Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang berumur lebih dari satu tahun yang dimiliki
perusahaan, bukan untuk dijual belikan kembali. (Wit & Erhans, 2000; 82)
1. Aset itu diperoleh perusahaan untuk digunakan dalam operasi dalam arti tidak
diperjual berlikan).
2. Aset itu berumur lebih dari satu tahun/satu periode akuntansi dan disusutkan pada
akhir periode.
3. Aset memiliki substansi fisik dan mempunyai manfaat ekonomi di masa depan.
Yang dimaksud dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets) yaitu merupakan
aktiva tetap yang memiliki bentuk fisik, terdapat 3 (tiga) jenis aktiva tetap berwujud,
diantaranya seperti di bawah ini:
Harga perolehan adalah harga beli ditambah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh dan menyiapkan hingga aktiva tetap tersebut siap digunakan. (Wit &
Erhans, 2000; 82).
Prinsip akuntansinya adalah aktiva tetap harus dicatat sesuai dengan harga
perolehannya.
Contoh kasus: Sebuah komputer merek acer dibeli dengan harga Rp. 7.500.000 dan
mendapat potongan tunai sebesar 10%. Biaya tambahan untuk install komputer dan
pemasangan sehingga komputer siap digunakan sebesar Rp. 250.000. maka harga
perolehan komputer tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
Komputer 7.000.000
Kas 7.000.000
Contoh kasus: Dibeli mesin pabrik seharga Rp. 55.000.000, biaya tambahan yang
terkait meliputi, PPN sebesar Rp. 5.500.000, Premi asuransi sebesar Rp. 550.000
dan biaya pemasangan mesin sebesar Rp. 1.450.000. maka harga perolehannya
dapat dihitung :
Bunga eksplisit adalah bunga yang ditetapkan secara jelas atau terus terang dalam
pembelian kredit.
Bunga implisit adalah bunga yang belum ditetapkan atau tidak ditetapkan secara
terus terang sehingga harus mencari dulu berapa besar bunganya.
Baik menggunakan bunga secara eksplisit maupun implisit, bunga tidak boleh
dimasukkan ke dalam menghitung harga perolehan, mengapa ? karena bunga
bukan merupakan pengorbanan untuk medapatkan aktiva tetap, tetapi pengorbanan
untuk menggunakan dana pihak lain.
Harga perolehan aktiva dapat dihitung dengan jumlah uang muka ditambah nilai
nominal wesel. Biaya bunga merupakan biaya pendanaan (financing cost) yang
dicatat dengan mendebet rekening biaya bunga.
Contoh kasus: Pada tanggal 1 Januari, PT Lisa membeli tanah, gedung dan
peralatan dengan harga total sebesar Rp. 100.000.000. harga pasar masing-masing
untuk tanah sebesar Rp. 45.000.000, untuk gedung seharga Rp. 75.000.000 dan
untuk peralatan seharga Rp. 30.000.000.:
Jurnal untuk mencatat pembelian aktiva tetap secara gabungan sebagai berikut:
Jurnal untuk mencatat alokasi harga perolehan dari masing-masing aktiva adalah
Tanah 30.000.000
Gedung 50.000.000
Peralatan 20.000.000
Kas 100.000.000
a. Asset tetap yang dibangun sendiri dengan dana yang berasal dari dalam
perusahaan.
Asset yang dibangun sendiri adalah bangunan yang timbul karena tidak harga
pembelian ataupun harga kontrak pembangunan. Maka perusahaan harus
mengalikasikan seluruh biaya yang dikeluarkan meliputi biaya (bahan, tenaga
kerja dan oberhead) yang berkaitan dengan pembangunan tersebut. Biaya
overhead biasanya seperti listrik, asuransi, peraltan pabrik dan pengawas
pabrik. Cara yang boleh dipilih dalam mengalokasikan biaya overhead pabrik
diantaranya:
Untuk situasi ini, ada hal yang perlu diperhatikan yaitu perlakuan biaya
pinjaman selama pembangunan. Perhitungan biaya pinjaman saat
pembangunan dalam mengakuisisi asset tetap boleh menggunakan
beberapa cara alternative seperti:
Tanah 40.000.000
Disago saham 10.000.000
Saham biasa 50.000.000
Pertukaran ini dicatat keuntungan dan kerugian yang diakui pada nilai wajar
asset yang diserahkan. Nilai wajar dari harta yang diterima harus digunakan
hanya jika lebih jelas daripada nilai wajar harta yang diserahkan.
Contoh kasus: PT Mega menukarkan beberapa truk dengan nilai buku Rp.
420.000.000. pada saat ini truk tersebut mempunyai harga pokok Rp.
640.000.000 dan akumulasi penyusutan sebesar Rp. 220.000.000. harga pasar
wajar truk tersebut Rp. 490.000.000. untuk pertukaran ini, PT. Mega
megneluarkan uang kas sebagai tombok sebesar Rp. 170.000.000. harga
pasar wajar truk baru sebesar Rp. 660.000.000.:
Perhitungan yang dapat dilakukan adalah:
Perhitungan keuntungan
Contoh kasus: PT. Esa mendapatkan mesin baru seharga Rp. 160.000.000,-
dengan cara menukar mesin lama yang dimiilki PT. Jaka Purnama. Mesin lama
terhitung mempunyai nilai buku Rp. 80.000.000 dengan harga pokok Rp.
120.000.000, akumulasi penyusutan sebesar Rp. 40.000.000. harga pasar wajar
mesin lama Rp. 60.000.000 dan tombokan penukaran disetujui sebesar Rp.
90.000.000.:
Perhitungannya adalah
Harga pokok mesin baru
Perhitungan kerugian
Contoh Kasus
PT. Abadi menukar mobil lama dengan nilai buku Rp. 135.000.000 dari harga
pokok sebesar Rp. 150.000.000. akumulasi penyusutan Rp. 15.000.000 dan harga
pasar wajar mobil lama sebesar Rp. 160.000.000 dan harus membayar uang kas
sebesar Rp. 10.000.000 yang ditukar dengan mobil baru dengan harga pasar wajar
Rp. 170.000.000.:
Perhitungannya sebagai berkut:
Perhitungan keuntungan
Contoh Kasus
PT. Cendikia melakukan transaksi pertukaran tanah seluas 1.000 meter persegi
dengan mobil seharga Rp 200.000.000. pertukaran ini mengakibatkan PT.
Cendekia menerima kas sebanyak Rp. 20.000.000.:
Jurnal yang dibuat adalah
Mobil 200.000.000
Kas 20.000.000
Tanah 220.000.000
Contoh Kasus
PT. Kartika menerima sebidang tanah dari donasi, harga pasar wajar dari tanah
seharga Rp. 150.000.000 kemudian digunakan untuk pembangunan fasilitas
umum.:
Jurnalnya adalah;
Tanah 150.000.000
Modal Donasi 150.000.000
Contoh Kasus
PT. Wijaya menghibahkan tanah seharga Rp. 80.000.000, namun tanah tersebut
mempunyai harga pasar wajar Rp. 110.000.000.:
Jurnal transaksi tersebut adalah:
Atau pengertian aktiva tetap yang lainnya ialah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan juga
dikuasai oleh peruahaan sebagai sebuah hasil transaksi masalalu, dan salah satunnya ialah aktiva
tetap yang digunakan oleh sebuah perusahaan didalam kegiatan operasional dalam menghasilkan
sebuah produk ataupun jasa.
1. Aktiva yang merupakan sumber penyusutan atau juga depresiasi misalkan seperti bangunan
ataupun gedung, peralatan, inventaris, kendaraan, mesin-mesin produksi dan yang lainnya.
2. Aktiva yang merupakan sebuah sumber dari deplesi ataupun penyusutan misalkan seperti
tambang mineral, mineral deposits ataupun suber alam dan juga yang lainnya. Sumber alam
ataupun tambang bisa habis dengan kegiatan0kegiatan eksploitasi kepada sumber-sumber
tersebut, dan sebab itu sumber alamharus bisa dialokasikan pada periode-periode yang
mana sumber alam taupun tambang bisa memberikan hasilnya.
3. Aktiva yang tidak mengalami sebuah penyusutan ataupun tidak mengalai deplesi misalnya
seperti tempat ataupun tanah yang mana sebuah bangunan perusahaan didirikan dan yang
lain sebagainya.
http://www.spengetahuan.com/2017/01/pengertian-aktiva-tetap-dan-karakteristiknya-
lengkap.html
Aktiva tetap bisa diperoleh dengan berbagai cara. Setiap cara yang digunakan akan
mempengaruhi penentuan harga perolehannya.
Berikut ini cara-cara untuk memperoleh aktiva tetap dan cara penentuan harga perolehannya:
Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam pembukuan dengan jumlah
sebesar uang yang dikeluarkan.
Jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga yang tercantum di
faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap dipakai.
Biaya-biaya tersebut adalah biaya angkut, premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama,
biaya pemasangan dan biaya percobaan.
Apabila dalam pembelian aktiva tetap ada potongan tunai, maka potongan tunai tersebut
merupakan pengurangan terhadap harga faktur, tidak memandang apakah potongan itu didapat
atau tidak.
Apabila dalam suatu pembelian diperoleh lebih dari satu macam aktiva tetap maka harga
perolehan harus dialokasikan pada masing-masing aktiva tetap.
Misalnya dalam pembelian gedung beserta tanahnya maka harga perolehan dialokasikan untuk
gedung dan tanah.
Dasar alokasi yang digunakan sedapat mungkin dilakukan dengan harga pasar relatif masing-
masing aktiva, yaitu dalam hal pembelian tanah dan gedung maka dicari harga pasar tanah dan
harga pasar gedung, masing-masing harga pasar ini dibandingkan dan menjadi dasar alokasi
harga perolehan.
Apabila harga pasar masing-masing tidak diketahui maka alokasi harga perolehan dapat
dilakukan dengan menggunakan dasar surat bukti pembayaran pajak (misalnya Pajak Bumi dan
Bangunan).
Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva
tetap tidak boleh termasuk bunga.
Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan atau tidak dinyatakan tersendiri, harus
dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga.
Cara pencatatannya adalah pembayaran setiap tahun dibuat jurnal yang mengurangi utang
sebesar pokok pinjaman yang dilunasi dan mendebit biaya bunga untuk tahun yang
bersangkutan dan kreditnya kas sebesar angsuran.
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi
perusahaan. Dicatat dalam buku besar sebesar harga pasar saham atau obligasi yang
digunakan sebagai penukar.
Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui maka harga perolehan aktiva tetap
ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut.
Apabila harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang ditukar kedua-duanya tidak diketahui
maka dalam keadaan seperti ini nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan
perusahaan.
Nilai pertukaran ini dipakai sebagai dasar pencatatan harga perolehan aktiva tetap dan nilai-nilai
surat berharga yang dikeluarkan.
Pertukaran aktiva tetap dengan saham atau obligasi perusahaan akan dicatat dalam rekening
Modal Saham atau Utang Obligasi sebesar nilai nominalnya, selisih nilai pertukaran dengan nilai
nominal dicatat dalam rekening Agio/Disagio.
Bila dalam pertukaran ini perusahaan menambah dengan uang muka harga perolehan mesin
adalah jumlah uang yang dibayarkan ditambah dengan harga pasar surat berharga yang
dijadikan penukar.
Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar menukar atau istilah populernya
“tukar tambah”. Aktiva lama digunakan untuk membayar aktiva baru baik seluruhnya atau
sebagian di mana kekurangannya dibayar tunai.
Kondisi seperti ini prinsip harga perolehan tetap harus digunakan, yaitu aktiva baru
dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga aktiva lama ditambah uang yang dibayarkan
(kalau ada) atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aktiva baru yang diterima.
Masalah akan timbul apabila harga aktiva lama maupun aktiva baru tidak bisa ditentukan.
Kondisi seperti ini nilai buku aktiva lama akan digunakan sebagai dasar pencatatan pertukaran
tersebut.
Masalah lainnya adalah pengakuan rugi atau laba yang timbul karena adanya pertukaran aktiva
tersebut.
Ada dua hal yang berkaitan dengan laba rugi yaitu pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis dan
sejenis.
Apabila menyangkut aktiva tetap yang tidak sejenis, perbedaan antara nilai buku aktiva tetap
yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva yang
diperoleh pada tanggal transaski harus diakui sebagai laba atau rugi pertukaran aktiva tetap.
Sedangkan bila menyangkut pertukaran aktiva tetap yang sejenis maka laba yang timbul akan
ditangguhkan.
Apabila pertukaran tersebut menimbulkan kerugian maka ruginya dibebankan dalam periode
terjadinya pertukaran.
Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi pencatatannya bisa dilakukan menyimpang
dari prinsip harga perolehan.
Untuk menerima hadiah seringkali juga dikeluarkan biaya-biaya namun biaya-biaya tersebut jauh
lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang diterima.
Bila aktiva tetap dicatat sebesar biaya yang sudah dikeluarkan maka hal ini akan menyebabkan
jumlah aktiva dan modal terlalu kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu kecil.
Untuk mengatasi keadaan ini maka aktiva yang diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga
pasarnya.
Depresiasi atau penyusutan aktiva tetap yang diterima dari hadiah dihitung dengan cara yang
sama dengan aktiva tetap yang lain.
Bila donasi yang diterima itu belum pasti akan menjadi milik perusahaan maka aktiva dan modal
dicatat sebagai elemen yang belum pasti (contingent).
Bila hak atas aktiva tetap tersebut sudah diterima maka barulah contingent asset tadi dicatat
sebagai harta (aktiva).
Perhitungan penyusutan dimulai sejak saat aktiva tetap tersebut diterima sebagai hadiah yang
belum pasti.
Perhitungan depresiasinya dilakukan dengan cara yang sama seperti aktiva-aktiva tetap yang
lain.
Melalui pertimbangan tertentu perusahaan seringkali membuat sendiri aktiva tetap yang
diperlukan seperti gedung, alat-alat dan perabot.
1.4 Biaya-Biaya Setelah Akuisisi Aktiva Tetap
Secara umum, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat masa depan yang lebih
besar harus dikapitalisasi, sementara pengeluaran yang hanya ditujukan untuk
mempertahankan tingkat pelayanan tertentu harus dianggap sebagai beban. Agar biaya-biaya
ini dapat dikapitalisasi, tiga kondisi berikut harus dipenuhi :
1. Umur manfaat aktiva harus meningkat.
2. Kuantitas unit yang diproduksi oleh aktiva harus meningkat.
3. Kualitas unit yang diproduksi harus ditingkatkan.
Jenis-jenis pengeluaran utama :
1. Penambahan
Penambahan ( additions) umumnya tidak menimbulkan masalah akuntansi yang besar.
Menurut definisi setiap penambahan pada aktiva tetap akan dikapitalisasikan karena aktiva
baru telah diciptakan. Sebagai contoh, penambahan suatu bangunan sayap pada rumah sakit,
atau penambahan system pendingin pada sebuah kantor, akan meningkatkan potensi pelayanan
dari fasilitas tersebut. Pengeluaran semacam itu harus dikapitalisasi dan ditandingkan dengan
pendapatan yang akan dihasilkan di periode masa depan.
2. Perbaikan dan Penggantian
Perusahaan mengganti aktiva ke aktiva lainnya melelui perbaikan dan pergantian. Perbaikan
(betterment) adalah penggantian aktiva yang yang sekarang sedang digunakan dengan aktiva
lain yang lebih baik. Penggantian adalah(replacement) adalah subtitusi yang lama dengan
aktiva yang sama.
Untuk mengetahui apakah aktiva yang baru itu meningkatkan potensi atau hanya meningkatkan
pelayanan saja maka kita bisa melihat melalui pendekatan.
a. Menggunakan pendekatan substitusi
Pendekatan substitusi merupakan prosedur yang benar jika jumlah tercatat dari aktiva lama
tersedia. Jika nilai tercatat lama tidak diketahui cukup dengan menghapus biaya aktiva lama
dengan aktiva baru.
b. Mengapitalisasi biaya baru
Mengkapitulasi perbaiakn dan mencatat jumlah aktiva lama ke dalam buku.
c. Embebankan ke akumulasi penyusutan
Sewakttu-waktu kuntitas atau kualitas aktiva itu tidak bisa ditingkatkan tetapi dapat
diperpanjang usianya dalm hal ini perusahaan dapat mendebet pengeluaran ke akumulasi
penyusustan dan bukan keakun aktiva.
3. Penyusanan Kembali dan Pemasangan kembali
Biaya penyusunan kembali dan pemasangan kembali merupakan pengeluaran yang ditujukan
untuk memberikan manfaat diperiode masa depan.
4. Reparasi
a. Reparasi biasa
Adalah pengeluaran biaya untuk mempertahankan aktiva tetap agar aktiva tetap dalam kondisi
siap operasi
b. Reparasi besar
Jika terjadi reparasi besar maka beberapa periode akan menerima manfaat dan biaya itu harus
diperlukan sebagai penambahan perbaikan atau penggantian
Sebuah perusahaan mungkin dapat menarik aktiva tetap atau melepas sebagai penjualan,
pertukaran,konvensi terpaksa atau pembuangan. Tanpa memperhatikan waktu pelepasan,
penyusutan harus dihitung hingga tanggal dispoisisi. Kemudian semua akun yang berhubungan
dengan aktiva yang ditarik itu harus dihilangkan. Umumnya nilai buku aktiva tetap
tertentutidak sama dengan nilai pelepasannya. Akibatnya timbul keuntungan atau kerugian.
Penyebabnya adalah penyusutan merupakan estimasi atas alokasi biaya bukan proses penilaian
keuntungan atau kerugian merupakan koreksi laba bersih untuk tahun-tahun selama aktiva tetap
digunakan.
1. Penjualan Aktiva Tetap
Penyusutan harus dicatat selama periode waktu antara tanggal ayat jurnal penyusutan terakhir
dibuat dan tanggal penjualan. Dalam hal ini akan terjadi penjurnalan sebagai berikut
Bebab Penyusutan XXX
Akumulasai penyusutan XXX
Ayat jurnal untuk penjualan aktiva
Kas XXX
Akumulasi penyusutan XXX
Mesin XXX
Keuntungan atas pelepasan XXX
2. Konversi Terpaksa
Kadang-kadang pelayanan suatu aktiva berakhir karena konversi terpaksa dengan jenis seperti
kebakaran,kebanjiran,pencurian atau pembebasan. Selisih yang dipulihkan dan nilai buku
aktiva tersebut jika ada dilaporkan sebagai keuntungan atau kerugian. Keuntungan atau
kerugian akan diperlakukan dengan cara yang tidak berbeda dengan jenis dispoisisi lainnya.
Dalam beberapa kasus, keuntungan atau kerugian sering kali dilaporkan dalam bagian pos
luarbiasa pada laporan laba-rugi.
3. Masalah Lainnya
Jika suatu aktiva dibuang tanpa ada pemulihan kas, maka kerugian harus diakui dalam jumlah
yang sama dengan nilai buku aktiva. Jika terdapat nilai sisa maka keuntungan atau kerugian
yang terjadi merupakan selisish antara nilai sisa dan nilai bukunya.jika aktiva masih dapat
digunakan namun telah disusutkan secara penuh maka aktiva tersebut dapat dicatat dalam
pembukuan pada biaya historis dikurangi penyusutan.