Anda di halaman 1dari 20

analisis novel sengsara membawa nikmat

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang

Sastra merupakan salah satu seni kreatif yang dibuat unutk memenuhi batiniah dengan
unsure keindahan yang ada didalamnya.Unsur keindahan sastra itu sendiri terletak dalam
ungkapan bahasa yang menyenangkan sehingga menimbulkan rasa
senang,nikmat,terharu,jengkel,menyegarkan perasaan dan menarik pehatian pembaca.Sastra
tersebut dapat memberikan pengetahuan,pengalaman,pandangan,atau pengertian yang
berkaitan dengan nilai kehidupan.

Satra dalam bentuk novel biasanya yang mengandung hal-hal bermanfaat bagi manusia
dan kehidupannya.Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya
adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya.Sebagai
seni kreatif yang menggunakan manusia dan kehidupan maka sastra merupakan suatu media
untuk menyampaikan serta menampung ide,teori,atau sitem berpikir sehingga sastra menjadi
wadah dalam menampaikan ide.Objek seni sastra adalah pengalaman hidup manusia terutama
yang menyangkut social budaya,kesenian,dan system berpikir.Sedangkan pengalaman hidup
merupakan dasar untuk memahaminya secara kreatif,maka menuangkannya dalam bentuknya
yaitu segi-segi yang menyangkut cara penyampaiannya ,yaitu cara sastrawan
mengungkapkan sebuah karya sastra dalam bentuk cerita dengan menggunakan bahasanya

Sastra memiliki beberapa kelebihan dan keindahan yang teletak pada kesatuan dan
keharmonisan,keseimbangan,individual,bahkan pada pertentangan unsure-unsur yang
membangunnya

Pada novel sengsara membawa nikmat ini mengisahkan midun sebagai tokoh utama
dalam novel ini.Konflik di batin midun karena terus dimusuhi oleh kacak,karena dia lebih
terkenal di kampungnya,digambarkan terbuka dalam novel ini

Halaman 1

Bentuk novel ini masih konvensional sedang isinya yang menjadi tema pokok tentang
permusuhan seseorang kepada midun. Dalam setiap kalimatnya penuh romantic,perjuangan
dan cinta. Semuanya tertata dengan sempurna di novel ini,bagaimana seorang laki-laki
bernama midun bisa menghadapi konflik yang ada di dalamnya.Dengan gaya bahasa yang
ringan dan dilatar belakangi kehidupan minagnkabau yang tidak terduga oleh kita,takdir bisa
menggambarkannya dengan baik kepada pembaca lainnya.

Alasan penulis memilih novel ini karena memiliki ciri tersendiri dibandingkan novel
lain. Karena disini penulis dapat membaca kehidupan seorang laki-laki yang mengalami
konflik dengan orang lain dengan bahasanya yang cukup hidup dan lincah.Soal yang
dikemukakannya pun lain daripada yang lain,bukan mengunyah apa yang telah dikunyah
orang

1.2 Masalah Penelitian

1.2.1 Identifikasi Masalah


1) Bagaimana nilai intrinsic dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan sati

2) Bagaimana nilai budaya dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan sati
3) Bagaimana nilai moral dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan sati
4) Bagaimana nilai agama dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan sati

1.2.2 Peabatasan Masalah


Pada identifikasi masalah tersebut penulis mengadakan pembatasan masalah,adapun
pembatasan masalah adalah:

1) Bagaimana nilai intrinsic dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan sati
2) Bagaimana nilai budaya dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan sati
3) Bagaimana nilai moral dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan sati
4) Bagaimana nilai agama dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan sati

Halaman 2

1.2.3 Perumusan Masalah

Bersumber pada identfikasi dan spesifikasi permasalahan cukuplah rasanya bagi penulis
untuk mengambil sebuah rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1) Bagaimana nilai intrinsic dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan sati
2) Bagaimana nilai budaya dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan sati
3) Bagaimana nilai moral dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan sati
4) Bagaimana nilai agama dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan sati

1.3 Metodeologi Penelitian

1.3.1 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik
analisis data
1.3.2 Tujuan Penelitian

1) Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui unsure intrinsic dan
exstrinsik yang terdapat dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan sati
2) Tujuan Khusus
1) Mencari data bagaimana unsure intrinsic dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya
Tulis Sutan sati
2) Mencari nilai intrinsic dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan sati
3) Mencari nilai budaya dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan
sati
4) Mencari nilai moral dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan sati
5) Mencari nilai agama dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan sati

Halaman 3

1.3.4 Teknik analisis data


Dalam penelitian ini,penulis menganalisis data sebagai berikut

1) Membaca Novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan sati dengan teliti

2) Mengetahui unsure intrinsic dan extrinsic dalam Novel Sengsara Membawa Nikmat karya
Tulis Sutan sati

3) Mengambil pesan-pesan yang ada dalam Novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis
Sutan sati
4) Membuat kesimpulan

Halaman 4
BAB II
SINOPSIS dan BIOGRAFI

1.1 Biografi

Tulis Sutan Sati dilahirkan di Bukittinggi, Padang pada tahun 1898 dan meninggal pada
tahun 1942. Karyanya banyak yang diangkat dari kehidupan sosial masyarakat Minangkabau.
Tema yang terdapat di dalam karyanya juga menyentuh tentang masyarakat Minangkabau.
Novel-novel yang dikarang oleh beliau ialah Sengsara Membawa Nikmat(1928).
Memutuskan Pertalian(1932),Tidak Membalas Guna(1932), dan Tak Disangka(1932). Novel
Sengsara Membawa Nikmat dianggap karya yang paling bernilai dari karya Tulis Sutan Sati.
Novel ini memperincikan tentang kehidupan masyarakat Minangkabau pada tahun 1920-an.
Menurut A. Teeuw, novel ini sangat menarik kerana hidup dan lincahnya si pengarang
membawa pembaca ke dalam suasana desa Minangkabau dengan kejadian sehari-hari dan
segala reaksi manusiawi. Temanya berpusat kepada perantauan tokoh utamanya, Midun.
Gambaran perantauan terasa lebih menampakan realiti seolah-olah peristiwa ini benar-benar
terjadi pada zaman semasa novel ini dihasilkan. Beliau juga pernah menterjemahkan kaba
Sabai Nan Aluih(1929) yang ditulis oleh M. Thaib Gelar St Pamuntjak dalam bahasa
Minangkabau ke dalam bahasa Indonesia.

2.2 Sinopsis “Sengsara Membawa Nikmat”

Sengsara membawa nikmat karya Tulis Sutan Sati ini berkisah tentang dua orang pemuda,
Midun dan Kacak yang saling bermusuhan. Midun anak miskin, berbudi baik, sopan, sabar,
dan taat menjalankan perintah agama. Midun juga sangat pandai bermain silat. Sementara
Kacak adalah anak seorang kaya, mamaknya menjadi penghulu Laras di daerah itu sehingga
tak heran jika Kacak menjadi sombong dan bangga dengan kekayaan yang dimiliki oleh
keluarganya. Kacak juga selalu ingin menang sendiri dan tidak senang melihat orang lain
yang melebihi dirinya. Melihat perbedaan dua karakter itu, wajarlah jika masyarakat lebih
senang dan menghormati Midun dari pada Kacak.
Halaman 5

Karena Midun lebih disukai orang, Kacak menjadi sangat iri. Pangkal dari permusuhan di
antara mereka, adalah karena Midun sangat disukai masyarakat sedangkan Kacak tidak.
Sebaliknya, Kacak justru beranggapan bahwa penyebab ia tidak disukai dirinya oleh
masyarakat adalah akibat hasutan Midun kepada masyarakat supaya membenci dirinya. Maka
pertengkaran-pertengkaran pun tak dapat dielakkan.

Pada suatu hari Midun memukul roboh seorang laki-laki gila yang mengacau di pasar.
Kesempatan itu dipergunakan oleh Kacak untuk mengadu kepada Tuanku Laras supaya
Midun dihukum. Karena orang gila itu masih sekeluarga dengan Tuanku Laras, maka
pengaduan Kacak itu diterima. Dan Midun pun dihukumlah.

Hukuman yang diterima Midun tidak membuat Kacak berhenti. Kacak masih sangat
membenci Midun dan selalu mencari kesempatan untuk mencelakainya. Tidak jarang pula
Kacak selalu mencari gara-gara untuk memancing agar Midun emosi dan menantangnya
berkelahi. Berkat kesabaran Midun-lah semua pancingan Kacak tidak pernah ditanggapinya.
Midun selalu ingat nasihat Haji Abbas guru mengajinya dan Pendekar Sutan seorang jagoan
silat di Kampungnya. Midun beranggapa bahwa ilmu silat yang dimilikinya tidak untuk
berkelahi dan mencari musuh, tetapi untuk membela diri dan mencari teman.

Suatu hari, istri Kacak terjatuh ke dalam sungai dan ia hampir terbawa arus. Pada saat itu,
Midun yang sedang berada di dekat tempat kejadian berusaha menyelamatkan wanita itu.
Namun pertolongan Midun ditanggapi oleh Kacak. Ia bahkan menuduh Midun akan
memperkosa istrinya, sehingga Kacak justru menantang Midun untuk berkelahi.

Dalam perkelahian itu Midun berhasil mengalahkan Kacak. Kekalahan membuat Kacak
semakin menyimpan dendam. Kacak melaporkan kejadian itu kepada Tuanku Laras. Ia
memfitnah bahwa Midun hendak memperkosa istrinya. Tuanku laras percaya dengan laporan
Kacak sehingga Midun mendapat hukuman bekerja di rumah Tuanku Laras tanpa upah.

Halaman 6

Selama Midun menjalani hukuman itu, Kacak ditugaskan oleh Tuanku Laras untuk
mengawasi Midun. Tentu saja kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Kacak. Kacak memiliki
kesempatan yang besar untuk mencelakai Midun. Tiap hari Kacak menghina dan berlaku
kasar terhadap Midun. Midun menerima semua itu dengan tabah.
Hingga di sini Kacak belum juga puas. Ia tidak rela jika Midun masih berada di kampung itu.
Keberadaan Midun menjadi penghalang bagi kacak untuk berbuat sesuka hati di kampung
mereka. Karena itulah Kacak terus berusaha melenyapkan Midun untuk selama-lamanya.
Untuk itu, Kacak menyewa seorang pembunuh bayaran bernama Lenggang untuk
melenyapkan jiwa Midun. Kesempatan terbuka bagi Kacak untuk melampiaskan nafsunya
itu. Ketika Midun dan Maun sahabatnya sedang menonton pacuan kuda di Bukittinggi, secara
tiba-tiba mereka diserang oleh Lenggang, perkelahian pun terjadi. Mereka kemudian
ditangkap oleh tentara kompeni dengan tuduhan membuat huru-hara. Midun dan Lenggang
dijatuhi hukuman penjara di Padang. Sedangkan Maun bebas dari tuduhan karena sengaja
tidak dilibatkan oleh Midun dalam perkara itu.

Di dalam penjara Midun mendapatkan perlakuan yang tidak wajar. Begitu masuk ia sudah
diadukan dengan Si Ganjil jagoan di penjara itu. Tetapi untung Midun dapat
mengalahkannya. Sehingga seisi penjara menjadi segan terhadapnya. Walaupun begitu ia
masih saja menerima perlakuan yang menyakitkan dari sipir-sipir penjara. Berkat nasihat-
nasihat dari Gempa Alam sipir yang membawanya ke penjara itu, Midun akhirnya tabah juga
menghadapi cobaan-cobaan hidup itu.

Ketika Midun sedang melakukan pekerjaan sehari-harinya yaitu menyapu jalan, ia


menemukan seuntai kalung berlian. Temyata kalung itu milik seorang gadis bemama
Halimah yang rumahnya tidak jauh dari penjara. Perkenalanpun terjadilah di antara mereka.
Dan begitu Midun sudah selesai menjalani masa hukumannya, Halimah meminta kepada
Midun supaya melarikan dirinya dari rumah. Karena dia hendak dipaksa oleh ayah tirinya
seorang laki-laki Belanda yang sejak dahulu mengurus dirinya dan ibunya. Hasrat laki-laki
Belanda itu dikemukakan setelah ibu Halimah meninggal dunia ketika Midun masih di dalam
penjara.

Halaman 7

Atas pertolongan Pak Karto petugas bagian dapur penjara, mereka berhasil melarikan diri ke
Jawa dan kemudian pergi ke Bogor menemui ayah Halimah seorang bekas pensiunan
Wedana. Di sana mereka diterima dengan baik. Midun diminta tinggal di rumah itu. Namun
lama kelamaan, Midun merasa malu tinggal di rumah itu bila hanya untuk menumpang
makan dan tidur saja. Maka Midun memutuskan untuk pergi dari rumah itu mencari
pekerjaan.
Midun mencoba mencari pekerjaan ke Jakarta. Dalam perjalanan ke Jakarta, Midun
berkenalan dengan seorang saudagar Arab yang kaya raya, yang sebenarnya adalah seorang
rentenir. Tanpa berprasangka buruk, Midun menerima tawaran Syekh itu yang akan
meminjami uang sebagai modal. Dengan modal hasil pinjaman dari orang Arab itu, Midun
membuka usaha dagang. Berkat ketekunannya, usaha Midun berkembang pesat sehingga
membuat syekh Arab itu iri. Ia pun menagih hutang Midun dengan jumlah melebihi besarnya
pinjaman Midun. Midun menolak karena hutangnya telah dihitung berlipat ganda. Gagal
menagih Syekh menagih dengan cara lain, ia bersedia Midun tidak membayar hutang
(dianggap lunas) jika Midun menyerahkan Halimah kepadanya. Tentu saja ini membuat
Midun dan halimah marah. Akhirnya orang Arab itu mengadukannya ke Kompeni, dan
Midun ditahan.

Selepas dari tahanan, suatu ketika Midun sedang beralan-jalan di pasar baru. Di sana ia
melihat seorang pribumi yang mengamuk dan menyerang Sinyo Belanda. Ketika melihat
Sinyo Belanda terdesak, Midun menolongnya. Sinyo Belanda selamat. Ternyata kemudian
diketahui bahwa orang tua sinyo itu adalah Hoofscommissaris di Betawi. Dan sebagai tanda
terima kasih, Midun ditawari kerja di sana sebagai sekretaris. Tak lama kemudian Midun
mempersunting Halimah. Kerja Midun dipindahkan menjadi Menteri Polisi di Tanjung Priok.

Halaman 8

Ketika Midun sedang melaksanakan tugasnya ke Medan untuk melacak gerombolan pengedar
candu, Midun bertemu dengan Manjau adiknya. Lewat adiknya Midun mengetahui bahwa
ayahnya sudah meninggal, harta kekayaan peninggalannya sudah habis. Selain dipakai untuk
hidup sehari-hari juga karena diambil oleh keponakan ayahnya yang merasa hak
mendapatkan waris. Juga tingkah laku Kacak yang kini sudah menjadi Tuanku Laras
menggantikan mamaknya, semakin menjadi-jadi. Manjau dan Miun yang kini sudah
kawindengan adik Midun selalu menjadi sasaran kekejaman Kacak.

Sekembalinya ke Betawi, Midun mendatangi Hoofd-commissaris untuk mengutarakan


keinginannya pindah ke Bukittinggi, dengan alasan mau bekerja di tanah kelahirannya.
Pejabat itu mngijinkan. Maka kemudian Midun sekeluarga pindah ke Bukittinggi. Kebetulan
oleh Assisten Resident Bukittinggi ia ditempatkan sebagai Assisten Demang di daerahnya.
Tentu saja hal ini membuat kalang kabut Kacak musuhnya. Karena malu dan takut,
kecurangannya menggelapkan uang negara terbongkar oleh Midun, akhirnya Kacak pergi
meninggalkan daerah itu, dan tak pemah kembali lagi.

Setelah berkumpul kembali dengan seluruh keluarga dan para sahabatnya, mulailah Midun
memerintah negeri itu dengan gelar Datuk Paduka Raja.
Halaman 9
BAB III
UNSUR INTRINSIK

Dalam novel sengsara membawa nikmat karya tulis sutan sati terkandung beberapa
unsure intrinsic seperti tema,amanat,tokoh,watak,alur,setting,sudut pandang dan gaya bahasa
.berikut penjabaran dari unsure-unsur tersebut
1 . Tema
Tema yang terkandung dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan Sati
adalah”Perjuangan seorang pemuda untuk merubah nasibnya”

2 . Amanat
2.1 Harus berterima kasih apabila diberi pertolongan
Kalimat pembuktian:”udo midun !” ujar halimah ,setelah kurang rasa takutnya “saya
mengucapkan terima kasih atas pertolongan udo kepada saya”(hal 119)
2.2 Jangan menuruti kemarahan
Kalimat pembuktian:”Midun berkelahi di pacuan kuda,dan apa yang menyebabkanya”(hal
87)
2.3 Kalau menerima sesuatu jangan menolaknya
Kalimat pembuktian:”janganlah orang kaya dan uni cemas ,sebab saya ada mendapat kalung
itu,inikah kalung itu,uni?”(hal 108)
2.4 Harus menghormati adat istiadat setempat
Kalimat pembuktian :”begini waktu kenduri pada 12 hari bulan rabiul awal,bukankah engkau
duduk ditempat saya?”(hal 10)
2.5 Jangan takut apabila kita benar
Kalimat pembuktian:”berani karena benar,takut karena salah”(hal 30)

Halaman 10

3 . Tokoh
3.1 Midun . Kalimat pembuktian:”Mdun ialah seorang muda yang baru berumur lebih kurang
20 tahun”(hal 11)

3.2 Kacak . Kalimat pembuktian:”si kacak,kemenakanku tuan laras sudah datangkah?”(hal 9)

3.3 Halimah kalimat pembuktian:”ia maklum,bahwa surat itu dari halimah(hal 115)

3.4 Pak Midun kalimat pembuktian:”mula-mula pak midun bermufakat dengan pendekar
sultan”(hal 25)

3.5 Haji Abbas : kalimat pembuktian: “manakala haji abbas terkejut dan menagnkap ranting
kayu itu,saat itulah midun harus menyerang haji abbas ( hal 25)
Halaman 11

3. Watak

Watak yang terkandung dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan Sati
adalah:

3.1 Midun
- Sopan santun
Kalimat pembuktian :”Budi pekertinya sopan santun kepada siapa pun”(hal 12)

- Tabah
Kalimat pembuktian :”janganlah terlalu amat menyiksa saya,Engku Muda!kesalahan saya
tidak seberapa,tidak berpandanan dengan siksaan yang saya tanggung”(hal 44)

3.2 Kacak
- Pemarah
Kalimat pembuktian :”sekonyong-konyong merah padam mukanya”(hal 17)

- Sombong
Kalimat pembuktian :”berapa kepandaianmu,saya lebih tinggi daripada engkau”(hal 15)

3.3 Haji Abbas


- Arif/bijaksana
Kalimat pembuktian :”kalau ada temanmu yang sehati dengan engkau”(hal 53)

Halaman 11
- Pemberani
Kalimat pembuktian:”rupanya waktu ma atang berkelahi dengan pendekar sultan,jelas bahwa
ma atang hendak membunuh lawannya”(hal 61)
3.4 Halimah

- Cantik
Kalimat Pembuktian:”sungguh cantik dan elok rupanya,sukar didapat,mahal dicari”(hal 109)
- Pandai
Kalimat pembuktian:”sungguh pandai adinda menahan hati”(hal 141)

3.5 Pak midun


- Arif
Kalimat Pembuktian:”sungguhpun ayah midun orang peladang tetapi sudah luas
pengetahuannya
- Ramah
Kalimat pembuktian:”pendekar sultan di persinggah oleh pak midun dengan murid-muridnya
ke rumahnya”(hal 22)

Halaman 12

4. Alur/Plot

- Alur maju
Kalimat pembuktian:”setelah dua bulan lebih daripada itu,maun terpanggil datang ke
bukitinggi”(hal 83)
- Alur mundur
Kalimat pembuktian:”karena sudah 4 bulan ia dihukum,belum pernah dipanggil sipir”(hal
115)

5. Setting
Setting atau latar terbagi menjadi beberapa macam diantaranya, setting tempat,setting
waktu dan suasana.Berikut penjabaran atas macam-macam setting tersebut yang terdapat
pada novel Sengsara Membawa Nikmat karya tulis sutan sati

5.1 Waktu

5.1.1 Waktu Asar,


kalimat pembuktian:”Waktu asar sudah tiba”. (hal 9)

5.2.2Hari ahad pagi-pagi,


kalimat pembuktian:”Hari ahad pagi-pagi,Midun sudah memikul tongkat pengirik padi ke
sawah”.(hal 27)

Halaman 13
5.2.3Malam hari,
kalimat pembuktian:”Sekali peristiwa pada suatu petang Midun pergi ke sungai hendak
mandi.”.(hal 43)

5.2.4Waktu maghrib,
kalimat pembuktian :”Rasakan dicabutnya hari menanti waktu maghrib habis,karena itu
anaknya pulang makan”(hal 28)
5.2.5Hari petang
,kalimat pembuktian:”amat cerah hari petang itu”(hal 9)

5.2 Suasana

5.2.1 Tegang, Takut, kalimat pembuktian:


“Amboi, bunyi yang kami takutkan itu, kiranya “Cempedak hutan” yang baru jatuh….,
mereka itu berjeritan dan bersiap hendak lari, tetapi kaki mereka itu tak dapat lagi
diangkatnya, sebab sudah kaku karena ketakutan”.(hal 19

5.2.2 Sedih, kalimat pembuktian:

“Permintaan itu dikabulkan oleh mereka itu. Pak Midun berkatabdengan air mata berlinang-
linang, katanya, “baik-baik engkau di negeri orang, Midun”(hal 83)

Halaman 14
5.2.3 Bahagia, kalimat pembuktian:

“Mendengar perkataan itu hampir tidak dapat Midun menjawab, karena sangat girang hatinya
mendengar kabar itu. “(hal 117)

5.2.4 Kepanasan, kalimat pembuktian:

“Hari amat panas,angin berhembus lunak lembut” (hal 145

5.2.5 Senang,kalimat pembuktian:


“Terima kasih banyak tuan,ujar midun dengan girang”(hal 186)

5.3 Tempat

5.3.1Surau,
kalimat pembuktian :”ia telah menjadi guru tua(pembantu)di surau”(hal 11)

5.3.2 Kampong,
kalimat pembuktian:”sudah itu maksudnya hendak terus pulang ke kampong(hal 75)

5.3.3Di pacuan kuda,


kalimat pembuktian:”dengan tidak diketahui mereka kedua,sampailah ke pacuan kuda(hal
78)

5.3.4 Padang,
kalimat pembuktian:”oleh sebab itu tadi saya mohonkan kepada sipir,supaya engkau tidak
dibelenggu ke padang”(hal 86)
Halaman 15

5.3.5 Bogor
kalimat pembuktian:”saya berharap jika udo ada belas kasihan kepada saya,tolonglah saya
antarkan ke betawi,kepada bapak saya di bogor”(hal 119)

6. Sudut Pandang

Sudut pandang yang terkandung dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan
Sati adalah:

6.1 Sudut Pandang mahakuasa


Kalimat pembuktian:”ketika midun tercengang-cengan memperhatikan pintu gerbang
itu,tampak olehnya huruf yang dibuat dengan air mas”(hal 71)

7. Gaya Bahasa

7.1 Majas perumpamaan


Kalimat pembuktian:”jangankan ia terempas,melainkan seakan-akan tak menjejak tanah ia
rupanya”(hal 59)
7.2 Majas hiperbola
Kalimat pembuktian:”hatinya tertarik kepadamu”(hal 135)
7.3 Majas metafora
Kalimat pembuktian:”sambut,si pengamuk dari darat”(hal 92)
7.4 Majas personifikasi
Kalimat pembuktian:”akhirnya suami itu seperti sirih kerap tumbuh di batu”(hal
142)
7.5 Majas antiklimaks
Kalimat pembuktian:”kilat belitung sudah ke kaki,kilat cermin sudah ke muka”
(hal 53)
Halaman 16

BAB IV
UNSUR EXSTRINSIK

Unsur exstrinsik yang terkandung pada novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan
Sati adalah

4.1 Moral
- Moral baik

- Baik budi
Kalimat pembuktian:”sungguh amat baik benar budi bahasa orang belanda itu”(hal 133)
- Memberikan uang
Kalimat pembuktian:”perempuan itu memberikan uang kepada midun”(hal 108)
- Beriba hati
Kalimat pembuktian :”ujar halimah yang beriba hati”(hal 110)

- Moral buruk

- Perkataan tidak senonoh


Kalimat pembuktian:”hai anjing,berani engkau menggantikan tempat duduk saya?,ayuh
pergi”(hal 980
- Ingin membunuh
Kalimat pembuktian:”ia dapat berlaku akan membinasakan kita”(hal 78)
Halaman 17

- Berkelahi
Kalimat pembuktian:”polisi bekerja keras untuk memadamkan perkelahian itu”(hal 81)

4.2 Nilai Agama


- Insya allah
Kalimat pembuktian:”insya allah akan saya periksa dengan sepatutnya,hingga menenagkan
hati tuanku”(hal 52)
- Pernikahan
Kalimat pembuktian:”benar agama mengizinkan beristri lebih dari satu sampai empat”(hal
143)

- Berkehendak tentang agama


Kalimat pembuktaian:”bahkan jika halimah kehendaki saya masuk orang islam pun saya
suka”(hal 137)

4.2 Budaya

- Berkasidah
Kalimat pembuktian:”terdengar suara orang berkasidah(bernyanyi cara arab)yang hampir
dilakukan setiap hari”(hal 9)
- Kenduri
Kalimat pembuktian:”begini maun!waktu kenduri di mesjid tempo hari,bukankah engkau
duduk dengan saya”(hal 10)
- Tolong menolong
Kalimat pembuktian:”sudah umum pada orang kampong itu,manakala ada pekerjaaan berat
suka bertolong-tolongan

Halaman 18

BAB V
KESIMPULAN

Setelah mengemukakan sebuah masalahyang dikemukakan dalam novel Sengsara


Membawa Nikmat karya Tulis Sutan Sati.Maka penulis mencoba menyimpulkan dan member
saran

5.1 Kesimpulan
1) Tema dalam novel ini adalah Kehidupan seorang pemuda
2) Amanat yang terdapat dalam novel tersebut adalah
1) Harus berterima kasih apabila diberi pertolongan
2) Jangan menuruti kemarahan
3) Kalau menerima sesuatu jangan menolaknya
4) Harus menghormati adat istiadat setempat
5) Jangan takut apabila kita benar
3) Penokohan atau perwatakan yang terdiri dari
1) Midun
- Sopan santun
- Tabah
2) Kacak
- Pemarah
- Sombong
3) Haji Abbas
- Arif/bijaksana
- Pemberani

Halaman 19
4) Halimah
- Cantik
- Pandai

5) Pak midun
- Arif
- Ramah

4) Alur yang digunakan adalah alur maju karena menceritakan dua bulan maun dipanggil ke
bukitinggi

5) Setting yang digunakan adalah latar tempat,waktu dan suasana


a) latar tempat
- Surau
- Kampong
- Di pacuan kuda
- Padang
- Bogor
b)latar waktu
- Waktu Asar
- Hari ahad pagi-pagi
- Malam hari
- Waktu maghrib
- Hari petang
Halaman 20

c) latar suasana
- Tegang, Takut
- Sedih
- Bahagia
- Kepanasan,
- Senang

6) Sudut pandang yang dipergunakan dalam novel ini adalah mahakuasa


7) Dari unsure exstrinsik yang terdapat dalam novel ini adalah
a. moral
- baik
1) Baik budi
2) Memberikan uang
3) Beriba hati
- buruk
1) Perkataan tidak senonoh
2) Ingin membunuh
3) Berkelahi
b. agama
- Insya allah
- Pernikahan
- Berkehendak tentang agama

Halaman 21
c. budaya
- Berkasidah
- Kenduri
- Tolong menolong

5.2 Saran – saran


Pada bagian ini,penulis menyampaikan saran yang berkenan dengan novel.Saran-
saran tersebut sebagai berikut:

1) Siswa diharuskan membaca novel sastra agar dapat megetahui dan meyukai berbagai macam
sastra
2) Guru juga mengajarkan karya sastra juga agar banyak siswa yang mengetahui karya sastra
3) Novel sastra dapat dipergunakan untuk bahan bacaan sehari-hari

Halaman 22

DAFTAR PUSTAKA
Sati,tulis sutan:1929: Sengsara Membawa Nikmat: Jakarta: balai pustaka

Anda mungkin juga menyukai