Anda di halaman 1dari 33

PENGELOLAAN TENAGA KEPERAWATAN

( REKRUT SELEKSI ORIENTASI PENGEMBANGAN PENJADWALAN KLASIFIKASI


DAN PERENCANAAN )

PENDAHULUAN
Kita ketahui bahwa pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan yang diselenggarakan di rumah sakit. Pelayanan keperawatan
mempunyai peran yang besar dalam pencapaian mutu citra dan efisiensi pelayanan kesehatan di RS,
karena selain merupakan tenaga profesi yang terbanyak jumlahnya di setiap RS juga sebagai tenaga
profesi yang memberi pelayanan selama 24 jam terus menerus di sisi pasien, sehingga pengelolaan
tenaga keperawatan mutlak perlu dilaksanakan dengan baik.

Mengingat kegiatan pelayanan keperawatan tergantung pada kualitas dan kuantitas tenaga
keperawatan yang memberikan asuhan kepada pasien/keluarga di ruang perawatan, maka
peningkatkan mutu pelayanan keperawatan diperlukan dukungan sumber daya manusia
keperawatan yang mampu mengemban tugas untuk mempertahankan kualitas pelayanan dan asuhan
keperawatan selama 24 jam terus menerus, serta mampu mengadakan perubahan.

Untuk dapat melaksanakan pernyataan ini, perlu adanya rekrut, seleksi,


orientasi,pengembangan, penjadwalan serta klasifikasi dan perencanaan tenaga keperawatan yang
diatur dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip dalam sistem pengelolaan dan pendayagunaan
tenaga keperawatan.

HAKEKAT KETENAGAAN
Adalah pengaturan proses mobilisasi potensi, proses motivasi dan pengembangan sumber daya
manusia dalam memenuhi kepuasan melalui karyanya untuk tercapainya tujuan individu, organisasi
maupun komunitas dimana ia berkarya.

Keputusan yang diambil tentang ketenagaan sangat dipengaruhi oleh falsafah yang dianut oleh
pimpinan keperawatan tentang pendayagunaan tenaga. Misalnya: Pandangannya tentang motivasi
kerja, konsep tentang tenaga keperawatan, dsb.

Dari pandangan dasar tersebut akan terbentuk pola ketenagaan yang sesuai dengan gambaran
pimpinan.

1. Rekrut tenaga dan seleksi


Menerima pegawai adalah tugas yang sulit dan dapat menyebabkan kecemasan, tetapi juga
merupakan kesempatan penting utuk mengadakan perubahan dan pengembangan staf.
Ketenagaan memerlukan koordinasi antara bagian personalia dan pelayanan keperawatan,
biasanya bagian personalia mengadakan tenaga keperawatan sesuai dengan permintaan yang
diajukan oleh bagian keperawatan. Langkah pertama pada rekrut tenaga adalah menstimulasi calon
untuk mengisi posisi yang dibutuhkan. Hal ini tidak sederhana karena tidak hanya segi teknis kualifikasi
tetapi juga kwalitas individu harus sesuai dengan pekerjaan, susunan dan tujuan organisasi. Usaha
rekrut tenaga jangan tergesa-gesa karena dapat mengakibatkan seleksi yang tidak memuaskan.

Selain itu penempatan tenaga perlu diperhatikan, karena penempatan yang tepat akan
menciptakan kondisi kerja yang efisien.

Yang perlu diperhatikan

a. Profil karyawan keperawatan pada saat itu.

b. Program rekruting

c. Metode rekruting

d. Program pengembangan tenaga baru

e. Prosedur penerimaan

 Seleksi : - kualifikasi dasar seleksi

- proses seleksi

 Prosedur lamaran

Syarat yang harus dipenuhi

a. Data biografi

Berisikan riwayat personal calon, latar belakang pendidikan, riwayat dan pengalaman

bekerja dan data lain yang dapat dipakai.

b. Surat rekomendasi/referensi dari perusahaan/instansi sebelumnya dimana calon bekerja.

c. Wawancara .

Tujuan wawancara untuk memperoleh informasi, memberi informasi dan menentukan bila
calon memenuhi persyaratan untuk posisi itu.

d. Psycho-test : Test ini untuk mengetahui pengetahuan, keterampilan, bakat, sikap umum, dll.

2. Orientasi, pengembangan dan penghargaan

1) Orientasi :

* Orientasi institusi :

 -Misi rumah sakit, riwayat dan tujuan spesifik RS/organisasi.


 Struktur dan kepemimpinan.

 Kebijakan personalia

 Evaluasi kerja, promosi, cuti, dsb.

 Perilaku yang diharapkan.

 Pengembangan staf dan program pembinaan yang ada

 Hubungan antara karyawan dan hubungan dengan pimpinan

* Orientasi pekerjaan :

 Memahami tujuan bagian keperawatan dan bagaimana tujuan diterjemahkan dalam job deskripsi

 bagaimana tujuan keperawatan hubungannya dengan tujuan individu

 Menciptakan hubungan interpersonal.

 Memperkenalkan pekerjaan, prosedur dan kebijakan yang ada

 Orientasi tempat, fasilitas dan perlengkapan yang ada

 Menjelaskan job deskripsi yang ada sesuai dengan tugas dan posisi yang diberikan.

2). Pengembangan :

Pengembangan tenaga baru berlaku sesudah orientasi untuk melanjutkan edukasi secara bebas
untuk mengembangkan potensi secara penuh dari seseorang. Hal ini berhubungan dengan esthetika,
teknis dan pendidikan profesional.

3). Penghargaan :

a. Promosi : kenaikan pangkat

-Suatu reward individu yang berprestasi atau kesempatan pengembangan.

-Senioritas

Manfaat :

 Mempertinggi semangat kerja bagi yang berprestasi

 menciptakan keseimbangan

 memotivasi
b. Mutasi : Pemindahan dari pekerjaan / jabatan satu ke pekerjaan/ jabatan lain.

Tujuan:

 Pengembangan

 Mengurangi kejenuhan

 Reorganisasi

 Memperbaiki penempatan yang kurang cocok

 Memberi kepuasan kerja

 Kondisi kesehatan.

4). Hambatan dalam ketenagaan

a. kemangkiran/absen

Merupakan kehilangan waktu yang berakibat kerugian secara kualitas dan ekonomi bagi
instansi.

Prosentase absen:

jumlah hari kerja yang hilang

---------------------------------------- X 100

jumlah hari kerja efektif

Faktor absen :

 tempat tinggal jauh

 kelompok karyawan yang banyak

 sakit

Pola absensi :

 sering  pendek-pendek

 jarang  panjang

 hari - hari tertentu

Cara mengurangi absen:

 sistem pencatatan
 kunjungan rumah

 kesejahteraan karyawan

 meningkatkan kondisi tempat kerja

 swasana kerja

 sistem penghargaan

b). Keluar masuknya tenaga ( Turn- Over )

Perhitungan :

rata-rata turn-over per tahun:

jumlah tenaga yang keluar

------------------------------------- X 100

jumlah tenaga di unit

Mengurangi turn-over :

 pada proses penerimaan karyawan

 peningkatan penugasan

 perubahan job - deskripsi

 pengembangan

c). Kejenuhan ( Burn - Out)

Keadaan dimana individu merasa dirinya semakin kurang kemampuannya, kerja keras kurang
produktif.

Sebab :

 peran dan fungsi kurang jelas

 merasa terisolasi

 beban kerja berlebihan

 terlalu lama pada suatu bagian

3.Pengembangan Staf
Tujuan :

Membantu individu meningkatkan diri dalam pengetahuan, ketrampilan serta pengalaman


dibidangnya melalui kegiatan pendidikan berkelanjutan, program pelatihan, dsb.

Aktifitas pengembangan ini dibuat untuk keuntungan individu perawat dan meningkatkan
produktifitas /pelayanan.

Macam pengembangan :

Sesuai dengan kebutuhan, baik training maupun pendidikan yang bermanfaat untuk pekerjaan
dan pengetahuan, ketrampilan serta sikap perawat.

Kegiatan ini meliputi :

 Introduksi training untuk karyawan baru

 Orientasi

 In - house education / on - the job training

 Pendidikan berkelanjutan formal dan non formal.

Pengaturan :

 Di rumah Sakit yang besar mempunyai bagian tersendiri yang mengkait pada bagian personalia .

 Bagian keperawatan membuat komisi atau diklat

4 Penjadwalan

Penentuan pola dinas dan libur untuk karyawan pada suatu bangsal / unit tertentu.

Didalam penjadwalan pimpinan mempertimbangkan pertanyaan sbb:

1. Untuk berapa lama jadwal disiapkan

2. Hari apa kalender penjadwalan dimulai

3. Hari libur mingguan dapat dipecah atau beruntun

4. Berapa lama waktu kerja maksimum dan minimum

5. Berapa lama sebelumnya dapat mengajukan hari libur mingguan atau cuti tahunan

6. Berapa lama sebelumnya jadwal sudah dapat dilihat oleh staf

7. Berapa lama ada pergantian / rotasi shift

8. Apakah tenaga extra ( part-time) akan dimanfaatkan, kalau ya, bagaimana ketentuan ratio secara
ekonomis antara tenaga full time dan part time

9. Bagaimana penjadwalan disusun sentralisasi oleh kepala rawat inap, supervisor/penyelia atau kepala
ruangan

10. Bagaimana menciptakan, komunikasi terbuka antara staf dan pembuat jadwal.
Untuk mengurangi waktu menyusun jadwal dinas dapat digunakan jadwal siklus, yaitu jadwal
dinas dan shift yang disusun berdasarkan ramalan dan pola ulang dengan jumlah yang sama.
Kombinasi tenaga dan kelompok yang sama.

Prinsip-prinsip penjadwalan yang efektif

1. Penjadwalan siklus harus menunjukkan keseimbangan antara kebutuhan institusi akan tenaga dan
kebutuhan kerja dengan rekreasi karyawan

2. Penjadwalan siklus harus mencakup hari kerja yang mengenakan dan yang tidak mengenakan serta
jam kerja yang adil antara karyawan

3. Semua karyawan ditugaskan sesuai pola siklus

4. Bila jadwal sudah dibuat, penyimpangan hanya dapat dilakukan melalui surat permohonan

5. Metode ini harus dikenal sebelum diterapkan dan jumlah tenaga serta komposisi cukup untuk setiap
unit dan shift

6. Pola ini meningkatkan pelayanan keperawatan yang berkesinambungan dan mengembangkan kerja
tim

Penyebab Over Staf :

1. Frekwensi dan fariasi yang tidak dapat diramalkan sebelumnya pada sensus pasien

2. Kecenderungan pimpinan membuat kompensasi untuk variasi sensus dengan penghitungan tenaga
yang diambil dari sensus maksimal

3. Keluhan pasien tentang pelayanan

4. Delegasi untuk diagnostik dan terapi yang seharusnya merupakan beban dokter

Penanggulangan tenaga :
Yaitu mengontrol variasi ketenagaan antara lain dengan kombinasi jam dinas tenaga lepas (
flosting) dan pemerataan / leveling tenaga.

Pertukaran dinas dan Rotasi :


Pertukaran dinas merupakan hal yang umum dalam menugaskan staf ruangan. Namun
demikian pertukaran ini dapat menimbulkan stress bagi staf. Karena manusia membutuhkan waktu
adaptasi terhadap perubahan lingkungan, waktu pagi, siang atau malam. Ritme tubuh membutuhkan
waktu adaptasi. Maka pertukaran dinas/rotasi jarak pendek akan semakin menimbulkan stress.

Shift yang tetap, membebaskan / mengurangi stress. Peluang untuk memilih dinas yang cocok
dengan pola kehidupan perawat “tanpa merugikan pelayanan” di ruangan memberikan manfaat :

1. Perawat dapat menyusun pola hidup dalam keluarga, dapat terlibat pada aktifitas sosial atau
melanjutkan/ meningkatkan pengetahuan, sekolah formal, non formal.

2. Kepala ruang akan lebih mudah mengewaluasi, karena waktu cocok dan dipilihnya sendiri dan
diharapkan dapat bekerja lebih baik.

Rotasi dalam grup / shift tetap bermanfaat agar staf dapat memahami ruang lingkup kerja
dalam shift yang berbeda-beda sehingga dapat menghargai setiap shift.

Macam-macam Cara Dinas

1. 7 jam/ shift : dengan 6 hari kerja = 40 jam / minggu

2. 8 jam /shift : dengan 5 hari kerja = 40 jam / minggu

3. 10 jam/ shift : dengan 4 hari kerja = 40 jam / minggu

Untuk 10 jam/shift kurang populer di Indonesia, karena negara tropis, kurang efektif.

5. Perencanaan tenaga
Kegiatan pelayanan keperawatan tergantung pada kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan
yang memberikan asuhan kepada pasien/keluarga di ruang perawatan.

Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan diperlukan dukungan sumber daya


manusia keperawatan yang mampu mengemban tugas untuk mempertahankan kualitas pelayanan
dan asuhan keperawatan selama 24 jam terus menerus, serta mampu mengadakan perubahan. Untuk
dapat melaksanakan pernyataan ini, perlu adanya klasifikasi pasien dan perencanaan tenaga
keperawatan, baik jumlah maupun klasifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan sistem pengelolaan
tenaga keperawatan yang ada.

Klasifikasi /Kategori Pasien


Klasifikasi pasien sangat diperlukan sehubungan dengan kebutuhan akan perawatan selama
24 jam terus menerus, sehingga dapat menentukan kebutuhan tenaga.

Ada beberapa kategori pasien dan jam perawatan yaitu sbb :


Menurut Althaus et al 1982 dan Kirk 1981:

Level I ( minimal ) = 3,2 jam

Level II ( intermediate ) = 4,4 jam

Level III ( maksimal ) = 5,6 jam

Level IV ( intensif-care ) = 7,2 jam

Menurut Hanson :

Kategori I : Self Care

Biasanya membutuhkan waktu 1 - 2 jam dengan waktu rata-rata

efektif, 1,5 jam / 24 jam.

Kategori II : Minimal Care

Biasanya membutuhkan 3 - 4 jam dengan waktu rata-rata efektif

3,5 jam / 24 jam.

Kategori III : Intermediate Care

Biasanya membutuhkan 5 - 6 jam dengan waktu rata-rata efektif

5,5 jam / 24 jam.

Kategori IV : Modified Intensive Care

Biasanya membutuhkan 7 - 8 jam dengan waktu rata-rata efektif

12 jam / 24 jam.

Kategori V : Intensive Care

Biasanya membutuhkan 10 - 14 jam dengan waktu rata-rata efektif

12 jam / 24 jam.

Menurut Douglas (1984)

Klasifikasi derajat ketergantungan pasien ada 3 kategori, masing-masing memerlukan waktu :

perawatan minimal : 1-2 jam / 24 jam

perawatyan intermediet : 3-4 jam/24 jam

perawatan maksimal/total : 5-6 jam/24 jam

Klasifikasi pasien menurut Douglas dengan kriteria sebagai berikut:


1) Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam, dengan kriteria:
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
b) Ambulasi dengan pengawasan.
c) Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift.
d) Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
e) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
2) Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam dengan kriteria:
Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam.
Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
Folley catheter/intake output dicatat.
e) Klien dng pemasangan infus,persiapan pengobatan memerlkan prosedur
3) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu 5-6 jam/24jam dengan kriteria :
a) Segalanya diberikan/dibantu.
b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam.
c) Makan memerlukan ngt, menggunakan terapi intravena.
d) Pemakaian suction.
e) Gelisah, disorientasi.

Depkes (2002):

Klasifikasi ketergantungan pasien ada 4 kategori, masing-masing memerlukan waktu :

asuhan keperawatan minimal : 2 jam / 24 jam

asuhan keperawatan sedang : 3,08 jam/24 jam

asuhan keperawatan agak berat : 4,15 jam/24 jam

asuhan keperawatan maksimal : 6,16 jam/24 jam

Klasifikasi kategori asuhan keperawatan menurut Depkes 2002:


1) Asuhan keperawatan minimal :
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
b) Makan dan minum dilakukan sendiri.
c) Ambulasi dengan pengawasan.
d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift.
e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil.

2) Asuhan keperawatan sedang :


a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam.
c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.

3) Asuhan keperawatan agak berat :


a) Sebagian besar aktifitas dibantu.
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 – 4 jam sekali.
c) Terpasang folley cateter, intake output dicatat.
d) Terpasang infuse.
e) Pengobatan lebih dari sekali.
f) Persiapan pengobatan perlu prosedur

4) Perawatan maksimal :
a) Segala aktifitas diberikan perawat.
b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam.
c) Makan memerlukan NGT, terapi intra vena.
d) Penggunaan suction.
e) Gelisah/disorientasi

Menurut Departemen Kesehatan Filipina th. 1984

a. Jam pelayanan keperawatan rata-rata per pasien dalam 24 jam adalah :

interne 3,4 jam

Bedah 3,5 jam

Campuran bedah dan interne 3,4 jam

Post partum 3 jam

Bayi 2,5 jam

Anak-anak 4 jam

Proporsi rata-rata perawat yang dibutuhkan :

40 % non-profesional

60 % profesional.
kebutuhan tenaga keperawatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan :

1). Faktor klien

 tingkat kompleksitas dan lamanya kebutuhan perawatan

 tipe klien sesuai dengan jenis penyakitnya, usia maupun faktor spesifik

 jumlah klien dan fluktuasi (turun-naiknya)

 keadaan sosial ekonomi yang mempengaruhi kesehatannya

 harapan klien dan keluarganya

2). Faktor tenaga/staf

 jumlah dan komposisi tenaga keperawatan

 kebijakan pengaturan dinas

 peran, fungsi dan tanggung jawab perawat

 kebijakan personalia

 tingkat pendidikan dan pengalaman karyawan

 kelangkaan tenaga perawat spesialis

 sikap ethis para professional

3). Faktor lingkungan

 tipe dan lokasi rumah sakit

 lay out ruang keperawatan

 fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan

 kelengkapan peralatan medis / diagnostik

 pelayanan penunjang dari bagian lain : laboratorium, rontgen, farmasi,dll.

 pelayanan penunjangan dari instansi lain. Contoh : PMI

 macam kegiatan yang dilaksanakan : penyuluhan, kunjungan rumah dll.

4). Faktor Organisasi

 mutu pelayanan

 kebijakan pembinaan dan pengembangan


Rumusan Perhitungan :
1). Peraturan Men. Kes. RI No.262/Men.Kes/Per/VII/1979 :

Perhitungan tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk kebutuhan seluruh RS

Perbandingan antara jumlah tempat tidur RS dibanding dengan jumlah perawat.

Rumah sakit kelas/tipe A,B,C perbandingan sbb.:

Jumlah tenaga perawat : jumlah tempat tidur =

RS Kelas A = 4 perawat : 2 tempat tidur

RS Kelas B = 3 perawat : 2 tempat tidur

RS Kelas C = 1 perawat : 1 tempat tidur

2). Menurut Gillies (1982)

TP = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan/ tahun .

Jumlah jam kerja perawat/th x jam kerjaperawat/hari

Kebutuhan tenaga perawat dirumuskan perhitungan sebagai berikut :

Atau :

Tenaga Perawat (TP)= A x B x 365

(365-C)x jam kerja /hari


Keterangan :
A : jam efektif/24 jam → waktu perawatan yang dibutuhkan klien
B : sensus harian (jumlah pasien) → BOR x Jumlah tempat tidur
C : jumlah hari libur
365 :jumlah hari kerja selama 1 tahun

3). Menurut Depkes (2002)


Pengelompokan unit kerja di rumah sakit.

a. Rawat inap dewasa

b. Rawat inap anak / perinatal

c. Rawat inap intensif

d. Gawat Darurat (IGD)

e. Kamar bersalin

f. Kamar operasi

g. Rawat jalan.

Kebutuhan tenaga perawat di ruang perawatan menggunakan rumus:

Kebutuhan tenaga =jumlah jam perawatan di ruangan/hari

jam efektif perawat

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan:
Menambah perawat libur (loss day) dan tugas non keperawatan.

Loss Day=jumlah hari minggu dlm 1 th + cuti + hari besarxkeb.tenaga

Jumlah hari kerjaefektif/th


Tugas non keperawatan =(kebutuhan tenaga +loss day)x 25%

Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non-keperawatan diperkirakan 25%


dari jumlah tenaga keperawatan .

Jumlah kebutuhan tenaga = kebutuhantenaga + faktor koreksi(loss day+tugas non


kep.)

4).Menurut Douglas (1984)

Penghitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas dihitung berdasarkan


tingkat ketergantungan setiap shift klien dan hasil keseluruhan ditambah sepertiga (1/3)
untuk perawat yang libur atau cuti. Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan klasifikasi
tingkat ketergantungan untuk setiap shift jaga seperti pada formula berikut:
Formula berdasarkan
klasifikasi ketergantungan klien (Douglas 1984)

Waktu klasifikasi Kebutuhan perawat

Pagi Sore Malam


Minimal 0.17 0.14 0.07

Intermediate 0.27 0.15 0.10

Maksimal 0.36 0.30 0.20

CONTOH ;
Diketahui jam efektif Ruang rawat inap sebesar 3,5. BOR Jan.– Des.2005 sebesar
69,5%, libur minggu 52 hr,cuti 12 hr,libur nasional 18 hr, kapasitas tempat tidur 25.
1. Kebutuhan tenaga berdasarkan rumus Gillies:

TP = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun


Jumlah jam kerja perawatan per tahun x jam kerja perawat per hari

TP = (jam efektif per 24 jam) x (BOR x jumlah tempat tidur) x 365


(365 – jumlah hari libur) x jam kerja per hari
TP = 3,5 x (69,5% x 25) x 365
( 365 – 82) x 7

= 3,5 x 17,4 x 365


283 x 7
= 22228,5 =11,2  11 orang
1981
Jadi kebutuhan tenaga menurut Gillies = 11orang + 1 Ka ruang = 12 orang.
2. Kebutuhan tenaga berdasarkan rumus Depkes 2002:

Kebutuhan Tenaga Perawat Jaga Menurut Klasifikasi Pasien


di Ruang rawat inap

No Klasifikasi Rata2 jml jam Jumlah jam


pasien/hari perawatan/hari perawatan/hari

1 Minimal 6 2 12

2 Sedang 9 3.08 27,72

3 Agak berat 2 4.15 9,3


4 Maksimal 1 6.16 6,16
Jumlah 18 55,18
Sumber: Data primer Ruang Rawat

Jumlah jam perawatan di ruangan per hari = 55,18

Jumlah jam kerja perawatan per sift =7

Maka kebutuhan tenaga perawat = 55,18 = 7,88

Faktor koreksi :

Loss Day = 52 + 12 + 18 = 72 X 7,88 = 567,36 = 2,04

365-82 283 283

Tugas non keperawatan : (7,88 + 2,04 ) 25% = 2,48

Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan:

7,88 + 2,04 + 2,48 = 12,4 - 13 0rang

3. Kebutuhan tenaga berdasarkan rumus Douglas


Penghitungan Tenaga Menurut Dauglas
di Ruang Ruang Rawat Inap
Klasifikasi Rata-rata jumlah pasien Juli 2005

P S M

Minimal 7x0.17 =1,19 6x0.14 =0.84 6x0.07 =0.42

Intermediate 11x0.27 =2,97 8x0.15 =1,2 8x0.10 =0,8

Maksimal 3x0.36 =1,08 3x0,30 =0,90 3x0.20 =0,60

Jumlah 5,24 2,94 1,82

Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap

Berdasarkan hasil perhitungan menurut Douglas maka:


Jumlah perawat : 5,24 + 2,94 + 1,82 = 10 perawat
Perawat libur/cuti = 1/3 x 10 = 3,33 orang
Kepala ruang = 1 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah =10+3,33+1= 14,33 15 orang

Cara Menghitung Jumlah Kebutuhan Perawat :


Disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit, yaitu dengan menentukan :

a. Analisa kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pasien.

b. Jumlah jam perawatan efektif pasien tertentu selama 24 jam.


c. Jumlah hari kerja efektif perawat dalam 1 tahun.

d. Penggunaan tempat tidur rata-rata.(BOR)

e. Jumlah jam kerja perawat per hari

Berdasarkan Perhitungan di atas maka kebutuhan kuantitatif tenaga

keperawatan dapat dihitung sbb :

a. Jumlah pasien rata-rata per hari kali rata-rata jam perawatan dalam 24

jam (jam efektif) dikalikan jumlah hari dalam 1 tahun adalah merupakan

jumlah jam perawatan yang dibutuhkan selama 1 tahun.

b. Hari kerja efektif dikalikan jam kerja sehari merupakan jumlah jam

kerja perawat dalam 1 tahun.

c. Tenaga yang dibutuhkan adalah jumlah jam perawatan dalam 1 tahun dibagi jumlah jam kerja perawat
dalam 1 tahun ( a : b).

Cara Menentukan Ketenagaan Yang Tepat :


1. Melakukan survey untuk tiap pasien dibangsal untuk 10 - 15 hari tetapi tidak dilakukan dengan hari
yang berurutan untuk mencegah pengulangan pada pasien yang sama. Tujuan untuk menentukan
jumlah pasien yang memerlukan :

- perawatan maksimal / komplet

- perawatan partial / sebagian / sedang

- perawatan minimal / mandiri.

2. Membuat kumpulan data dari pasien yang mencakup tindakan keperawatan yang langsung dan tidak
langsung dalam 24 jam.

 berapa kali dilakukan dalam 24 jam

 berapa lamanya waktu yang digunakan dalam tiap kegiatan, yang bertujuan untuk mengetahui macam
perawatan apa yang dibutuhkan oleh pasien apakah perawatan maksimal, partial atau minimal.

3. Membuat kumpulan data dari kategori perawat yang melaksanakan kegiatan itu dengan jumlah
waktunya.

4. Hitung jumlah jam yang dipakai untuk tiap aktivitas dalam tiap waktu dinas ( pagi, sore, malam )
menurut kualifikasi pasien.

5. Golongkan aktivitas / kegiatan keperawatan kedalam 2 bagian : professional dan non-professional.


6. Setelah menghitung tenaga yang dibutuhkan maka perlu tambahan waktu untuk pengembangan.

KESIMPULAN
Pengelolaan tenaga keperawatan adalah hal yang mutlak harus dilakukan oleh setiap pinpinan
keperawatan untuk mendukung tercapainya hasil kerja atau kinerja yang optimal secara efisien dan
efektif dalam rangka peningkatan dan mempertahankan kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan
selama 24 jam terus menerus. Untuk itu setiap pengelola keperawatan harus mampu memahami dan
dapat menerapkan berbagai peraturan pengelolaan tenaga keperawatan dengan baik, sehingga dapat
diperoleh selain kinerja yang optimal secara efisian dan efektif juga diperoleh kepuasan kerja perawat
yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasien/keluarga. Dengan demikian tujuan
individu perawat dan tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik.

Klasifikasi pasien & perencanaan tenaga keperawatan yang tepat adalah merupakan suatu
proses pemikiran dan penentuan kebijakan dari hal-hal yang akan dilaksanakan oleh pimpinan untuk
masa yang akan datang dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga keperawatan yang tepat. Dalam
upaya efisiensi dan efektifitas serta mempertahankan kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit,
maka semua pengelola keperawatan diharapkan mampu menyusun perencanaan tenaga
keperawatan berdasarkan analisa kegiatan dan perhitungan yang cermat, sehingga dapat dicapai
efisiensi dan efektifitas dalam pelayanan keperawatan dengan harapan dapat diperoleh kinerja yang
optimal.

Daftar Pustaka

1. Gillies, Nursing Management, A System Approach, WB. Saunders, Philadelphia, 1994

2. Swansburg, Management and Leadership for Nurse Managers, second Edition,


Jones and Barlett Publisher, Boston, 1996

3. Depkes RI, Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Dit Jen Yanmed, cetakan 1,

Depkes, Jakarta, 2002.

CARA MENGHITUNG TENAGA PERAWAT DI


RUMAH SAKIT
Januari 3, 2010 pukul 9:00 am · Filed under Uncategorized

1. Cara rasio
Metoda ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang
diperlukan.Metoda ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah.Metoda ini
hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas
SDM rumah sakit,da kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah
sakit yang mebutuhkan.Bisa digunakan bila: kemampuan dan sumber daya untuk prencanaan
personal terbatas,jenis,tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil.Cara rasio yang
umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan menkes R.I. Nomor 262 tahun 1979
tentang ketenagaan rumah sakit,dengan standar sebagai berikut :

Tipe RS TM/TT TPP/TT TPNP/TT TNM/TT


A & B 1/(4-7) (3-4)/2 1/3 1/1
C 1/9 1/1 1/5 3/4
D 1/15 1/2 1/6 2/3
Khusus Disesuiakan
Keterangan :
TM = Tenaga Medis
TT = Tempat Tidur
TPP = Tenaga Para Medis Perawatan
TPNP = tenaga para medis non perawatan
TNP = tenaga non medis

Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang lambat
laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang lain yang
lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan profesional.

2. Cara Need

Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang diperhitungkan sendiri
dan memenuhi standar profesi.Untuk menghitung seluruh kebutuhan tenaga,diperlukan
terlebih dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yang diberikan kepada klien selama di
rumah sakit. Misalnya saja untuk klien yang berobat jalan,ia akan melalui/mendapatkan
pelayanan, antara pembelian karcis, pemeriksaan perawat / dokter, penyuluhan, pemeriksaan
laboratorium, apotik dan sebagainya. Kemudian dihitung standar waktu yang diperlukan agar
pelayanan itu berjalan dengan baik. Hundgins(1992)menggunakan standar waktu pelayanan
pasien sebagai berikut :

Tugas Lama waktu(menit) untuk pasien


Baru Lama
Pendaftaran
Pemerikasaan dokter
Pemeriksaan asisten dokter
Penyuluhan
Laboratorium 3
15
18
51
5
4
11
11
0
7
Contoh perhitunganya:
Rumah sakit A tipe B memberikan pekayanankepada pasien rata-rata 500 orang perhari
dimana 50% adalah pasien baru,maka seorang pimpinan keperawatan akan memperhitungkan
jumlah tenaga sebagai berikut :
Tenaga yang diperlukan untuk bertugas di bagian pendaftaran adalah : (3+4)/2= 3,5 x
500/240 = 7,29 (7 orang tenaga) jika ia bekerja dati jam 08.00 sampai jam 12.00(240 menit).
Tenaga dokter yang dibutuhkan adalah : (15+1)/2=13×500/180=36,11 (36 orang dokter),jika
ia bekerja dari jam 09.00 sampai 12.00)(180 menit)Tenaga asisten dokter yang diperlukan
adalah (18+11)/2 = 14,5 x500/240=30,2 orang(30 oarang asisten dokter),jika bekerja dari jam
08.00sampai 12.00(240 menit).
Tenaga penyuluhan yang dibutuhkan adalah 5/12 =25,5 x500/240 = 53,13 (53 orang tenaga
penyuluhan),jika ia bekerja dari jam08.00 sampi12.00 (240 menit)
Tenaga laboratorium yang dibutuhkan adalah : (5+7)/2=6×500/240 =12,5 (13 oarang tenaga
laboratorium jika ia bekerja dari jam 08.00 sampai jam12.00(240 menit)

Untuk pasien rawat inap, Douglas (1984) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien
rawat inap sebagai berikut :
• Perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam
• Perawatan intermediet memerlukan waktu : 3-4 jam/24 jam
• Perawatan maksimal/total memerlukan waktu : 5-6 jam/24 jam

Dalam penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut di atas adalah
sebagai berikut :
a. Kategori I : Self care/perawatan mandiri
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri,penampilan secara umum baik,tidak ada reaksi
emosional,pasien memerlukan orientasi waktu,tempat dan pergantian shift,ttindakan
pengobatan biasanya ringan dan simpel
b. Kategori II : intermediet care/perawatan sedang
Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu,mengatur pisisi waktu makan.meberi dorogan agar
mau makan,eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk ke kamar
mandi.Penampilan pasien sakit sedang.Tindakan perawatan pada pasien ini monitor tanda-
tanda vital,periksa urine reduksi,fungsi fisiologis,status emosinal,kelancaran drainage atau
infus.Pasien memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shift
atau 30-60 menit/shiftdengan mengobservasi side efek obat atau reaksi alergi.
c. Kategori III : Intensive care/perawatan total
Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri,semua dibantu oleh perawat penampian
sakit berat.pasien memerlukan observasi terus-menerus.

Dalam penelitian Douglas (1975) tentang jumlah tenaga pearawat di rumah sakit, didapatkan
jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam teragantung pada tingkat
ketergantungan pasien seperti pada table di bawah ini:

Jumlah pasien KLASIFIKASI PASIEN


minimal Parsial Total
pagi Siang malam pagi Siang malam Pagi Siang malam
1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60
dst
Contoh perhitungan:
Di ruang bedah RSU “Sehat” dirawat 20 orang pasien dengan kategori sebagai berikut: 5
pasien dengan perawatan minimal, 10 pasien dengan perawatan parsial dan 5 pasien dengan
perawatan total. Maka kebutuhan tenaga perawatan adalah sebagai berikut:

1. untuk shift pagi:


– 5 ps x 0,17 = 0,85
– 10 ps x 0,27 = 2,70
– 5 ps x 0,36 = 1,80
total tenaga pagi = 5,35 2. untuk shift siang:
– 5 ps x 0,14 = 0,70
– 10 ps x 0,15 = 1,50
– 5 ps x 0,30 = 1,50
total tenaga siang = 5,35 3. untuk shift malam:
– 5 ps x 0,10 = 0,50
– 10 ps x 0,07 = 0,70
– 5 ps x 0,20 = 1,00
total tenaga malam = 2,20

Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah: 5,35 + 3,70 + 2,20 = 11,25 (11 orang perawat)
Klasifikasi Klien Berdasarkan Derajad Ketergantungan

Kriteria Ketergantungan Jumlah Klien Perhari Sesuai Kriteria


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst
Perawatan Minimal:
1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2. Makan dan minum dilakukan sendiri
3. Ambulasi dengan pengawasan
4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
5. Pengobatan minimal, status psikologis stabil
6. Persiapan prosedur memerlukan pengobatan
Perawatan Parsial:
1. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
2. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali
3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4. Folly cateter intake output dicatat
5. Klien dengan pasang infus, persiapan pengobatan memerlukan prosedur
Perawatan total:
1. Segalanya diberi bantuan
2. Posisi yang diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
3. Makan memerlukan NGT, intravena terapi
4. Pemakaian suction
5. Gelisah/ disorientasi
Jumlah total pasien perhari

Petunjuk Penetapan jumlah Klien Berdasarkan Derajad Ketergantungan:


a. dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh perawat
yang sama selama 22 hari
b. Setiap klien dinilai berdasarkan criteria klasifikasi klien (minimal mmemenuhi tiga
kriteria)
c. Kelompok klien sesuai dengan klasifikasi dengan memberi tanda tally (I) pada kolom yang
tersedia sehingga dalam waktu satu hari dapat diketahui berapa jumlah klien yang ada dalam
klasifikasi minimal, parsial dan total
d. Bila klien hanya mempunyai satu criteria dari klasifikasi tersebut maka klien
dikelompokkan pada klasifikasi di atasnya.

Hari ke… Klasifikasi Klien Rata-rata klien/ hari Jumlah Kebutuhan Perawat
Minimal Parsial Total Pagi Sore Malam
1 6 2 4 12 3 2,34 1,54
2 4 3 3 10 2,57 1,91 1,21
3 3 6 3 12 3,21 2,22 1,32
4 4 5 3 12 3,11 2,21 1,35
5 6 3 2 11 2,55 1,89 1,21
6 5 7 1 13 3,1 2,05 1,19
7 7 4 1 12 2,63 1,88 1,18
8 9 3 1 13 2,7 2,01 1,31
9 5 5 3 13 3,28 2,35 1,45
10 7 3 1 11 2,36 1,73 1,11
11 3 8 2 13 3,39 2,22 1,26
12 4 9 2 15 3,83 2,51 1,43
13 6 7 3 16 3,99 2,79 1,69
14 2 10 3 15 4,12 2,68 1,5
15 7 4 4 15 3,71 2,78 1,78
16 5 9 3 16 4,36 2,95 1,73
17 6 3 4 13 3,27 2,49 1,61
18 4 6 5 15 4,1 2,96 1,82
19 6 5 5 16 4,17 3,09 1,95
20 7 4 3 14 3,35 2,48 1,58
21 6 5 4 15 3,81 2,79 1,75
22 7 4 3 14 3,35 2,48 1,58

Jadi rata-rata tenaga yang dibutuhkan untuk tiga shift adalah: 7 perawat. Berarti kebutuhan
untuk satu ruangan adalah 7 perawat + 1 Karu + 3 Katim + 2 cadangan = 13 perawat

3. Cara Demand
Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga mennurut kegiatan yang memang nyata
dilakukan oleh perawat. Menurut Tutuko (1992) setiap klien yang masuk ruang gawat darurat
dibutuhkan waktu sebagai berikut:
* untuk kasus gawat darurat : 86,31 menit
* untuk kasus mendesak : 71,28 menit
* untuk kasus tidak mendesak : 33,09 menit

Hasil penelitian di rumah sakit di Filipina, menghasilkan data sebagai berikut:

Jenis Pelayanan Rata-rata jam perawatan/ perpasien/hari


– non bedah
– bedah
– campuran bedah dan non bedah
– post partum
– bayi baru lahir 3,4
3,5
3,5
3,0
2,5
Konversi kebutuhan tenaga adalah seperti pada perhitungan cara Need.
4. Cara Gillies
Gillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan teanaga keperawatan di satuy unit perawatan
adalagh sebagai berikut:
Keterangan :
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien /hari
C= Jumlah hari/tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut

Prinsip perhitungan rumus Gillies:


Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk pelayanan, yaitu:
a. Perawatan langsung, adalah perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada hubungan
secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien padfa perawat maka dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok,
yaitu: self care, partial care, total care dan intensive care. Menurut Minetti Huchinson (1994)
kebutuhan keperawatan langsung setiap pasien adalah empat jam perhari sedangkan untuk:
* self care dibutuhkan ½ x 4 jam : 2 jam
* partial care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3 jam
* Total care dibutuhkan 1- 1½ x 4 jam : 4-6 jam
* Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam
b. Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana perawatan,
memasang/ menyiapkan alat, ,konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan
kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS Graha Detroit (Gillies, 1989,
h 245) = 38 menit/ klien/ hari, sedangkan menurut Wolfe & Young (Gillies, 1989, h. 245) =
60 menit/ klien/ hari dan penelitian di Rumah Sakit John Hpokins dibutuhkan 60 menit/
pasien (Gillies, 1994)
c. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien meliputi: aktifitas, pengobatan serta
tindak lanjut pengobatan. Menurut Mayer dalam Gillies (1994), waktu yang dibutuhkan
untuk pendidikan kesehatan ialah 15 menit/ klien/ hari.
– Rata-rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatau unit berdsasarkan rata-
ratanya atau menurut “ Bed Occupancy Rate” (BOR) dengan rumus:

Jumlah hari perawatan rumah sakit dalam waktu tertentu x 100%


Jumlah tempat tertentu x 365

– Jumlah hari pertahun, yaitu 365 hari


– Hari libur masing-masing perawat pertahun, yaitu 128 hari, hari minggu= 52 hari dan hari
sabtu = 52 hari. Untuk hari sabtu tergantung kebijakan RS setempat, kalau ini merupakan hari
libur maka harus diperhitungkan, begitu juga sebaliknya, hari libur nasional = 12 hari dan
cuti tahunan = 12 hari.
– Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 5 hari
maka 40/5 = 8 jam, kalu hari kerja efektif 6 hari per minggu maka 40/6 jam = 6,6 jam
perhari)
– Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus ditambah 20% (untuk
antisiapasi kekurangan/ cadangan)

Contoh perhitungannya:
Dari hasil observasi dan sensus harian selama enam bulan di sebuah rumah sakit A yang
berkapasitas tempat tidur 20 tempat tidur, didapatkan jumlah rata-rata klien yang dirawat
(BOR) 15 orang perhari. Kriteria klien yang dirawat tersebut adalah 5 orang dapat melakukan
perawatan mandiri, 5 orang perlu diberikan perawatan sebagian, dan 5 orang lainnya harus
diberikan perawatan total. Tingkat pendidikan perawat yaitu, SPK dan D III Keperawatan.
Hari kerja efektif adalah 6 hari perminggu. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung
jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang tersebut adalah sbb:
a. Menetukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari, yaitu:
– keperawatan langsung
– keperawatan mandiri 5 orang klien : 5 x 2 jam = 10 jam
– keperawatan parsial 5 orang klien : 5 x 3 jam = 15 jam
– keperawatan total 5 orang klien : 5 x 6 jam = 30 jam
– keperawatan tidak langsung 15 orang klien : 5 x 1 jam = 15 jam
-penyuluhan kesehatan 15 orang klien : 15 x 0,25 jam = 3,75 jam
total jam keperawatan secara keseluruhan 73,75 jam
b. Menetukan jumlah jam keperawatan per klien per hari = 73,75 jam / 15 klien = 4,9 jam
c. Menetukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah klangsung
dengan menggunakan rumus (Gillies, 1989) diatas, sehingga didapatkan hasil sbb:
d. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan perhari, yaitu:
e. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift, yaitu dengan ketentuan
menurut Warstler ( dalam Swansburg, 1990, h. 71). Proporsi dinas pagi 47%, sore 36%, dan
malam 17%. Maka pada kondisi di atas jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift
adalah:
– shift pagi: 5,17 orang (5 orang)
– shift sore: 3,96 orang (4 orang)
– shift malam: 1, 87 orang (2 orang)

f. Kombinasi jumlah tenaga menurut Intermountain Health Care Inc. adalah:


– 58% = 6,38 (6 orang) S I keperawatan
– 26% = 2,86 (3 orang) D III keperawatan
– 16% = 1,76 (2 orang) SPK

Kombinasi menurut Abdellah dan Levinne adalah:


– 55% = 6,05 (6 orang) tenaga professional
– 45% = 4,95 (5 orang) tenaga non professional

5. Cara Swansburg (1999)

Jumlah rata-rata pasien/ hari x jumlah perawat/ pasien/ hari


Jam kerja/ hari

Contoh: Pada rumah sakit A, jumlah tempat tidur pada unit Bedah 20 buah, rata-rata pasien
perhari 15 orang, jumlah jam perawatan 5 jam/ pasien/ hari, dan jam kerja 7 jam/hari
Cara menghitung
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah:
Jumlah shift dalam seminggu: 11 x 7 = 77 shift
Bila jumlah perawat sama setiap hari dengan 6 hari kerja/ minggu dan 7 jam/ hari maka
jumlah perawaty yang dibuthkan = 77 : 6 = 12,83 atau 13 orang.

6. Metoda Formulasi Nina


Nina (1990) menggunsksn lima tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga.

Contoh pengitungannya:
Hasil observasi terhadap RS A yang berkapasitas 300 tempat tidur, didapatrkan jumlah rata-
rata klien yang dirawat (BOR) 60 %, sedangkan rata-rata jam perawatan adaalah 4 jam
perhari. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat
di ruang tersebut adalah sbb:
• Tahap I
Dihitung A = jumlah jam perawatan klien dalam 24 jam per klien. Dari contoh diatas A= 4
jam/ hari
• Tahap II
Dihitung B= jumlah rata-erata jam perawatan untuk sekuruh klien dalam satu hari.
B = A x tempat tidur = 4 x 300 = 1200
• Tahap III
Dihitung C= jumlah jam perawatan seluruh klien selama setahun.
C= B x 365 hari = 1200 x 365 = 438000 jam
• Tahap IV
Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan selama setahun.
D= C x BOR / 80 = 438000 x 180/ 80 = 985500

Nilai 180 adalah BOR total dari 300 klien, dimana 60% x 300 = 180. Sedangkan 80 adalah
nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan.

• Tahap V
Didapat E= jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan.
E= 985500/ 1878 = 524,76 (525 orang)

Angka 1878 didapat dari hari efektif pertahun (365 – 52 hari minggu = 313 hari) dan
dikalikan dengan jam kerja efektif perhari (6 jam)

7. Metoda hasil Lokakarya Keperawatan


Menurut hasil lokakarya keperawatan (Depkes RI 1989), rumusan yang dapat digunakan
untuk perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut

Jam perawatan 24 jam x 7 (tempat tidur x BOR) + 25%


Hari kerja efektif x 40 jam

Prinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies (1989) diatas, tetapi ada
penambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian ( sedangkan angka 7 pada rumus
tersebut adalah jumlah hari selama satu minggu).

8. Standar ketenagaan Perawat dan Bidan di Rumah Sakit


Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat dan bidan menurut direktorat pelayanan
keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI (2001) dengan memperhatikan unit kerja yang ada
pada masing-masing rumah sakit. Model pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Rawat inap
berdasarkan klasifikasi pasien cara perhitungannya berdasarkan :
• tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
• rata-rata pasien per hari
• jumlah perawatan yang diperlukan / hari / pasien
• jam perawatan yang diperlukan/ ruanagan / hari
• jam kerja efektif tiap perawat atau bidan 7 jam per hari

Contoh perhitungannya

No Jenis kategori Rata-rata pasien/ hari Rata-rata jam perawatan pasien / hari * Jumlah jam
perawatan/ hari (cx d)
Abcde
1
2
3
4
5 Pasien P. dalam
Pasien bedah
Pasien gawat
Pasien anak
Pasien kebidanan 10
8
1
3
1 3,5
4
10
4,5
2,5 35
32
10
13,5
2,5
Jumlah 23 93,0
Keterangan :
* berdasarkan penelitian dari luar negeri

Jadi jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah:

Jumlah jam perawatan = 93 = 13 perawat


Jam kerja efektif per shift 7

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (factor koreksi) dengan :
• Hari libur/ cuti/ hari besar (loss day)
Jumlah hari miggu dalam setahun + cuti + hari besar x Jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif

52 +12 + 14 x 13 = 3,5
286
• Perawat atau bidan yang mengejakan tugas-tugas non-profesi (non-nursing jobs)
Seperti: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan
pasien, dll. Diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.

(Jumlah tenaga perawat + loss day) x 25% = (13 + 3,5) x 25% = 4,1
Jadi jumlah tenaga yang diperlukan= tenaga yang tersedia + factor koreksi
= 13 + 3,5 + 4,1 = 20,6 (dibulatkan menjadi 21 orang perawat/ bidan)

Tingkat ketergantungan pasien


Pasien diklasifikasikan berdasarkan pasda kebutuhan terhadap asuhan keperawatan/ asuhan
kebidanan, meliputi:
a. asuhan keperawatan minimal
b. asuhan keperawatan sedang
c. asuhan keperawatan agak berat
d. asuhan keperawatan maksimal

Contoh kasus:
No Kategori* Rata-rata jml pasien/ hari Jml jam perawat/ hari** Jml jam perawatan ruangan/
hari (c x d)
aBcde
1 Askep Minimal 7 2,00 14,00
2 Askep sedang 7 3,08 21,56
3 Askep agak berat 11 4,15 45,65
4 Askep maksimal 1 6,16 6,16
Jumlah 26 87,37
Keterangan:
* : uraian ada pada model Gillies di halaman depan
** : berdasarkan penelitian di luar negeri
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah

Jumlah jam perawatan ruangan/ hari = 87,37 = 12,5 perawat


Jam kerja efektif perawat 7

ditambah (factor koreksi) dengan :


loss day:
52 +12 + 14 x 12,5 = 3,4
286

non-nursing jobs 25%

(Jumlah tenaga perawat + loss day) x 25% = (12,5 + 3,4) x 25% = 3,9

Jadi jumlah tenaga yang diperlukan= tenaga yang tersedia + factor koreksi
= 12,5 + 3,4 + 3,9 = 19,8 (dibulatkan menjadi 20 orang perawat/ bidan)
b. Jumlah tenaga untuk kamar operasi

• Dasar penghitungan tenaga di kamar operasi :


– jumlah dan jenis operasi
– jumlah kamar operasi
– Pemakain kamar operasi (diprediksi 6 jam perhari) pada hari kerja
– Tugas perawat di kamar operasi: instrumentator, perawat sirkulasi (2 orang/ im)
Tingkat ketergantungan pasien:
a. Operasi besar: 5 jam/ operasi
b. Operasi sedang: 2 jam/ operasi
c. Operasi kecil: 1 jam / operasi

( Jml. Jam perawatan/ hari x jml. Operasi) x jml perawat dlm tim x 2
jam kerja efektif/ hari

Contoh kasus:
Dalam satu rumah sakit terdapat 30 operasi perhari, dengan perincian:
operasi besar: 6 orang; operasi sedang: 15 orang; operasi kecil: 9 orang

cara penghitungan:

{(6 x 5 jam) + (15 x 2) + (9 x 1)} x 2 = 19,71 + 1 (perawat cadangan inti)


7 jam

c. Di Ruang Penerimaan

Ketergantungan pasien di ruang penerimaan : 15 menit


Ketergantungan di RR : 1 jam

1,15 x 30 = 4,92 orang (dibulatkan 5 orang)


7
Perhitungan diatas dengan kondisi: alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh CSSD.

d. Jumlah tenaga di Instalasi Gawat Darurat

Dasar perhitungan di gawat darurat adalah:


• rata-rata jumlah pasien perhari
• Jumlah jam perawatan perhari
• Jam efektif perhari

Contoh kasus:
rata-rata jumlah pasien perhari = 50
jumlah jam perawatan perhari = 4 jam
Jam efektif perhari = 7 jam
Jadi kebutuhan tenaga perawat di IGD:

50 x 4 = 28,6 = 29 orang + loss day ( 78 x 29) = 29 orang + 8 orang = 37 orang


7 286
e. Critical Care
rata-rata jumlah pasien perhari = 10
jumlah jam perawatan perhari = 12
jadi jumlah kebutuhan tenaga perawat di Critical Care:

10 x 12 = 17,14 = 17 orang +loss day ( 78 x 17) = 17 + 5 orang = 22 orang

f. Rawat Jalan

Jumlah pasien perhari = 100


Jumlah jam perawatan perhari = 15
Jadi kebutuhan tenaga perawat di rawat jalan:

100 x 15 = 4 orang + koreksi 15% ( 4 x 15%) = 4 orang + 0,6 = 5 orang


7 x 60

g. Kamar Bersalin

Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I s.d. kala
IV = 4 jam/ pasien
Jam efektif kerja bidan 7 jam/ hari
Rata-rata jumlah pasien setiap hari = 10 orang

Contoh: jumlah bidan yang diperlukan adalah:

10 x 4 jam = 40 = 5,7 = 6 orang + loss day ( 78 x 1,6 ) = 6 + 2 = 8 orang


7 jam/hr 7 286

E. Penutup

Salah satu aspek yang sangat penting untuk mencapai pelayanan keperawatan yang bermutu
adalah tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan baik
kuantitas maupun kualitasnya. Untuk itu diperlukan perencanaan yang baik dalam menetukan
pengembangan tenaga perawat.

Perencanaan yang salah bisa mengabitkan kekurangan tenaga atau kelebihan tenaga, bila
tenaga berlebih akan mengakibatkan kerugian pada rumah sakit, dan apabila tenaga kurang
bisa mengakibatkan beban kerja yang tinggi sehingga kualitas pelayanan akan menurun. Bila
kualitas pelayanan menurun bisa berdampak pada kunjungan pasien akan menurun dan ini
akan mengakibatkan income rumah sakit menurun dan seterusnya bisa membuat
kesejahteraan karyawan juga menurun.

Manajer keperawatan dituntut untuk bisa merencanakan jumlah tenaga oerawat yang betul-
betul sesuai dengan kebutuhan yang real, sehuingga mutu pelayanan dapat terjamin.
Disamping itu manajer harus mempunyai visi dan misi sesuai dengan visi dan misi rumah
sakit. Dalam setuiap pengambilan keputusan harus betul-betul mempertimbangkan berbagai
aspek, baik aspek mikro maupun aspek makro rumah saikit.

Pendekatan perhitungan tenaga yang dibahas dalam makalah ini mudah-mudahan dapat
membantu para manajer keperawatan di rumah sakit dalam merencanakan penambahan
tenaga keperawatan.
Tentang iklan-iklan ini


Presentasi berjudul: "PEDOMAN CARA
PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA
KEPERAWATAN Dra. Herawani A. MKes, MKep."—
Transcript presentasi:
1 PEDOMAN CARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN Dra.
Herawani A. MKes, MKep

2 A. Pengelompokan unit kerja di rumah sakit Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan
bidan) harus memperhatikan unit kerja yang ada di rumah sakit. Secara garis besar terdapat
pengelompokan unit kerja di rumah sakit sebagai berikut : 1) Rawat inap dewasa 2) Rawat
inap anak/perinatal 3) Rawat inap intensif 4) Gawat darurat (IGD) 5) Kamar bersalin 6)
Kamar operasi 7) Rawat jalan

3 B. Model pendekatan dalam penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan Beberapa model


pendekatan yang dapat dipergunakan dalam penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan
(perawat atau bidan) di rumah sakit ; 1. Rawat Inap 1.1 Berdasarkan klasifikasi pasien Cara
perhitungan berdasarkan : Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus Rata-rata
pasien perhari Jam perawatan yang diperlukan /hari/pasien Jam perawatan yang
diperlukan/ruangan/hari Jam kerja efektif setiap perawat/bidan 7 jam perhari

4 Contoh perhitungan dalam satu ruangan : No.Jenis/kategori Rata-rata Pasien/hari Rata-rata


jam Perawatan/Pasien/hari Jumlah jam Perawatan/hari abcde 1 Pasien penyakit dalam
103,535 2 Pasien bedah Pasien gawat Pasien anak 34,513,5 5 Pasien kebidanan 12,5 2393,0
Jumlah jam perawatan___ Jumlah kerja efektif per sheet 93 7 = 13 perawat Keterangan :
Berdasarkan penelitian dari luar Jadi jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah :

5 Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan : Hari
libur/cuti/hari besar (loss day) Jml hari Minggu dalam 1 thn + cuti + hari besar X jml perawat
tersedia Jml hari kerja efektif = 78 hari X 13 = 3,5 orang 286

6 Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan (non nursing
jobs) seperti contohnya ; Membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan
alat-alat makan pasien, dll diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan Jumlah tenaga
keperawatan + loss day X ,5 X 25 = 4,1 100 Jumlah tenaga = tenaga yg tersedia + faktor
koreksi 16,5 + 4,1 = 20,6 (dibulatkan 21 perawat/bidan) Jadi tenaga keperawatan yang
dibutuhkan untuk contoh di atas adalah 21 orang.

7 1.2 Tingkat ketergantungan pasien : Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang
didasarkan pada kebutujan terhadap asuhan keperawatan kebidanan meliputi : a.Asuhan
keperawatan minimal (minimal care) b.Asuhan keperawatan sedang c.Asuhan keperawatan
agak berat d.Asuhan keperawatan maksimal

8 Contoh kasus NoKategori #Rata-rata jumlah pasien/hari Jml jam perawat an/hari Jml jam
perawatan/hari (c X d) abcde 1Askep Minimal (minimal care) Askep sedang73,0821,56
3Askep agak berat114,1545,65 4Askep Maksimal16, ,37 Keterangan : # : uraian penjelasan
terlampir ● : berdasarkan penelitian di luar negeri
9 Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah : 87,37 = 12,5 7 Untuk perhitungan jumlah tenaga
tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan : Hari libur/cuti/hari besar (loss day) Jml hari
Minggu dalam 1 thn + cuti + hari besar X jml perawat tersedia Jml hari kerja efektif = 78 hari
X 12,5 = 3,4 orang 286 Jml jam perawat di ruangan / hari Jam efektif perawat

10 Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan (non nursing
jobs) seperti contohnya ; Membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan
alat-alat makan pasien, dll diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan Jumlah tenaga
perawat + loss day X ,5 + 3,4 X 25 = 3,9 100 Jumlah tenaga = tenaga yg tersedia + faktor
koreksi 15,9 + 3,9 = `19,8 (dibulatkan 20 perawat/bidan) Jadi tenaga keperawatan yang
dibutuhkan untuk contoh kasus di atas adalah sebanyak 21 orang.

11 2. Kamar Operasi a. Di Kamar Operasi Dasar perhitungan tenaga di kamar operasi 1.


Jumlah dan jenis operasi 2. Jumlah kamar operasi 3. Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6
jam per hari) pada hari kerja 4. Tugas perawat di kamar operasi; intrumentator, perawat
sirkulasi (2 orang/tim) 5. Ketergantungan pasien : ► Operasi besar : 5 jam/ 1 operasi ►
Operasi sedang : 2 jam/ 1 operasi ► Operasi kecil : 1 jam/ 1 operasi [Jml. Jam
perawatan/hari x Jml. Operasi ] X jml pwt dlm tim Jam kerja efektif/hari

12 Dalam satu RS terdapat 30 opersi per hari, dengan perincian: -. Operasi besar 6 orang -.
Operasi sedang 15 orang -. Operasi kecil 9 orang Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan
sbb : [(6x5 jam)+(15x2 jam)+(9x1 jam)] X 2 = 19, (perawat cadangan inti) 7 jam Jadi jumlah
tenaga keperawatan yang dibutuhkan di kamar operasi untuk contoh kasus di atas adalah 20
orang Contoh kasus

13 b. Di ruang penerimaan dan RR Ketergantungan pasien di ruang penerimaan : 15 menit


Ketergantungan pasien di RR : 1 jam 1,25 X 30 = 5,3 orang (dibulatkan 5 orang) 7 Jadi
jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di ruangan penerimaan dan RR adalah 5 orang

14 3. Gawat Darurat Dasar perhitungan di unit gawat darurat adalah : a. Rata-rata jumlah
pasien/hari b. Jumlah jam perawatan/hari c. Jumlah efektif Perawat/hari Contoh : -. Rata-rata
jumlah pasien/hari = Jumlah jam perawatan = 4 jam -. Jam efektif/hari = 7 jam Jadi
kebutuhan tenaga perawat di IGD : 50 X = 28,5 = 29 orang + loss day ( X 29 ) =7, = 29 orang
+ 7,9……. orang =36,9 =37

15 4. Critical Care ◊. Rata-rata jumlah pasien/hari = 10 ◊. Jumlah jam perawatan/hari = 12


Jadi kebutuhan tenaga perawat di Critical Care : 10 X = 17,15 = 17 orang + loss day ( X 17 )
= = 17 orang + 4,63……. orang = 22

16 5. Rawat jalan ◊. Rata-rata jumlah pasien 1 hari = 100 ◊. Jumlah jam perawatan 1 hari =
15 Jadi kebutuhan tenaga perawat di Rawat Jalan : 100 X = 4 orang + koreksi 15% = X 4 = 7
X = 4 orang + ……. orang = ……. orang

17 6. Kamar bersalin a.Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I
s/d IV = 4 jam/pasien b.Jam efektif kerja bidan 7 jam/hari c.Rata-rata jumlah pasien setiap
hari = 10 pasien Contoh : Jumlah bidan yang diperlukan 10 ps X 4 jam/ps = = 5,7 = ± 6 orang
+ loss day 7 jam/hr 7

18 Sumber :Standar Tenaga Keperawatan Di Rumah Sakit Jakarta: Departemen Kesehatan,

Anda mungkin juga menyukai