Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan
Bagajah Gamuling Baular Lulut adalah baju adat Kalimantan Selatan yang
modelnya sangat dipengaruhi budaya Hindu pada masa silam. Pakaian ini
dikenakan oleh para pengantin di upacara adat pernikahannya. Nuansa hindu
sangat kental terasa dengan penggunaan kemben yang disebut udat oleh para
mempelai wanita. Selain itu, rangkaian bunga melati yang bernama karang
jagung juga semakin menambah kecantikan dan keanggunan pemakainya.
Sungga merupakan salah satu senjata yang digunakan oleh masyarakat pada
Perang Banjar di daerah Benteng Gunung Madang, Kandangan, Hulu Sungai
Selatan. Senjata ini dipasang di bawah jembatan yang dibuat sebagai jebakan,
sehingga apabila dilalui oleh musuh (tentara Belanda), maka jembatan tersebut
akan runtuh dan musuh yang jatuh tertancap pada sungga tersebut.
Tari Baksa Kembang
Tari baksa kembang merupakan tarian klasik khas kalimantan selatan
dan juga biasanya ditampilkan pada saat acara penyambutan selamat datang
para tamu – tamu kehormatan di Bumi Lambung Mangkurat . Ciri khas dari
tarian ini adanya “Bogam Melati” yang akan di pegang penari saat menari serta
selendang dan juga kembang yang berjuntai dikepala penari di sisi kiri dan
kanannnya. Tidak heran kalau tarian ini disebut Tari Baksa Kembang karna
banayaknya kembang melati sebagai properti tari yang memperindah dalam
tarian tersebut .
Soto Banjar
Mungkin yang paling terkenal dari semua makanan khas Kalimantan Selatan
adalah Soto Banjar, bahkan banyak restoran dan warung makan di Indonesia
yang mengunakan Soto Banjar sebagai salah satu menu spesialnya.
Soto Banjar ini sebetulnya tidak jauh berbeda dengan jenis Soto pada umumnya
di Indonesia, perbedaannya mungkin hanya pada kuahnya yang lebih bening.
Walaupun begitu ada juga Soto Banjar yang kuahnya agak keruh.
Keunikan Soto Banjar dibanding jenis Soto lain di Indonesia yaitu tidak
mengunakan nasi melainkan pakai ketupat, dan katanya lebih nikmat lagi kalau
disantap bersama Sate.
Rumah bubungan tinggi
Rumah Bubungan Tinggi mirip Rumah tardisonal Betawi yang disebut Rumah
Bapang[10] namun pada Rumah Bubungan Tingghi dibangun dengan konstruksi
panggung dan memiliki anjung pada kiri dan kanan bangunannya.
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan
سالتن کاليمانتان
Lambang
Semboyan:
Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing
كافوتيڠ سمفاي واج ماڽرح حرام
(Bahasa Banjar: Tetap bersemangat dan kuat
seperti baja dari awal sampai akhir)
Area
Populasi
Pemerintahan
- Kabupaten 11
- Kota 2
- Kecamatan 152
- Kelurahan 2.007
APBD
Demografi
Banjar (74,34%)
Jawa (14,51%)
Bugis (2,81%)
Dayak (2,23%)
Madura (1,47%)
- Etnis Mandar (1,10%)
Sunda (0,68%)
Tionghoa (0,36%)
Batak (0,34%)
Bali (0,33%)
Lain-lain (1,82%) [3]
Islam 96.23%
Hindu 1.61%
- Agam Kristen Protestan 1.26%
Katolik 0.57%
Buddha 0.33%[4]
Rumah
Rumah Bubungan Tinggi
tradisional
Senjata
Keris
tradisional
Situs web
Kawasan Kalimantan Selatan pada masa lalu merupakan bagian dari 3 kerajaan
besar yang pernah secara berturut-turut memiliki wilayah di daerah ini, yakni
Kerajaan Negara Dipa, diteruskan oleh Kerajaan Negara Daha dan diteruskan
oleh Kesultanan Banja. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,
Kalimantan dijadikan provinsi tersendiri dengan gubernur pertama Gubernur Ir.
Pangeran Muhammad Nor yang menjabat sampai dibuatnya Perjanjian
Linggarjati.