Anda di halaman 1dari 2

Bernard Evan Kanigara 15/384924/TK/43586

Remote Control – Apa yang tidak dilakukan SCADA

A. Beberapa Proses Kontrol dan Perolehan Data Secara Fungsional Seharusnya Tidak Dilakukan SCADA
Sistem kendali jarak jauh atau sistem perolehan data dapat dikatakan memiliki performa yang
sempurna, sampai datang pada hari di mana sebuah pesan yang sangat penting harus benar-benar
dikirimkan, dan sistem “kebetulan” gagal. Agar tidak gagal, para ahli mengatakan bahwa sebuah sistem
haruslah selalu dapat diandalkan. Meskipun sebuah sistem tidak pernah gagal sekalipun sejak pertama
kali dihidupkan, tetapi jika kita terlalu mengandalkan sistem tersebut (seperti sistem kendali jarak jauh)
untuk menangani fungsi-fungsi yang begitu penting, maka kemungkinannya, semakin penting fungsi
yang akan ditangani, maka akan semakin cepat dan semakin dahsyat kerusakan sistemnya. Apapun
yang bisa salah, akan salah, hukum-hukum Murphy yang dilontarkan oleh Edward A. Murphy
merupakan adagium! Dalam konteks SCADA, sinyal-sinyal yang kemungkinan dapat digunakan oleh
SCADA sudah diketahui dan diteliti untuk akhirnya ditentukan jenis seperti apa yang mungkin dapat
menyebabkan masalah. Jadi, ada dua tipe sinyal yang seharusnya tidak terlalu bergantung pada
SCADA. Jenis pertama adalah sistem instrumentasi keamanan, dan yang kedua adalah sistem
pengukuran produk yang nantinya akan digunakan untuk bukti tahihan atau pembayaran yang
memerlukan jejak audit. Keduanya dipisahkan dari SCADA, karena SCADA memiliki kecenderungan
untuk bisa saja gagal.

Sistem Keamanan Instumentasi


Jika sebuah sistem dapat gagal dan kegagalan tersebut dapat menyebabkan cedera dan luka
terhadap publik ataupun pekerjanya, maka sistem tersebut harus dlengkapi dengan sistem keamanan
instrumentasi. Maka dari itu, jika sistem utama gagal, maka sistem keamanan instrumentasi harus
dibuat untuk dapat bekerja sendiri terlepas dari sistem kontrol utama. Untuk itu sistem keamanan
instrumen harus dapat diinisiasi secara manual atau otomatis setelah kerusakan terjadi. Apalagi, sistem
kontrol normal selalu tidak bekerja dengan baik secara terus-menerus. Terkadang, beberapa masalah
terjadi seperti kegagalan mekanis. Terkadang, bahan baku tidak sesuai spesefikasi atau sumber energi
sistem habis. Terkadang, kegagalan manusia (operator) juga dapat menyebabkan target untuk kontrol
sistem normal keliru.
Maka dari itu, sistem keamanan instrumentasi dibuat agar ia tidak terintegritas dengan operasi
yang berjalan pada sistem kontrol normal, sehingga reliabilitas dari kedua sistem tersebut akan
ditingkatkan. Sistem keamanan instrumentasi juga dibuat sederhana, dengan jumlah bagian elektrikal
yang minim agar bekerja dengan lebih mandiri dan baik dan juga mandiri. Pada sistem pipa, fitur
penginderaan, logika dan aktuasi pada jaringan lokal tidak boleh bergantung pada siste SCADA.
Sistem yang dikontrol SCADA haruslah memberikan data mengenai bayangan kegagalan yang bisa
terjadi. Data yang didapat akan dimanfaatkan oleh sistem instrumen keamanan yang ada untuk
mencegah kegagalan pada sistem yang menjalankan fungsi sangat penting.

Kebutuhan Regulasi Keuangan


Era komputer saat ini membawa siapapun, termasuk penggunanya ke dalam era masyarakat
tanpa kertas. Meskipun begitu, beberapa otoritas tetap berskikeras bahwa data-data “tertentu” haruslah
tetap memiliki jejak kertasnya. Otoritas ini, bertanggung jawab untuk menetapkan pajak, royalti, gaji
dan biaya pengeluaran pada tetapan yang benar. Maka dari itu, kebanyakan industri mengikuti otoritas
(pemerintah) ini sehingga mereka memerlukan data yang perlu dilaporkan kepada agensi otoritas yang
bersangkutan. Contoh kasus dari hal ini adalah pengukuran minyak dari sebuah kilang, yang
membutuhkan royalti untuk dibayarkan, atau pengukuran air irigasi dari sebuah bendungan yang
dimiliki oleh pemerintah, yang membutuhkan biaya yang butuh dibayarkan, atau pengiriman barang
kepada pengepul yang membutuhkan laporan data tarif. Karena data-data tersebut beberapa adalah data
yang harus bisa dipertanggungjawabkan kepada publik (data publik), maka pemerintah harus
menunjukkannya kepada publik yang awam terhadap teknik-teknik akuntansi dan pengukuran yang
sudah disepakati pihak yang profesional.
Maka dari itu, pemerintah terkadang mengeluarkan prosedur yang harus diikuti oleh
perusahaan-perusahaan yang mengirimkan laporan data tersebut. Laporan-laporan ini dibutuhkan untuk
menghasilkan sebuah jejak data kertas. Term jejak data kertas (paper trail) didapat dari metode yang
dihasilkan oleh auditor untuk mengecek apakan sistem perhitungan akuntansi yang benar sudah
diselesaikan. Yang dimaksud jejak di sini adalah jalur yang dihasilkan dari laporan satu kertas ke kertas
Bernard Evan Kanigara 15/384924/TK/43586

lainnya. Semisal dari laporan permintaan, lalu ke laporan pengesahan laporan, lalu kepada laporan
evaluasi permintaan, lalu urutan permintaan, dan terahkir laporan cek. Maka dengan begitu, proses
perhitungan akuntasi dapat dihitung dari jalur yang tersedia formatnya oleh pemerintah.
Meskipun secara teori SCADA mampu memindahkan data-data ini secara elektronik, tetapi
data elektronik dianggap tidak kekal oleh beberapa pihak otoritas. Hal itu menyebabkan bahwa jejak
“kertas” mestilah harus. Akibat sifatnya yang begitu penting karena berhubungan dengan formalitas
terhadap pihak berwenang, sistem pengambilan data audit yang sudah dijelaskan di atas haruslah
benar-benar dilindungi. Berarti, sistem SCADA sendiri haruslah disokong oleh sistem lain jika
SCADA mengalami kegagalan dan data yang diambil rusak. Artinya sistem pengambilan data yang
berhubungan dengan audit harus dilakukan dengan instrumen khusus yang dikhususkan untuk
menghasilkan data cadangan atau format data yang lebih baik (tidak mengganggu proses kontrol yang
dilkukan oleh SCADA itu sendiri).

B. Tipe dan luasan dari masalah yang akan merusak sistem SCADA
Kegagalan dari sebuah sistem SCADA diukur secara resiko sebagai produk dari probabilitas
kegagalan dan konsekuensinya. Jika probabiltasnaya tinggi tetapi konsekuensinya dapat diabaikan,
maka resikonya tidak tinggi. Jika probabilitasnya mendekati nol tetapi konsekuensinya juga tidak
tinggi. Namun di beberapa kondisi probabilitas kegagalan tinggi dan konsekuensi kegagalananya akan
(mungkin lebih) tinggi pula, keadaan seperti ini yang dianggap situasi beresiko tinggi. Evaluasi resiko
menjadi sebuah spesialitas insinyur. Proses pengambilan evaluasi harus dilakukan oleh orang yang
akrab dengan proses, alat, kondisi operasi, dan metode evaluasi. Akhirnya, kondisi dengan resiko
kegagalan yang tinggi harus dijaga dengan memasang sistem keamanan instrumen.

C. Solusi yang dapat ditawarkan terhadap potensi masalah kerusakan SCADA.


Salah satu contoh sistem SCADA pada gambar di bawah memonitor aliran masuk dan keluar
dari cairan pipa hidrokarbon. Pada MTU, kalulasi ditentukan dengan mengukur apakah aliran yang
masuk lebih banyak atau lebih sedikit dari jumlah yang keluar. Jika cairan yang diukur di pipa lebih
banyak yang masuk daripada yang keluar, maka MTU akan mendeteksi kebocoran dan mengirim pesan
ke RTU di setiap ujung katup untuk menutup. Sebagai alternatif, MTU akan mengirim pesan
peringatan untuk memberi tahu operator apakah katup harus ditutup atau tidak. Apakah sistem ini bisa
diandalkan sepenuhnya jika ada kebocoran?
Karena adagium hukum Murphy, maka terdapat kemungkinan radio pada RTU atau MTU,
menjadi tidak bisa digunakan alias rusak. Maka, alih-alih memperbolehkan pompa untuk melanjutkan
mengirimkan cairan ke saluran, si insinyur harus bisa mengasumsikan bahwa MTU tidak akan selalu
mengirim instruksi penutupan katup dalam waktu yang tepat. Maka, dengan sistem penutup lokal, yang
berbasis dari sensor tekanan rendah, ia akan mendekteksi perubahan tekanan sehingga dapat
melindungi kebcooran dalam pipa dengan lebh andal (dan tepat waktu).

SCADA tanpa sitem keamanan instrumen


SCADA dengan sitem keamanan instrumen

Anda mungkin juga menyukai