PENDAHULUAN
Kita ketahui bahwa pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan yang diselenggarakan di rumah sakit. Pelayanan keperawatan
mempunyai peran yang besar dalam pencapaian mutu citra dan efisiensi pelayanan kesehatan di RS,
karena selain merupakan tenaga profesi yang terbanyak jumlahnya di setiap RS juga sebagai tenaga
profesi yang memberi pelayanan selama 24 jam terus menerus di sisi pasien, sehingga pengelolaan
tenaga keperawatan mutlak perlu dilaksanakan dengan baik.
Mengingat kegiatan pelayanan keperawatan tergantung pada kualitas dan kuantitas tenaga
keperawatan yang memberikan asuhan kepada pasien/keluarga di ruang perawatan, maka
peningkatkan mutu pelayanan keperawatan diperlukan dukungan sumber daya manusia
keperawatan yang mampu mengemban tugas untuk mempertahankan kualitas pelayanan dan asuhan
keperawatan selama 24 jam terus menerus, serta mampu mengadakan perubahan.
HAKEKAT KETENAGAAN
Adalah pengaturan proses mobilisasi potensi, proses motivasi dan pengembangan sumber daya
manusia dalam memenuhi kepuasan melalui karyanya untuk tercapainya tujuan individu, organisasi
maupun komunitas dimana ia berkarya.
Keputusan yang diambil tentang ketenagaan sangat dipengaruhi oleh falsafah yang dianut oleh
pimpinan keperawatan tentang pendayagunaan tenaga. Misalnya: Pandangannya tentang motivasi
kerja, konsep tentang tenaga keperawatan, dsb.
Dari pandangan dasar tersebut akan terbentuk pola ketenagaan yang sesuai dengan gambaran
pimpinan.
Selain itu penempatan tenaga perlu diperhatikan, karena penempatan yang tepat akan
menciptakan kondisi kerja yang efisien.
b. Program rekruting
c. Metode rekruting
e. Prosedur penerimaan
- proses seleksi
Prosedur lamaran
a. Data biografi
Berisikan riwayat personal calon, latar belakang pendidikan, riwayat dan pengalaman
c. Wawancara .
Tujuan wawancara untuk memperoleh informasi, memberi informasi dan menentukan bila
calon memenuhi persyaratan untuk posisi itu.
d. Psycho-test : Test ini untuk mengetahui pengetahuan, keterampilan, bakat, sikap umum, dll.
1) Orientasi :
* Orientasi institusi :
Kebijakan personalia
* Orientasi pekerjaan :
Memahami tujuan bagian keperawatan dan bagaimana tujuan diterjemahkan dalam job deskripsi
Menjelaskan job deskripsi yang ada sesuai dengan tugas dan posisi yang diberikan.
2). Pengembangan :
Pengembangan tenaga baru berlaku sesudah orientasi untuk melanjutkan edukasi secara bebas
untuk mengembangkan potensi secara penuh dari seseorang. Hal ini berhubungan dengan esthetika,
teknis dan pendidikan profesional.
3). Penghargaan :
-Senioritas
Manfaat :
menciptakan keseimbangan
memotivasi
b. Mutasi : Pemindahan dari pekerjaan / jabatan satu ke pekerjaan/ jabatan lain.
Tujuan:
Pengembangan
Mengurangi kejenuhan
Reorganisasi
Kondisi kesehatan.
a. kemangkiran/absen
Merupakan kehilangan waktu yang berakibat kerugian secara kualitas dan ekonomi bagi
instansi.
Prosentase absen:
---------------------------------------- X 100
Faktor absen :
sakit
Pola absensi :
sering pendek-pendek
jarang panjang
sistem pencatatan
kunjungan rumah
kesejahteraan karyawan
swasana kerja
sistem penghargaan
Perhitungan :
------------------------------------- X 100
Mengurangi turn-over :
peningkatan penugasan
pengembangan
Keadaan dimana individu merasa dirinya semakin kurang kemampuannya, kerja keras kurang
produktif.
Sebab :
merasa terisolasi
3.Pengembangan Staf
Tujuan :
Aktifitas pengembangan ini dibuat untuk keuntungan individu perawat dan meningkatkan
produktifitas /pelayanan.
Macam pengembangan :
Sesuai dengan kebutuhan, baik training maupun pendidikan yang bermanfaat untuk pekerjaan
dan pengetahuan, ketrampilan serta sikap perawat.
Orientasi
Pengaturan :
Di rumah Sakit yang besar mempunyai bagian tersendiri yang mengkait pada bagian personalia .
4 Penjadwalan
Penentuan pola dinas dan libur untuk karyawan pada suatu bangsal / unit tertentu.
5. Berapa lama sebelumnya dapat mengajukan hari libur mingguan atau cuti tahunan
8. Apakah tenaga extra ( part-time) akan dimanfaatkan, kalau ya, bagaimana ketentuan ratio secara
ekonomis antara tenaga full time dan part time
9. Bagaimana penjadwalan disusun sentralisasi oleh kepala rawat inap, supervisor/penyelia atau kepala
ruangan
10. Bagaimana menciptakan, komunikasi terbuka antara staf dan pembuat jadwal.
Untuk mengurangi waktu menyusun jadwal dinas dapat digunakan jadwal siklus, yaitu jadwal
dinas dan shift yang disusun berdasarkan ramalan dan pola ulang dengan jumlah yang sama.
Kombinasi tenaga dan kelompok yang sama.
1. Penjadwalan siklus harus menunjukkan keseimbangan antara kebutuhan institusi akan tenaga dan
kebutuhan kerja dengan rekreasi karyawan
2. Penjadwalan siklus harus mencakup hari kerja yang mengenakan dan yang tidak mengenakan serta
jam kerja yang adil antara karyawan
4. Bila jadwal sudah dibuat, penyimpangan hanya dapat dilakukan melalui surat permohonan
5. Metode ini harus dikenal sebelum diterapkan dan jumlah tenaga serta komposisi cukup untuk setiap
unit dan shift
6. Pola ini meningkatkan pelayanan keperawatan yang berkesinambungan dan mengembangkan kerja
tim
1. Frekwensi dan fariasi yang tidak dapat diramalkan sebelumnya pada sensus pasien
2. Kecenderungan pimpinan membuat kompensasi untuk variasi sensus dengan penghitungan tenaga
yang diambil dari sensus maksimal
4. Delegasi untuk diagnostik dan terapi yang seharusnya merupakan beban dokter
Penanggulangan tenaga :
Yaitu mengontrol variasi ketenagaan antara lain dengan kombinasi jam dinas tenaga lepas (
flosting) dan pemerataan / leveling tenaga.
Shift yang tetap, membebaskan / mengurangi stress. Peluang untuk memilih dinas yang cocok
dengan pola kehidupan perawat “tanpa merugikan pelayanan” di ruangan memberikan manfaat :
1. Perawat dapat menyusun pola hidup dalam keluarga, dapat terlibat pada aktifitas sosial atau
melanjutkan/ meningkatkan pengetahuan, sekolah formal, non formal.
2. Kepala ruang akan lebih mudah mengewaluasi, karena waktu cocok dan dipilihnya sendiri dan
diharapkan dapat bekerja lebih baik.
Rotasi dalam grup / shift tetap bermanfaat agar staf dapat memahami ruang lingkup kerja
dalam shift yang berbeda-beda sehingga dapat menghargai setiap shift.
Untuk 10 jam/shift kurang populer di Indonesia, karena negara tropis, kurang efektif.
5. Perencanaan tenaga
Kegiatan pelayanan keperawatan tergantung pada kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan
yang memberikan asuhan kepada pasien/keluarga di ruang perawatan.
Menurut Hanson :
12 jam / 24 jam.
12 jam / 24 jam.
Depkes (2002):
4) Perawatan maksimal :
a) Segala aktifitas diberikan perawat.
b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam.
c) Makan memerlukan NGT, terapi intra vena.
d) Penggunaan suction.
e) Gelisah/disorientasi
Anak-anak 4 jam
40 % non-profesional
60 % profesional.
kebutuhan tenaga keperawatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan :
tipe klien sesuai dengan jenis penyakitnya, usia maupun faktor spesifik
kebijakan personalia
mutu pelayanan
Atau :
e. Kamar bersalin
f. Kamar operasi
g. Rawat jalan.
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan:
Menambah perawat libur (loss day) dan tugas non keperawatan.
CONTOH ;
Diketahui jam efektif Ruang rawat inap sebesar 3,5. BOR Jan.– Des.2005 sebesar
69,5%, libur minggu 52 hr,cuti 12 hr,libur nasional 18 hr, kapasitas tempat tidur 25.
1. Kebutuhan tenaga berdasarkan rumus Gillies:
1 Minimal 6 2 12
Faktor koreksi :
P S M
a. Jumlah pasien rata-rata per hari kali rata-rata jam perawatan dalam 24
jam (jam efektif) dikalikan jumlah hari dalam 1 tahun adalah merupakan
b. Hari kerja efektif dikalikan jam kerja sehari merupakan jumlah jam
c. Tenaga yang dibutuhkan adalah jumlah jam perawatan dalam 1 tahun dibagi jumlah jam kerja perawat
dalam 1 tahun ( a : b).
2. Membuat kumpulan data dari pasien yang mencakup tindakan keperawatan yang langsung dan tidak
langsung dalam 24 jam.
berapa lamanya waktu yang digunakan dalam tiap kegiatan, yang bertujuan untuk mengetahui macam
perawatan apa yang dibutuhkan oleh pasien apakah perawatan maksimal, partial atau minimal.
3. Membuat kumpulan data dari kategori perawat yang melaksanakan kegiatan itu dengan jumlah
waktunya.
4. Hitung jumlah jam yang dipakai untuk tiap aktivitas dalam tiap waktu dinas ( pagi, sore, malam )
menurut kualifikasi pasien.
KESIMPULAN
Pengelolaan tenaga keperawatan adalah hal yang mutlak harus dilakukan oleh setiap pinpinan
keperawatan untuk mendukung tercapainya hasil kerja atau kinerja yang optimal secara efisien dan
efektif dalam rangka peningkatan dan mempertahankan kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan
selama 24 jam terus menerus. Untuk itu setiap pengelola keperawatan harus mampu memahami dan
dapat menerapkan berbagai peraturan pengelolaan tenaga keperawatan dengan baik, sehingga dapat
diperoleh selain kinerja yang optimal secara efisian dan efektif juga diperoleh kepuasan kerja perawat
yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasien/keluarga. Dengan demikian tujuan
individu perawat dan tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik.
Klasifikasi pasien & perencanaan tenaga keperawatan yang tepat adalah merupakan suatu
proses pemikiran dan penentuan kebijakan dari hal-hal yang akan dilaksanakan oleh pimpinan untuk
masa yang akan datang dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga keperawatan yang tepat. Dalam
upaya efisiensi dan efektifitas serta mempertahankan kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit,
maka semua pengelola keperawatan diharapkan mampu menyusun perencanaan tenaga
keperawatan berdasarkan analisa kegiatan dan perhitungan yang cermat, sehingga dapat dicapai
efisiensi dan efektifitas dalam pelayanan keperawatan dengan harapan dapat diperoleh kinerja yang
optimal.
Daftar Pustaka
3. Depkes RI, Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Dit Jen Yanmed, cetakan 1,
1. Cara rasio
Metoda ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang
diperlukan.Metoda ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah.Metoda ini
hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas
SDM rumah sakit,da kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah
sakit yang mebutuhkan.Bisa digunakan bila: kemampuan dan sumber daya untuk prencanaan
personal terbatas,jenis,tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil.Cara rasio yang
umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan menkes R.I. Nomor 262 tahun 1979
tentang ketenagaan rumah sakit,dengan standar sebagai berikut :
Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang lambat
laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang lain yang
lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan profesional.
2. Cara Need
Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang diperhitungkan sendiri
dan memenuhi standar profesi.Untuk menghitung seluruh kebutuhan tenaga,diperlukan
terlebih dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yang diberikan kepada klien selama di
rumah sakit. Misalnya saja untuk klien yang berobat jalan,ia akan melalui/mendapatkan
pelayanan, antara pembelian karcis, pemeriksaan perawat / dokter, penyuluhan, pemeriksaan
laboratorium, apotik dan sebagainya. Kemudian dihitung standar waktu yang diperlukan agar
pelayanan itu berjalan dengan baik. Hundgins(1992)menggunakan standar waktu pelayanan
pasien sebagai berikut :
Untuk pasien rawat inap, Douglas (1984) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien
rawat inap sebagai berikut :
• Perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam
• Perawatan intermediet memerlukan waktu : 3-4 jam/24 jam
• Perawatan maksimal/total memerlukan waktu : 5-6 jam/24 jam
Dalam penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut di atas adalah
sebagai berikut :
a. Kategori I : Self care/perawatan mandiri
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri,penampilan secara umum baik,tidak ada reaksi
emosional,pasien memerlukan orientasi waktu,tempat dan pergantian shift,ttindakan
pengobatan biasanya ringan dan simpel
b. Kategori II : intermediet care/perawatan sedang
Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu,mengatur pisisi waktu makan.meberi dorogan agar
mau makan,eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk ke kamar
mandi.Penampilan pasien sakit sedang.Tindakan perawatan pada pasien ini monitor tanda-
tanda vital,periksa urine reduksi,fungsi fisiologis,status emosinal,kelancaran drainage atau
infus.Pasien memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shift
atau 30-60 menit/shiftdengan mengobservasi side efek obat atau reaksi alergi.
c. Kategori III : Intensive care/perawatan total
Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri,semua dibantu oleh perawat penampian
sakit berat.pasien memerlukan observasi terus-menerus.
Dalam penelitian Douglas (1975) tentang jumlah tenaga pearawat di rumah sakit, didapatkan
jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam teragantung pada tingkat
ketergantungan pasien seperti pada table di bawah ini:
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah: 5,35 + 3,70 + 2,20 = 11,25 (11 orang perawat)
Klasifikasi Klien Berdasarkan Derajad Ketergantungan
Hari ke… Klasifikasi Klien Rata-rata klien/ hari Jumlah Kebutuhan Perawat
Minimal Parsial Total Pagi Sore Malam
1 6 2 4 12 3 2,34 1,54
2 4 3 3 10 2,57 1,91 1,21
3 3 6 3 12 3,21 2,22 1,32
4 4 5 3 12 3,11 2,21 1,35
5 6 3 2 11 2,55 1,89 1,21
6 5 7 1 13 3,1 2,05 1,19
7 7 4 1 12 2,63 1,88 1,18
8 9 3 1 13 2,7 2,01 1,31
9 5 5 3 13 3,28 2,35 1,45
10 7 3 1 11 2,36 1,73 1,11
11 3 8 2 13 3,39 2,22 1,26
12 4 9 2 15 3,83 2,51 1,43
13 6 7 3 16 3,99 2,79 1,69
14 2 10 3 15 4,12 2,68 1,5
15 7 4 4 15 3,71 2,78 1,78
16 5 9 3 16 4,36 2,95 1,73
17 6 3 4 13 3,27 2,49 1,61
18 4 6 5 15 4,1 2,96 1,82
19 6 5 5 16 4,17 3,09 1,95
20 7 4 3 14 3,35 2,48 1,58
21 6 5 4 15 3,81 2,79 1,75
22 7 4 3 14 3,35 2,48 1,58
Jadi rata-rata tenaga yang dibutuhkan untuk tiga shift adalah: 7 perawat. Berarti kebutuhan
untuk satu ruangan adalah 7 perawat + 1 Karu + 3 Katim + 2 cadangan = 13 perawat
3. Cara Demand
Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga mennurut kegiatan yang memang nyata
dilakukan oleh perawat. Menurut Tutuko (1992) setiap klien yang masuk ruang gawat darurat
dibutuhkan waktu sebagai berikut:
* untuk kasus gawat darurat : 86,31 menit
* untuk kasus mendesak : 71,28 menit
* untuk kasus tidak mendesak : 33,09 menit
Contoh perhitungannya:
Dari hasil observasi dan sensus harian selama enam bulan di sebuah rumah sakit A yang
berkapasitas tempat tidur 20 tempat tidur, didapatkan jumlah rata-rata klien yang dirawat
(BOR) 15 orang perhari. Kriteria klien yang dirawat tersebut adalah 5 orang dapat melakukan
perawatan mandiri, 5 orang perlu diberikan perawatan sebagian, dan 5 orang lainnya harus
diberikan perawatan total. Tingkat pendidikan perawat yaitu, SPK dan D III Keperawatan.
Hari kerja efektif adalah 6 hari perminggu. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung
jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang tersebut adalah sbb:
a. Menetukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari, yaitu:
– keperawatan langsung
– keperawatan mandiri 5 orang klien : 5 x 2 jam = 10 jam
– keperawatan parsial 5 orang klien : 5 x 3 jam = 15 jam
– keperawatan total 5 orang klien : 5 x 6 jam = 30 jam
– keperawatan tidak langsung 15 orang klien : 5 x 1 jam = 15 jam
-penyuluhan kesehatan 15 orang klien : 15 x 0,25 jam = 3,75 jam
total jam keperawatan secara keseluruhan 73,75 jam
b. Menetukan jumlah jam keperawatan per klien per hari = 73,75 jam / 15 klien = 4,9 jam
c. Menetukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah klangsung
dengan menggunakan rumus (Gillies, 1989) diatas, sehingga didapatkan hasil sbb:
d. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan perhari, yaitu:
e. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift, yaitu dengan ketentuan
menurut Warstler ( dalam Swansburg, 1990, h. 71). Proporsi dinas pagi 47%, sore 36%, dan
malam 17%. Maka pada kondisi di atas jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift
adalah:
– shift pagi: 5,17 orang (5 orang)
– shift sore: 3,96 orang (4 orang)
– shift malam: 1, 87 orang (2 orang)
Contoh: Pada rumah sakit A, jumlah tempat tidur pada unit Bedah 20 buah, rata-rata pasien
perhari 15 orang, jumlah jam perawatan 5 jam/ pasien/ hari, dan jam kerja 7 jam/hari
Cara menghitung
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah:
Jumlah shift dalam seminggu: 11 x 7 = 77 shift
Bila jumlah perawat sama setiap hari dengan 6 hari kerja/ minggu dan 7 jam/ hari maka
jumlah perawaty yang dibuthkan = 77 : 6 = 12,83 atau 13 orang.
Contoh pengitungannya:
Hasil observasi terhadap RS A yang berkapasitas 300 tempat tidur, didapatrkan jumlah rata-
rata klien yang dirawat (BOR) 60 %, sedangkan rata-rata jam perawatan adaalah 4 jam
perhari. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat
di ruang tersebut adalah sbb:
• Tahap I
Dihitung A = jumlah jam perawatan klien dalam 24 jam per klien. Dari contoh diatas A= 4
jam/ hari
• Tahap II
Dihitung B= jumlah rata-erata jam perawatan untuk sekuruh klien dalam satu hari.
B = A x tempat tidur = 4 x 300 = 1200
• Tahap III
Dihitung C= jumlah jam perawatan seluruh klien selama setahun.
C= B x 365 hari = 1200 x 365 = 438000 jam
• Tahap IV
Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan selama setahun.
D= C x BOR / 80 = 438000 x 180/ 80 = 985500
Nilai 180 adalah BOR total dari 300 klien, dimana 60% x 300 = 180. Sedangkan 80 adalah
nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan.
• Tahap V
Didapat E= jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan.
E= 985500/ 1878 = 524,76 (525 orang)
Angka 1878 didapat dari hari efektif pertahun (365 – 52 hari minggu = 313 hari) dan
dikalikan dengan jam kerja efektif perhari (6 jam)
Prinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies (1989) diatas, tetapi ada
penambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian ( sedangkan angka 7 pada rumus
tersebut adalah jumlah hari selama satu minggu).
a. Rawat inap
berdasarkan klasifikasi pasien cara perhitungannya berdasarkan :
• tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
• rata-rata pasien per hari
• jumlah perawatan yang diperlukan / hari / pasien
• jam perawatan yang diperlukan/ ruanagan / hari
• jam kerja efektif tiap perawat atau bidan 7 jam per hari
Contoh perhitungannya
No Jenis kategori Rata-rata pasien/ hari Rata-rata jam perawatan pasien / hari * Jumlah jam
perawatan/ hari (cx d)
Abcde
1
2
3
4
5 Pasien P. dalam
Pasien bedah
Pasien gawat
Pasien anak
Pasien kebidanan 10
8
1
3
1 3,5
4
10
4,5
2,5 35
32
10
13,5
2,5
Jumlah 23 93,0
Keterangan :
* berdasarkan penelitian dari luar negeri
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (factor koreksi) dengan :
• Hari libur/ cuti/ hari besar (loss day)
Jumlah hari miggu dalam setahun + cuti + hari besar x Jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif
52 +12 + 14 x 13 = 3,5
286
• Perawat atau bidan yang mengejakan tugas-tugas non-profesi (non-nursing jobs)
Seperti: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan
pasien, dll. Diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
(Jumlah tenaga perawat + loss day) x 25% = (13 + 3,5) x 25% = 4,1
Jadi jumlah tenaga yang diperlukan= tenaga yang tersedia + factor koreksi
= 13 + 3,5 + 4,1 = 20,6 (dibulatkan menjadi 21 orang perawat/ bidan)
Contoh kasus:
No Kategori* Rata-rata jml pasien/ hari Jml jam perawat/ hari** Jml jam perawatan ruangan/
hari (c x d)
aBcde
1 Askep Minimal 7 2,00 14,00
2 Askep sedang 7 3,08 21,56
3 Askep agak berat 11 4,15 45,65
4 Askep maksimal 1 6,16 6,16
Jumlah 26 87,37
Keterangan:
* : uraian ada pada model Gillies di halaman depan
** : berdasarkan penelitian di luar negeri
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah
(Jumlah tenaga perawat + loss day) x 25% = (12,5 + 3,4) x 25% = 3,9
Jadi jumlah tenaga yang diperlukan= tenaga yang tersedia + factor koreksi
= 12,5 + 3,4 + 3,9 = 19,8 (dibulatkan menjadi 20 orang perawat/ bidan)
b. Jumlah tenaga untuk kamar operasi
( Jml. Jam perawatan/ hari x jml. Operasi) x jml perawat dlm tim x 2
jam kerja efektif/ hari
Contoh kasus:
Dalam satu rumah sakit terdapat 30 operasi perhari, dengan perincian:
operasi besar: 6 orang; operasi sedang: 15 orang; operasi kecil: 9 orang
cara penghitungan:
c. Di Ruang Penerimaan
Contoh kasus:
rata-rata jumlah pasien perhari = 50
jumlah jam perawatan perhari = 4 jam
Jam efektif perhari = 7 jam
Jadi kebutuhan tenaga perawat di IGD:
f. Rawat Jalan
g. Kamar Bersalin
Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I s.d. kala
IV = 4 jam/ pasien
Jam efektif kerja bidan 7 jam/ hari
Rata-rata jumlah pasien setiap hari = 10 orang
E. Penutup
Salah satu aspek yang sangat penting untuk mencapai pelayanan keperawatan yang bermutu
adalah tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan baik
kuantitas maupun kualitasnya. Untuk itu diperlukan perencanaan yang baik dalam menetukan
pengembangan tenaga perawat.
Perencanaan yang salah bisa mengabitkan kekurangan tenaga atau kelebihan tenaga, bila
tenaga berlebih akan mengakibatkan kerugian pada rumah sakit, dan apabila tenaga kurang
bisa mengakibatkan beban kerja yang tinggi sehingga kualitas pelayanan akan menurun. Bila
kualitas pelayanan menurun bisa berdampak pada kunjungan pasien akan menurun dan ini
akan mengakibatkan income rumah sakit menurun dan seterusnya bisa membuat
kesejahteraan karyawan juga menurun.
Manajer keperawatan dituntut untuk bisa merencanakan jumlah tenaga oerawat yang betul-
betul sesuai dengan kebutuhan yang real, sehuingga mutu pelayanan dapat terjamin.
Disamping itu manajer harus mempunyai visi dan misi sesuai dengan visi dan misi rumah
sakit. Dalam setuiap pengambilan keputusan harus betul-betul mempertimbangkan berbagai
aspek, baik aspek mikro maupun aspek makro rumah saikit.
Pendekatan perhitungan tenaga yang dibahas dalam makalah ini mudah-mudahan dapat
membantu para manajer keperawatan di rumah sakit dalam merencanakan penambahan
tenaga keperawatan.
Tentang iklan-iklan ini
Presentasi berjudul: "PEDOMAN CARA
PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA
KEPERAWATAN Dra. Herawani A. MKes, MKep."—
Transcript presentasi:
1 PEDOMAN CARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN Dra.
Herawani A. MKes, MKep
2 A. Pengelompokan unit kerja di rumah sakit Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan
bidan) harus memperhatikan unit kerja yang ada di rumah sakit. Secara garis besar terdapat
pengelompokan unit kerja di rumah sakit sebagai berikut : 1) Rawat inap dewasa 2) Rawat
inap anak/perinatal 3) Rawat inap intensif 4) Gawat darurat (IGD) 5) Kamar bersalin 6)
Kamar operasi 7) Rawat jalan
5 Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan : Hari
libur/cuti/hari besar (loss day) Jml hari Minggu dalam 1 thn + cuti + hari besar X jml perawat
tersedia Jml hari kerja efektif = 78 hari X 13 = 3,5 orang 286
6 Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan (non nursing
jobs) seperti contohnya ; Membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan
alat-alat makan pasien, dll diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan Jumlah tenaga
keperawatan + loss day X ,5 X 25 = 4,1 100 Jumlah tenaga = tenaga yg tersedia + faktor
koreksi 16,5 + 4,1 = 20,6 (dibulatkan 21 perawat/bidan) Jadi tenaga keperawatan yang
dibutuhkan untuk contoh di atas adalah 21 orang.
7 1.2 Tingkat ketergantungan pasien : Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang
didasarkan pada kebutujan terhadap asuhan keperawatan kebidanan meliputi : a.Asuhan
keperawatan minimal (minimal care) b.Asuhan keperawatan sedang c.Asuhan keperawatan
agak berat d.Asuhan keperawatan maksimal
8 Contoh kasus NoKategori #Rata-rata jumlah pasien/hari Jml jam perawat an/hari Jml jam
perawatan/hari (c X d) abcde 1Askep Minimal (minimal care) Askep sedang73,0821,56
3Askep agak berat114,1545,65 4Askep Maksimal16, ,37 Keterangan : # : uraian penjelasan
terlampir ● : berdasarkan penelitian di luar negeri
9 Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah : 87,37 = 12,5 7 Untuk perhitungan jumlah tenaga
tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan : Hari libur/cuti/hari besar (loss day) Jml hari
Minggu dalam 1 thn + cuti + hari besar X jml perawat tersedia Jml hari kerja efektif = 78 hari
X 12,5 = 3,4 orang 286 Jml jam perawat di ruangan / hari Jam efektif perawat
10 Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan (non nursing
jobs) seperti contohnya ; Membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan
alat-alat makan pasien, dll diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan Jumlah tenaga
perawat + loss day X ,5 + 3,4 X 25 = 3,9 100 Jumlah tenaga = tenaga yg tersedia + faktor
koreksi 15,9 + 3,9 = `19,8 (dibulatkan 20 perawat/bidan) Jadi tenaga keperawatan yang
dibutuhkan untuk contoh kasus di atas adalah sebanyak 21 orang.
12 Dalam satu RS terdapat 30 opersi per hari, dengan perincian: -. Operasi besar 6 orang -.
Operasi sedang 15 orang -. Operasi kecil 9 orang Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan
sbb : [(6x5 jam)+(15x2 jam)+(9x1 jam)] X 2 = 19, (perawat cadangan inti) 7 jam Jadi jumlah
tenaga keperawatan yang dibutuhkan di kamar operasi untuk contoh kasus di atas adalah 20
orang Contoh kasus
14 3. Gawat Darurat Dasar perhitungan di unit gawat darurat adalah : a. Rata-rata jumlah
pasien/hari b. Jumlah jam perawatan/hari c. Jumlah efektif Perawat/hari Contoh : -. Rata-rata
jumlah pasien/hari = Jumlah jam perawatan = 4 jam -. Jam efektif/hari = 7 jam Jadi
kebutuhan tenaga perawat di IGD : 50 X = 28,5 = 29 orang + loss day ( X 29 ) =7, = 29 orang
+ 7,9……. orang =36,9 =37
16 5. Rawat jalan ◊. Rata-rata jumlah pasien 1 hari = 100 ◊. Jumlah jam perawatan 1 hari =
15 Jadi kebutuhan tenaga perawat di Rawat Jalan : 100 X = 4 orang + koreksi 15% = X 4 = 7
X = 4 orang + ……. orang = ……. orang
17 6. Kamar bersalin a.Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I
s/d IV = 4 jam/pasien b.Jam efektif kerja bidan 7 jam/hari c.Rata-rata jumlah pasien setiap
hari = 10 pasien Contoh : Jumlah bidan yang diperlukan 10 ps X 4 jam/ps = = 5,7 = ± 6 orang
+ loss day 7 jam/hr 7