PRE-KLINIK ENDODONTIK
Nama Mahasiswa:………………………………….
No. BP :………………………………….
Disusun Oleh:
2. Responsi 4
4. UTS 10
6. Pulpotomi gigi 16 / 26 15
2
PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI
INSISIVUS SENTRALIS MAKSILA
3
Gambar 1. Preparasi akses korona
1. Posisi duduk operator untuk preparasi gigi incisivus sentralis maksila adalah
posisi jam 7-8. contra angle dipegang dengan pegangan pens graps / modified
pens graps (dengan jari manis dan kelingking bertumpu pada mandibula).
Pembukaan kamar pulpa gigi molar satu mandibula dimulai dari sentral fossa
dengan endo akses bur diarahkan sedikit ke distal, karena biasanya saluran distal
lebih lebar. Setelah menembus ke kamar pulpa, atap kamar pulpa dibuang dengan
menarik endo akses bur kearah oklusal sambil ditahan tetap berkontak dengan
dinding dentin.
4
2. Bur diamendo digunakan untuk menghilangkan undercut dan membuat divergen
ke arah oklusal. Gambaran potongan melintang akses kavitas korona berbentuk
divergen ke arah oklusal. Bentuk garis luar akses kavitas korona dan orifis saluran
akar molar satu mandibula dilihat dari arah oklusal biasanya seperti trapesium.
5
GIGI PREMOLAR MANDIBULA
1. Posisi duduk operator untuk preparasi gigi incisivus sentralis maksila adalah
posisi jam 7 – 8. Bentuk OLF: Oval. Arah masuk dilakukan dengan endo akses
bur yang diletakkan sejajar sumbu gigi ditengah permukaan oklusal sampai
menembus atap pulpa. Dengan endo akses bur seluruh atap pulpa di ambil dengan
gerakan dari arah kamar pulpa ke arah oklusal.
2. Penyelesaian akhir pembukaan atap pulpa dapat dilakukan dengan bur diamendo.
Akses kavitas korona berbentuk divergen ke arah oklusal.
3. Gambar potongan melintang akses kavitas korona berbentuk divergen kearah
oklusal dan bentuk garis luar akses kavitas korona dilihat dari arah oklusal
6
Gambar 6. Preparasi akses korona gigi Premolar mandibula
7
Gambar 8. Preparasi akses korona gigi Molar Maksilla
GIGI PREMOLAR MAKSILA
1. Posisi duduk operator untuk preparasi gigi insisivus sentralis maksila adalah
posisi jam 11. Arah masuk dilakukan dengan endo akses bur yang diletakkan
sejajar sumbu gigi di tengah permukaan oklusal sampai menembus atap pulpa.
Dengan bur seluruh atap pulpa diambil dengan gerakan dari kamar pulpa ke arah
oklusal.
2. Penyelesaian akhir pembukaan atap pulpa dapat dilakukan dengan bur diamendo.
Gambaran potongan melintang akses kavitas korona berbentuk divergen ke arah
oklusal dan bentuk garis luar akses kavitas korona dilihat dari arah oklusal.
8
Gambar 11. Preparasi akses korona Premolar maksilla
9
Gambar 12. Kesalahan yang sering terjadi
KESIMPULAN:
Berikut bentuk topografi/OLF gigi geligi Mandibula dan Maksilla:
B. EKSTIRPASI
Ekstirpasi dilakukan menggunakan barbed broach (jarum ekstirpasi).
Besarnya jarum sedikit lebih kecil dari saluran akar. Jarum ekstirpasi dimasukkan
ke dalam saluran akar dan diputar maksimal 360° dan kemudian ditarik ke luar.
Pada pulpa vital sebaiknya jaringan gigi keluar secara utuh. Praktikum ini
menggunakan gigi yang sudah non vital, sisa-sisa jaringan pulpa biasanya sudah
hancur atau berupa serpihan-serpihan. Untuk gigi non vital yang jaringan
10
pulpanya sudah hancur maka pembuangan sisa jaringan pulpa dilakukan dengan
debridement menggunakan larutan irigasi berulang-ulang.
D. PREPARASI BIOMEKANIS
Preparasi biomeknis dilakukan dengn cara Preparasi Step Back:
Langkah-langkah preparasi Step Back:
1. Seluruh K-File dipasang stopper sepanjang panjang kerja, kemudian K-File
ditancapkan pada transfer spons yang sudah dibasahi dengan alkohol 70%
2. Tentukan IAf (Initial Apical File): Instrumen terbesar pertama yang masuk
sepanjang panjang kerja sesuai diameter gigi masing-masing.
Cara mencari IAF:
Coba masukkan satu persatu secara berurutan file mulai dari nomor terkecil
sampai ditemukan file terbesar pertama yang tidak bisa masuk sepanjang panjang
kerja. IAF adalah satu nomor lebih kecil dari file tersebut.
3. Preparasi biomekanis dimulai dari preparasi 1/3 apikal dilakukan dari IAF
dilanjutkan dengan file bernomor selanjutnya secara berurutan. Misalnya IAF
nomor 25 dilanjutkan dengan file no. 30, 35, 40,….dst.
4. Preparasi biomekanis harus selalu dilakukan pada saluran akar dalam keadaan
basah. Lakukan irigasi saluran akar dengan spuit yang berisi aquades sebanyak
2 ml pada setiap pergantian nomor instrumen. Pada jarum irigasi, ujung bevel
jarum sedikit dibengkokkan. Ketika mendeponir larutan irigasi, harus ada ruangan
11
antara jarum dan dinding saluran akar, agar larutan irigasi dapat mengalir keluar
orifis. Larutan irigasi merembes keluar dan diabsorbsi dengan kain kasa steril,
untuk memonitor pengambilan debris dari saluran akar
5. File digerakkan dengan gerakan filling, yaitu gerakan memasukkan K-File ke
dalam saluran akar sepanjang panjang kerja, diputar 1/4 putaran atau lebih
kemudian file di tarik ke luar sambil ujung instrument menekan dinding saluran
akar. Gerakan ini diulang beberapa kali sampai cutting blade / ulir pemotong
tidak tertahan lagi dalam saluran akar. Selanjutnya cutting blade dibersihkan
dengan cara membenamkan file tersebut ke dalam transfer spons yang berisi
alkohol 70%.
6. Preparasi 1/3 apikal dihentikan pada praktikum ini setelah minimal 3 nomor dari
IAF atau dicapai MAF (Master Apical File). MAF yaitu file terbesar yang
digunakan yang mencapai panjang kerja. Untuk memudahkan kontrol pengisian
(obturasi), pada praktikum ini ditentukan MAF minimal gigi insisivus no. 50.
7. Preparasi 2/3 koronal (Preparasi tahap II) dilanjutkan dengan metode Step Back.
Digunakan file satu nomor lebih besar dari MAF dengan panjang kerja dikurang 1
mm (-1mm), kemudian dilanjutkan dengan file nomor berikutnya dengan panjang
kerja dikurangi lagi 1 mm. Preparasi dilakukan sampai minimal 3 nomor dari
MAF (jika sudah ditemukan debris saluran akar white dentin)
8. Setelah TAHAP II selesai, selanjutnya untuk membentuk saluran akar seperti
corong dilakukan preparasi dengan hedstroem sebesar MAF dengan panjang kerja
awal,kemudian saluran akar diirigasi lagi kemudian dikeringkan dengan paper
point untuk persiapan pembuatan Master Point (Master Gutap = Gutap primer)
12
(mm) (mm)
IAF= 25 23 mm 2 ml IAF=25 23 mm 2 ml
30 23 mm 2 ml 30 22 mm 2 ml
35 23 mm 2 ml R/ 25 23 mm 2 ml
40 23 mm 2 ml 35 21 mm 2 ml
MAF=45 23 mm 2 ml R/ 30 22 mm 2 ml
40 20 mm 2 ml
R/ 35 21 mm 2 ml
MAF=45 19 mm 2 ml
R/ 40 20 mm 2 mm
MAF= apabila debris hasil preparasi berwarna putih dentin (white dentin)
Tujuan Rekapitulasi:
1. untuk menghilangkan undercut pada dinding saluran akar
2. untuk menghindari penumpukan debris pada 1/3 apikal.
13
Untuk mendapatkan penutupan yang kedap terhadap kontaminasi saliva dan masuknya
mikroorganisme (hermetic seal), maka kavitas ditutup dengan tumpatan sementara, dan
contoh obat sterilisasi saluran akar yang dipakai pada praktikum ini adalah ChKM. Cara
penempatan ChKM dalam kavitas:
1. Cotton pellet steril dijepit dengan pinset, ditempatkan pada ujung pipet yang berisi
ChKM / pulperyl (pipet tidak dipencet), sampai terlihat ada sedikit serapan ChKM /
pulperyl pada cotton pellet.
2. Letakkan cotton pellet didalam kamar pulpa, diatasnya deberi kapas kering steril tipis
kemudian terakhir ditutup dengan pasta zinc oxide eugenol (Cavit/caviton) sebagai
tambalan sementara.
Diklinik, penggunaan cavit sebagai tumpatan sementara cukup baik untuk mendapatkan
hermetic seal.
14
G. PENGISIAN SALURAN AKAR (OBTURASI) DENGAN TEKNIK
KONDENSASI LATERAL.
Cara obturasi saluran akar dengan teknik kondensasi lateral: (Gambar 10)
1. Dinding saluran akar dilumuri dengan sealer saluran akar menggunakan jarum lentulo
yang dilengkapi stoper karet. Oleskan pasta pada lentulo, masukan lentulo sampai
apikal dan putar berlawanan arah dengan jarum jam ketika menariknya kembali.
2. 1/3 apikal dari master point dioleskan dengan pasta saluran akar, kemudian
dimasukan ke dalam saluran akar dengan gerakan sedikit rotasi sampai sepanjang
panjang kerja (tanda yang telah dibuat pada master point terletak pada titik referensi).
3. Spreader diukur sepanjang panjang kerja kemudian diberi stopper.
4. Dengan bantuan spreader, master point ditekan / didorong kearah lateral pada salah
satu dinding saluran akar, panjang spreader yang masuk saluran akar akan berkurang
lebih kurang 2-3 mm dari panjang kerja. Kemudian spreader ditarik keluar dengan
gerakan rotasi.
5. Rongga / tempat yang dibentuk oleh spreader diisi dengan guttap point tambahan.
Tindakan ini dilakukan berulang-ulang sampai seluruh saluran akar terisi padat
dengan guttap.
15
6. Dengan eksavator yang dipanaskan, kelebihan guttap point dipotong sampai batas
orifice atau sedikit lebih apikal.
7. Kemudian lakukan kondensasi vertikal dengan bantuan plugger, sampai pengisian
tersebut benar-benar padat.
8. Kamar pulpa dibersihkan dengan alkohol. Diberi selapis zinc phosphat semen,
diatasnya diletakkan selapis kapas kemudian ditutup dengan tumpatan sementara
guttap.
9. Selanjutnya dilakukan rongent untuk melihat hasil obturasi. Obturasi yang baik adalah
bila seluruh saluran akar terlihat terisi padat mulai dari apikal sampai orifis saluran
akar.
16
PROTAPER
Protaper merupakan generasi baru dari instrumentasi endodonti jenis file Niti ISO
endcutting yang diperkenalkan oleh Riddle dkk ( 2001 ). Instrumen protaper dapat
digunakan untuk kasus – kasus yang kompleks maupun standar, yang menjadikan
preparasi saluran akar lebih bersih, efisien dan dapat diprediksikan keberhasilannya. Alat
ini memiliki efisiensi dalam jumlah dan tingkat keamanan yang relatif tinggi dan didesain
untuk menghemat waktu dari perawatan dengan hanya menggunakan beberapa jenis file
( enam file ) dengan penggabungan fleksibilitasnya.
Telah banyak studi yang dilakukan oleh para ahli tentang pemakaian protaper,
menurut penelitian yang dilakukan oleh Peters dkk (2004) dengan menggunakan mikro
computed tomography pada gigi molar rahang atas yang dipreparasi dengan protaper
menunjukkan tingkat kesalahan yang minimum, tidak ada perforasi dan apical zipping
pada saluran akar yang dipreparasi. Jadi protaper sangat baik digunakan pada saluran
akar yang sempit dan melengkung.
Kemudian menurut studi yang dilakukan oleh Calberson dkk (2004) untuk
menguji kemampuan dari protaper dalam membentuk saluran akar didapatkan hasil
bahwa instrumen ini dapat membentuk saluran akar yang taper dan halus pada berbagai
jenis saluran akar. Menurut studi ini didapatkan bahwa protaper dapat membentuk
saluran akar dengan derajat kelengkungan sampai 40 derajat.(
Klasifikasi Protaper
Protaper merupakan generasi baru dari instrumen Niti ISO endcutting yang
didesain untuk mempertinggi efisiensi pemotongan dentin dengan fleksibilitas terutama
17
pada bagian apikal dari saluran akar yang melengkung. Jika dibandingkan dengan sistem
lain maka protaper memiliki penampilan baru dengan taper yang meningkat dan desain
yang unik.
Protaper ini dibagi atas klasifikasi sebagai berikut :
1. Protaper rotary instrument
Protaper ini memiliki file yang berjumlah enam buah, yang terdiri dari tiga buah
file untuk pembentuk ( shaping file ), dan tiga buah file akhir ( finishing file ). Instrumen
ini bekerja dengan menggunakan tenaga putaran 250 – 300 rpm yang dihasilkan oleh
motor.
2. Protaper hand instrument
Instrumen yang satu ini merupakan saudara kembarnya dari instrument rotary,
perbedaannya terletak pada handlenya, yang mana handle dari Protaper hand instrument
ini sama dengan instrumen Niti ISO. Persamaan lainnya instrumen ini dengan Niti ISO
adalah sama – sama digerakan dengan tangan bukan motor ( handpiece ).
Karakteristik Protaper
Protaper hand instrument ini memiliki karakteristik yang sangat unik diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan persentase taper yang bervariasi pada bilah pemotong sehingga
protaper ini bersifat fleksibel dan mengurangi beban putar yang berlebihan, serta
peningkatan efisiensi.
2. Pembentukan sudut helical dan pitch yang seimbang membuat efisiensi pemotong
dan pembersih menjadi lebih besar, dan mencegah instrumen terpelintir.
3. Penampang melintang berbentuk segitiga cembung, jadi mengurangi daerah
kontak antara file dengan dentin.
4. Pemodifikasian pada ujung tip yang terarah supaya mengikuti saluran akar,
dengan menembus hambatan jaringan lunak tanpa merusak dinding saluran akar.
18
Metode Penggunaan
Protaper hand instrument yang digunakan dalam preparasi saluran akar gigi
terdiri dari 6 buah file yang dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan penggunaannya yaitu :
19
File ini terdiri dari 3 jenis file yang berfungsi sebagai pembentuk saluran akar
gigi. File yang pertama disebut sebagai shaper – X atau SX yang memiliki cincin bewarna
orange pada pegangannya. SX memiliki panjang keseluruhan 19 mm. File SX ini
digunakan untuk menyingkirkan dentin secara selektif. SX merupakan instrumen yang
dapat menggantikan fungsi Gates Glidden Drill.
File yang kedua dan yang ketiga disebut dengan shaping file No. 1 dan No.2 atau
S1 dan S2. S1 memiliki handle identifikasi berwarna ungu pada pegangannya, sedangkan
S2 memiliki handle identifikasi bewarna putih. File S1 dan file S2 memiliki panjang
21mm atau 25 mm.
File S1 ini didesain untuk membentuk bagian 1/3 koronal dari saluran akar dan
S2 digunakan untuk membentuk dan melebarkan bagian 1/3 tengah saluran akar. Kedua
instrumen ini juga dapat membentuk 2/3 koronal dari saluran akar serta melebarkan 1/3
apikal.
File akhir memiliki tiga jenis yang berbeda, ketiga file akhir yang disebut F1, F2,
F3 mempunyai handle identifikasi berwarna kuning, merah dan biru.
Instrumen ini didesain untuk mengoptimalkan bentuk akhir sepertiga apikal dan
dapat juga untuk memotong dan memperluas bentuk sampai sepertiga tengah saluran
akar. Menurut studi Calberson ( 2004 ), instrumen F2 dan F3 mengabrasi dinding saluran
akar, maka diperlukan kehati – hatian untuk menghindari penyingkiran dari danger zones
20
dari saluran akar. Protaper diindikasikan pada kasus – kasus dengan akar gigi yang
melengkung, sempit dan pada akar yang panjang dan pendek.
Teknik penggunaan Protaper hand instrument pada saluran akar adalah sebagai
berikut :
1. Ekplorasi saluran akar dengan K-file No. 8, No 10, No 15 sepanjang seberapa bisa
masuk file tersebut.
2. Sesudah itu masukkan shaping file No. 1 ( S1 ) dengan handle identifikasi
berwarna ungu sepanjang seberapa bisa masuk juga.
3. Setelah saluran akar besar dan longgar ekplorasi saluran akar dengan K-file No. 15
dengan gerakan naik turun sampai beberapa milimeter sepanjang panjang kerja,
Lakukan dengan gerakan pasif. Setelah itu kamar pulpa di isi dengan natrium
hypochlorite ( NaOCl ) sebagai prosedur awal.
4. Kemudian gunakan protaper yang dimulai kembali dari shaping file No. 1 ( S1 )
dengan handle identifikasi berwarna ungu. S1 dimasukan kedalam saluran akar
dan digerakan perlahan dengan memutar handle secara lembut searah jarum jam
ke apikal sampai file sedikit tertahan, lalu lepas file dengan memutar handle file
berlawanan jarum jam 45 – 90 derajat sepanjang kedalaman K-file. Pada saluran
akar yang lebih sulit, diperlukan lebih dari sekali rekapitulasi untuk memperbesar
2/3 koronal dari saluran akar, lalu irigasi.
21
7. Kemudian gunakan shaping file NO. 2 ( S2 ) dengan handle identifikasi berwarna
putih sampai panjang kerja lalu irigasi kembali.
8. Setelah itu saluran akar diisi dengan bahan irigasi lalu gunakan finishing file No. 1
( F1 ) dengan handle identifikasi berwarna kuning, secara hati – hati dimasukan
sepanjang – panjang kerja, irigasi kembali.
9. Periksa ukuran dari foramen apikal dengan menggunakan K-file No. 20 sampai
panjang kerja. Jika pas pada panjang kerja maka kanal disiapkan untuk obturasi.
F1 merupakan ukuran minimum yang direkomendasikan. Jika masih longgar,
gunakan F2 dan F3, masukan kembali sampai panjang kerja. Lalu periksa kembali
dengan K-file No. 25 dan No. 30, kemudian irigasi kembali. Biasanya dengan
preparasi ini akan memperlebar saluran akar yang melengkung.
Gambar .File F2
( http://www.maillefer.ch/GB prota5.htm )
Gambar . File F3
( http://www.maillefer.ch/GB prota5.htm )
22
Jika pedoman pemakaian diikuti maka praktisi endodonsi dapat memastikan
keberhasilan preparasi saluran akar. Sangat penting untuk mempersiapkan ruang akses
yang tegak lurus. Ruang pulpa sebaiknya di isi dengan natrium hypochlorite ( NaOCl )
atau irigan lain yang daya alirnya lebih baik.
Hal – hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil preparasi yang baik
adalah :
1. Akses tegak lurus
Preparasi akses merupakan hal yang penting untuk suksesnya suatu perawatan
saluran akar. Mempersiapkan akses merupakan langkah utama pada prosedur perawatan
saluran akar untuk memperkecil area dentin yang overlapping. Ruang akses sebaiknya
dipotong sehingga kanal pulpa termasuk seluruh dentin dibuang.
Ukuran ruang akses ditentukan oleh posisi orifisum pada bentuk dasarnya.
Dinding bagian dalam dirapikan dan dihaluskan untuk mempermudah akses tegak lurus
ke orifisum dan saluran akar. Preparasi akses dilakukan untuk menghilangkan halangan
koronal pada instrumentasi selanjutnya.
2. Irigasi dan pelumasan
Setelah akses yang tegak lurus dicapai, maka saluran akar dapat diirigasi dengan
NaOCl ( natrium hypochlorite ) atau EDTA ( Ethylene diamin tetra-acetic acid ).
Tujuannya untuk memudahkan alat – alat endodonti masuk kedalam saluran akar,
mengeluarkan debris, melarutkan materi organik dan anorganik, antimikroba dan
melarutkan smear layer sehingga didapatkan bentuk preparasi yang baik.
3. Menciptakan permukaan saluran akar yang halus
Menjadikan bagian dari dinding saluran akar yang halus adalah prioritas utama
dalam semua manipulasi endodonsi dan juga penting dalam menggunakan protaper hand
instrument yang aman.
23
2. Pengontrolan dari alat protaper hand instrument ini dapat dilakukan dengan baik.
3. Patahnya jarum protaper hand instrument ini, kemungkinannya lebih rendah oleh
karena pemakaian dari file tersebut masih dapat dikontrol tangan.
4. Preparasi pada saluran akar gigi yang bengkok menggunakan instrumen ini
berhasil, karena pengurangan kebengkokan saluran akar dengan menghilangkan
hambatan di duapertiga korona, serta fleksibilitas tinggi.
5. Pada saluran akar yang bengkok preparasi dapat dilakukan sepanjang akar gigi
( panjang kerja ).
6. Pengangkatan seluruh jaringan yang terinfeksi dapat dilakukan, sehingga proses
penyembuhan terinisiasi.
24
identifikasinya masing – masing berwarna secara berurutan adalah kuning, merah, dan
biru.
Pada prinsipnya semua teknik preparasi saluran akar harus selalu diselingi irigasi.
Tujuannya untuk memudahkan alat – alat endodonti masuk kedalam saluran akar,
mengeluarkan debris, melarutkan materi organik dan anorganik, antimikroba dan
melarutkan smear layer sehingga didapatkan bentuk preparasi yang baik.
1. Responsi
2. Menanam gigi
Padang,
Dosen Pembimbing
(…………………………..)
25
PEKERJAAN : PSA GIGI 11 / 13 / 21 / 23 DENGAN PROTAPER
REGIO : ……………………………………………….
JUMLAH PERTEMUAN : 3X
1. Responsi
2. OLF
3. Pembukaan akses korona
4. Pengukuran panjang kerja
5. Preparasi biomekanis
6. Penentuan master point
7. Pengisian saluran akar dengan
teknik single cone dan
penumpatan sementara
Padang,
Dosen Pembimbing
26
(…………………………..)
1. Responsi
2. OLF
3. Pembukaan akses korona
4. Pengukuran panjang kerja
5. Preparasi biomekanis
Padang,
Dosen Pembimbing
27
(…………………………..)
1. Responsi
2. OLF
3. Pembukaan akses korona
4. Pengukuran panjang kerja
5. Preparasi biomekanis
Padang,
Dosen Pembimbing
(…………………………..)
28
PEKERJAAN : PSA GIGI 35 / 45
REGIO : ……………………………………………….
JUMLAH PERTEMUAN : 2X
1. Responsi
2. OLF
3. Pembukaan akses korona
4. Pengukuran panjang kerja
5. Preparasi biomekanis
Padang,
Dosen Pembimbing
(…………………………..)
29
REGIO : ……………………………………………….
JUMLAH PERTEMUAN : 2X
1. Responsi
2. OLF
3. Pembukaan akses korona
4. Pengukuran panjang kerja
5. Preparasi biomekanis
Padang,
Dosen Pembimbing
(…………………………..)
PEKERJAAN : PULPOTOMI 16 / 26
REGIO : ……………………………………………….
JUMLAH PERTEMUAN : 1X
30
No. PEKERJAAN MULAI SELESAI NILAI PARAF
1. Responsi
2. OLF
3. Pembukaan akses korona
4. Pengukuran panjang kerja
5. Preparasi biomekanis
Padang,
Dosen Pembimbing
(…………………………..)
31
No. PEKERJAAN MULAI SELESAI NILAI PARAF
1. Responsi
2. Pengecetan model RA / RB
Padang,
Dosen Pembimbing
(…………………………..)
32
No. PEKERJAAN MULAI SELESAI NILAI PARAF
1. Responsi
2. OLF
3. Pembukaan akses korona
4. Pengukuran panjang kerja
5. Preparasi biomekanis
Padang,
Dosen Pembimbing
(…………………………..)
33