DISUSUN OLEH:
MELANI KHAIRUNNISA
NPM 1406635700
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3. Tujuan ................................................................................................................. 1
BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................................................... 2
1.1. Berita Terkait Tragedi Jatuhnya Crane di Masjidil Haram ................................. 2
1.2. Teori Hukum Kealpaan (Culpa) .......................................................................... 8
1.3. Kronologis Tragedi Jatuhnya Crane di Masjidil Haram ................................... 10
1.4. Upaya Pencegahan Jatuhnya Crane .................................................................. 11
1.5. Analisis Hukum Terhadap Tragedi Jatuhnya Crane di Masjidil Haram ........... 12
BAB 3 PENUTUP ............................................................................................................... 18
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 18
3.2. Saran ................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 19
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Analisis
Tentang Kejadian Jatuhnya Crane di Masjidil Haram - Mekkah” dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya berterima kasih juga kepada para
dosen mata kuliah Hukum Perdata Dagang yang mengajar saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya
buat untuk di masa mendatang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
kritik, saran dan usulan yang membangun agar lebih baik untuk selanjutnya.
Penyusun
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1) Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen Hukum Perdata
Dagang
2) Menganalisis kejadian jatuhnya crane di Masjidil Haram
3) Mengetahui pengetahuan akan hukum pidana kealpaan (culpa)
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Tak hanya itu, 238 lainnya dilaporkan dalam kondisi luka-luka. Dari seluruh
korban itu, tercatat ada seorang jamaah asal Indonesia yakni Masnauli Hasibuan
yang menjadi korban meninggal dunia. Robohnya crane ini memang begitu
menyedihkan, mengingat puncak ibadah Haji bakal datang 10 hari lagi.
Hujan badai dan angin kencang membuat crane tiba-tiba roboh © cnn.com
2
"Saat itu kami hendak wudhu dan siap ke Masjidil Haram untuk melakukan
salat Maghrib. Cuaca di Mekah memang tengah buruk. Sebelumnya badai pasir
melanda Mekah yang kemudian mendadak berubah menjadi hujan badai. Semua
penutup alat konstruksi terlepas dan bertebaran begitu saja. Kondisi sangat
mengerikan dan alat-alat berat bergerak sendiri karena kuatnya badai, sampai
akhirnya tragedi itu terjadi. Semua orang langsung berlarian meninggalkan lokasi
crane itu roboh," ungkap Yahya Al Hashemi, iReporter CNN yang merekam video
jatuhnya crane.
Karena insiden ini, lebih dari 50 tim penolong dan 80 ambulans disiagakan
oleh Kementrian Pertahanan Arab Saudi untuk melakukan evakuasi. Hujan badai
dahsyat memang terjadi di Mekah sejak pukul 16.00 sore kemarin. Karena badai
itu, hembusan angin yang kuat membuat Mekah kacau dan suhu mendadak turun
drastis dari biasanya 42 derajat celcius menjadi 25 derajat celcius. Sungguh, Tuhan
pasti punya rencana mengapa musibah ini terjadi.
(cnn/aia)
Sumber: http://plus.kapanlagi.com/inilah-lho-penyebab-asli-crane-jatuh-di-
masjidil-haram-mekah-a66002.html
3
Usai Tragedi Crane, Bin Laden Tak Akan Diberi Proyek
Akibatnya, sebanyak 111 orang tewas akibat tertimpa crane. Belum lagi
sebanyak 200 orang lebih mengalami luka. Sebanyak 158 orang di antaranya masih
dirawat di rumah sakit. Jamaah haji dari Indonesia, India dan Inggris termasuk
dalam korban tewas. Indonesia kehilangan 11 calon jamaah karena insiden itu.
Nilai santunan serupa juga diberikan kepada calon jamaah haji yang
mengalami cacat fisik seumur hidup akibat insiden itu. Sementara itu, bagi calon
jamaah haji yang mengalami luka ringan akan diberi santunan senilai SAR500 ribu
atau setara Rp1,9 miliar.
Selain itu, keluarga korban tewas akan diberikan kesempatan naik haji gratis
tahun depan. Kesempatan yang sama juga diberikan bagi calon jamaah haji yang
mengalami luka, sehingga tidak bisa beribadah tahun ini.
4
Pembangunan Masjidil Haram telah berlangsung selama beberapa tahun
dan ingin membuat area lebih luas hingga 400 ribu meter persegi agar bisa
menampung 2,2 juta calon jamaah haji sekaligus. Tetapi, seorang insinyur yang
bekerja di Grup Bin Ladin membantah ada keteledoran dalam pengerjaan proyek
mereka.
"Semua crane yang dipasang dilakukan dengan cara yang profesional.
Tidak ada pula kesalahan teknis dalam peralatan kami," kata insinyur itu. (ase)
Sumber: http://dunia.news.viva.co.id/news/read/675380-usai-tragedi-crane--bin-
laden-tak-akan-diberi-proyek
Sumber: http://www.indopos.co.id/2015/09/faktor-ini-disinyalir-jadi-penyebab-
tragedi-crane-di-masjidil-haram.html
5
RI Mulai Proses Santunan Korban Ambruknya Crane di
Saudi
Dikutip dari situs Media Centre Haji Kementerian Agama RI, pada Jumat,
9 Oktober 2015, Kepala Daerah Kerja Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
(PPIH), Arsyad Hidayat menyebut sudah ada permintaan dari Konsulat Jenderal RI
untuk memperbarui data korban ambruknya crane.
Berdasarkan janji Raja Saudi, Salman bin Abdul Aziz, maka keluarga
korban tewas akan memperoleh santunan senilai 1 juta Riyal atau setara Rp3,8
miliar. Sedangkan, seluruh jemaah yang mengalami luka akan memperoleh
santunan senilai 500 ribu Riyal atau setara Rp1,8 miliar.
Pemerintah Saudi juga akan mengundang jemaah haji yang tidak bisa
menyempurnakan ibadah hajinya tahun ini agar datang lagi tahun depan. Bahkan,
mereka diundang khusus menjadi tamu Raja.
6
Pemerintah Saudi telah membentuk komite khusus untuk memproses
pemberian santuan. Komite tersebut telah mulai mengumpulkan data para korban
jatuhnya crane di Masjidil Haram.
Setiap korban tewas atau terluka, kata Mustapha telah didaftarkan secara
teliti, termasuk jam dan menit mereka terdaftar di rumah sakit. Data itu juga
mencakup nama, kebangsaan, nomor paspor, tempat tinggal, waktu masuk ke
rumah sakit dan waktu kematian.
"Kami akan berhati-hati mengumpulkan data semua korban tewas dan luka.
Selanjutnya laporan akan diteruskan ke otoritas yang bersangkutan," kata Mustapha
seperti dilansir laman Saudi Gazette.
Sumber: http://dunia.news.viva.co.id/news/read/685356-ri-mulai-proses-santunan-
korban-ambruknya-crane-di-saudi
7
1.2. Teori Hukum Kealpaan (Culpa)
Pada buku Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, S.H. yang berjudul Asas-Asas
Hukum Pidana di Indonesia (hal.72), menyebutkan bahwa Kealpaan (culpa) dalam
ilmu pengetahuan hukum mempunyai arti teknis, yaitu suatu macam kesalahan si
pelaku tindak pidana yang tidak seberat seperti kesengajaan, yaitu kurang berhati-
hati sehingga akibat yang tidak disengaja terjadi. Tetapi, ada kalanya suatu akibat
dari suatu tindak pidana begitu berat merugikan kepentingan seseorang, seperti
kematian seorang manusia.
Sedangkan, Jan Remmelink dalam bukunya yang berjudul Hukum Pidana
(hal. 177) mengatakan bahwa pada intinya, culpa mencakup kurang (cermat)
berpikir, kurang pengetahuan, atau bertindak kurang terarah. Menurut Jan
Remmelink, ihwal culpa di sini jelas merujuk pada kemampuan psikis seseorang
dan karena itu dapat dikatakan bahwa culpa berarti tidak atau kurang menduga
secara nyata (terlebih dahulu kemungkinan munculnya) akibat fatal dari tindakan
orang tersebut – padahal itu mudah dilakukan dan karena itu seharusnya dilakukan.
Mengenai ukuran kelalaian dalam hukum pidana, Jan Remmelink (Ibid,
hal. 179) mengatakan bahwa menurut MvA (memori jawaban) dari pemerintah,
yang menjadi tolak ukur bagi pembuat undang-undang bukanlah diligentissimus
pater familias (kehati-hatian tertinggi kepala keluarga), melainkan warga pada
umumnya. Syarat untuk penjatuhan pidana adalah sekedar kecerobohan serius yang
cukup, ketidakhati-hatian besar yang cukup; bukan culpa levis (kelalaian ringan),
melainkan culpa lata (kelalaian yang kentara/besar).
Dalam bukunya berjudul Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia Prof. Dr.
Wirjono Prodjodikoro, S.H (hal.73). juga mengatakan bahwa menurut para penulis
Belanda, yang dimaksudkan dengan culpa dalam pasal-pasal KUHP adalah
kesalahan yang agak berat. Istilah yang mereka pergunakan adalah grove schuld
(kesalahan besar). Meskipun ukuran grove schuld ini belum tegas seperti
kesengajaan, namun dengan istilah grove schuld ini sudah ada sekedar ancar-ancar
bahwa tidak masuk culpa apabila seorang pelaku tidak perlu sangat berhati-hati
untuk bebas dari hukuman.
8
Lebih lanjut, dikatakan bahwa untuk culpa ini harus diambil sebagai ukuran
bagaimana kebanyakan orang dalam masyarakat bertindak dalam keadaan yang in
concreto terjadi. Jadi, tidaklah dipergunakan sebagai ukuran seorang yang selalu
sangat berhati-hati, dan juga tidak seorang yang selalu serampangan dalam tindak
tanduknya.
Jadi, pada dasarnya yang dijadikan tolak ukur adalah ukuran kehati-hatian
yang ada di masyarakat, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa hakim juga
berperan serta dalam menentukan hal tersebut.
Adapun dalam Pasal 359 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”)
diatur mengenai perbuatan yang mengakibatkan orang mati karena salahnya:
“Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang
lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
pidana kurungan paling lama satu tahun.”
9
1.3. Kronologis Tragedi Jatuhnya Crane di Masjidil Haram
Pada hari Jumat, tanggal 11 September 2015, cuaca buruk memang tengah
melanda kota Mekah. Cuaca di Mekah sangat ekstrem. Badai pasir melanda Mekah
yang kemudian mendadak berubah menjadi hujan badai. Karena badai itu,
hembusan angin yang kuat membuat Mekah kacau dan suhu mendadak turun drastis
dari biasanya 42 derajat celcius menjadi 25 derajat celcius. Pada cuaca panas, bisa
berubah mendadak hingga turun hujan es. Es-es berukuran kacang pilus turun
menyertai hujan deras yang mengguyur kota Mekah. Hujan yang disertai angin
yang kencang mulai turun sekitar pukul 17.10 waktu Arab Saudi.
Angin yang bertiup sungguh kencang, bahkan pintu luar kantor Daker
Mekah akhirnya dikunci karena terbuka sendiri oleh hembusan angin. Gemuruh dan
kilatan petir juga menghiasi langit di Mekah.
Hingga pukul 17. 36 waktu setempat, hujan deras yang disertai angin
kencang masih berlangsung. Genangan air juga mulai bermunculan di pinggir-
pinggir jalan kota Mekah. Karena semua hal itu, semua penutup alat konstruksi
menjadi terlepas dan bertebaran. Alat-alat bergerak sendiri karena terpaan badai dan
kondisi menjadi sangat mengerikan. Karena tidak sanggup menahan terpaan badai,
crane yang digunakan untuk pembangunan perluasan Masjidil Haram terjatuh dan
karena banyak jamaah yang sedang melakukan ibadah tidak sempat melarikan diri
dari bahaya, mereka pun tewas tertimpa crane raksasa dan ada juga yang
mengalami luka-luka.
Akibat dari insiden ini, sebanyak 111 orang tewas akibat tertimpa crane.
Belum lagi sebanyak 200 orang lebih mengalami luka. Sebanyak 158 orang di
antaranya masih dirawat di rumah sakit. Jamaah haji dari Pakistan, Indonesia, India,
dan jamaah dari berbagai Negara lainnya juga termasuk dalam korban tewas. Lebih
dari 50 tim penolong dan 80 ambulans disiagakan oleh Kemeterian Pertahanan Arab
Saudi untuk melakukan evakuasi.
10
1.4. Upaya Pencegahan Jatuhnya Crane
Upaya pencegahan atau upaya preventif disebut juga “non penal” dalam hal
ini adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga kemungkinan akan
terjadinya jatuhnya crane yang menimbulkan korban jiwa, merupakan upaya
pencegahan penangkalan adanya suatu kejadian yang mengakibatkan
meninggalnya orang lain.
11
1.5. Analisis Hukum Terhadap Tragedi Jatuhnya Crane di Masjidil Haram
12
Crane yang terjatuh tersebut dioperasikan oleh Bin Laden Group
yang merupakan kontraktor pembangunan Masjidil Haram di Mekah.
Seorang insinyur yang bekerja di Bin Laden Group membantah adanya
keteledoran dalam pengerjaan proyek mereka. Dan juga semua crane yang
dipasang dilakukan dengan cara yang professional, juga tidak ada pula
kesalahan teknis dalam peralatan mereka.
Akan tetapi, setelah dilakukan pemeriksaan di lapangan
menunjukkan crane itu dibangun melalui prosedur yang keliru sehingga
tidak dapat melawan terpaan angin kencang dan ambruk, yang kemudian
menewaskan dan melukai jamaah yang sedang ibadah di kawasan Masjidil
Haram.
Pada buku Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, S.H. yang berjudul
Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, menyebutkan bahwa Kealpaan
(culpa) dalam ilmu pengetahuan hukum mempunyai arti teknis, yaitu suatu
macam kesalahan si pelaku tindak pidana yang tidak seberat seperti
kesengajaan, yaitu kurang berhati-hati sehingga akibat yang tidak disengaja
terjadi. Tetapi, ada kalanya suatu akibat dari suatu tindak pidana begitu berat
merugikan kepentingan seseorang, seperti kematian seorang manusia.
Dalam Pasal 359 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”)
diatur mengenai perbuatan yang mengakibatkan orang mati karena
salahnya:
“Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan
orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun
atau pidana kurungan paling lama satu tahun.”
Mengenai tindak pidana yang mengakibatkan orang mati atau luka
karena kelalaian ini, dapat diputuskan bahwa si Kontraktor karena
perbuatannya yang membangun crane melalui prosedur yang keliru
sehingga tidak dapat melawan terpaan angin kencang dan ambruk yang
kemudian menewaskan dan melukai orang-orang, dapat dituntut dengan
dakwaan melanggar Pasal 359 KUHP Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
13
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP:
(1) Dipidana sebagai pelaku tindak pidana:
1. Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan
yang turut serta melakukan perbuatan;
2. Mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu,
dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat,
dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan
memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja
menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan.
C. Jumlah Korban
Musibah crane besar yang jatuh di Masjidil Haram bersamaan
dengan hujan dan angia yang kencang menelan sejumlah korban jamaah haji
dari berbagai Negara yang sedang beribadah di Masjidil Haram, termasuk
jamaah haji asal Indonesia. Berikut daftar nama yang dirilis oleh Kantor
Daerah Kerja Makkah PPIH Arab Saudi yang kemudian dilansir dari portal
Kementerian Agama Republik Indonesia :
1) ITI RASTI DARMINI, No Paspor: B0716645, Kloter: JKS – 023
(Keterangan: Wafat)
2) MASNAULI SIJUADIL HASIBUAN, No. Paspor: B1061545,
Kloter: MES – 009 (Wafat)
3) SUJI SYARBAINI IRONO, No Paspor: B1306321, Kloter: BTH –
014 (dirawat BPHI Makkah)
4) ERNAWATI MUHAMMAD SAAD, No. Paspor A4761751,
Kloter: BTH – 001 (dirawat di RSAS)
5) KURSIA NANTING LEMBONG, No. Paspor B0507644, Kloter:
BTH – 017 (dirawat di RSAS)
6) NASRIAH BINTI MUHAMMAD ABDURRAHMAN, No Paspor:
B1175082, Kloter: BTJ – 001, (dirawat di RSAS)
7) ARDIAN SUKARNO EFFIEN, No. Paspor: B0907275, Kloter:
JKG – 007, (dirawat di RSAS)
14
8) TETI HERAWATI MAD SALEH, No. Paspor: B0941422, Kloter:
JKS – 005, (dirawat di RSAS)
9) APIP SAHRONI ROHMAN, No. Paspor: B0941479, Kloter: JKS –
005, (dirawat di RSAS)
10) EMMIWATY JANAHAR SALEH, No Paspor: B1354467, Kloter:
MES – 008, (dirawat di RSAS)
11) NUR BAIK NASUTION, No. Paspor: B1061239, Kloter: MES –
009, (dirawat di RSAS)
12) SOPIAH TAIZIR NASUTION, No. Paspor: A6773447, Kloter:
MES – 009, (dirawat di RSAS)
13) TRI MURTI ALI, No. Paspor: B0396519, Kloter: PDG – 003,
(dirawat di RSAS)
14) ZULFITRI ZAINI HAJI, No. Paspor: A3910753, Kloter: PDG –
003, ( dirawat di RSAS)
15) ZALNIWARTI MUNAF UMMA, No. Paspor: B0393772, Kloter:
PDG – 004, (dirawat di RSAS)
16) ALI SABRI SELAMUN, No. Paspor: B0785804, Kloter: PDG –
007, (dirawat di RSAS)
17) UMI DALIJAH AMAT RAIS, No. Paspor B0957604, Kloter: SOC
– 024, (dirawat di RSAS)
18) ENDANG KASWINARNI POERWOMARTON, No. Paspor:
B1107076, Kloter: SOC – 046, (dirawat di RSAS)
19) DJUMALI JAMARI SETRO WIJOYO, No. Paspor: B1496896,
Kloter: SOC – 052, (dirawat di RSAS)
20) MURODI YAHYA KASANI, No. Paspor: B0754094, Kloter:
SUB – 001, ( dirawat di RSAS)
21) HASAN MANSUR AHMAD, No. Paspor: B0746467, KLoter:
SUB – 010, (dirawat di RSAS)
22) SAINTEN SAID TARUB, No. Paspor: B0992684, Kloter: SUB –
015, (dirawat di RSAS)
23) NURUDDIN BAASITH SUJIYONO, No. Paspor: B1035292,
Kloter: SUB – 021, (dirawat di RSAS)
15
24) ISNAINY FADJARIJAH ABDUL DJUMALI, No. Paspor:
B1052806, Kloter SUB – 021, (dirawat di RSAS)
25) SAHARMI UMAR PASSIRE, No. Paspor: B0590380, Kloter:
UPG – 002, (dirawat di RSAS)
26) NORMA LATANG KULASSE, No. Paspor: B1161965, Kloter:
UPG – 005, (dirawat di RSAS)
27) ROSNALLANG CACO BABA, No. Paspor: B0901348, Kloter:
UPG – 005, (dirawat di RSAS)
28) HADIAH SYAMSUDDIN SAK, No. Paspor: B1162080, Kloter:
UPG – 015, (dirawat di RSAS)
29) MUHAMMAD HARUN ABDUL HAMID, No . Paspor:
B1163100, Kloter: UPG – 016, (dirawat di RSAS)
30) FATMAWATI ABDUL JALIL, No. Paspor: B1162645, KLoter:
UPG – 018, (dirawat di RSAS)
31) ABDUL JALIL CONCI LETA, No. Paspor: B1162600, Kloter:
UPG – 018, (dirawat di RSAS)
32) ROSDIANA MUDU TOHENG, No. Paspor: B1162756, Kloter:
UPG – 018, (dirawat di RSAS); dan
33) ERNI SAMPE DOSEN,, No. Paspor: B1162715, Kloter: UPG –
018, (dirawat di RSAS).
Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat menegaskan bahwa
informasi dan data yang terkait dengan musibah jatuhnya crane ini akan
terus di-update dan diinformasikan ke masyarakat.
16
D. Pemberian santunan kepada korban
Raja Saudi, Salman bin Abdul Aziz berjanji untuk memberikan
santunan kepada semua korban jatuhnya crane di Masjidil Haram. Untuk
korban yang meninggal dan cacat fisik seumur hidup akan memperoleh
santunan senilai 1 juta Riyal atau setara Rp3,8 miliar. Sedangkan, seluruh
jemaah yang mengalami luka atau cidera akan memperoleh santunan senilai
500 ribu Riyal atau setara Rp1,8 miliar.
Selain itu juga, pemerintah Saudi juga akan mengundang jemaah
haji yang tidak bisa menyempurnakan ibadah hajinya tahun ini agar datang
lagi tahun depan. Bahkan, mereka diundang khusus menjadi tamu Raja.
Pemerintah Saudi juga telah membentuk komite khusus untuk
memproses pemberian santuan. Komite tersebut telah mulai mengumpulkan
data para korban jatuhnya crane di Masjidil Haram.
Mustapha Baljoun, Direktur Departemen Kesehatan Arab Saudi
mengatakan tidak ada ruang untuk tindak kecurangan dalam proses
pemberian santunan. Mustapha juga menjanjikan tidak ada seorang pun
yang mendapat keuntungan dari kompensasi tersebut.
17
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kontraktor Bin Laden Group sebagai kontraktor proyek perluasan Masjidil
Haram dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana terhadap kelalaian yang
mengakibatkan meninggalnya orang lain dalam proyeknya. Pertanggungjawaban
pidana dalam delik kealpaan yang menyebabkan meninggalnya orang lain tertuang
dalam Pasal 359 KUHP yang berbunyi “Barang siapa karena kesalahannya
(kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.”. Tujuan
pertanggungjawaban pidana adalah untuk menjatuhkan pidana kepada kontraktor.
Untuk menjatuhkan pidana terhadap kontraktor maka harus terdapat kesalahan pada
dirinya, kontraktor dapat membayangkan kemungkinan timbulnya akibat yang
tidak dikehendaki oleh undang-undang, adanya kemampuan bertanggungjawab
serta tidak adanya alasan pemaaf pada diri kontraktor.
3.2. Saran
Adanya pengaturan khusus yang tegas mengenai proyek pembangunan dan
pengoperasian crane yang tegas mengenai tindak pidana kelalaian khususnya
kelalaian yang mengakibatkan meninggalnya orang lain dalam hukum pidana.
18
DAFTAR PUSTAKA
Safety Training & Compliance Just Got Easier. (2014, October 6). Retrieved from
Safety.BLR.com: http://safety.blr.com/workplace-safety-
news/construction-safety/cranes-and-derricks-construction/12-tips-for-
preventing-crane-accidents/
Tobing, L. (2013, May 20). Hukum Online. Retrieved from Hukum Online:
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt517da4b063376/jerat-hukum-
jika-kelalaian-mengakibatkan-kematian
19