Anda di halaman 1dari 2

Etik dan elegal

a. Kaitannya dengan etik legal keperawatan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit kita
tidak boleh lengah dengan aturan yang sudah ada, dalam hal ini salah satunya adalah
inform konsen pada setiap tindakan yang akan kita lakukan. Pada pemberian obat
terhadap klien pada dasarnya adalah kewenangan seorang dokter yang dilimpahkan
kepada perawat dan kewajiban dokter untuk memberikan inform konsen terhadap klien.
Namun dalam kenyataannya banyak daintara kewajiban tersebut terabaikan sehingga
dapat menyebabkan prblematika pelayanan terhadap klien. Sesuai dalam perundangan
kedokteran yaitu Menurut PerMenKes no 290/MenKes/Per/III/2008 dan UU no 29 th
2004 Pasal 45 serta Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran KKI tahun 2008.
Maka Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh
pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap
mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Menurut
Lampiran SKB IDI No. 319/P/BA./88 dan Permenkes no 585/Men.Kes/Per/IX/1989
tentang Persetujuan Tindakan Medis Pasal 4 ayat 2 menyebutkan dalam memberikan
informasi kepada pasien / keluarganya, kehadiran seorang perawat / paramedik lainnya
sebagai saksi adalah penting.
Persetujuan yang ditanda tangani oleh pasien atau keluarga terdekatnya tersebut, tidak
membebaskan dokter dari tuntutan jika dokter melakukan kelalaian. Tindakan medis
yang dilakukan tanpa persetujuan pasien atau keluarga terdekatnya, dapat digolongkan
sebagai tindakan melakukan penganiayaan berdasarkan KUHP Pasal 351. Dari banyak
tindakan perpanjangan dokter yang dilimpahkan terhadap perawat maka semestinya
seorang perawat yang akan melakukan tindakan harus meberikan inform konsen terlebih
dahulu dan sebagai contoh adalah meberikan penjelasan terhadap klien atau keluarga
sebelum memberikan terapi obat seperi memberikan penjelasan tentang obat yang akan
diberikan, tujuan pemberian obat, dosis, efek samping dan kemungkinan lain yang akan
timbul setelah dilakukan tindakan.

Kasus diatas menjadi suatu dilema etik bagi perawat dimana dilema etik itu didefinisikan
sebagai suatu masalah yang melibatkan dua ( atau lebih ) landasan moral suatu tindakan
tetapi tidak dapat dilakukan. Ini merupakan suatu kondisi dimana setiap alternatif tindakan
memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini khususnya pada perawat tahu apa
yang harus dilakukan atau tindakan keperawatan sesuai SOP tetapi perawat kadang tidak
melakukannya. Menurut Thompson & Thompson (1981) dilema etik merupakan suatu
masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif
yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Untuk membuat keputusan

Anda mungkin juga menyukai