DI SUSUN OLEH :
i
PEMBERIAN TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT TERHADAP
PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN
KEPERAWATAN Tn. S DENGAN HIPERTENSI
DI RUANG FLAMBOYAN RSUD
SUKOHARJO
DI SUSUN OLEH :
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
RSUD SUKOHARJO.
bimbingan dan dukungan dari pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
terhomat:
ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta dan selaku dosen penguji yang
v
3. Joko Kismanto S.Kep.,Ns selaku dosen penguji yang telah memberikan
5. Kedua orang tua saya, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
vi
DAFTAR ISI
Halaman
A. Hipertensi .............................................................................. 6
5. Komplikasi ..................................................................... 13
6. Pengobatan ..................................................................... 14
vii
E. Asuhan Keperawatan Hipertensi ........................................... 19
B. Pengkajian ............................................................................. 28
D. Perencanaan ........................................................................... 35
E. Implementasi ......................................................................... 36
A. Pengkajian ............................................................................. 46
C. Intervensi ............................................................................... 51
D. Implementasi ......................................................................... 53
E. Evaluasi ................................................................................. 63
A. Kesimpulan ........................................................................... 66
B. Saran ...................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi tekanan darah
systole dan diastole mengalami kenaikan yang melebihi batas normal tekanan
systole diatas 140 mmHg dan diastole diatas 90 mmHg (Murwani A, 2011).
paling sering diderita pasien oleh pasien rawat jalan Indonesia (4, 67%)
setelah ISPA (9, 32%). Berdasarkan penelitian tahun 1975 diketahui bahwa
prevalensi hipertensi di Indonesia adalah (7, 1%) dengan (6, 6%) pada wanita
dan (7, 6%) pada pria. (Lubis Devi, 2008). Sedangkan pada survei faktor
menjadi (13,6%) pada pria dan (16%) pada wanita (Nigrum A, 2012).
Pada saat ini, nilai atau batasan hipertensi sudah berubah, seseorang
dikatakan memiliki tekanan darah normal bila tekanan darahnya kurang dari
1
2
orang-orang yang memiliki tekanan darah lebih dari 160/90 mmHg (Dewi R,
2013).
ginjal, dan otak. Untuk pengobatan hipertensi tidak hanya mengunkan obat
obatan, karena menimbulkan efek samping yang sangat berat, selain itu
(Surendra F, 2007).
daun salam, rumput laut, mentimun, temu hitam, bawang putih, jantung
pisang, terapi dengan aroma mawar atau lavender, dan dapat juga
lebih murah dan mudah yaitu dengan menggunakan terapi rendam kaki air
hangat dapat digunakan sebagai salah satu terapi yang dapat memulihkan otot
sendi yang kaku serta dapat menurunkan tekanan darah apabila dilakukan
dengan air hangat belum pernah diterapkan sebagai salah satu cara
tindakan yang bisa dilakukan oleh perawat dan bahkan oleh pasien atau
pada saat dikaji oleh penulis sudah di rawat selama 1 hari. Saat masuk
tekanan darah 200/120 mmHg dan pada saat dikaji penulis tekanan darahnya
panjang dan akan mengakibatkan efek terhadap tubuh, maka penulis tertarik
untuk menganalisa aplikasi riset tentang rendam kaki dengan air hangat pada
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memberikan terapi rendam kaki air hangat pada Tn.S dengan Hipertensi
di RSUD Sukoharjo
2. Tujuan khusus
dengan Hipertensi
Hipertensi
Hipertensi
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Umum
2. Manfaat praktis
keperawatan.
c. Bagi Pasien
TINJAUAN TEORI
A. HIPERTENSI
1. Pengertian Hipertensi
normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) mencapai 140
pembunuh gelap atau silent killer, karena hipertensi bias terjadi secara
tiba-tiba tanpa adanya gejala terlebih dahulu (Yekti S dan Ari W, 2011).
maka dapat.
klasifikasi, yaitu :
6
7
a. Hipertensi Primary
Adalah suatu kondisi diman terjadi tekanan darah tinggi sebagai akibat
b. Hipertensi Secondary
(Ratna D, 2013).
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tingkat 2 (hipertensi
160-179 100-109
sedang)
Tingkat 3 (hipertensi
≤180 ≤110
berat)
Hipertensi systole
≤140 <90
terisolasi
140-149 <90
Sub group perbatasan
Menurut WHO dan ISH (1999) batasan hipertensi ditetapkan > 140/90
mmHg.
2. Penyebab Hipertensi
yaitu:
b. Hipertensi sekunder
Toxemia gravidarum.
9
60).
c. Stress
d. Obesitas
f. Alkohol
hipertensi adalah
a. Diit
b. Faktor stress
d. Merokok
Seorang yang merokok lebih dari satu bungkus sehari menjadi dua kali
e. Alkohol
meningkat.
tekanan darah. Asupan garam 5-15 gram per hari dapat meningkatkan
3. Manifestasi Klinis
c. Mual muntah
e. Kepucatan
f. Berkeringat
g. Tachicardi
h. Sesak nafas
i. Gemetar
Menurut Dewi. R (2013) tanda dan gejala yang akan muncul pada
b. Nyeri kepala
d. Edema dependent
4. Pemeriksaan Penunjang
berikut :
b. Kalium serum
c. Kreatinin serum
ginjal.
d. Urinalisa
diabetes.
13
e. Elektrokardiogram
adalah :
obesitas).
c. Pemeriksaan khusus
nafas)
2) ECG
3) Foto Torax
4) EKG
elektrolit
5. Komplikasi
sebagai berikut :
6. Pengobatan
a. Pengobatan nonfarmakologik
garam II)
b. Pengobatan farmakologik
faktor seperti beratnya hipertensi, kelainan organ dan faktor lain. Jenis
1) Diuretik
tekanan darah akan turun, dan efek hipotensifnya kurang kuat. Obat
16
indopanide.
2) Alfa-blocker
terazosin.
3) Beta-blocker
sebagainya.
5) Vasodilator
Ecarazine.
6) Antagonis Kalsium
7) Penghambat ACE
1. Pengkajian
keluarga dan penyakit yang sama, dan riwayat meminum obat anti
hipertensi.
2. Dasar-Dasar Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat
takipnea
b. Sirkulasi
perspirasi
c. Integritas Ego
bicara.
d. Eliminasi
Gejala: adanya gangguan ginjal saat ini atau yang telah lalu seperti
e. Makanan/Cairan
1) Gejala:
b) Mual muntah
2) Tanda:
f. Neurosensori
beberapa jam)
g. Hipertensi
1) Gejala
c) episode epistaksis
2) Tanda
h. Nyeri/ketidaknyamanan
i. Pernapasan
merokok
j. Keamanan
k. Pembelajaran / Penyuluhan
atau hormon
3. Diagnosa Keperawatan
Walid, 2012).
(Ardiansyah M, 2012 )
4. Intervensi Keperawatan
Tujuan :Nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang setelah dilakukan
Kriteria hasil :
nyeri
Intervensi :
Kriteria hasil :
Intervensi
toleransi
Kriteria hasil :
a. Mampu menciptakan pola tidur yang adekuat 6-8 jam per hari
Intervensi :
perawatan diri
Kriteria Hasil :
Intervensi :
(Ardiansyah M, 2012 )
tubuh manusia. Darah yang dengan lain cara beredar ke seluruh tubuh
berfungsi sangat penting sebagai media pengangkut oksigen serta zat – zat
lain yang diperlukan bagi kehidupan sel-sel tubuh. Selain itu, darah juga
berguna lagi.Istilah “tekanan darah” berarti tekanan pada pembuluh nadi dari
Gunawan , 2004).
semakin sehat anda untuk jangka panjang (kecuali dalam kondisi tertentu
dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting
dalam proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai
hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar, yang kedua adalah
menggunakan terapi rendam kaki air hangat dapat digunakan sebagai salah
satu terapi yang dapat memulihkan otot sendi yang kaku serta dapat
LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien
medic 3643xx. Masuk pada tanggal 9 April 2014 jam 20.00 WIB. Dengan
B. Pengkajian
dan autoanamnesa pada tanggal 10 April 2014 pukul 08.00 WIB keluhan
utama dari hasil pengkajian yang dilakukan keluhan utama yang dirasakan
klien adalah pusing dan kepala cengeng. Adapun riwayat pengkajian saat
28
29
98 kali per menit, suhu 36,5 derajad celcius, frekuensi pernafasan 26 kali
Flamboyan.
rumah sakit dikarekan pada waktu kecil pernah sakit demam berdarah.
dan TBC.
Genogram
Gambar 3.1
30
Keterangan :
:Laki-laki
: Perempuan
: Pasien laki-laki
: Meninggal dunia
: Tinggal 1 rumah
kali dalam sehari, jenis nasi, lauk, sayur, dan susu, porsinya sekali makan
habis tanpa sisa, tidak mempunyai keluhan. Selama sakit frekuensi makan
sebnyak 3 kali dalam sehari, jenis makanan diit hipertensi, porsinya sekali
makan habis.
kali dalam sehari, jumlah urin kurang lebih sebanyak 25 sampai 50cc per
sakit frekuensi BAK sebanyak 4 sampai 5 kali dalam sehari, jumlah urin
kali dalam sehari, konsistensi padat lembek, dan berbau khas. Selama sakit
31
BAB sebanyak 1 kali dalam sehari, konsistensi padat lembek, dan berbau
khas.
Pola istirahat tidur sebelum sakit jumlah tidur siang kurang lebih 2
jam, jumlah tidur malam kurang lebih 7 sampai 8 jam per hari, tidak
kurang lebih 1 jam, jumlah tidur malam kurang lebih 4 sampai 5 jam per
hari, mengeluh tidak bisa tidur karena merasakan nyeri kepela atau pusing,
dan warna rambut sudah mulai putih, klien juga megetahui kalau dirinya
sedang sakit dan membutuhkan pengobatan agar cepat sembuh. Ideal diri
cepat sembuh dan ingin pulang ke rumah. Peran diri klien mengatakan
sama.
tekanan darah 180/90 mmHg, frekuensi nadi 98 kali per menit, suhu 36,5
Kepala bentuk kepala bulat, tidak ada lesi, kulit kepala bersih,
rambut berwara putih dan mulai rontok. Pada mata palpebra tampak
diameter kanan kiri simetris, reflek terhadap cahaya baik, pasien tidak
menggunakan alat bantu penglihatan. Hidung bersih tidak ada polip, mulut
tidak ada stomatis kebersihan cukup. Gigi sudah tidak lengkap banyak
33
yang sudah tanggal/ompong dan ada beberapa gigi palsu. Telinga bersih
kanan dan kiri sama, palpasi vokal fremitus kanan dan kiri sama pada paru,
palpasi sonor, perkusi hasilnya pekak dan auskultasi bunyi jantung I dan
per menit, perkusi hasilnya timpani, dan palpasi abdomen tidak terdapat
nyeri tekan pada ulu hati. Pemriksaan genetalia didapatkan hasil bersih,
tidak terpasang selang pipis atau DC. Rektum bersih, tidak iritasi, tidak
permenit. Bawah pada kaki kekuatan otot penuh normal tidak ada
kelainan.
4. Pemeriksaan Penunjang
leukosit dengan hasil 6,3 ribu/ul (normalnya 4,5 sampai 11,0), trombosit
dengan hasil 439 ribu/ul (normalnya 150 sampai 450), eritrosit dengan
hasil 5,7 juta/ul (normalnya 4,50 sampai 5,90). Pemriksaan kimia GDS
34
dengan hasil 110 mg/dL (normalnya 72 sampai 120), SGOT dengan hasil
20 sampai 25), ureum dengan hasil 34mg/dL (normalnya kurang dari 50),
creatinin dengan hasil 1,0 mg/dL (normalnya 0,8 sampai 1,3). Pemriksaan
elektrotit natrium darah dengan hasil 185 mmol/L (normalnya 136 sampai
145), kalium darah dengan hasil 80 mmol/L (normalnya 136 sampai 145),
adalah infus RL 20 tetes per menit, minum obat captopril 2x12,5 mg,
seperti ditusuk-tusuk, pada kepala bagian belakang, skala nyeri 7, nyeri hilang
timbul saat bergerak. Tekanan darah 180/90 mmHg, frekuensi nadi 98 kali
per menit, suhu 36,5 derajad celcius, frekuensi pernafasan 26 kali per menit,
aktivitas sendirian harus dibantu oleh orang lain, merasa badannya lemah.
Data obyektif klien tampak terbaring lemah di tempat tidur, tampak istri klien
tekanan darah 180/90 mmHg, frekuensi nadi 98 kali per menit, suhu 36,5
privasi. Didapat data subyektif klien mengatakan kurang puas tidur, tidurnya
tidak nyenyak, sering terjaga. Data obyektif tampak palpebra klien berwarna
D. Perencanaan
klien dapat mengontrol nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang dengan
kriteria hasil pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala, pasien tampak
respon pasien terhadap aktifitas, mengkaji adanya pusing atau nyeri kepala,
observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam, berikan jarak waktu pengobatan dan
klien dapat memenuhi kebutuhan tidur dengan kriteria hasil, klien jarang
terbangun pada malam hari, klien mudah tertidur tanpa merasa kesulitan,
klien dapat bangun pada pagi hari dengan segar dan tidak merasa lelah.
sebelum tidur dan posisikan klien dengan nyaman untuk tidur, jaga
E. Implementasi
bagian belakang, skala nyeri 7, nyeri hilang timbul saat bergerak, data
klien mengatakan mau minum obat captopril 2x12,5 mg, respon obyektif
klien tampak minum obat captopril 2x12,5 mg dengan air teh, pukul 08.00
obat 25mg per 24 jam, ranitidine 25 mg per 12 jam, furosemid 40mg per 12
jam masuk lewat intra vena melalui selang infus. Pukul 08.20 WIB
180/90 mmHg, frekuensi nadi 98 kali per menit, suhu 36,3 derajad celcius,
pernafasan 26 kali per menit. Pukul 08.50 WIB mengajarkan teknik rendam
kaki dengan air hangat untuk menurunkan tekanan darah, respon subyektif
klien mau mempraktikan apa yang diajarkan oleh perawat, respon obyektif
nadi 88 kali per menit, suhu 36,5 derajad celcius, frekuensi pernafasan 22 kali
per menit. Pukul 11.00 WIB memonitor tanda-tanda vital dengan respon
respon obyektif didapatkan hasil tekanan darah 170/80 mmHg, frekuensi nadi
38
82 kali per menit, suhu 36 derajad celcius, frekuensi pernafasan 22 kali per
menit. Pukul 12.00 WIB memberikan penjelasan bahwa klien tidak boleh
tanggal 10 April 2014 untuk diagnosa kedua pukul 09.30 WIB menganjurkan
hari tampak dibantu oleh keluarga. Pukul 11.00 WIB menganjurkan keluarga
tanggal 10 April 2014 untuk diagnosa ke tiga pukul 10.00 WIB peneliti
suasana yang tenang dan nyaman agar klien bisa beristirahat, respon klien
10.30 WIB mengkaji keluhan nyeri kepala, respon klien mengatakan masih
merasakan nyeri pada kepala bagian belakang nyeri apabila banyak bergerak,
39
kepala pusing seperti ditusuk-tusuk, pada bagian kepala belakang, skala nyeri
pukul 12.00 WIB memberikan makan siang kepada klien, respon klien
pusing seperti ditekan sudah berkurang, pada bagian kepala belakang, skala
nyeri 5, nyeri hilang timbul saat bergerak. Pukul 07.30 WIB memonitor
170/90 mmHg, frekuensi nadi 80 kali per menit, suhu 36 derajad celcius,
frekuensi pernafasan 24 kali per menit. Pukul 08.00 WIB menganjurkan klien
mg per 12 jam, furosemid 40 mg per 12 jam masuk lewat intra vena melalui
selang infus. Pukul 08.05 WIB mengajarkan teknik rendam kaki dengan air
mempraktikan apa yang diajarkan oleh perawat, respon obyektif klien tampak
40
respon obyektif didapatkan hasil 160/90 mmHg, frekuensi nadi 84 kali per
menit, suhu 36,6 derajad celcius, frekuensi pernafasan 24 kali per menit.
Pukul 09.00 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, respon subyektif
obyektif klien tampak lebih rileks dengan skala nyeri turun menjadi 5, nyeri
seperti ditekan, dirasakan di kepala bagian belakang, nyeri hilang timbul saat
respon obyektif didapatkan hasil 170/90 mmHg, frekuensi nadi 86 kali per
menit, suhu 36,4 derajad celcius, frekuensi pernafasan 24 kali per menit.
Pukul 12.15 WIB memonitor tanda-tanda vital dengan respon subyektif klien
didapatkan hasil 160/90 mmHg, frekuensi nadi 88 kali per menit, suhu 36,5
derajad celcius, frekuensi pernafasan 26 kali per menit. Pukul 14.15 WIB
150/90 mmHg, frekuensi nadi 84 kali per menit, suhu 36,3 derajad celcius,
tanggal 11 April 2014 untuk diagnosa ke dua pukul 09.15 WIB mengkaji
secara mandiri. Pukul 09.20 WIB menganjurkan klien agar tidak banyak
tanggal 11 April 2014 untuk diagnosa ke tiga pukul 10.00 WIB menciptakan
suasana yang tenang dan nyaman agar klien bisa beristirahat, didapatkan data
subyektif klien mengerti dan menyuruh keluarganya agar tidak berisik. Pukul
10.30 WIB mengkaji keluhan nyeri kepala, didapatkan respon subyektif klien
sudah berkurang, pada bagian kepala belakang, skala nyeri 5, nyeri hilang
timbul saat bergerak dan data obyektif klien tampak memegangi kepalanya.
data obyektif klien tertidur di tempat tidurnya. Pukul 12.00 WIB memberikan
berkurang, kepala pusing seperti ditekan sudah berkurang, pada bagian kepala
42
belakang, skala nyeri 3, nyeri hilang timbul saat bergerak, respon obyektif
darah 150/80 mmHg, frekuensi nadi 80 kali per menit, suhu 36 derajad
klien mengatakan mau minum obat captopril 2x12,5 mg, respon obyektif
klien tampak minum obat captopril 2x12,5 mg dengan air putih. Pukul 08.00
12 jam masuk lewat intravena melalui selang infus. Pukul 08.15 WIB
tekanan darah, didapatkan respon subyektif klien mau diajari teknik rendam
kaki dengan air hangat, respon obyektif klien tampak merendam kakinya.
didapatkan hasil 140/90 mmHg, frekuensi nadi 84 kali per menit, suhu
36,3derajad celcius, frekuensi pernafasan 24 kali per menit. Pukul 09.40 WIB
bersedia diajarkan teknik relaksasi nafas dalam, data obyektif klien tampak
lebih rileks dengan skala nyeri turun menjadi 5, nyeri seperti ditekan,
43
dirasakan di kepala bagian belakang, nyeri hilang timbul saat bergerak. Pukul
didapatkan hasil 145/80 mmHg, frekuensi nadi 84 kali per menit, suhu 36,4
derajad celcius, frekuensi pernafasan 24 kali per menit. Pukul 13.30 WIB
140/80 mmHg, frekuensi nadi 82 kali per menit, suhu 36,2 derajad celcius,
F. Evaluasi
Pada tanggal 10 April 2014, pukul 13.00 WIB untuk diagnosa pertama
nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis diperoleh data subyekif
menit, frekuensi nafas 24 kali per menit, suhu 36,3 derajad celsius, maka
Pada tanggal 10 April 2014, pukul 13.00 WIB untuk diagnosa kedua
dibantu oleh orang lain, merasa badannya lemah, data obyektif klien tampak
terbaring lemah di tempat tidur, tampak istri klien membantu klien dalam
subyektif klien mengatakan kurang puas tidur, tidurnya tidak nyenyak, sering
klien tampak lusuh kurang tidur, maka dapat disimpulkan masalah belum
teratasi, intervensi dilanjutkan, kaji pola tidur klien, berikan lingkungan yang
tenang.
Pada tanggal 11 April 2014, pukul 10.00 WIB untuk diagnosa pertama
nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis diperoleh data subyekif
pasien mengatakan nyeri pada kepala sudah berkurang, nyeri seperti ditekan,
skala nyeri 5, nyeri hilang timbul saat bergerak, data obyekif pasien tampak
darah 160/90 mmHg, frekuensi nadi 80 kali per menit, suhu 36 derajad
Pada tanggal 11 April 2014, pukul 13.00 WIB untuk diagnosa kedua
badannya tidak lemah lagi, data obyektif klien tampak melakukan aktivitas
subyektif klien mengatakan tidur sudah nyenyak, tidak terbangun pada malam
hari. Data obyektif tampak wajah klien segar ketika bagun tidur, palpebra
dihentikan.
Pada tanggal 12 April 2014, pukul 10.00 WIB untuk diagnosa pertama
nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis diperoleh data subyekif
klien mengatakan nyeri kepala berkurang, kepala pusing seperti ditekan sudah
berkurang, pada bagian kepala belakang, skala nyeri 3, nyeri hilang timbul
saat bergerak, data obyekif pasien tampak sedikit lebih rileks diperoleh
nadi 82 kali per menit, suhu 36,2 derajad celcius, frekuensi pernafasan 20 kali
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan Tn. S
1. Pengkajian
sehingga tahap yang paling menentukan bagi tahap berikutnya (Rohma dan
Walid, 2012). Keluhan utama klien mengatakan pusing dan kepala cengeng
mmHg, frekuensi pernapasan 26 kali per menit, frekuensi nadi 98 kali per
dari 140/90 mmHg yang sudah dianggap tinggi dan disebut hipertensi (Dewi
R, 2013).
2014 antara lain Ringer Lactat 20 tetes per menit, Ranitidin 25 mg per 12
46
47
mg per 24 jam. Terapi tersebut diterima sejak tanggal 9 April sampai 12 April
2014 dengan perbedaan tekanan darah yaitu : saat masuk Rumah Sakit
200/110 mmHg dan saat tanggal 10 April 180/90 mmHg. Hal ini menujukkan
2. Perumusan Masalah
atau untuk mengurangi, atau mencegah perubahan (Rohma dan Walid, 2012).
dalam hal kerusakan yang sedemikian rupa (International for the Study of
pain), awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai
berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan
yang telah disesuaikan dengan diagnosa yang ada dalam buku. Perumusan
masalah keperawatan yang di ambil oleh penulis adalah nyeri akut dengan
hilang timbul saat bergerak, klien mengatakan kurang puas tidur karena
nyeri kepala, klien mengatakan tidurnya tidak nyenyak dan sering terjaga.
98 kali per menit, suhu 36,5 derajad celcius, frekuensi pernafasan 26 kali
per menit, klien kadang terlihat memegang kepala, tampak pasien meringis
menahan nyeri.
jaga atau perilaku melindungi daerah yang nyeri, dilatasi pupil, fokus pada
diri sendiri, indikasi nyeri yang dapat diamati, perubahan posisi untuk
dengan alasan mengacu pada data subyektif klien mengatakan tidak dapat
Data obyektif klien tampak terbaring lemah di tempat tidur, tampak istri
klien membantu klien dalam beraktifitas seperti makan, toileting dan lain-
lain, tekanan darah 180/90 mmHg, frekuensi nadi 88 kali per menit, suhu
beraktivitas.
bising. Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu
pola tidur yang telah disesuaikan dengan diagnosa yang ada dalam buku
tidur dengan alasan mengacu pada data subyektif klien mengatakan kurang
puas tidur, tidurnya tidak nyenyak, sering terjaga. Data obyektif tampak
tidur.
perawatan diri.
karena saat dikaji klien dan keluarga sudah paham tentang penyakit
hipertensi.
3. Intervensi
dengan kondisi pasien dan fasilitas yang ada. Tujuan dari tindakan
memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai dan digunakan dalam membuat
sakit kepala seperti posisi nyaman, tehnik relaksasi, rendam kaki untuk
52
vital dalam batas normal tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 60-
100 kali per menit, suhu 36-37,5 derajad celcius (Asrin, Safrudin dan
Purwatiningsih, 2009).
tanda-tanda vital tiap 2 jam, berikan jarak waktu pengobatan dan prosedur
istirahat sepanjang siang atau sore. Pada kasus Tn. S penulis melakukan
rencana tindakan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil klien dapat
Dengan intervensi mengkaji pola tidur klien, bantu klien mengurangi nyeri
sebelum tidur dan posisikan klien dengan nyaman untuk tidur, jaga
klien jarang terbangun pada malam hari, klien mudah tertidur tanpa
kesulitan, klien dapat bagun pagi dengan wajah yang segar dan tidak
merasa lelah.
4. Implementasi
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil
selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru
cidera biologis.
dilakukan tindakan tekanan darah Tn. S 180/90 mmHg dan hari ketiga
54
pasien agar terapi rendam kaki ini menjadi salah satu alternatif pilihan
dapat turun saat diberikan terapi rendam kaki dengan air hangat. Hal
tersebut karena terapi rendam kaki dengan air hangat dapat menurunkan
terapi rendam kaki dengan air hangat akan meciptakan suasana yang lebih
rangsangan dari peregangan atau tekanan yang berlokasi di arkus aorta dan
menumpuk pada vena sehingga mengurangi aliran balik vena, dan dengan
penurunan denyut jantung dan daya kontraksi jantung (Guyton dan Prof.
Hembing, 2000).
dengan cara terapi rendam kaki dengan air hangat yang dapat menurunkan
dapatkan hasil yang dimulai pada tanggal 10 April 2014 untuk diagnosa
nyeri hilang timbul saat bergerak, data obyektif klien tampak meringis
minum obat captopril 2x12,5 mg, respon obyektif klien tampak minum
obat captopril 2x12,5 mg dengan air teh, pukul 08.00 WIB memberikan
mg per 12 jam masuk lewat intravena melalui selang infus. Pukul 08.20
56
didapatkan hasil 180/90 mmHg, frekuensi nadi 89 kali per menit, suhu
36,3 derajad celcius, pernafasan 24 kali per menit. Pukul 08.50 WIB
obyektif didapatkan hasil 180/90 mmHg, frekuensi nadi 88 kali per menit,
suhu 36,5 derajad celcius, frekuensi pernafasan 22 kali per menit. Pukul
didapatkan hasil tekanan darah 170/80 mmHg, frekuensi nadi 82 kali per
bagian kepala belakang, skala nyeri 5, nyeri hilang timbul saat bergerak.
57
kali per menit, suhu 36 derajad celcius, frekuensi pernafasan 24 kali per
menit. Pukul 08.00 WIB menganjurkan klien untuk minum obat captopril
selang infus. Pukul 08.05 WIB mengajarkan teknik rendam kaki dengan
air hangat untuk menurunkan tekanan darah, respon subyektif klien mau
frekuensi nadi 84 kali per menit, suhu 36,6 derajad celcius, frekuensi
diajarkan teknik relaksasi nafas dalam, data obyektif klien tampak lebih
rileks dengan skala nyeri turun menjadi 5, nyeri seperti ditekan, dirasakan
di kepala bagian belakang, nyeri hilang timbul saat bergerak. Pukul 10.15
didapatkan hasil 170/90 mmHg, frekuensi nadi 86 kali per menit, suhu
36,4 derajad celcius, frekuensi pernafasan 24 kali per menit. Pukul 12.15
didapatkan hasil 160/90 mmHg, frekuensi nadi 88 kali per menit, suhu
36,5 derajad celcius, frekuensi pernafasan 26 kali per menit. Pukul 14.15
didapatkan hasil 150/90 mmHg, frekuensi nadi 84 kali per menit, suhu
kepala belakang, skala nyeri 3, nyeri hilang timbul saat bergerak. Pukul
mmHg, frekuensi nadi 80 kali per menit, suhu 36 derajad celcius, frekuensi
pernafasan 24 kali per menit. Pukul 08.00 WIB menganjurkan klien untuk
mengatakan mau minum obat captopril 2x12,5 mg, respon obyektif klien
tampak minum obat captopril 2x12,5 mg dengan air putih. Pukul 08.00
Pukul 08.15 WIB mengajarkan teknik rendam kaki dengan air hangat
frekuensi nadi 84 kali per menit, suhu 36,3 derajad celcius, frekuensi
diajarkan teknik relaksasi nafas dalam, data obyektif klien tampak lebih
rileks dengan skala nyeri turun menjadi 5, nyeri seperti ditekan, dirasakan
di kepala bagian belakang, nyeri hilang timbul saat bergerak. Pukul 11.30
didapatkan hasil 145/80 mmHg, frekuensi nadi 84 kali per menit, suhu
36,4 derajad celcius, frekuensi pernafasan 24 kali per menit. Pukul 13.30
didapatkan hasil 140/80 mmHg, frekuensi nadi 82 kali per menit, suhu
dilakukan rendam kaki dengan air hangat, pada klien dengan kondisi rileks
kelemahan umum.
keluarga.
dibutuhkan.
pada hari ke dua tanggal 11 April 2014 untuk diagnosa ke dua pukul
dalam ayahnya.
kurangnya privasi.
62
sebelum tidur dan posisikan klien dengan nyaman untuk tidur, jaga
tanggal 10 April 2014 untuk diagnosa ke tiga pukul 10.00 WIB peneliti
suasana yang tenang dan nyaman agar klien bisa beristirahat, respon
kepala belakang, skala nyeri 7, nyeri hilang timbul saat bergerak. Pukul
tidak berisik. Pukul 10.30 WIB mengkaji keluhan nyeri kepala, respon
5. Evaluasi
keadaan klien (hasil yag diamati) dengan tujuam yang dibuat pada tahap
perencanaan (Rohmah dan Wahid, 2012). Evaluasi yang akan dilakukan oleh
penulis disesuaikan dengan kondisi pasien dan fasilitas yang ada, sehingga
rencana :
kepalanya, nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 7, nyeri hilang timbul saat
tekanan darah 170/80 mmHg, frekuensi nadi 82 kali per menit, suhu 36
oleh orang lain, merasa badannya lemah, klien tampak terbaring lemah di
tempat tidur, tampak istri klien membantu klien dalam beraktivitas seperti
Evaluasi hari pertama masalah gangguan pola tidur belum teratasi klien
kurang tidur.
Evaluasi hari kedua masalah nyeri akut dan tekanan darah masalah
belum teratasi dengan respon obyektif skala nyeri turun menjadi 5, nyeri
seperti ditekan, dirasakan di kepala bagian belakang, nyeri hilang timbul saat
bergerak didapatkan hasil 150/90 mmHg, frekuensi nadi 84 kali per menit,
mengatakan intoleransi aktivitas teratasi karena tujuan dan kriteria hasil yang
Evaluasi hari kedua masalah gangguan pola tidur teratasi karena tujuan
dan kriteria hasil yang dibuat penulis tercapai klien mengatakan tidur sudah
nyenyak, tidak terbangun pada malam hari, tampak wajah klien segar ketika
Evaluasi hari ketiga masalah teratasi karena tujuan dan kriteria hasil
dirasakan ketika bergerak, pada kepala belakang, skala nyeri 3, nyeri hilang
timbul saat bergerak, hasil vital sign didapatkan 140/80 mmHg, frekuensi
pernafasan 22 kali per menit, frekuensi nadi 80 kali per menit, suhu 36
derajad celcius, pasien tampak lebih rileks dan tidak pusing lagi.
dilakukan rendam kaki tekanan darah Tn.S 180/90 mmHg, dan setelah
dilakukan rendam kaki selama 3 hari dan per hari 1 kali, tekanan darah
menjadi 140/80 mmHg dan skala nyeri menjadi 3. Hal tersebut dikarenakan
darah jika dilakukan selama satu bulan. Tindakan yang dilakukan penulis juga
selama di rumah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Pengkajian
kali per menit, suhu 36,5 derajad celcius, frekuensi pernafasan 22 kali per
menit.
2. Diagnosa
(hipertensi).
3. Intervensi
66
67
4. Implementasi
5. Evaluasi
agen cidera biologis diperoleh masalah teratasi karena tujuan dan kriteria
hasil yang dibuat penulis tercapai. Klien mengatakan nyeri berkurang, nyeri
dirasakan ketika bergerak, pada kepala belakang, skala nyeri 3, nyeri hilang
timbul saat bergerak, hasil vital sign didapatkan 140/80 mmHg, frekuensi
pernafasan 22 kali per menit, frekuensi nadi 80 kali per menit, suhu 36
derajad celcius, pasien tampak lebih rileks dan tidak pusing lagi. Masalah
6. Analisa
Hasil analisa yang didapatkan masalah nyeri akut dan tekanan darah
B. Saran
dengan cara non farmakologis yaitu rendam kaki dengan air hangat untuk
68
hipertensi khususnya.
3. BagiInstitusiPendidikan
Junaidi, Mohammad, Sudarti, dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri. Nuha Medika,
hal 119
Koiroh Umah, Lina Madyastuti R, dkk. 2011. Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air
Hangat Terhadap Perubahan Tekanan Darah. Pada Hipertensi, diakses 26
Maret 2014
Madyastuti, Lina. 2011. Cara Baru Jinakkan Hipertensi. Diakses 8 April 2014
Peni. 2008. Panduan Gaya Hidup. Tabloid gaya hidup sehat (http:// Gaya Hidup
Sehat online.com) diakses pada 17 April 2014
69
70
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik. Volume 1. Edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Rohman, Nikmatur dan Saiful Wallid. 2012. Proses Keperawatan Teori dan
Aplikasi, Ar-Ruzz Media, Jakarta : hal 17-105
Safrudin ANS, Asrin, Eti Purwaningsih. 2009. Hubungan Tidur Dengan Lama
Hari Dirawat Pada Pasien Hipertensi. diakses 5 April 2014
Smeltzer, S.C & Bare, B. G, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, Edisi 8 vol 1. Ter. Agung Waluyo dkk. Jakarta :
EGC
Susilo, Yekti dan Ari Wulandari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Darah Tinggi, CV
Andi : Yogyakarta