Anda di halaman 1dari 59

UPAYA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA

MEDAN DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN


WISATAWAN DI KOTA MEDAN

KERTAS KARYA

OLEH

OBED ALFREDO MANURUNG


112204053

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PARIWISATA


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
LEMBAR PERSETUJUAN

UPAYA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA MEDAN


DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KOTA
MEDAN.

OLEH

OBED ALFREDO MANURUNG

112204053

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,

Dr. Asmyta Surbakti, M.Si. Budi Santoso, S.Sos.


NIP. 19600325 198601 2 001
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : UPAYA DINAS KEBUDAYAAN


DAN PARIWISATA KOTA
MEDAN DALAM
MENINGKATKAN KUNJUNGAN
WISATAWAN DI KOTA MEDAN
Oleh : Obed Alfredo Manurung
NIM : 112204053

FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A


NIP. 1511013 197603 1 001

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA


Ketua,

Arwina Sufika, SE, M.Si.


NIP. 19640821 199802 2 001
ABSTRAK

Indonesia merupakan negara yang sangat indah dan memiliki beranekaragam budaya.
Semua itu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk dapat menarik
kunjungan wisatawan. Wisatawan yang datang berkunjung merupakan sumber devisa
negara yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat di lokasi objek
wisata. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara menjadi pintu gerbang
masuknya wisatawan ke Sumatera Utara, telah berkembang menjadi kota
metropolitan dan mengandung banyak historis dan berbagai suku/etnis yang ada.
Kota Medan sampai saat ini terus berkembang dengan pesat sehingga mendorong
banyak orang dan investor untuk berkunjung ke Kota Medan dalam rangka tujuan
wisata maupun bisnis. Untuk menjadikan Medan sebagai daerah tujuan wisata,
Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan
berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan melalui pemasaran dan melakukan
kegiatan promosi pariwisata.
Key word : Objek Wisata, Pemasaran, Promosi Pariwisata, Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kota Medan

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang senantiasa memberikan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang merupakan

tugas akhir dan salah satu persyaratan yang ditetapkan dalam rangka memperoleh

gelar Ahli Madya Pariwisata Program Diploma III, Bidang Usaha Wisata, Fakultas

Ilmu Budaya. Adapun judul tugas akhir ini “ Upaya Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Medan Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Kota Medan”

yang disusun dalam bentuk yang sederhana dan penulis menyadari bahwa kertas

karya ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi metode maupun materi penulisan,

hal ini disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh penulis,

disamping masih kurangnya pengalaman penulis dalam membuat suatu kertas karya

ilmiah.

Dalam penulisan kertas karya ini tidak terlepas dari bantuan, arahan,

bimbingan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut, melalui kesempatan

ini dengan segalah kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Arwina Sufika, S.E, M.Si. selaku ketua Program Studi D3 Pariwisata Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

ii
3. Ibu Dr. Asmyta Surbakti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing dalam menyusun

kertas karya ini yang membimbing penulis dengan baik.

4. Bapak Budi Santoso, S.Sos. selaku Dosen Pembaca dan kordinator Usaha Wisata

2011 yang telah membimbing kami melakukan studi wisata di dalam maupun luar

negeri.

5. Seluruh staf pengajar Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara.

6. Kak Julie dan Kak Tri selaku admin di kantor jurusan Program Studi Pariwisata.

7. Kepada yang saya sayangi kedua orang tua saya bapak dan mamak, serta kakak-

adik saya Wenny, Dani, dan Debi yang telah banyak memberikan doa, perhatian,

dukungan motivasi dan lainnya sehingga saya berhasil dalam menulis kertas

karya ini.

8. Teman-teman NIRVANA yang selalu memberikan dukungan dan tempat serta

motivasi yang sangat berkesan, Andreas, Arbi, Agung, Ones, Adel, Lala, Sari,

Richard, Jokeng, Nicky, dan Ferry.

9. Kepada teman saya yang telah membantu saya dalam mengumpulkan bahan dan

data-data dalam menyusun kertas karya ini, Rido Steven Ambarita.

10. Teman-teman saya seperjuangan segenap mahasiswa pariwisata stambuk 2011,

khususnya Ismail, Benvri, Dwi, Edwin, Tokek, Falyaz, Rivan, Tiara, Nur, Cika,

Nanda, dan Ayu

11. Teman-teman dari tim futsal IMAPA, Abdi, M.Rizki, Fadhlan, Dean, dkk yang

telah sama-sama berjuang memperoleh tiga piala selama masa kuliah aktif.

iii
12. Sahabat dari SMU Sutomo-1 Medan yang sampai sekarang masih tetap

mendukung satu sama lain dalam hal perkuliahan, Veby, Naomi, Yessi, dan

Monica.

13. Kepada WekaWekaFamily yang selalu menghibur dan memberikan semangat

baru yang tiada habisnya, @hendrawkwk, @foswkwk, @samuelwkwk,

@rerewkwk, @jujuwkwk, dan @gandhiwkwk

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada

semua pihak yang telah mendukung penyelesaian kertas karya ini dan penulis

berharap semoga kertas karya ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya

mahasiswa Pariwisata Program Studi Usaha Wisata.

Medan, 4 Maret 2015

Penulis

OBED ALFREDO

112204053

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN

ABSTRAK ………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR……………………………………………………… ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………….. v

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………… 1


1.2 Perumusan Masalah …………………………………… 3
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………… 3
1.4 Kegunaan Penelitian …………………………………… 4
1.5 Metode Penelitian ……………………………………… 4
1.6 Sistematika Penulisan ………………………………… 5

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Pariwisata…………………………………… 7


2.2 Pengertian Wisatawan………………………………...… 9
2.3 Prasarana Pariwisata…………………………………… 11
2.4 Sarana Pariwisata…. …………………………………… 12
2.5 Sapta Pesona Wisata …………………………………… 13
2.6 Pengertian Pemasaran………………………………….. 14
2.7 Pengertian Jasa ………………………………………… 15
2.8 Pengertian Promosi …………………………………… 15

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN ORGANISASI

3.1 Gambaran Umum Kota Medan ………………………… 17

v
3.2 Perkembangan Kepariwisataan Kota Medan…………… 18

3.3 Klasifikasi Objek Daya Tarik Wisata Kota Medan …… 21

3.4 Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan ……… 24

3.5 Visi Misi Disbudpar …………………………………… 24

3.6 Fungsi dan Tugas Pokok Disbudpar …………………… 26

BAB IV UPAYA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA


MEDAN DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN
WISATAWAN

4.1 Peranan Penting Pariwisata di Kota Medan …………… 28

4.2 Upaya - Upaya Yang Telah Dilakukan ………………… 30

4.3 Hal Yang Telah Dicapai Dalam Melakukan Upaya……. 35

4.4 Kendala Yang Dihadapi Oleh Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Medan …...…………………………… 36

4.5 Data Realisasi Kunjungan Wisatawan ………………… 39

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan……………………………………………… 43

5.2 Saran …………………………………………………… 44

DATA INFORMAN

DAFTAR PUSTAKA

vi
DAFTAR TABEL

TABEL 3.3 OBJEK WISATA……………………………………………… 22

TABEL 4.5 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN…………..…………… 41

vii
ABSTRAK

Indonesia merupakan negara yang sangat indah dan memiliki beranekaragam budaya.
Semua itu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk dapat menarik
kunjungan wisatawan. Wisatawan yang datang berkunjung merupakan sumber devisa
negara yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat di lokasi objek
wisata. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara menjadi pintu gerbang
masuknya wisatawan ke Sumatera Utara, telah berkembang menjadi kota
metropolitan dan mengandung banyak historis dan berbagai suku/etnis yang ada.
Kota Medan sampai saat ini terus berkembang dengan pesat sehingga mendorong
banyak orang dan investor untuk berkunjung ke Kota Medan dalam rangka tujuan
wisata maupun bisnis. Untuk menjadikan Medan sebagai daerah tujuan wisata,
Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan
berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan melalui pemasaran dan melakukan
kegiatan promosi pariwisata.
Key word : Objek Wisata, Pemasaran, Promosi Pariwisata, Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kota Medan

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang

prospeknya cerah, dan mempunyai potensi serta peluang yang sangat besar untuk

dikembangkan. Peluang tersebut didukung oleh kondisi-kondisi alamiah seperti: letak

dan keadaan geografis (lautan dan daratan sekitar khatulistiwa), lapisan tanah yang

subur dan panorama (akibat ekologi geologis), serta berbagai flora dan fauna yang

memperkaya isi daratan dan lautannya. Perkembangan pariwisata saat ini demikian

pesat, dan merupakan fenomena global dengan melibatkan jutaan manusia baik di

kalangan masyarakat industri pariwisata maupun penggunanya. Usaha individu untuk

meningkatkan taraf kehidupan ekonominya menjadikan mereka berusaha untuk

menciptakan lapangan kerja sendiri dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh

dirinya sendiri dan potensi lain, seperti pariwisata. Kegiatan pariwisata dan obyek

wisata di suatu daerah akan menyebabkan terciptanya lapangan kerja baru, sehingga

masyarakat dapat memanfaatkannya. Peranan pariwisata bagi Indonesia semakin

terasa, terutama setelah melemahnya peranan minyak dan gas.

Persaingan dalam sektor pariwisata dengan skala kecil, menengah, dan besar

sangat ketat. Bisnis pariwisata yang tidak mengikuti persaingan, secara otomatis akan

1
2

tersingkir. Dalam keadaan kompetitif, setiap bidang bisnis membutuhkan kunci

sukses untuk dapat bertahan, bersaing, dan menguasai pasar. Salah satu kunci sukses

dalam bersaing di bidang kepariwisataan yaitu fokus terhadap wisatawan, serta

berupaya mencari dan menambah wisatawan baru. Dikarenakan wisatawan

merupakan aset utama, maka keberadaannya benar-benar harus dipertahankan.

Kebutuhan dan keinginan wisatawan harus selalu dipenuhi dengan berbagai cara.

Misalnya, menggunakan bantuan perlengkapan dan peralatan yang akurat dan cepat,

menyediakan produk-produk wisata yang bermanfaat dan lengkap serta menerima

masukan yang diberikan wisatawan, sehingga wisatawan akan tetap percaya dan puas

terhadap layanan yang diberikan.

Indonesia adalah negara yang kaya akan objek wisata alam dan buatan. Dalam

hal ini sangat diperlukan peranan instansi pemerintah. Oleh karena itu untuk

membangun dan menyejahterakan bangsa dan negara, pemerintah membentuk

berbagai instansi sesuai dengan bidang masing- masing. Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata adalah instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang kebudayaan dan

pariwisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan bertanggung jawab atas

pelestarian serta pemasaran kebudayaan dan objek wisata Kota Medan yang berupaya

memenuhi tuntutan persaingan dengan terus mengikuti perkembangan dalam

berbagai bidang.

Peranan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menjadi semakin penting bagi

sektor pariwisata yang secara langsung mendukung perkembangan perekonomian

daerah bahkan Indonesia. Dalam menjalankan perannya, Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Medan bekerja sama dengan masyarakat Kota Medan untuk
3

melestarikan dan memasarkan aset-aset pariwisata di Kota Medan sehingga

meningkatkan jumlah pendapatan dan kunjungan wisata di Kota Medan.

Dengan alasan-alasan tersebut di atas maka penulis ingin membahas mengenai

bagaimana UPAYA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA

MEDAN DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI

KOTA MEDAN

1.2 Perumusan Masalah

Sebagaimana biasanya bahwa setiap penelitian selalu menghadapi suatu

masalah yang akan dipecahkan. Agar masalah dalam penelitian menjadi jelas, maka

terlebih dahulu harus dirumuskan dengan jelas dan tegas. Perumusan masalah

tersebut bertujuan agar masalah tersebut menjadi jelas batasannya, yang membantu

untuk lebih mudah mencari alternatif pemecahnya.

Mengingat keterbatasan dan kemampuan penulis maka penulis membuat

rumusan masalah sejauh mana upaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan

dalam mempromosikan sektor pariwisata agar terjadi peningkatan kunjungan

wisatawan di Kota Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

Dari alasan pemilihan judul dan perumusan masalah tersebut, maka tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui peranan penting pariwisata di Kota Medan, hal-

hal apa saja yang telah dilaksanakan dan kendala apa saja yang dihadapi dalam

mempromosikan sektor pariwisata di Kota Medan, serta untuk mengetahui kegiatan-


4

kegiatan pokok, fungsi dan upaya dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Medan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menambah kajian tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah

kepariwisataan dan kendala yang dihadapi di industri ini.

2. Untuk mengembangkan dan menambah wawasan penulis tentang upaya

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan serta menerapkan ilmu

yang diperoleh selama kuliah.

3. Sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Ahli Madya Pariwisata

Program Diploma III, Bidang Usaha Wisata, Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

1.5 Metode Penelitian

Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk proses

pengumpulan fakta, bagi penerapan konsep ilmiah untuk mencapai kebenaran. Untuk

memperoleh dan mengumpulkan data yang dimaksud, penulis menggunakan dua

cara, yaitu:

1. Library Research (Riset Pustaka)

Library Research merupakan suatu cara pengumpulan data yang

dilakukan melalui studi kepustakaan, yakni berdasarkan buku-buku yang

berhubungan dengan judul yang dipilih.


5

2. Field Research (Riset Lapangan)

Field Research merupakan suatu cara pengumpulan data yang dilakukan

melalui penelitian langsung ke lapangan. Melakukan wawancara langung

dengan pihak yang mengetahui tentang masalah yang diperlukan.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan isi kertas karya ini, maka penulis

membaginya ke dalam lima bab yaitu sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, perumusan

masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Uraian teoritis yang terdiri dari pengertian pariwisata,

pengertian wisatawan, bentuk-bentuk pariwisata, sarana dan

prasarana kepariwisataan, sapta pesona wisata, pengertian

pemasaran, jasa dan promosi.

BAB III Gambaran umum badan organisasi yang mencakup gambaran

umum tentang Kota Medan, perkembangan kepariwisataan,

klasifikasi objek dan daya tarik wisata Kota Medan, Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan.

BAB IV Upaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dalam

meningkatkan kunjungan wisatawan di Kota Medan, meliputi:

peranan penting pariwisata di Kota Medan, upaya yang telah

dilakukan, hal-hal yang telah dicapai dalam melakukan upaya


6

serta kendala yang dihadapi. Data realisasi kunjungan

wisatawan.

BAB V Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

DATA INFORMAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Pariwisata


Pariwisata merupakan konsep yang sangat multidimensional layaknya

pengertian wisatawan. Tak bisa dihindari bahwa beberapa pengertian pariwisata

dipakai oleh para praktisi dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam Pitana (2009: 44) beberapa ahli

mendefinisikan pariwisata sebagai berikut:

“Tourism comprises the ideas an opinions people hold which shape


their decisions about going on trips, about where to go (and where
not to go) and what to do or nor to do, abaout how to relate to other
tourists, locals and service personnel. And it is all the behavioural
manifestations of those ideas opinions” (Leiper, 1995, dalam
Richardson & Flicker, 2004: 6).

“The activities of persons travelling to and staying in places outside


their usual environment for not more than one consecutive year for
leisure, business and other purposes” (WTO, dalam Richardson &
Flicker, 2004:6).

“The sum of the phenomena and relationship arising from the


interaction of tourists, businesses, host governments, and host
communities, in the process of attracting and hosting these tourists
and other visitor” ( MacIntosh, 1980: 8)

“Tourism is the sum total of the phenomena and relationship arising


from the interaction among tourists, business supplier, host
goverment, host communities, origin governments, universities,
community colleges and non-governenmental organisations, in the
process of atracting, transporting, hosting, and managing these
tourists and other visitors” (Weaver and Opperman, 2003: 3),

7
8

“Tourism is defined as the interrelated system that includes tourist


and the associalted services that are propived and utilised (facilities,
attractions, transportation, and acomodation) to aid in their
movement” (Fannel,1994: 4).

“Tourism comprises the activities of persons, travelling to and


staying in place outsides their usual environment for not more than
one consecutive year for leisure, business and other purposes”
(UNWTO, 1995, dikutip dari Richardson dan Fluker, 2004: 7).
Definisi pariwisata memang tidak dapat persis sama di antara para ahli, hal

yang memang jamak terjadi dalam dunia akademis, sebagaimana juga bisa

ditemui pada berbagai disiplin ilmu lain.

Meskipun ada variasi batasan, ada beberapa komponen pokok secara

umum disepakati di dalam batasan pariwisata (khususnya pariwisata

internasional), yaitu sebagai berikut:

1. Traveller, yaitu orang yang melakukan perjalanan antar dua atau

lebih lokalitas.

2. Visitor, yaitu orang yang melakukan perjalanan ke daerah yang

bukan merupakan tempat tinggalnya, kurang dari 12 bulan, dan tujuan

perjalanannya bukanlah untuk terlibat dalam kegiatan untuk mencari

nafkah, pendapatan, dan penghidupan di suatu tempat tujuan.

3. Tourist, yaitu bagian dari visitor yang menghabiskan waktu paling

tidak satu malam (24 jam) di daerah yang dikunjungi (WTO,

dalam Pitana:2009).
9

Semua definisi yang dikemukakan selalu mengandung beberapa unsur pokok,

yaitu:

1. Adanya unsur travel (perjalanan), yaitu pergerakan manusia dari

satu tempat ke tempat lain;

2. Adanya unsur ‘tinggal sementara’ di tempat yang bukan

merupakan tempat tinggal yang biasanya; dan

3. Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut bukan untuk mencari

penghidupan/pekerjaan di tempat yang dituju (Richardson and

Fluker 2004, dalam Pitana: 2009).

Selanjutnya, Mathieson and Wall (1982, dalam Pitana: 2009) mengatakan

bahwa pariwisata mencakup tiga elemen utama, yaitu:

1. a dynamic element, yaitu travel ke suatu destinasi wisata ;

2. a static element, yaitu singgah di daerah tujuan, dan

3. a consequential element, atau akibat dari dua hal di atas

(khususnya terhadap masyarakat lokal), yang meliputi dampak

ekonomi, sosial, dan fisik dari adanya kontak dengan wisatawan.

2.2 Pengertian Wisatawan

Pengertian wisatawan (tourist) menurut Yoeti (1985:123) yaitu pengunjung

sementara yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang dikunjunginya

dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam klasifikasi berikut ini:


10

a. Pesiar (leisure), seperti untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi,

keagamaan dan olah raga.

b. Hubungan dagang (business), keluarga, konperensi dan missi.

Theobald (2005, dalam Damanik: 2006) mengemukakan beberapa elemen

yang dipakai sebagai patokan untuk menentukan apakah seseorang dapat

dikatakan sebagai wisatawan atau tidak menurut standar internasional, yaitu sebagai

berikut:

1. Tujuan perjalanan (purpose of trip). Wisatawan adalah orang

yang melakukan perjalanan selain untuk tujuan bisnis (leisure

traveling), walaupun ada kalanya sebuah perjalanan bisnis juga dapat

diikuti oleh kegiatan wisata (non-bisnis).

2. Jarak perjalanan dari tempat asal (distance traveled). Untuk

tujuan statistik, ketika memerhitungkan jarak total ulang-alik (round

trip) antar tempat tinggal dan tujuan wisata. Umumnya jarak yang

dipakai bervariasi antara 0-160 km (0-100 mil) tergantung

ketentuan masing – masing negara. Oleh karenanya, perjalanan yang

dilakukan seseorang, walaupun bukan untuk bisnis, tetapi bila

kurang dari ketentuan yang ditetapkan, maka orang tersebut tidak

akan dihitung sebagai wisatawan.

3. Lamanya perjalanan (duration of trip). Umumnya definisi mengenai

wisatawan yang mencakup perjalanan paling tidak satu malam (over

night) ditempat yang menjadi tujuan perjalanan. Namun adakalanya


11

persyaratan ini dikesampingkan pada kasus perjalanan wisata yang

memang didesain kurang dari 24 jam tetapi nyata–nyata berdampak

pada kegiatan bisnis pariwisata, sebagai restoran, atraksi wisata, hotel,

dan sebagainya, di daerah tujuan wisata.

2.3 Prasarana Pariwisata

Prasarana (infrastuctures) adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses

perekonomian berjalan dengan lancar sehingga memudahkan manusia untuk dapat

memenuhi kebutuhannya (Yoeti, 1985).

Salah Wahab, (dalam Yoeti, 1985) dalam bukunya Tourism Management

membagi prasarana menjadi tiga kelompok yaitu:

a. Prasarana umum meliputi: sistem penyediaan air bersih, kelistrikan, jalur-jalur

lalu lintas, sistem pembangunan limbah dan system telekomunikasi.

b. Kebutuhan pokok pola hidup modern misalnya: rumah sakit, apotek, bank,

pusat-pusat perbelanjaan, salon, kantor-kantor pemerintahan dan pompa-

pompa bensin.

c. Prasarana yang diperuntukkan bagi wisatawan adalah:

• Tempat Penginapan Wisatawan

Hotel, motel, rumah susun, kamar keluarga yang disewakan, bangunan

wisata sosial (desa wisata, tempat perkemahan, pondok remaja dan

sebagainya).

• Tempat Informasi Wisatawan


12

Agen perjalanan dan biro perjalanan umum, penyewaan kendaraan dan

tour operator lokal.

• Kantor Informasi dan Promosi

Kantor penerangan wisata di pintu-pintu masuk suatu Negara, kota atau

daerah tertentu. Di Indonesia dikenal dengan Tourist Information Service

• Tempat-tempat Rekreasi dan Sport

• Sarana Transportasi Penunjang seperti kapal udara, laut, sungai, kereta api

dan alat transportasi darat lainnya.

2.4 Sarana Pariwisata

Sarana pariwisata adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan

kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung dan hidup serta

kehidupannya banyak bergantung pada kedatangan wisatawan.

Sarana pariwisata menurut Karyono (1997: 74-77) dibagi menjadi tiga bagian,

yaitu:

a. Sarana pokok kepariwisatan adalah perusahaan yang kehidupannya

bergantung pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan seperti:

Travel Agent dan Tour Operator, Perusahaan-perusahaan Angkutan Wisata,

Hotel dan jenis akomodasi lainnya, Bar dan Restoran serta rumah makan

lainnya, Objek Wisata dan Atraksi Wisata.

b. Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan atau tempat yang

menyediakan fasilitas rekreasi yang fungsinya melengkapi sarana pokok


13

kepariwisataan dan membuat para wisatawan dapat lebih lama tinggal pada

suatu daerah tujuan wisata seperti: sarana olahraga dan sarana pelengkap

lainnya.

c. Sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang menunjang sarana

pelengkap dan sarana pokok. Berfungsi tidak hanya membuat wisatawan

tinggal lebih lama namun agar wisatawan lebih banyak mengeluarkan

uangnya di tempat yang dikunjunginya seperti: Night Club dan Casinos.

2.5 Sapta Pesona Wisata

Sapta pesona adalah unsur yang penting dalam mengembangkan suatu objek

wisata. Citra dan mutu pariwisata di suatu daerah atau objek wisata pada dasarnya

ditentukan oleh keberhasilan dalam perwujudan sapta pesona daerah tersebut. Sapta

pesona merupakan tujuh kondisi yang harus diwujudkan dan dibudayakan dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai salah satu upaya untuk memperbesar daya

tarik dan daya saing pariwisata Indonesia. Unsur-unsur sapta pesona tersebut adalah :

1. Keamanan adalah suatu kondisi dimana wisatawan dapat merasa aman, yang

artinya keselamatan jiwa dan fisik.

2. Ketertiban adalah kondisi yang mencerminkan suasana yang teratur, rapi dan

lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan

masyarakat.

3. Kebersihan adalah keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan suasana

bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan pencemaran.


14

4. Kesejukan adalah suasana yang memberikan kesejukan, nyaman, tenteram,

rapi, dengan adanya penghijauan.

5. Keindahan adalah keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang

menarik dan sedap dipandang mata.

6. Keramah tamahan adalah suatu sikap dan perilaku seseorang yang

menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik

hati.

7. Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan perasaan

seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya.

Untuk mewujudkan sapta pesona tersebut maka perlu dilakukan kebijakan

yakni dengan memberikan pengertian kepada semua lapisan masyarakat dan dunia

usaha, bahwa sapta pesona merupakan hal yang sangat penting dalam

mengembangkan suatu objek wisata. ( https://www.wikipedia/sapta pesona.com)

2.6 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler (1999) yang dikutip oleh I Gede Pitana dan I Ketut Surya

Diarta (2009) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang dilakukan oleh

individu ataupun kelompok dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka,

dengan cara membuat dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.

Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok dari sebuah organisasi untuk

memenuhi kebutuhan konsumennya. Untuk berhasilnya pemasaran perlu dibuat

perencanaan strategik yang dibutuhkan sebagai proses untuk mengembangkan dan

memelihara strategi yang cocok antar sasaran serta kemampuan organisasi dan
15

peluang pemasaran yang berubah-ubah. Tujuan perencanaan strategik adalah mencari

jalan yang memungkinkan organisasi menggunakan kekuatannya dengan baik dan

mamanfaatkan peluang yang menarik yang ada di lingkungan .

Menurut Wahab (1989), fungsi pemasaran dalam organisasi pariwisata

nasional atau dalam suatu badan usaha pariwisata lain, (hotel, perusahaan angkutan,

usaha-usaha perjalanan dan sebagainya) harus tunduk pada pola pikir dan kaidah-

kaidah manajemen modern, yang mencakup:

1. Mengorganisir fungsi pemasaran

2. Menyediakan staf organisasi pemasaran

3. Mengembangkan rencana jangka pendek dan menengah

4. Memimpin operasi pemasaran

5. Mengukur penampilan dan melakukan pengawasan.

2.7 Pengertian Jasa

Menurut Kotler (1993) “Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang

ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta

tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya mungkin dan mungkin

juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik”.

2.8 Pengertian Promosi

Promosi pada zaman pemasaran modern sekarang ini tidak dapat diabaikan.

Menurut Kotler (1995) “Promosi merupakan kegiatan komunikasi dimana organisasi

penyelenggara pariwisata berusaha mempengaruhi calon pelanggan agar bersedia


16

untuk membeli produk yang ditawarkan”. Dalam kegiatan promosi, beberapa hal

yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Efek komunikasi

Penggunaan surat, pembagian brosur-brosur objek wisata, telepon, faksimili,

e-mail dan alat penghubung non-personal lain untuk berkomunikasi secara

langsung atau mendapatkan tanggapan langsung dari wisatawan.

2. Advertising

Merupakan setiap bentuk komunikasi non personal dan dibayar melalui media

massa, seperti surat kabar, majalah, radio dan sebagainya.

3. Promosi penjualan

Melibatkan semua aktifitas yang menawarkan insentif untuk mempengaruhi

konsumen, perantara produk atau mencapai target penjualan.

4. Personal selling

Merupakan usaha untuk mendapatkan keuntungan melalui bentuk face to face

atau telepon antara perwakilan penjual dengan calon pembeli.

5. Hubungan Masyarakat

Berbagai program untuk mempromosikan dan melindungi citra organisasi.


BAB III

GAMBARAN UMUM BADAN ORGANISASI

3.1 Gambaran Umum Kota Medan

Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di Provinsi Sumatera Utara,

kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis secara

regional. Bahkan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering

digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah

daerah.

Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis karena

berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat

dengan kota-kota / negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia, Singapura

dan lain-lain. Demikian juga secara demografis Kota Medan diperkirakan memiliki

pangsa pasar barang/jasa yang relatif besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah

penduduknya yang relatif besar dimana tahun 2014 diperkirakan telah mencapai

2.731.607 jiwa. Demikian juga secara ekonomis dengan struktur ekonomi yang

didominasi sektor tertier dan sekunder, Kota Medan sangat potensial berkembang

menjadi pusat perdagangan dan keuangan regional/nasional.

Kota Medan secara geografis terletak di antara 2 27'-2 47' lintang utara dan 98

35'-98 44' bujur timur. Posisi Kota Medan ada di bagian utara Provinsi Sumatera

Utara dengan topografi miring ke arah utara dan berada pada ketinggian tempat 2,5-

37,5 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2 secara

administratif terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan.

17
18

3.2 Perkembangan Kepariwisataan Kota Medan

Kota Medan merupakan pusat pemerintahan daerah tingkat satu Sumatera

Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah utara,

selatan, barat dan timur. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran

rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai

Babura dan Sungai Deli.

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan tahun 2011 menurut sektor/lapangan

usaha adalah sektor jasa-jasa sebesar 9,22% kemudian sektor keuangan dan jasa

perusahaan, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 9,02% transportasi dan

telekomunikasi sebesar 7,74%. Dari besaran nilai ketiga sektor tersebut maka dapat

dikatakan bahwa potensi unggulan yang paling mungkin berkembang di Kota Medan

adalah sektor perdagangan dan industri. Seperti diketahui, dengan status Medan

sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia maka wajar bila arahan pembangunan

kota lebih menitikberatkan pada ketiga sektor tersebut, apalagi dengan didukung oleh

sarana dan prasarana yang ada.

Berbagai macam potensi pendukung bidang usaha potensial di Kota Medan

adalah:

1. Perdagangan, hotel dan restoran

Sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur pelayaran selat Malaka, Kota

Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara memiliki posisi strategis.

Kota ini menjadi pintu bagi arus penumpang dan juga perdagangan barang

dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri. bagi Kota Medan,
19

kegiatan perdagangan bersama aktivitas hotel dan restoran menjadi motor

penggerak roda perekonomian kota.

2. Pelabuhan laut Belawan

Pelabuhan laut berperan penting dalam mendorong pertumbuhan

perekonomian di suatu wilayah. Pelabuhan laut yang menjadi andalan Kota

Medan adalah Pelabuhan Belawan yang berjarak 26 km dari pusat kota.

Pelabuhan ini tidak hanya berperan penting bagi perekonomian Kota Medan,

namun juga bagi Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ekspor dan impor

kabupaten/kota lain dilakukan di pelabuhan ini yang dapat dilihat dari

aktivitas bongkar muat barang setiap harinya. Sampai saat ini Pelabuhan

Belawan telah memiliki fasilitas pelabuhan penumpang dan barang termasuk

terminal peti kemas. Kecenderungan berkembangnya jasa transportasi lewat

laut ini memerlukan suatu fasilitas tambahan yang lebih memadai.

Terbatasnya daya tampung barang di pelabuhan menuntut suatu pembangunan

fasilitas dengan lokasi yang dekat dengan pelabuhan tetapi memadai. Sesuai

dengan arahan perkembangan Kota Medan pada masa mendatang perlu

dilakukan investasi pada bidang usaha peti kemas dan pergudangan tersebut.

3. Hasil industri kecil

Terdapat sepuluh produk yang dijadikan andalan Kota Medan bila dilihat dari

segi pasarnya. Komoditi unggulan ini termasuk produk konsumsi sederhana,

inisialnya perabot rumah tangga dari kayu, anyaman rotan, alas kaki dan

barang hasil konveksi. Adapun komoditi unggulan dari industri kecil makanan

inisialnya kopi olahan, sirup markisa, bika ambon dan kerupuk ubi. Salah satu
20

produk makanan ini, bika ambon telah menjadi buah tangan yang khas untuk

dibawa bagi yang berkunjung ke Kota Medan.

4. Pengembangan kawasan industri

Kota Medan merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia, maka seperti kota

besar pada umumnya, Kota Medan memiliki kawasan industri. Untuk

mengantisipasi perkembangan industri dan kebutuhan lokasi berusaha yang

lebih besar, pemerintah Kota Medan menyediakan Kawasan Industri Baru

(KIB), yang terletak di Kecamatan Medan Labuhan dengan lahan yang

disediakan 650 Ha, dan masih bisa dikembangkan menjadi 1000 Ha. Untuk

kegiatan industri kecilpun tersedia Perkampungan Industri Kecil (PIK) yang

terletak di Kecamatan Medan Denai. Ada satu kawasan industri di Medan

yaitu Kawasan Industri Medan (KIM) dekat Pelabuhan Belawan. KIM

memiliki luas lahan 514 Ha dan disediakan fasilitas listrik 120 MW. Saat ini

terdapat 86 perusahaan swasta nasional yang menempati lokasi tersebut

berdampingan dengan 17 perusahaan asing. Selain itu, Kota Medan dinilai

sebagai kota yang aman untuk berinvestasi di Indonesia.

5. Pariwisata

Di luar potensi bisnisnya, Kota Medan sangatlah layak menjadi tujuan wisata.

Selain untuk mengunjungi lokasi seperti Danau Toba atau Berastagi yang

sejuk, Kota Medan sendiri sarat dengan objek wisata. Tujuan wisata di Kota

Medan di antaranya adalah Taman Buaya di kawasan Sunggal, berisikan 3000

ekor buaya aneka jenis. Namun wisata yang paling menarik di Kota Medan

adalah bangunan tuanya yang dibangun dari pertengahan abad XX di Medan.


21

3.3 Klasifikasi Objek dan Daya Tarik Wisata di Kota Medan

Dalam UU No.9 / 1990 tentang kepariwisataan yang dimaksud dengan objek

dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Dalam

bahasa Inggris disebut attraction yang berarti segala sesuatu yang memiliki daya

tarik, baik benda yang berbentuk fisik maupun non fisik. Beberapa pengertian objek

wisata adalah :

1. Menurut PP No. 24 / 1979, objek wisata adalah perwujudan dari ciptaan

manusia, cara hidup manusia, seni dan budaya, sejarah bangsa, keadaan alam

yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi.

2. Menurut SK Menparpostel No. KM 98 / PW.102 / MPT-87, objek wisata

adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang

dapat dibangun sehingga memiliki daya tarik dan diusahakan sebagai tempat

yang dikunjungi wisatawan.

3. Menurut UU No. 9 / 1990 pengusahaan objek dan daya tarik wisata

dikelompokkan ke dalam :

a. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam

b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya

c. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi suatu objek wisata adalah :

1. Something To See

Adalah adanya sesuatu yang dapat dilihat oleh wisatawan.

2. Something To Do
22

Adalah adanya kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan dan dapat

menyenangkan wisatawan tersebut.

3. Something To Buy

Adalah adanya sesuatu yang dapat dibeli oleh wisatawan. (Yoeti, 1993)

Beberapa objek wisata yang memenuhi syarat-syarat untuk dapat dijadikan

sebagai daya tarik wisata di Kota Medan tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Objek Wisata

No Nama Objek Jenis Objek Alamat / Lokasi

1. Istana Maimun Budaya/Sejarah Jl. Bridjend Katamso

2. Mesjid Raya Al-Mahsun Budaya/Sejarah Jl. Mesjid Raya

3. Gereja Katolik Budaya/Sejarah Jl. Pemuda

4. Klenteng Hindu Sri Marlaman Budaya/Sejarah Jl. H.Zainul Arifin

5. Mesjid Labuhan Budaya/Sejarah Labuhan Deli

6. Kebun Binatang Rekreasi/Fauna Sunggal

7. Tempat Pelelangan Ikan Rekreasi Medan Labuhan

8. Taman Sri Deli Rekreasi Jl. Sisingamangaraja

9. Taman Ahmad Yani Rekreasi Jl. Jenderal Sudirman

10. TamanBuaya/ Penangkaran Rekreasi/Fauna Jl. Sunggal Desa Asam


23

Buaya Kumbang

11. Danau Siombak Indah Alam /Bahari Medan Marelan

12. Ocean Fasifik Alam /Bahari Belawan

13. Perumahan Nelayan Indah Alam /Bahari Medan Labuhan

14. Rahmat Galery Rekreasi/Fauna Jl. S.Parman

15. Tanaman Bunga Angrek Rekreasi/Flora Jl. Ahmad Yani

16. Pekantan Kuliner Jl. Pandu

17. Merdeka Walk Kuliner Jl. Balai Kota

18. Taman Lili Suhery Kuliner Jl. Listrik

19. Pagaruyung Square Kuliner Jl. Pagaruyung

20. Balai Kota Budaya/Sejarah Jl. Balai Kota

21. Menara PDAM Budaya/Sejarah Jl. SM.Raja

22. Kantor Pos Induk Budaya/Sejarah Jl. Balai Kota

23. Klenteng Budha Budaya/Sejarah Jl. Jendral Sudirman

24. Titi Gantung Budaya/Sejarah Stasiun PJKA

25. Pekan Raya Sumatera Utara Budaya/Sejarah Jl. Jend.Gatot Subroto


24

26. Musium Negeri Sumut Budaya/Sejarah Jl. H.M.Joni

27. Musium Bukit Barisan Budaya/Sejarah Jl. H.Zainul Arifin

28. Pusat Industri Kecil Menteng Kerajinan Jl. Rahmat Menteng

29. Pabrik Bakaran Batu 1 Kerajinan Jl. Bromo

30. Rumah Tjong A Fie Budaya/Sejarah Jl. Ahmad Yani

31. Gereja Immanuel Budaya/Sejarah Jl. Diponegoro

32. Kesawan Town Budaya/Sejarah Jl. Ahamad Yani

33. London Sumatera Indonesia Budaya/Sejarah Jl. Kesawan

Sumber : Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Medan (2015)

3.4 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Medan Sejak tahun 1991

telah terbentuk Dinas Pariwisata Kota Medan, kemudian Pada tahun 2001 ditambah

urusan kebudayaan yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan

No. 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan SK Walikota Medan No. 20/2002 tentang

Tujuan dan Fungsi Dinas dan Kebudayaan Kota Medan. Dan perubahan terakhir

dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan

Tata Kerja Perangkat Daerah Kota sebagai implementasi dari Peraturan Pemerintah
25

RI No. 38 tahun 2007. Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah, yang merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah

dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab

kepada Walikota Medan melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Medan merupakan instansi Pemerintah Kota Medan yang bergerak

dalam bidang kebudayaan dan pariwisata yang berlokasi di Jalan Prof. H.M. Yamin,

SH no. 40/42.

3.5 Visi Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan

Adapun visi dan misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan adalah

kemajuan kebudayaan dan pariwisata merupakan bagian integral dari pembangunan

nasional dan pembangunan daerah dengan mewujudkan supremasi hukum, dan

pemerintah yang bersih, mengupayakan pertumbuhan dalam bidang ekonomi,

pembangunan, pengentasan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan rakyat,

meningkatkan kerukunan kehidupan beragama, pelestarian budaya dan pemerataan

pembangunan disegala bidang. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan merumuskan visi yaitu “Menjadikan Kota

Medan Sebagai Daerah Tujuan Wisata”.

Misi memberikan gambar untuk terwujudnya visi agar organisasi dapat

terlaksana seperti apa yang diharapkan, maka diharapkan dari berbagai kalangan

terutama pihak yang berkepentingan untuk mengetahui dan mendukung program serta

hasil yang akan diperoleh. Dinas kebudayaan dan pariwisata mempunyai misi sebagai

berikut:
26

a) Melindungi, melestarikan aset-aset kebudayaan daerah yang datangnya dari

warisan leluhur dan memberikan kebebasan berekspresi dan berkreasi dalam

kesenian budaya dengan mengacu kepada nilai-nilai agama dan alat budaya

yang ada.

b) Meningkatkan, menampilkan atraksi budaya lokal dan kesenian daerah.

Generasi-generasi penerus dari sejak dini harus diperkenalkan dan dididik

untuk mempelajari budaya dan kesenian yang ada dan ditampilkan sesering

mungkin untuk diketahui, diperkenalkan ke mancanegara.

c) Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata.

Objek wisata yang telah ada, sarana dan prasarana seperti jalan, penunjuk arah

ke lokasi objek dibuat sebaik mungkin dan membangun kerjasama dengan

pihak-pihak lain untuk pembangunan objek wisata baru terutama wisata

rekreasi yang masih sangat minim di Kota Medan.

d) Meningkatkan pelayanan kepariwisataan terutama sadar wisata masyarakat di

daerah tujuan wisata. Seluruh komponen pelaku pariwisata harus menyadari

bahwa kepariwisataan dapat mengangkat harkat, martabat dan kesejahteraan

rakyat, serta meningkatkan sistem informasi/ promosi baik dalam bentuk

publikasi manual maupun elektronik dan melibatkan stakeholder untuk saling

menunjang dibidang masing-masing yang dilakukan secara profesional.

e) Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat terhadap peraturan dalam bidang

kepariwisataan.

f) Melaksanakan sosialisasi hukum dalam upaya peningkatan kesadaran hukum

masyarakat terhadap kepariwisataan.


27

3.6 Fungsi dan Tugas Pokok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan

Fungsi dan tugas pokok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan

dituangkan dalam surat keputusan WaliKota Medan Nomor : 20 Tahun 2002.

Dalam Bab II Pasal 12 berbunyi : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah

unsur pelaksana pemerintah Kota Medan dalam bidang budaya dan pariwisata yang

dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah dan pada Pasal 3 menyebutkan, Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan sebahagian urusan

rumah tangga daerah dalam bidang kebudayaan dan kepariwisataan serta

melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya. Untuk

melaksanakan tugas tersebut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai fungsi :

1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis, dibidang kebudayaan dan

kepariwisataan.

2. Menyelenggarakan pemberian perizinan di bidang kebudayaan dan

kepariwisataan.

3. Melaksanakan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan seluruh peraturan

perundang-undangan dibidang kebudayaan dan kepariwisataan.

4. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya.

5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala daerah.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan mempunyai tugas pokok

dalam kegiatan-kegiatan pariwisata seperti :


28

1. Mengadakan pertemuan koordinasi dan konsultasi secara berkala untuk

mendiskusikan , mengevaluasi, memecahkan masalah yang timbul dalam

pengembangan pariwisata di Kota Medan.

2. Menggalakkan kelompok-kelompok masyarakat dalam meningkatkan ‘sadar

wisata masyarakat’ melalui program pembudayaan sapta pesona.

3. Mempromosikan investasi pariwisata dengan cara mengusahakan menarik

investor dalam negeri dan luar negeri untuk menanamkan modalnya disektor

pariwisata.

4. Memberikan masukan-masukan yang aktual dan saran-saran kepada

Pemerintah dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan fasilitas

prasarana dan sarana pariwisata.

5. Menggerakkan/mengkoordinir usaha-usaha pariwisata untuk melaksanakan

promosi pariwisata. (https://medan-tourism.com)

BAB IV

UPAYA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA MEDAN

DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN

4.1 Peranan Penting Pariwisata di Kota Medan

Pentingnya peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai

negara sudah tidak diragukan lagi. Indonesia dengan keberagaman budaya merupakan

tempat yang menarik bagi wisatawan sebagai alternatif tujuan wisata. Dewasa ini

kepariwisataan semakin memberikan kontribusi penting dalam meningkatkan

penyerapan tenaga kerja, mendorong pemerataan kesempatan berusaha, mendorong


29

pemerataan pembangunan nasional, dan memberikan kontribusi dalam penerimaan

devisa negara yang dihasilkan dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

(wisman), serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan yang pada akhirnya akan

meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pariwisata juga berperan dalam upaya

meningkatkan jati diri bangsa dan mendorong kesadaran dan kebanggaan masyarakat

terhadap kekayaaan alam dan budaya bangsa.

Industri pariwisata Kota Medan semakin tumbuh dan berkembang dengan

ditetapkannya Kota Medan sebagai salah satu kota tujuan MICE (Meeting, Incentive,

Convention, & Exhibition) oleh pemerintah Kota Medan. Industri MICE memiliki

potensi dan prospek yang sangat besar untuk mendorong perkembangan ekonomi di

daerah. Pemerintah Kota (Pemko) Medan bertekad terus memantapkan posisi ibukota

Provinsi Sumatera Utara itu sebagai salah satu kota tujuan pertemuan, insentif,

konvensi, dan pameran. Melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan,

Pemerintah Kota Medan melakukan upaya


28
dan penerapan program pemantapan Kota

Medan sebagai kota MICE. Dengan begitu, Kota Medan akan semakin dikenal dan

bertambah banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara.

Untuk menjadikan Kota Medan sebagai daerah tujuan wisata, tentu harus

didukung oleh segenap komponen yang ada, tidak cukup hanya dengan

mengandalkan potensi dan kemampuan Pemerintah Kota Medan melalui Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, tetapi harus didukung oleh seluruh

komponen yang ada di Kota Medan antara lain kesiapan sarana transportasi,
30

stakeholder kepariwisataan seperti ASITA, PHRI, sarana prasarana pendukung

meliputi antara lain hotel, restoran, objek wisata, dan pramuwisata.

Sebagai pintu gerbang wilayah barat Indonesia, Kota Medan menjadi salah

satu pilihan utama para wisatawan mancanegara. Medan memegang peranan strategis

sebagai pintu masuk bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Danau Toba, Bukit

Lawang, Berastagi dan Pulau Nias, sebagai empat destinasi wisata yang sudah sangat

dikenal di mancanegara. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Medan melalui Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Medan bertugas melaksanakan

pemasaran pariwisata guna meningkatkan kunjungan wisatawan dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat setempat. Sejalan dengan pelaksanaan tugas tersebut maka

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan melakukan kebijakan pemasaran

untuk tercapainya apa yang diharapkan sesuai visi yang ada, yaitu “Mewujudkan

Kota Medan Sebagai Daerah Tujuan Wisata”

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan merupakan fasilitator dalam

kegiatan pariwisata di Kota Medan sehingga diharapkan mampu menciptakan dan

melakukan usaha-usaha untuk lebih memajukan pariwisata Kota Medan seperti

menutupi kelemahan-kelemahan dalam kegiatan pariwisata Kota Medan. Apabila hal

tersebut tidak cepat diatasi, maka akan menjadi ancaman bagi kegiatan-kegiatan

pariwisata di Kota Medan. Oleh karena itu diharapkan kepada Pemerintah Kota

Medan, harus tanggap terhadap permasalahan-permasalahan yang timbul dan

menjadikannya tantangan dalam pengembangan pariwisata ke depan.


31

4.2 Upaya - Upaya Yang Telah Dilakukan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan memiliki fungsi dan tugas

pokok yang salah satunya melakukan kegiatan pemasaran atau melakukan promosi

wisata. Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Disbudpar

dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.

Strategi promosi merupakan siasat atau inisiatif kegiatan strategis yang akan

dilakukan untuk merealisasikan tujuan promosi wisata yang telah ditetapkan.

Didalamnya terkandung makna wawasan rencana kegiatan yang akan

diselenggarakan dalam jangka menengah, yaitu dalam satu sampai dengan tiga tahun

ke depan. Dalam hal ini sebaiknnya dihindari penyusunan inisiatif yang

pelaksanaannya baru dapat direalisasikan dalam jangka panjang. (Yoeti, 1996: 25)

Untuk tujuan mempromosikan daerah tujuan wisata maka secara umum

terdapat beberapa strategi utama yang dapat dijalankan oleh Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata. Strategi tersebut antara lain:

1. Pengembangan dan pemantapan kegiatan public relations

2. Pengembangan dan perluasan produk-produk wisata

3. Pengembangan pemasaran jasa wisata dan tempat wisata

4. Penetrasi kegiatan public relations internasional.

Berdasarkan hasil wawancara dari Kepala Seksi Informasi pada Bidang

Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan (pada tanggal 4 Februari

2015), Bapak Syofian, SE, upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Medan dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Kota

Medan adalah dengan melakukan promosi/pemasaran pariwisata yaitu dengan


32

menyelenggarakan beberapa event tahunan dan mengadakan kegiatan MICE kepada

para wisatawan yang akan mengadakan rapat atau pertemuan dan menginap di hotel-

hotel Kota Medan, serta selalu mengikuti setiap event atau kegiatan baik di dalam

maupun di luar Kota Medan berdasarakan undangan yang diterima.

Khusus dalam konteks tahun kunjungan wisata Kota Medan 2012 (Visit

Medan Years), pihaknya telah mengagendakan beberapa event berskala internasional.

Kegiatan itu, antara lain Festival Barongsai, Kejuaraan Paintball Indonesia Terbuka

2012, Festival Budaya Melayu, Ramadhan Fair dan pameran foto. Festival Barongsai

dan Kejuaraan Paintball Indonesia Terbuka digelar pada 23-24 Juni 2012, serta

diikuti belasan negara dari kawasan Asia Pasifik. Kepala Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Medan, Drs. Busral Manan, menjelaskan, Kejuaraan Paintball

Indonesia Terbuka diikuti 14 tim luar negeri dan 18 tim dari dalam negeri. Kegiatan

yang dipusatkan di Lapangan Benteng Medan tersebut digelar untuk

memasyarakatkan olahraga paintball di Medan sebagai olahraga rekreasi sekaligus

mempromosikan potensi wisata di kota ini. Selain itu keikutsertaan peserta luar negri

diharapakan menjadikan Medan semakin dikenal sebagai salah satu kota MICE.

Bersamaan dengan penyelenggaraan kejuaraan paintball, pihaknya juga

melaksanakan penggelaran kesenian dan budaya, pameran pariwisata dan industri

kerajinan rakyat, serta pameran foto. (https://www.medanmagazine.com)

Melihat semakin berkembangnya dunia kepariwisataan di Kota Medan saat ini

yang dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah arus kunjungan wisatawan

mancanegara ke Kota Medan maka Pemerintah Kota Medan berupaya terus

meningkatkan pemasaran kepariwisataan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata


33

Kota Medan. Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Medan, berdasarkan hasil wawancara dari Bapak Syofian, SE adalah

sebagai berikut:

1. Sebagaimana terdapat dalam sapta kebijakan, maka dalam rangka untuk lebih

memperluas jangkauan kepariwisataan, Disbudpar melakukan bermacam-

macam promosi, yang pada dasarnya teknik promosi harus dilakukan seperti

pembuatan brosur-brosur, poster, leafled, bookled, dan calendar of event.

2. Memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat di suatu daerah

wisata, agar dapat menerapkan sapta pesona (aman, tertib, bersih, sejuk,

indah, ramah, kenangan) dalam menerima kedatangan wisatawan nusantara,

sehingga akan timbul kesan yang baik.

3. Bekerjasama dengan Dinas Bina Marga untuk melakukan perbaikan dan

pelebaran jalan-jalan yang menuju ke objek wisata atau daerah wisata,

sehingga menemukan jalur pariwisata baru di dalam dan antar wilayah.

4. Memberi masukan dalam penambahan frekuensi dan jalur penerbangan dalam

dan luar negeri di Bandara Kuala Namu.

5. Mengadakan seminar-seminar dan rapat yang berfungsi untuk meningkatkan

dan mengembangkan kepariwisataan di Kota Medan melalui MICE di hotel-

hotel Kota Medan.

6. Mengikuti petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dari segala kegiatan

yang berhubungan dengan kepariwisataan.

7. Dengan menggalakkan “MEDAN BESTARI” yaitu Medan Kota Bersih,

Sehat, Tertib, Aman, Rapi, dan Indah.


34

8. Bekerjasama kepada badan-badan swasta yang bergerak di bidang

kepariwisataan, agar melaksanakan usaha pariwisatanya dengan tidak

melupakan kepentingan masyarakat banyak, selalu mengindahkan nilai-nilai

luhur bangsa, memperhatikan dampak-dampak yang mungkin akan timbul

dan pengaruh-pengaruh lainnya.

9. Menggali dan melestarikan nilai seni dan budaya daerah serta memelihara dan

melestarikan gedung bersejarah di Kota Medan, misalnya Gedung London

Sumatera dan Kantor Pos.

10. Mengikuti event/tourism bursa pariwisata International seperti : ITB

(International Travel Berlin) di Jerman, ATF (Asian Travel Forum), TIME

(Tourism Indonesia Mart & Expo), NATAS Fair (National Travel Association

Singapore Fair), Tong-Tong Fair di Amsterdam, Pasar Malam Indonesia di

Den Haag, Belanda.

11. Melakukan Familiarization Tour dengan mengundang Travel Writer dan Tour

Operator seperti Canada, Jepang, Singapore, Amerika, Inggris, dan beberapa

Negara Eropa Barat lainnya.

12. Mengirim/menyebarluaskan brochure, leaflet, folders, buku panduan tentang

objek wisata dan hotel-hotel di Kota Medan.

13. Mengikuti event-event yang ada baik itu didalam kota maupun luar kota,

seperti : Ramadhan Fair, Jakarta Fair, Pameran Pariwisata Jojga, Penang Fair,

Gebyar Pariwisata Nusantara di Jakarta, Pekan Raya Medan, Medan Expo,

Pekan Raya Jakarta, Olahraga Festival Wisata, Festival Layang-Layang,


35

Pameran Kendaraaan dan Barang-Barang Antik (Visit Medan Trail),

Silahturahmi Sultan dan Nusantara di Istana Maimoon.

14. Mengikuti event-event internasional dengan tujuan untuk memperkenalkan

kepariwisataan, mengikuti pameran-pameran yang diadakan yang mempunyai

hubungan dengan pariwisata.

15. Mengikuti program MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang salah satunya

terkait dalam bidang pariwisata dengan melakukan kegiatan pemasaran

pariwisata di Kota Medan.

16. Mengadakan program tahunan terbaru yaitu Festival Multi Etnis 2014.

4.3 Hal Yang Telah Dicapai Dalam Melakukan Upaya

Menurut Kotler (1993:421), fungsi pemasaran dalam organisasi seharusnya

tak hanya membuat rencana pemasaran yang efektif, tetapi juga melaksanakannya

dengan baik. Pelaksanaan pemasaran merupakan proses merealisasikan rencana

pemasaran ke usaha-usaha nyata, yang juga menunjukkan siapa mengerjakan apa,

kapan dan bagaimana. Dalam hal ini, Disbudpar telah melaksanakan upaya

pemasaran dan promosi dalam meningkatkan kunjungan wisatawan dan hasilnya

cukup efektif. Untuk mengetahui hal-hal yang telah dicapai oleh Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kota Medan memang agak sulit, tetapi Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Medan sudah memperlihatkan kinerja yang baik dalam hal
36

melakukan beberapa usaha dalam memajukan pariwisata di Kota Medan. Beberapa

hal yang telah dicapai oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dalam

melakukan upaya, menurut hasil wawancara dari pegawai Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata bidang Informasi, Bapak Armansyah, Amd (pada tanggal 4 Februari

2015), antara lain:

1. Telah berhasil menghimpun masalah-masalah kepariwisataan di Kota Medan

dan didiskusikan secara bersama-sama dengan instansi terkait serta telah

menghasilkan kesepakatan berbagai pihak terkait sehingga bermanfaat untuk

tindak lanjut membangun kepariwisataan di Kota Medan.

2. Telah berhasil mengidentifikasikan masalah-masalah yang menghambat

perkembangan kepariwisataan di Kota Medan, sekaligus memberikan cara

jalan keluar permasalahan tersebut.

3. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan telah membuat / mencetak

berbagai jenis promotional material pariwisata dan telah disebarluaskan ke

negara-negara sumber wisatawan (tourist generating countries), seperti

brocure, folders, road map, CD room dan lain-lain.

4. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan telah menjadi motor

penggerak kerja sama IMT-GT (Indonesia – Malaysia – Thailand Growth

Triangle) di mana dari sekian banyak working on group tourism merupakan

satu-satunya working group yang berhasil.

Berbagai hal lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu tetapi dapat diketahui

sangat bermanfaat bagi pengembangan kepariwisataan, antara lain : melakukan

kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan promosi pariwisata Kota Medan,


37

seperti mengundang tour operator, mengundang travel writer, kerja sama dengan

TV3 Malaysia, bekerjasama dan mempromosikan hotel-hotel di Kota Medan untuk

menyelenggarakan MICE bagi para wisatawan domestik untuk mengadakan

pertemuan dan menginap beberapa hari, menjaga serta memelihara infrastruktur dari

setiap bangunan bersejarah yang memiliki nilai jual yang tinggi.

4.4 Kendala-Kendala Yang Dihadapi Oleh Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Medan

Setelah melakukan upaya dan berbagai kegiatan, Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Medan mengalami beberapa kendala yang sampai saat ini belum

ditemukan solusinya. Berdasarkan hasil wawancara dari pegawai Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Bidang Promosi (pada tanggal 4 Februari 2015), Bapak Chris John

Ginting, SE, adapun kendala-kendala yang dihadapi Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata dalam melakukan upaya guna peningkatan jumlah wisatawan di Kota

Medan antara lain sebagai berikut :

1. Minimnya anggaran dari pemerintah Kota Medan sehingga menghambat

kegiatan promosi dan agenda yang sudah direncanakan.

2. Sulitnya berkoordinasi dengan instansi terkait di dalam upaya meningkatkan

kunjungan wisatawan di Kota Medan sehingga membuat pariwisata di Kota

Medan kalah ketinggalan dibandingkan dengan pariwisata di kota lain, seperti

Kota Bali, Bandung dan Yogyakarta.


38

3. Beberapa sarana pariwisata Kota Medan telah mengalami penurunan kualitas

pelayanannya, sehingga tidak dapat memuaskan perjalanan wisata dan

membuat wisatawan tidak merasa nyaman dalam perjalanannya.

4. Rendahnya sadar wisata masyarakat tentang pentingnya peran dan arti

kepariwisataan, sehingga menimbulkan masalah terhadap wisatawan yang

berkunjung ke Kota Medan.

5. Tingginya kriminalitas yang berdampak buruk bagi kepariwisataan di Kota

Medan yang membuat wisatawan mancanegara menjadi takut untuk

berkunjung.

Menurut hasil wawancara dari pegawai Bidang Informasi Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kota Medan (pada tanggal 4 Februari 2015), Bapak Mahmuzar, SS,

para wisatawan mengalami beberapa masalah dalam melakukan kegiatan wisata di

Kota Medan, adapun secara umum alasan-alasan mereka adalah :

1. Masalah lalu lintas

Lalu lintas Kota Medan padat, tidak teratur, banyak pedagang kaki lima yang

menyebabkan macet di jalan raya.

2. Masalah kebersihan

Masalah kebersihan kota juga menjadi indikator kepuasan wisatawan

mancanegara yang berkunjung ke Kota Medan, mereka menyatakan bahwa

Kota Medan tidak bersih, terdapat sampah berserakan dimana-mana.

3. Masalah polusi
39

Yang dimaksud polusi disini adalah terkait dengan polusi udara yang

dikeluarkan oleh kenderaan bermotor di jalan raya. serta keributan yang

ditimbulkan oleh suara knalpot kendaraan bermotor yang sangat mengganggu

pendengaran.

4. Masalah kenyamanan kota.

Kota Medan tidak merupakan kota yang nyaman, dimana terlihat ramainya

lalu lintas, tidak bersih dan polusi serta merupakan kota yang tidak rapi

(teratur).

5. Masalah karakter masyarakat Kota Medan

Sebagian para pengemudi kenderaan bermotor di Kota Medan tidak sabar,

tidak sopan dan tidak disiplin, tidak mengikuti peraturan sehingga lalu lintas

menjadi tidak teratur. Para wisatawan juga ada yang menyatakan bahwa

mereka juga mempunyai pengalaman ditipu oleh masyarakat Kota Medan.

4.5 Data Realisasi Kunjungan Wisatawan

Tingginya capaian target sektor pariwisata sepanjang tahun 2013 semakin

menguatkan bahwa prospek pariwisata yang semakin besar pada 2014. Tahun 2013

sektor pariwisata meraih kunjungan 8.802.129 wisata mancanegara atau tumbuh 9,42

persen. Data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin)

Kemenparekraf mencatat dalam dua bulan terakhir November dan Desember 2013

kunjungan wisatawan mancanegara mencapai rekor tertinggi masing-masing sebesar


40

807.422 dan 860.655 wisatawan. Kunjungan wisatawan pada Desember 2013 tumbuh

12,22 persen dibandingkan Desember 2012 hanyalah berjumlah 766.966 wisatawan.

Menurut UN-WTO selama periode 2005-2012 pertumbuhan wisatawan per

wilayah tertinggi adalah ASEAN sebesar 8,3 persen atau di atas pertumbuhan

pariwisata global sebesar 3,6 persen, sedangkan kontribusi ASEAN terhadap

pariwisata global mencapai 7,5 persen atau sebesar 90,2 juta wisatawan. UN-WTO

melihat bahwa prospek pariwisata ASEAN ke depan semakin cerah dengan proyeksi

pertumbuhan mencapai 10,3 persen pada 2030. Selain itu, untuk meningkatkan

kunjungan wisman, pemerintah bersama stakeholder berusaha meningkatkan

koneksitas penerbangan langsung dari negara sumber wisman ke destinasi pariwisata

di Indonesia, seperti yang dilakukan Hainan Airlines dengan membuka rute baru

Beijing-Denpasar, Bali mulai 15 Januari 2014. Semakin banyak penerbangan

langsung akan mendorong meningkatnya kunjungan wisatawan, hal ini karena lebih

dari 65 persen wisatawan yang datang ke Indonesia menggunakan transportasi udara.

(http//www.travel.kompas.com)

Kunjungan wisatawan mancanegara menunjukkan kenaikkan dalam beberapa

dasawarsa, sebagaimana yang diungkapkan oleh Santosa dalam Pitana (2005:6) :

Tahun 1969 Indonesia hanya dikunjungi oleh 86.067 wisman,


kemudian meningkat menjadi 2.051.686 tahun 1990, dan 5.064.217
tahun 2000. Sejak 1969 jumlah kunjungan wisman hanya mengalami
pertumbuhan negatif sebanyak empat kali, yaitu tahun 1982, 1998,
1999, dan 2001. Kedatangan wisman tersebut telah memberikan
penerimaan devisa yang sangat besar kepada Indonesia.

Kota Medan sebagai kota besar dan pintu gerbang masuk wisatawan tentu

memiliki pengaruh yang cukup besar dalam angka kunjungan wisatawan di


41

Indonesia. Pada Tahun 2009 tidak kurang dari 150 ribu orang, tahun 2010 tidak

kurang dari 170 ribu orang, dan tahun 2011 tidak kurang dari 190 ribu wisatawan

mancanegara datang ke Kota Medan. Angka ini terus bergerak naik dari tahun

sebelumnya. Faktor penyebab kenaikan tersebut antara lain dikarenakan situasi

kondisi keamanan dan politik dalam negeri yang cukup menguntungkan. Berbagai

kebijakan telah ditempuh Pemerintah Kota Medan di bidang kepariwisataan, terutama

kegiatan menyangkut peran Kota Medan sebagai pintu gerbang masuknya wisatawan

mancanegara.

Untuk menciptakan kondisi kepariwisataan yang nyaman, hingga kini Kota

Medan sendiri terus membenahi diri dengan mengembangkan pariwisata perkotaan

yang dapat menjadikan kota ini, tidak sekedar hanya tempat transit para wisatawan.

Sejumlah objek wisata terus dibenahi, sehingga layak juga untuk dikunjungi para

turis asing. Fasilitas wisata hotel, konvensi dan pusat-pusat perbelanjaan juga

didorong pemerintah untuk tumbuh pesat.

Adapun data realisasi kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Medan

pada tahun 2009 s/d 2014 yang didata dari Kantor Imigrasi Kota Medan dan diolah

kembali oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan terdaftar pada tabel 4.5

berikut:
42

Tabel 4.5 Data Realisasi Kunjungan Wisatawan Ke Kota Medan

TAHUN 2009 S/D 2014

TAHUN
NO BULAN
2009 2010 2011 2012 2013 2014

1. JANUARI 11.811 13.351 13.101 16.440 15.107 19.692

2. FEBRUARI 9.411 14.985 14.850 16.154 17.572 19.109

3. MARET 14.721 16.008 15.934 19.798 18.642 19.207

4. APRIL 11.822 14.219 15.392 16.959 15.649 16.676

5. MEI 13.061 15.031 16.978 18.664 21.308 20.316

6. JUNI 14.586 16.141 16.247 17.117 21.264 19.972

7. JULI 14.223 15.244 17.926 16.424 16.306 17.182

8. AGUSTUS 12.325 12.825 13.459 15.519 16.930 17.843

9. SEPTEMBER 10.111 13.319 15.129 17.395 18.857 18.589

10. OKTOBER 12.068 13.791 15.812 15.946 17.978 21.725

11. NOVEMBER 12.397 13.616 20.330 21.969 25.615 23.578

12. DESEMBER 16.479 17.038 22.604 22.357 28.770 29.752

JUMLAH 153.015 175.568 197.762 214.742 233.998 243.641

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan (2015)

Dari data tabel 4.5 di atas, menunjukkan bahwa jumlah wisatawan yang

berkunjung ke Kota Medan mengalami peningkatan setiap tahunnya, meskipun pada

tahun 2012 telah dilakukan program khusus dalam promosi pariwisata pada event

Visit Medan Year 2012 tidak mencapai target yaitu sebanyak 250.000 orang.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah meninjau, mempelajari dan menganalisis tentang Upaya Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan Dalam Meningkatkan Kunjungan

Wisatawan di Kota Medan, maka penulis mengambil kesimpulan dan saran yang

kelak dapat berguna bagi kepariwisataan di Kota Medan dalam menetapkan

kebijaksanaan untuk memasarkan kepariwisataan di Kota Medan untuk meningkatkan

jumlah kunjungan wisatawan baik dalam maupun luar negeri pada masa-masa yang

akan datang.

1. Di dalam dunia pariwisata kegiatan promosi memiliki fungsi dan peran penting

yaitu sebagai sumber dan penyalur informasi tentang objek dan daya tarik

wisata bagi calon wisatawan, sehingga dapat menarik peminat wisatawan untuk

berkunjung.

2. Pemberian / informasi yang disajikan di dalam kegiatan promosi membentuk

opini dan sikap perilaku calon wisatawan di dalam menentukan daerah / negara

tujuan wisata.

3. Promosi pariwisata memiliki peran penting di dalam dunia kepariwisataan,

dimana dapat mempengaruhi jumlah / arus kunjungan wisatawan ke suatu

daerah / negara apabila informasi yang disajikan adalah informasi yang baik dan

menarik tentang suatu objek dan daya tarik wisata tersebut.

43
44

4. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dalam usaha mempromosikan

kepariwisataan di Kota Medan belum dapat sepenuhnya menjalankan fungsi dan

perannya secara optimal, karena belum memiliki faktor-faktor yang memadai.

5. Informasi yang disajikan dalam promosi pariwisata belum cukup memadai dan

kurang pengembangannya, khususnya dalam bidang pemasaran melalui situs

resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, sehingga wisatawan sulit

mencari informasi.

5.2 Saran

Dengan mengamati hasil penelitian dan kesimpulan, maka disusun saran yang

diharapkan dapat membantu usaha peningkatan peran promosi di dalam mendorong

pertumbuhan kepariwisataan Kota Medan sebagai berikut :

1. Agar dapat menjadikan Kota Medan sebagai kota wisata tentu saja terdapat

beberapa faktor yang harus dibenahi dalam mengangkat citra pariwisata Kota

Medan salah satunya adalah keseriusan pemerintah Kota Medan membenahi

objek wisata di Kota Medan, mempromosikan objek wisata, dan memperbaiki

infrastruktur yang belum optimal.

2. Kota Medan memiliki banyak potensi namun potensi ini menjadi tenggelam

karena belum ada yang menggali. Salah satu cara untuk memulai penggalian

potensi wisata Kota Medan sebagai ikon wisata Indonesia adalah dengan

sedikit demi sedikit memperbaiki berbagai sarana dan prasarana. Jalan raya

Kota Medan sudah saatnya mulai diprioritaskan. Selain itu, promosi tentang
45

berbagai destinasi wisata Kota Medan selayaknya disebarkan di dunia maya

dan dengan teratur selalu diperbaharui.

3. Kemajuan wisata Kota Medan harus disadari oleh segenap warga dan dengan

adanya kampanye sadar wisata menjadikan seluruh warga Kota Medan

menjadi satu sinergi bersama-sama dengan pemerintah Kota Medan

mengembangkan Kota Medan sebagai salah satu kota wisata di Indonesia.

4. Kota Medan seharusnya mempunyai agenda pariwisata, misalnya

menampilkan seni dan budaya etnis di kota itu khususnya Batak dan Melayu

yang bisa ditonton wisatawan seperti halnya apabila wisatawan ke Yogyakarta

atau daerah lain. Jika pemerintah Kota Medan dapat mempersiapkan

semuanya maka tak dapat dipungkirin bahwa Kota Medan akan menjadi

tujuan wisata bagi para pengunjung dari seluruh mancanegara.

5. Pengembangan pariwisata tidak bisa terlepas dari sarana dan prasarana

pendukungnya, sehingga pemerintah daerah dituntut untuk lebih

memperhatikan apabila ingin pariwisata bisa maju dan berkembang.

Keberhasilan pengembangan pariwisata ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu

tersedianya obyek dan daya tarik wisata, adanya fasilitas aksesbilitas yaitu

sarana dan prasarana yang memungkinkan wisatawan mengunjungi suatu

daerah atau kawasan wisata dan tersedianya fasilitas amenities yaitu sarana

kepariwisataan yang dapat memberikan kenyamanan pelayanan kepada

masyarakat. Oleh karena itu, maka sangat penting sekali sarana dan prasarana

pendukung pariwisata dalam menunjang keberhasilan pengembangan

pariwisata, sehingga merupakan suatu keharusan bagi pemerintah untuk


46

menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dalam rangka

pengembangan pariwisata.

6. Perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas sumber daya

alam. Dalam hal ini sumber daya manusia memegang peranan yang penting

dalam pengembangan pariwisata. Suatu kegiatan tanpa didukung oleh adanya

sumber daya manusia yang berkualitas, maka akan banyak mengalami

hambatan dalam pelaksanaannya.

7. Adanya suatu jaminan keamanan dan pemberian pelayanan prima kepada

para wisatawan. Untuk dapat mengembangkan pariwisata diperlukan adanya

manajemen pelayanan tersendiri. Wisatawan merupakan pelanggan yang

harus dilayani secara baik dan memuaskan sehingga mereka mempunyai

kesan tersendiri dan akhirnya mempunyai keinginan untuk berkunjung

kembali.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Bahar, Herman. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta.

Damanik, Janianton dan Weber, Helmut. 2006. Perencanaan Ekowisata Dari Teori

ke Aplikasi. Yogyakarta: PUSPAR UGM dan Andi.

Karyono, A. Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta : Grasindo

Kotler, Philip. 1993. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi

dan Pengendalian. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Kotler, Philip. 1995, Managemen Pemasaran. Jakarta :Salemba Empat

Kotler, Philip. 1999. Manajemen Pemasaran di Indonesia I. Jakarta : Salemba Empat

Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata. Jakarta :Pradnya Paramita

Pitana, I. Gde. dan Putu G, Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta :Andi

Pitana, I Gde. dan Surya Diarta, I Ketut. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.

Yogyakarta : Andi.

Wahab, Salah. 1989. Tourism Management. Jakarta :Pradnya Paramita.

Yoeti, Oka A. 1985. Budaya Tradisional yang Nyaris Punah. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Yoeti, Oka A, 1993. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung :Angkasa.

Yoeti, Oka A, 1996. Pemasaran Pariwisata. Bandung :Angkasa.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan

48
DATA INFORMAN

1. Syofian, SE

Kepala Seksi Indormasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan

2. Mahmuzar, SS

Staff Seksi Informasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan

3. Armansyah, Amd

Staff Seksi Informasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan

4. Chris John Ginting, SE

Staff Bidang Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan

47

Anda mungkin juga menyukai