Anda di halaman 1dari 15

BATANG (CAULIS)

Struktur Batang Tumbuhan


Batang adalah organ pokok pada golongan tumbuhan Cormophyta disamping
akar dan daun.
Batang berasal dari pertumbuhan batang lembaga (caulicle) tumbuhan berbiji.
Pada tumbuhan paku berasal dari bagian kutub batang pada jaringan embryo.
Pada Thallophyta tubuh tumbuhan belum memiliki organ akar, batang, dan daun,
seperti halnya pada tumbuhan ganggang (Algae), dan pada tumbuhan lumut hati
(Hepaticopsida) serta lumut tanduk (Anthocerotopsida), tetapi pada lumut daun
(Bryopsida) telah memiliki batang dengan struktur morfologi yang sederhana.

ganggang Spyrogyra

Lumut hati (Hepaticopsida)

Lumut tanduk (Anthoceros) lumut daun


Batang pada tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji
(Spermatophyta) memiliki bagian buku batang dan ruas. Kuncup atau tunas
(gemma), daun, serta bunga pada umumnya tumbuh pada buku batang dengan tata
letak yang beragam. Kuncup pada batang berdasarkan posisi pada batang dapat
dibedakan antara kuncup ujung (gemma terminalis) dan kuncup samping (gemma
aksilaris). Berdasarkan perkembangannya kuncup dapat dibedakan antara kuncup
daun (cabang) (gemma foliifera), kuncup bunga (gemma floriifera), dan kuncup
campuran (gemma mixta).
Kuncup pada batang tumbuhan kadang bersifat dorman karena pengaruh
hormon tumbuh yaitu kuncup tidur. Bilamana batang dipotong maka kuncup tidur
(gemma nicta) akan “bangun” (tumbuh kembali). Disamping itu terdapat kuncup
yang letaknya tidak pada batang, tetapi sembarang tempat pada bagian tubuh
tumbuhan, sehingga disebut kuncup liar (gemma adventicious), antara lain:
1. Kuncup di akar,tumbuh di bagian akar dan berfungsi sebagai calon tumbuhan
baru, misalnya pada Ficus spp., dan kluwih, sukun, nangka (Artocarpus spp.)
(Moraceae).
2. Kuncup di tepi daun, tumbuh ditepi daun yaitu di ujung cabang tulang daun,
tumbuh menjadi individu baru (memiliki akar), misal pada cocor bebek
(Kalanchoe pinnata).
3. Kuncup di ujung daun, tumbuh di ujung ibu tulang daun, berkembang menjadi
individu baru, misalnya pada “running fern” (Campyllotropus).

Berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan kuncup daun (cabang) batang pokok


pada tumbuhan dibedakan 3 tipe, yaitu:
1. Monocaulis, yaitu batang yang pertumbuhannya didominir oleh kuncup ujung,
kuncup lateral mereduksi atau berkembang menjadi perbungaan, sehingga
terbentuk struktur batang tunggal. Batang monocaulis ini dapat dibedakan
menjadi 2 macam yaitu:
1.1. Monocaulis monocarpi, apabila kuncup ujung pada umur tertentu
berubah menjadi perbungaan terminal, sehingga otomatis pertumbuhan
batang terhenti, misalnya pada keluarga pisang (Musaceae), empon-empon
(Zingiberaceae), garut (Maranthaceae), ganyong (Cannaceae), dan jenis
palem sagu (Metroxylon sagoo).
1.2. Monocaulis polycarpi, apabila kuncup ujung tetap berfungsi, tetapi
kuncup samping berubah menjadi perbungaan, misalnya kelapa (Cocos
nucifera), dan aren (Arenga pinnata).

Arenga pinnata

2. Monopodial, yaitu batang yang pertumbuhannya didominir oleh kuncup ujung,


kuncup lateral tumbuh, tetapi pertumbuhannya kurang baik dibandingkan
kuncup ujung, disini batang pokok akan nampak jelas, misalnya sengon
(Paraserianthes falcataria), jati (Tectona grandis).

Mangifera indica
3. Sympodial yaitu batang yang pertumbuhannya didominir oleh kuncup samping,
kuncup ujung pertumbuhannya lambat atau tereduksi, sehingga dapat
menimbulkan tipe percabangan dichotomus (menggarpu), misalnya paku resam
(Gleichenia spp).

Imperata cylindrica Gleichenia linearis

Batang tumbuhan dapat tidak berkayu (herbaceus) misalnya pisang (Musa


paradisiaca), patikan (Euphorbia hirta), dan berkayu (lignosus) misalnya jati
(Tectona grandis).
Batang berkayu dimiliki oleh tumbuhan yang perawakan (habitus) semak (shrub)
dan pohon (trees).
Batang tidak berkayu yang memiliki ruas panjang dapat dibedakan antara tipe batang
mendong (calamus) ruas batang panjang dan pejal, misalnya rotan (Calamus
ornatus) serta rumput (calmus) ruas batang panjang dan berongga, misalnya padi
(Oryza sativa).

rotan

Batang pokok tumbuhan berdasarkan akan membentuk cabang batang


(ramus) yang tumbuh dari kuncup samping (lateral), dan cabang batang tersebut juga
memiliki kuncup ujung serta kuncup samping.
Kuncup yang tumbuh dan memiliki sifat biologik yang sama disebut kaulomer
(caulomer), dapat bertipe monokarpi atau polikarpi.

Arah tumbuh cabang batang memiliki dua tipe yaitu tegak (ototrop) dan
mendatar (flagiotrop), tetapi dalam perkembangannya arah tumbuh cabang batang
terhadap batang pokok dapat diidentifikasi menjadi lima pola, yaitu tegak, condong
ke atas, tegak, menggantung, dan condong ke bawah. Bagi tumbuhan yang
batangnya sangat kecil dapat memiliki percabangan dengan sistem geragih (stolon)
di bawah tanah misalnya teki (Cyperus rotundus) atau di atas tanah misalnya
pegagan (Centella asiatica).
Dalam pertumbuhannya cabang batang dan cabang-cabang batang (ramulus) dapat
dibentuk tumbuhan secara terus menerus (continu), atau berselang waktu (rythmis)
misalnya ketapang (Terminalis cattapa).

Pola pertumbuhan kuncup pada batang akan membentuk bentuk tajuk dan arsitektur
percabangan batang tumbuhan.

Bentuk Batang.
Tumbuhan Dicotyledoneae umumnya mempunyai batang bagian bawah lebih
besar, makin ke ujung mengecil, bercabang-cabang atau tidak. Tumbuhan
Monocotyledoneae umumnya mempunyai diameter relatif sama dari sama dari
pangkal ke ujung; kecuali pada Palmae bagian pangkal tampak membesar.
Pengamatan bentuk batang biasanya berdasarkan pada penampang
melintangnya. Berdasarkan bentuk penampang melintangnya, dibedakan:
1. Bulat (teres), misalnya pada kelapa (Cocos nucifera L.), bambu (Bambusa
sp).
2. Bersegi (angularis), dibedakan :
a. Bangun segitiga (triangularis), misalnya batang teki (Cyperus rotundus).
b. Bangun segiempat (quadrangularis), misalnya batang markisa (Passiflora
quadrangularis L.), iler (Coleus scutellarioides Benth.).

3. Pipih dan biasanya melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas daun,
dibedakan:
a. Filokladia (phyllocladium), bila sangat pipih dan mempunyai
pertumbuhan terbatas. Misalnya jakang (Muehlenbeckia platyclada
Meissn.).

b. Kladodia (cladodium), bila tumbuh terus dan mengadakan percabangan.


Misalnya kaktus (Opuntia vulgaris Mill.).
Permukaan batang mempunyai sifat:
1. Licin (laevis), misalnya batang jagung (Zea mays L.).
2. Berusuk (costatus), misalnya batang iler (Coleus scutellarioides Benth.),
pada bagian permukaan terdapat rigi-rigi yang membujur.
3. Beralur (sulcatus), misalnya batang Cereus peruvianus (L.) Haw., pada
bagian membujur batang terdapat alur-alur yang jelas.

4. Bersayap (alatus), misalnya batang ubi (Dioscorea alata L.) dan markisa
(Passiflora quadrangularis L.), mempunyai batang bersegi disertai pelebaran
tipis pada sudut-sudutnya.
Permukaan batang dapat:
1. Berambut (pilosus), misalnya batang tembakau (Nicotiana tabacum L.).

2. Berduri (spinosus), misalnya batang mawar (Rosa sp).

3. Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya batang papaya (Carica


papaya L.), batang kelapa (Cocos nucifera L.).

4. Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, misalnya batang nangka


(Artocarpus integra Merr.), batang kluwih (Artocarpus communis Forst.)
5. Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya batang sengon (Albizzia
stipulate Boiv.).
6. Keadaan-keadaan lain, misalnya pada batang jambu biji (Psidium guajava
L.), batang kayu putih (Melaleuca leucadendron L.) terlihat adanya kerak
yang terlepas (bagian kulit yang mati).

AKAR (RADIX)
Struktur Morfologi Akar Tumbuhan
Pada pembagian lima dunia mahluk, tumbuhan dikelompokkan berdasarkan
perilaku melekat di habitat, dapat menggunakan akar pelekat (stipe) misalnya
tumbuhan ganggang (Algae), risoid (rhizoid) misalnya pada tumbuhan lumut
(Bryophyta), atau akar (radix) pada tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan
berbiji (Spermatophyta). Akar pelekat pada tumbuhan ganggang merupakan
kumpulan massa sel yang berfungsi untuk melekat dan bukan untuk absorbsi air serta
unsur hara, risoid merupakan penonjolan sel-sel yang bersambungan menjadi bentuk
benang yang secara struktural dapat dipersamakan dengan rambut akar (pilus
radicalis) pada tumbuhan berbiji.

Akar tumbuhan berbiji memiliki sifat-sifat antara lain:


1. Merupakan struktur berbentuk silindris (pipa) tidak memiliki buku (node)
dan ruas (internode).
2. Tidak memiliki zat warna hijau daun.
3. Pertumbuhan geotropis positif.

Akar tumbuhan berbiji tumbuh dari lembaga, yaitu bagian akar lembaga
(radicula) membentuk akar primer (radix primarius). Akar primer pada kelas
tumbuhan berkeping dua (Dicotyledoneae) tumbuh dan berkembang menjadi batang
akar (corpus radici) yang bercabang, membentuk sistem akar tunggang (fibrous
root system), sedang pada kelas tumbuhan berkeping satu (Monocotyledoneae) akar
primer mereduksi sehingga akar tumbuh pada buku-buku batang membentuk sistem
akar serabut (adventitious root system).
Percabangan yang langsung dari batang akar pada Dicotyledoneae disebut
akar lateral (radix lateralis), percabangan yang bersumbu pada akar lateral disebut
serabut akar (fibrilla radicalis). Serabut akar memiliki percabangan bertingkat
sehingga pada tumbuhan dapat diidentifikasi adanya serabut akar tingkat 1, 2, 3, dst.
Secara morfologi setiap ujung akar memiliki jaringan pelindung yaitu tudung akar
(calyptra) yang dapat menembus batuan secara fisik atau kimia. Sel epidermis setiap
bagian akar dapat tumbuh menjadi prosesus seluler yang disebut rambut atau bulu
akar.

BAGIAN-BAGIAN LAIN PADA TUMBUHAN, METAMORFOSA AKAR,


BATANG DAN DAUN

Bagian tumbuhan lainnya dapat berupa:


1. Akar rimpang (rhizoma), umbi (tuber) dan umbi lapis (bulbus).
Akar rimpang merupakan metamorfosa (penjelmaan, perubahan bentuk) dari
batang dan atau akar dan atau daun. Akar rimpang merupakan organ yang
membengkak, umumnya menjadi tempat penimbunan makanan cadangan, dan dapat
bermanfaat sebagai alat perkembangbiakan.
a. Akar rimpang atau akar tongkat (rhizoma).
Akar rimpang sesungguhnya adalah batang beserta daun-daunnya yang
terdapat di dalam tanah, bercabang-cabang dan tumbuh mendatar, dari
ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di atas tanah dan dapat
membentuk tanaman baru. Akar rimpang bermanfaat sebagai alat
perkembangbiakan dan tempat penimbunan makanan cadangan. Misalnya
pada tanaman ganyong (Canna edulis Ker.), garut (Maranta arundinacea L.).
Bukti bahwa organ ini merupakan penjelmaan dari batang adalah:
- Beruas-ruas, berbuku-buku, sedangkan akar tidak pernah bersifat
demikian.
- Berdaun, tetapi daun telah menjelma menjadi sisik-sisik.
- Mempunyai kuncup-kuncup.
- Tumbuhnya tidak ke pusat bumi atau air, kadang-kadang ke atas dan
muncul di atas tanah.

b. Umbi (tuber).
Umbi merupakan suatu bangunan yang membengkak, bulat, seperti kerucut
atau tidak beraturan dan berfungsi sebagai tempat penimbunan makanan.
Umbi merupakan penjelmaan batang atau akar. Dibedakan atas umbi akar dan
umbi batang.

Umbi batang (tuber caulogenum). Umbi


batang merupakan metamorfosa batang, karena
masih terlihat adanya kuncup-kuncup (mata)
yang dapat bertunas dan menghasilkan tanaman
baru.
Umumnya umbi batang tidak mempunyai sisa-
sisa daun atau metamorfosanya, permukaan
tampak licin, buku-buku batang dan ruas-
ruasnya tidak jelas sehinggga disebut juga
sebagai umbi telanjang (tuber nudus).
Misalnya pada kentang (Solanum tuberosum
L.), ketela rambat (Ipomoea batatas Poir.).

Pada beberapa jenis tanaman dapat ditemukan


umbi katak (katibug atau tuber accessorium
atau tuber caulinare) yang terletak di atas
tanah, umumnya pada batang, dan biasanya di
tempat itu terdapat bunga.
Umbi katak termasuk umbi batang karena
ditemukan kuncup yang dapat tumbuh
menjadi tunas.
Misalnya pada ubi (Dioscorea alata L.),
gembili (Dioscorea aculeata L.).
Umbi akar (tuber rhizogenum), bila umbi
merupakan metamorfosa akar. Karena umbi
akar tidak pernah mempunyai daun, maka
umbi yang berasal dari akar selalu berupa
umbi telanjang.
Umbi akar dapat nerupakan metamorphosis
dari akar tunggang, misalnya umbi akar lobak
(Raphanus sativus L.), bangkuwang
(Pachyrrhizus erosus Urb.); atau akar serabut,
Gambar . Umbi akar. misalnya ubi kayu
(Manihot utilissima Pohl.), dahlia (Dahlia
variabilis Dewf.).
Umbi akar tidak berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan. Umbi dahlia dapat tumbuh
membentuk tanaman baru hanya bila disertai
sebagian dari pangkal batang; dari pangkal
batang ini akan tumbuh tunas menjadi tanaman
baru.

PENYANDRAAN ATAU PERTELAAN (DESKRIPSI, DESCRIPTIO)


Pertelaan adalah teknik penggambaran sifat-sifat tumbuhan dalam tulisan
verbal, yang dapat dilengkapi dengan gambar, data penyebaran, habitat, dan manfaat
dari golongan tumbuhan yang dimaksud.
Pertelaan golongan tumbuhan dapat pada tingkat suku, marga, jenis dan dibawah
tingkat jenis, serta dilakukan untuk populasi dalam wilayah penyebaran dan bukan
diperuntukkan bagi individu.
Pertelaan memiliki aturan baku, yang harus diikuti oleh pelaku pertelaan tumbuhan,
antara lain, pertelaan harus dilakukan dari:
1. Ketentuan umum untuk tumbuhan (obyek)
1.1. Hal yang bersifat umum ke khusus, sehingga perawakan harus
dipertelakan terlebih dulu.
1.2. Dari bagian pangkal ke ujung.
1.3. Dari luar ke dalam.
1.4. Dari organ ke bagian organ.
2. Menggunakan istilah baku botani.
3. Pengaturan kalimat sederhana, tanda kata sambung (tipe telegraf).
4. Dapat menyertakan keterangan lain yang dapat menjadi informasi bagi pengguna
tumbuhan.

Berikut adalah petunjuk untuk menyusun pertelaan lengkap suatu jenis tumbuhan:
1. Perawakan (habitus), disebutkan perawakan pohon, semak, herba (terna).
Ukuran perawakan, kemudian umur satu, dua, dan sepanjang tahun.
Kemudian sebut apakah ada bentuk metamorfose, misalnya rimpang, umbi,
dll.
2. Akar, sistem perakaran, bagian akar, adanya akar khusus, dll.
3. Batang, tipe batang pokok, percabangan batang, arah tumbuh, posisi kuncup
pada batang,alat tambahan, dll.
4. Daun, majemuk atau tunggal, tangkai, helaian meliputi bentuk, ukuran,
bentuk pangkal, tepi, ujung, pertulangan, alat tambahan, dll.
5. Bunga,posisi bunga,penyerbukan, perbunggan (bunga majemuk),aksisbunga,
daun pelindung, daun kelopak, daun mahkota, benang sari, putik. Pertelaan
bunga ini selalu menyertakan data mengenai bentuk, ukuran, warna, alat
tambahan, dll.
6. Buah, tipe buah, bagian buah, bentuk, ukuran, warna, dll.
7. Biji, bentuk, ukuran, warna, dll.

Pertelaan disamping hal pokok di atas dapat diberi informasi tambahan, misalnya:
1. Asal usul dari tumbuhan yang dimaksud.
2. Habitat atau alamat tempat tumbuh dari suatu takson tumbuhan.
3. Keragaman di dalam populasi jenis, misalnya dijumpainya varietas, forma,
dll.
4. Data penyebaran atau agihan geografik.
5. Manfaat dan data pendukungnya, misalnya bila berkhasiat obat senyawa
kimia aktifnya disebutkan beserta rumus bangunnya.
6. Gambar atau ilustrasi dari contoh populasi yang dimaksud.

Anda mungkin juga menyukai