimaksud. Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi saudara-saudara. Akhirnya saya ucapkan selamat mengikuti Bimbingan Teknis Penatausahaan Keuangan Daerah, dan selanjutnya dengan mengucapkan ”Bismillahirrochman nirrochim” Bimbingan Teknis Penatausahaan Keuangan Daerah Lingkup Pemerintah Kabupaten Mamuju Utara berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, secara resmi saya nyatakan dibuka.