Anda di halaman 1dari 15

A.

Pengertian Aktiva Tetap


Pengertian aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan tidak dimaksudkan untuk
dijual kembali. Aset tetap digunakan dalam rangka kegiatan normal perusahaan. (Haryono
Jusup, 2005; 153)

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang berumur lebih dari satu tahun yang dimiliki
perusahaan, bukan untuk dijual belikan kembali. (Wit & Erhans, 2000; 82)

Aset tetap adalah aset berwujud yang :


1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa untuk di
rentalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administrative.
2. Diharapkan untuk dapat digunakan selama lebih dari satu periode. (Slamet Sugiri,
2009; 137)
Karakteristik Aset Tetap | Aktiva Tetap
Berdasarkan uraian di atas, Aset tetap memiliki karakteristik seperti berikut ini:

1. Aset itu diperoleh perusahaan untuk digunakan dalam operasi dalam arti tidak
diperjual berlikan).
2. Aset itu berumur lebih dari satu tahun/satu periode akuntansi dan disusutkan pada
akhir periode.
3. Aset memiliki substansi fisik dan mempunyai manfaat ekonomi di masa depan.

Contoh Aset Tetap |Aktiva Tetap

1. Aktiva tetap berwujud

Yang dimaksud dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets) yaitu merupakan
aktiva tetap yang memiliki bentuk fisik, terdapat 3 (tiga) jenis aktiva tetap berwujud,
diantaranya seperti di bawah ini:

 Yang pertama, aktiva yang merupakan sumber dari penyusutan atau


depresiasi, contohnya seperti: bangunan atau gedung, peralatan, kendaraan,
inventaris, mesin-mesin produksi dan lain sebagainya.

 Yang kedua, aktiva yang merupakan sumber dari deplesi atau


penyusutan, contohnya seperti: tambang mineral, mineral deposits atau sumber
alam dan lain sebagainya. Sumber alam atau tambang dapat habis melalui
kegiatan-kegiatan eksploitasi pada sumber-sumber tersebut, oleh sebab itu
sumber alam harus dapat dialokasikan kepada periode-periode yang dimana
sumber alam atau tambang tersebut dapat memberikan hasilnya.

 Yang ketiga, aktiva yang tidak mengalami penyusutan atau tidak


mengalami deplesi, contohnya seperti: tempat atau tanah dimana bagunan
perusahaan di dirikan dan lain sebagainya.

2. Aktiva tetap tidak berwujud


Sedangkan yang dimaksud dengan aktiva tidak berwujud (Intangible Assets) yaitu
merupakan aktiva yang tidak memiliki wujud fisik, akan tetapi memiliki manfaat yang
besar untuk perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk jaminan tertentu, contohnya
seperti: hak cipta, hak paten, hak monopoli, biaya untuk riset, merek dagang, biya
untuk mendirikan perusahaan dan lain sebagainya.

B. Harga Perolehan Aktiva Tetap


Pengertian Harga perolehan adalah semua pengeluaran yang dikorbankan untuk
mendapatkan aktiva tetap dan pengeluaran lain agar aktiva siap untuk digunakan.
(Haryono Jusup, 2005; 155)

Harga perolehan adalah harga beli ditambah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh dan menyiapkan hingga aktiva tetap tersebut siap digunakan. (Wit &
Erhans, 2000; 82).

Prinsip akuntansinya adalah aktiva tetap harus dicatat sesuai dengan harga
perolehannya.
Contoh kasus: Sebuah komputer merek acer dibeli dengan harga Rp. 7.500.000 dan
mendapat potongan tunai sebesar 10%. Biaya tambahan untuk install komputer dan
pemasangan sehingga komputer siap digunakan sebesar Rp. 250.000. maka harga
perolehan komputer tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

Harga beli 7.500.000


Potongan tunai 10 % (750.000 )
6.750.000
Biaya install dan pasang 250.000
Harga Perolehan 7.000.000

Jurnal transaksi tersebut adalah:

Komputer 7.000.000
Kas 7.000.000

1. Perolehan Aktiva Tetap Pembelian Tunai


Dalam pembelian secara tunai, harga perolehan adalah harga beli bersih setelah
dikurangi potongan tunai ditambah pengeluaran-pengelauaran.

Contoh kasus: Dibeli mesin pabrik seharga Rp. 55.000.000, biaya tambahan yang
terkait meliputi, PPN sebesar Rp. 5.500.000, Premi asuransi sebesar Rp. 550.000
dan biaya pemasangan mesin sebesar Rp. 1.450.000. maka harga perolehannya
dapat dihitung :

Harga beli 55.000.000


PPN 5.500.000
Premi asuransi 550.000
Biaya pemasangan 1.450.000
Harga perolehan 62.500.000

Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah

Mesin pabrik 62.500.000


Kas 62.500.000

2. Perolehan Aktiva Tetap Pembelian Kredit


Pembelian secara kredit jangka panjang umumnya melibatkan bunga kredit, bunga
dapat ditetapkan secara eksplisit dan implisit.

Bunga eksplisit adalah bunga yang ditetapkan secara jelas atau terus terang dalam
pembelian kredit.

Bunga implisit adalah bunga yang belum ditetapkan atau tidak ditetapkan secara
terus terang sehingga harus mencari dulu berapa besar bunganya.

Baik menggunakan bunga secara eksplisit maupun implisit, bunga tidak boleh
dimasukkan ke dalam menghitung harga perolehan, mengapa ? karena bunga
bukan merupakan pengorbanan untuk medapatkan aktiva tetap, tetapi pengorbanan
untuk menggunakan dana pihak lain.

3. Perolehan Aset Tetap Menggunakan Wesel Bunga


Pembelian aktiva tetap dengan jumlah rupiah yang besar biasanya akan dibayar
perusahaan dengan menggunakan wesel berbunga. Pembeli biasanya diwajibkan
membayar uang muka dan sisanya dibayar dengan wesel berbunga, dan
pembayaran bunga dibayar pada saat jatuh tempo wesel tersebut.

Harga perolehan aktiva dapat dihitung dengan jumlah uang muka ditambah nilai
nominal wesel. Biaya bunga merupakan biaya pendanaan (financing cost) yang
dicatat dengan mendebet rekening biaya bunga.

Contoh kasus: PT Asio membeli peralatan pabrik seharga Rp. 120.000.000


secara tunai. Uang muka yang diberikan sebesar Rp. 20.000.000 dan sisanya
dibayar dengan wesel berbunga jangka waktu setahun bunga 10%. Jurnal untuk
mencatat transaksi ini adalah:

Peralatan pabrik 120.000.000


Kas 20.000.000
Utang wesel 100.000.000
(untuk mencatat uang muka dan
penarikan utang wesel)
Dan pada saat jatuh tempo wesel, dibayarkan nilai nominal setelah ditambah
dengan bunga sebesar 10.000.000 ( 100.000.000 x 10%) dan dicatat dalam
jurnalnya:
Utang 100.000.000
wesel
Biaya 10.000.000
bunga
Kas 110.000.000

4. Pembelian Dalam Satu Paket/Gabungan/ Lump-Sum


Pembelian dalam satu paket (gabungan) sering disebut juga sebagai lump-sum.
Harga paket gabungan didasarkan pada harga perolehan masing-masing aktiva
tetap yang ditentukan dengan harga pasar.

Contoh kasus: Pada tanggal 1 Januari, PT Lisa membeli tanah, gedung dan
peralatan dengan harga total sebesar Rp. 100.000.000. harga pasar masing-masing
untuk tanah sebesar Rp. 45.000.000, untuk gedung seharga Rp. 75.000.000 dan
untuk peralatan seharga Rp. 30.000.000.:

Golongan Harga Pasar % dari HP & Alokasi


Perhitungan
Tanah 45.000.000 30 % x 100.000.000 30.000.000
Gedung 75.000.000 50 % x 100.000.000 50.000.000
Peralatan 30.000.000 20 % x 100.000.000 20.000.000
150.000.000 100 % 100.000.000

Jurnal untuk mencatat pembelian aktiva tetap secara gabungan sebagai berikut:

Tanah gedung dan perlatan 100.000.000


Kas 100.000.000

Jurnal untuk mencatat alokasi harga perolehan dari masing-masing aktiva adalah

Tanah 30.000.000
Gedung 50.000.000
Peralatan 20.000.000
Kas 100.000.000

5. Perolehan Aktiva Tetap Membangun Sendiri


Perusahaan terkadang membangun sendiri aktiva tetap/asset tetapnya, maka
terdapat dua situasi dalam penentuan harga pokok asset diantaranya?

a. Asset tetap yang dibangun sendiri dengan dana yang berasal dari dalam
perusahaan.

Asset yang dibangun sendiri adalah bangunan yang timbul karena tidak harga
pembelian ataupun harga kontrak pembangunan. Maka perusahaan harus
mengalikasikan seluruh biaya yang dikeluarkan meliputi biaya (bahan, tenaga
kerja dan oberhead) yang berkaitan dengan pembangunan tersebut. Biaya
overhead biasanya seperti listrik, asuransi, peraltan pabrik dan pengawas
pabrik. Cara yang boleh dipilih dalam mengalokasikan biaya overhead pabrik
diantaranya:

1. Tidak mengalikasikan overhead pada biaya pembangunan


2. Mengalokasikan atas dasar produksi yang hilang
3. Mengalokasikan sebagian overhead pada biaya pembangunan
4. Asset tetap yang dibangun dengan dana dari pinjaman.

Untuk situasi ini, ada hal yang perlu diperhatikan yaitu perlakuan biaya
pinjaman selama pembangunan. Perhitungan biaya pinjaman saat
pembangunan dalam mengakuisisi asset tetap boleh menggunakan
beberapa cara alternative seperti:

1. Tidak mengkapitalisasi biaya pinjaman selama pembangunan.


2. Membebankan pembangunan dengan semua biaya dana yang digunakan ,
baik yang bisa diidentifikasi maupun yang tidak.
3. Mengkapitalisasi hanya biaya pinjaman sebenarnya terjadi hanya selama
pembangunan.

6. Perolehan Aktiva Tetap Dengan Menerbitkan Saham


Asset yang diperoleh dengan menerbitkan saham dapat dinai atas dasar nilai
tetapan saham tersebut. Nilai pasar dari saham yang diterbitkan adalah petunjuk
yang layak atas harga pokok dari harta yang diakuisisi, mengapa ? karena saham
itu merupakan ukuran yang baik dari harga ekuivalen kas masa berjalan.

Contoh kasus: Pada tanggal 1 mei, PT Abadi mengeluarkan saham sebanyak


5.000 lembar, nilai pari @10.000 untuk membeli tanah yang mempunyai harga
pasar wajar saham @8.000. maka perhitungan dapat dilakukan sebagai berikut:

Nilai nominal saham (5000 x Rp. 10.000,-) = Rp. 50.000.000,-


Harga pasar wajar (5000 x Rp. 8.000,-) =( ” 40.000.000,-)
Selisih lebih nilai nominal
diatas harga
Pasar wajar (Disagio) Rp.10.000.000,00

Jurnal untuk mencatat transaksi diatas adalah

Tanah 40.000.000
Disago saham 10.000.000
Saham biasa 50.000.000

7. Pertukaran Asset Tetap Yang Serupa


Pertukaran asset tetap harus didasarkan pada nilai wajar dari asset yang diserahkan
atau nilai wajar dari asset yang diterima dengan memperhitungkan keuntungan dan
kerugian yang diakui. Ada tiga situasi yang berkaitan dengan pertukaran asset yang
sejenis, seperti:
a. Akuntansi pertukaran asset yang sejenis dengan tombokan

Pertukaran ini dicatat keuntungan dan kerugian yang diakui pada nilai wajar
asset yang diserahkan. Nilai wajar dari harta yang diterima harus digunakan
hanya jika lebih jelas daripada nilai wajar harta yang diserahkan.

Contoh kasus: PT Mega menukarkan beberapa truk dengan nilai buku Rp.
420.000.000. pada saat ini truk tersebut mempunyai harga pokok Rp.
640.000.000 dan akumulasi penyusutan sebesar Rp. 220.000.000. harga pasar
wajar truk tersebut Rp. 490.000.000. untuk pertukaran ini, PT. Mega
megneluarkan uang kas sebagai tombok sebesar Rp. 170.000.000. harga
pasar wajar truk baru sebesar Rp. 660.000.000.:
Perhitungan yang dapat dilakukan adalah:

Perhitungan harga tanah

Nilai wajar truk-truk yang ditukar Rp. 490.000.000,-


Kas yang dibayarkan Rp. 170.000.000,-
Harga pasar wajar truk Rp. 660.000.000,-

Perhitungan keuntungan

Harga pasar wajar dari truk Rp. 490.000.000,-


Nilai buku dari truk (Rp. 420.000.000,-)
Keuntungan dari pelepasan truk Rp. 70.000.000,-

Jurnal untuk transaksi ini adalah:

Truk baru 660.000.000


Akm peny. truk 220.000.000
Truk 640.000.000
Keuntungan pelep. truk 70.000.000
Kas 170.000.000

b. Akuntansi pertukaran untuk asset yang serupa (situasi kerugian)


Harus segera di akui bila pertukaran asset menimbulkan kerugian/

Contoh kasus: PT. Esa mendapatkan mesin baru seharga Rp. 160.000.000,-
dengan cara menukar mesin lama yang dimiilki PT. Jaka Purnama. Mesin lama
terhitung mempunyai nilai buku Rp. 80.000.000 dengan harga pokok Rp.
120.000.000, akumulasi penyusutan sebesar Rp. 40.000.000. harga pasar wajar
mesin lama Rp. 60.000.000 dan tombokan penukaran disetujui sebesar Rp.
90.000.000.:
Perhitungannya adalah
Harga pokok mesin baru

Harga katalog mesin baru Rp. 160.000.000


Tombokan untuk mesin lama (Rp. 90.000.000)
Kas yang harus dibayarkan Rp. 70.000.000
Harga pasar wajar mesin lama Rp. 60.000.000
Harga pokok mesin baru Rp.130,000.000
Perhitungan kerugian pelepasan mesin lama

Perhitungan kerugian

Harga pasar wajar dari mesin Rp. 60.000.000,-


Nilai buku dari mesin lama Rp. 80.000.000
Kerugian pelepasan mesin Rp. 20.000.000
Jurnal yang dibuat adalah :

Mesin Baru 130.000.000


Ak. Peny. Mesin 40.000.000
Kerugian Pelep. Mesin 20.000.000
Peralatan 120.000.000
Kas 70.000.000
b. Akuntansi pertukaran untuk asset yang serupa (situasi keuntungan tetapi
taka da kas yang diterima)
Pertukaran asset yang menimbulkan keuntungan biasanya lebih rumit, karena jika
pertukaran ini belum menyelesaikan proses pencarian laba maka setiap keuntungan
harus ditangguhkan.

Contoh Kasus
PT. Abadi menukar mobil lama dengan nilai buku Rp. 135.000.000 dari harga
pokok sebesar Rp. 150.000.000. akumulasi penyusutan Rp. 15.000.000 dan harga
pasar wajar mobil lama sebesar Rp. 160.000.000 dan harus membayar uang kas
sebesar Rp. 10.000.000 yang ditukar dengan mobil baru dengan harga pasar wajar
Rp. 170.000.000.:
Perhitungannya sebagai berkut:

Perhitungan keuntungan

Harga pasar wajar mobil lama Rp. 160.000.000


Nilai buku mobil lama (Rp. 135.000.000)
Total keuntungan yang tidak diakui Rp. 25.000.000
Perhitungan lain dapat dilakukan

Nilai buku mobil baru PT. Abadi

Harga pasar wajar mobil baru Rp. 170.000.000


Keuntungan yang ditangguhkan (Rp. 25.000.000)
Dasar nilai yang dihitung Rp. 145.000.000
Atau dapat dilakukan dengan cara berikut:

Nilai buku dari mobil lama Rp. 135.000.000


Kas yang dibayarkan Rp. 10.000.000
Dasar nilai yang dihitung Rp. 145.000.000
Jurnalnya adalah

Mobil Baru 45.000.000


Ak. Peny. Mobil Lama 15.000.000
Mobil Lama 150.000.000
Kas 10.000.000

c. Pertukaran asset tetap yang tidak serupa


Pertukaran asset ini dihitung dari harga pasar wajar asset yang dipertukarkan mana
yang lebih jelas.

Contoh Kasus
PT. Cendikia melakukan transaksi pertukaran tanah seluas 1.000 meter persegi
dengan mobil seharga Rp 200.000.000. pertukaran ini mengakibatkan PT.
Cendekia menerima kas sebanyak Rp. 20.000.000.:
Jurnal yang dibuat adalah

Mobil 200.000.000
Kas 20.000.000
Tanah 220.000.000

8. Akuisisi Dan Disposisi Dari Donasi Atau Hadiah


Pertukaran asset yang berasal dari donasi disebut juga transfer tanpa timbal balik
(karena transfer satu arah). Perlakuan ini dihitung dari nilai buku asset yang akan
dicatat dalam buku.

Contoh Kasus
PT. Kartika menerima sebidang tanah dari donasi, harga pasar wajar dari tanah
seharga Rp. 150.000.000 kemudian digunakan untuk pembangunan fasilitas
umum.:
Jurnalnya adalah;

Tanah 150.000.000
Modal Donasi 150.000.000
Contoh Kasus
PT. Wijaya menghibahkan tanah seharga Rp. 80.000.000, namun tanah tersebut
mempunyai harga pasar wajar Rp. 110.000.000.:
Jurnal transaksi tersebut adalah:

Harta Donasi 110.000.000


Tanah 80.000.000
Keuntungan 30.000.000

1.1 Pengertian Aktiva Tetap


Aktiva tetap ialah sebuah kekayaan yang dipunyai oleh sebuah perusahaan, yang mana kekayaan itu
didapatkan didalam sebuah bentuk yang sudah siap pakai ataupun telah dibangun dengan terlebih
dahulu. Dan sifatnya juga permanen serta bisa untuk digunakan kedalam kegiatan normal
perusahaan dan untuk jangka waktu relatif panjang serta mempunyai nilai material yang cukup.

Atau pengertian aktiva tetap yang lainnya ialah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan juga
dikuasai oleh peruahaan sebagai sebuah hasil transaksi masalalu, dan salah satunnya ialah aktiva
tetap yang digunakan oleh sebuah perusahaan didalam kegiatan operasional dalam menghasilkan
sebuah produk ataupun jasa.

Karakteristik Aktiva Tetap


Beberapa karakteristik aktiva tetap dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Mempunyai wujud fisik.


2. Tidak untuk diperjualkan kembali.
3. Mempunyai nilai material, harga dari sebuah aset yang cukup signifikan yakni seperti harga
tanah, harga bangunan, harga mesin dan yang lainnya.
4. Bisa memberikan banyak manfaat pada masa yang akan datang.
5. Mempunyai periode manfaat dengan jangka waktu panjang (lebih dari 1 tahun).
6. Aset bisa digunakan dengan efektif didalam aktivitas normal perusahaan(tidak untuk
diperjualkan kembali misalnya seperti produk, persediaan dan juga investasi).
7. Dan dimiliki oleh sebuah perusahaan tidak sebagai sebuah investasi.

Sifat Aktiva Tetap


1. Aktiva Tetap Berwujud
Aktiva tetap berwujud ialah aktiva tetap yang mempunyai bentuk fisik, dan ada 3 jenis dari aktiva
tetap berwujud diantaranya ialah.

1. Aktiva yang merupakan sumber penyusutan atau juga depresiasi misalkan seperti bangunan
ataupun gedung, peralatan, inventaris, kendaraan, mesin-mesin produksi dan yang lainnya.
2. Aktiva yang merupakan sebuah sumber dari deplesi ataupun penyusutan misalkan seperti
tambang mineral, mineral deposits ataupun suber alam dan juga yang lainnya. Sumber alam
ataupun tambang bisa habis dengan kegiatan0kegiatan eksploitasi kepada sumber-sumber
tersebut, dan sebab itu sumber alamharus bisa dialokasikan pada periode-periode yang
mana sumber alam taupun tambang bisa memberikan hasilnya.
3. Aktiva yang tidak mengalami sebuah penyusutan ataupun tidak mengalai deplesi misalnya
seperti tempat ataupun tanah yang mana sebuah bangunan perusahaan didirikan dan yang
lain sebagainya.

2. Aktiva tetap tidak berwujud


Aktiva tetap tidak berwujud ialah aktiva yang tidak mempunyai wujud fisik, meski begitu mempunyai
manfaat yang besar bagi perusahaan yang dinyatakan kedalam bentuk jaminan tertentu misalnya
seperti hak cipta, hak monopoli, hak paten, merek dagang dan yang lain sebagainya.

http://www.spengetahuan.com/2017/01/pengertian-aktiva-tetap-dan-karakteristiknya-
lengkap.html

1.3 Cara Perolehan Aktiva

Aktiva tetap bisa diperoleh dengan berbagai cara. Setiap cara yang digunakan akan
mempengaruhi penentuan harga perolehannya.

Berikut ini cara-cara untuk memperoleh aktiva tetap dan cara penentuan harga perolehannya:

#1. Pembelian Tunai

Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam pembukuan dengan jumlah
sebesar uang yang dikeluarkan.

Jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga yang tercantum di
faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap dipakai.
Biaya-biaya tersebut adalah biaya angkut, premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama,
biaya pemasangan dan biaya percobaan.

Semua biaya tersebut dikapitalisasi sebagai harga perolehan aktiva tetap.

Apabila dalam pembelian aktiva tetap ada potongan tunai, maka potongan tunai tersebut
merupakan pengurangan terhadap harga faktur, tidak memandang apakah potongan itu didapat
atau tidak.

Apabila dalam suatu pembelian diperoleh lebih dari satu macam aktiva tetap maka harga
perolehan harus dialokasikan pada masing-masing aktiva tetap.

Misalnya dalam pembelian gedung beserta tanahnya maka harga perolehan dialokasikan untuk
gedung dan tanah.

Dasar alokasi yang digunakan sedapat mungkin dilakukan dengan harga pasar relatif masing-
masing aktiva, yaitu dalam hal pembelian tanah dan gedung maka dicari harga pasar tanah dan
harga pasar gedung, masing-masing harga pasar ini dibandingkan dan menjadi dasar alokasi
harga perolehan.

Apabila harga pasar masing-masing tidak diketahui maka alokasi harga perolehan dapat
dilakukan dengan menggunakan dasar surat bukti pembayaran pajak (misalnya Pajak Bumi dan
Bangunan).

#2. Pembelian Angsuran

Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva
tetap tidak boleh termasuk bunga.

Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan atau tidak dinyatakan tersendiri, harus
dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga.

Cara pencatatannya adalah pembayaran setiap tahun dibuat jurnal yang mengurangi utang
sebesar pokok pinjaman yang dilunasi dan mendebit biaya bunga untuk tahun yang
bersangkutan dan kreditnya kas sebesar angsuran.

#3. Ditukar dengan Surat-surat Berharga

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi
perusahaan. Dicatat dalam buku besar sebesar harga pasar saham atau obligasi yang
digunakan sebagai penukar.

Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui maka harga perolehan aktiva tetap
ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut.
Apabila harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang ditukar kedua-duanya tidak diketahui
maka dalam keadaan seperti ini nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan
perusahaan.

Nilai pertukaran ini dipakai sebagai dasar pencatatan harga perolehan aktiva tetap dan nilai-nilai
surat berharga yang dikeluarkan.

Pertukaran aktiva tetap dengan saham atau obligasi perusahaan akan dicatat dalam rekening
Modal Saham atau Utang Obligasi sebesar nilai nominalnya, selisih nilai pertukaran dengan nilai
nominal dicatat dalam rekening Agio/Disagio.

Aktiva tetap , misalnya mesin xxxx


Modal xxxx
Agio Saham xxxx

Bila dalam pertukaran ini perusahaan menambah dengan uang muka harga perolehan mesin
adalah jumlah uang yang dibayarkan ditambah dengan harga pasar surat berharga yang
dijadikan penukar.

#4. Ditukar dengan Aktiva Tetap yang lain

Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar menukar atau istilah populernya
“tukar tambah”. Aktiva lama digunakan untuk membayar aktiva baru baik seluruhnya atau
sebagian di mana kekurangannya dibayar tunai.

Kondisi seperti ini prinsip harga perolehan tetap harus digunakan, yaitu aktiva baru
dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga aktiva lama ditambah uang yang dibayarkan
(kalau ada) atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aktiva baru yang diterima.

Masalah akan timbul apabila harga aktiva lama maupun aktiva baru tidak bisa ditentukan.
Kondisi seperti ini nilai buku aktiva lama akan digunakan sebagai dasar pencatatan pertukaran
tersebut.

Masalah lainnya adalah pengakuan rugi atau laba yang timbul karena adanya pertukaran aktiva
tersebut.

Ada dua hal yang berkaitan dengan laba rugi yaitu pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis dan
sejenis.

Apabila menyangkut aktiva tetap yang tidak sejenis, perbedaan antara nilai buku aktiva tetap
yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva yang
diperoleh pada tanggal transaski harus diakui sebagai laba atau rugi pertukaran aktiva tetap.
Sedangkan bila menyangkut pertukaran aktiva tetap yang sejenis maka laba yang timbul akan
ditangguhkan.

Apabila pertukaran tersebut menimbulkan kerugian maka ruginya dibebankan dalam periode
terjadinya pertukaran.

#5. Diperoleh dari Hadiah atau Donasi

Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi pencatatannya bisa dilakukan menyimpang
dari prinsip harga perolehan.

Untuk menerima hadiah seringkali juga dikeluarkan biaya-biaya namun biaya-biaya tersebut jauh
lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang diterima.

Bila aktiva tetap dicatat sebesar biaya yang sudah dikeluarkan maka hal ini akan menyebabkan
jumlah aktiva dan modal terlalu kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu kecil.

Untuk mengatasi keadaan ini maka aktiva yang diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga
pasarnya.

Depresiasi atau penyusutan aktiva tetap yang diterima dari hadiah dihitung dengan cara yang
sama dengan aktiva tetap yang lain.

Bagaimana bila donasi yang akan diterima itu belum pasti?

Bila donasi yang diterima itu belum pasti akan menjadi milik perusahaan maka aktiva dan modal
dicatat sebagai elemen yang belum pasti (contingent).

Bila hak atas aktiva tetap tersebut sudah diterima maka barulah contingent asset tadi dicatat
sebagai harta (aktiva).

Bagaimana perhitungan depresiasi atau penyusutannya?

Perhitungan penyusutan dimulai sejak saat aktiva tetap tersebut diterima sebagai hadiah yang
belum pasti.

Perhitungan depresiasinya dilakukan dengan cara yang sama seperti aktiva-aktiva tetap yang
lain.

#6. Aktiva yang Dibuat Sendiri

Melalui pertimbangan tertentu perusahaan seringkali membuat sendiri aktiva tetap yang
diperlukan seperti gedung, alat-alat dan perabot.
1.4 Biaya-Biaya Setelah Akuisisi Aktiva Tetap

Secara umum, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat masa depan yang lebih
besar harus dikapitalisasi, sementara pengeluaran yang hanya ditujukan untuk
mempertahankan tingkat pelayanan tertentu harus dianggap sebagai beban. Agar biaya-biaya
ini dapat dikapitalisasi, tiga kondisi berikut harus dipenuhi :
1. Umur manfaat aktiva harus meningkat.
2. Kuantitas unit yang diproduksi oleh aktiva harus meningkat.
3. Kualitas unit yang diproduksi harus ditingkatkan.
Jenis-jenis pengeluaran utama :
1. Penambahan
Penambahan ( additions) umumnya tidak menimbulkan masalah akuntansi yang besar.
Menurut definisi setiap penambahan pada aktiva tetap akan dikapitalisasikan karena aktiva
baru telah diciptakan. Sebagai contoh, penambahan suatu bangunan sayap pada rumah sakit,
atau penambahan system pendingin pada sebuah kantor, akan meningkatkan potensi pelayanan
dari fasilitas tersebut. Pengeluaran semacam itu harus dikapitalisasi dan ditandingkan dengan
pendapatan yang akan dihasilkan di periode masa depan.
2. Perbaikan dan Penggantian
Perusahaan mengganti aktiva ke aktiva lainnya melelui perbaikan dan pergantian. Perbaikan
(betterment) adalah penggantian aktiva yang yang sekarang sedang digunakan dengan aktiva
lain yang lebih baik. Penggantian adalah(replacement) adalah subtitusi yang lama dengan
aktiva yang sama.
Untuk mengetahui apakah aktiva yang baru itu meningkatkan potensi atau hanya meningkatkan
pelayanan saja maka kita bisa melihat melalui pendekatan.
a. Menggunakan pendekatan substitusi
Pendekatan substitusi merupakan prosedur yang benar jika jumlah tercatat dari aktiva lama
tersedia. Jika nilai tercatat lama tidak diketahui cukup dengan menghapus biaya aktiva lama
dengan aktiva baru.
b. Mengapitalisasi biaya baru
Mengkapitulasi perbaiakn dan mencatat jumlah aktiva lama ke dalam buku.
c. Embebankan ke akumulasi penyusutan
Sewakttu-waktu kuntitas atau kualitas aktiva itu tidak bisa ditingkatkan tetapi dapat
diperpanjang usianya dalm hal ini perusahaan dapat mendebet pengeluaran ke akumulasi
penyusustan dan bukan keakun aktiva.
3. Penyusanan Kembali dan Pemasangan kembali
Biaya penyusunan kembali dan pemasangan kembali merupakan pengeluaran yang ditujukan
untuk memberikan manfaat diperiode masa depan.
4. Reparasi
a. Reparasi biasa
Adalah pengeluaran biaya untuk mempertahankan aktiva tetap agar aktiva tetap dalam kondisi
siap operasi
b. Reparasi besar
Jika terjadi reparasi besar maka beberapa periode akan menerima manfaat dan biaya itu harus
diperlukan sebagai penambahan perbaikan atau penggantian

1.5 Disposisi Aktiva tetap

Sebuah perusahaan mungkin dapat menarik aktiva tetap atau melepas sebagai penjualan,
pertukaran,konvensi terpaksa atau pembuangan. Tanpa memperhatikan waktu pelepasan,
penyusutan harus dihitung hingga tanggal dispoisisi. Kemudian semua akun yang berhubungan
dengan aktiva yang ditarik itu harus dihilangkan. Umumnya nilai buku aktiva tetap
tertentutidak sama dengan nilai pelepasannya. Akibatnya timbul keuntungan atau kerugian.
Penyebabnya adalah penyusutan merupakan estimasi atas alokasi biaya bukan proses penilaian
keuntungan atau kerugian merupakan koreksi laba bersih untuk tahun-tahun selama aktiva tetap
digunakan.
1. Penjualan Aktiva Tetap
Penyusutan harus dicatat selama periode waktu antara tanggal ayat jurnal penyusutan terakhir
dibuat dan tanggal penjualan. Dalam hal ini akan terjadi penjurnalan sebagai berikut
Bebab Penyusutan XXX
Akumulasai penyusutan XXX
Ayat jurnal untuk penjualan aktiva
Kas XXX
Akumulasi penyusutan XXX
Mesin XXX
Keuntungan atas pelepasan XXX

2. Konversi Terpaksa
Kadang-kadang pelayanan suatu aktiva berakhir karena konversi terpaksa dengan jenis seperti
kebakaran,kebanjiran,pencurian atau pembebasan. Selisih yang dipulihkan dan nilai buku
aktiva tersebut jika ada dilaporkan sebagai keuntungan atau kerugian. Keuntungan atau
kerugian akan diperlakukan dengan cara yang tidak berbeda dengan jenis dispoisisi lainnya.
Dalam beberapa kasus, keuntungan atau kerugian sering kali dilaporkan dalam bagian pos
luarbiasa pada laporan laba-rugi.
3. Masalah Lainnya
Jika suatu aktiva dibuang tanpa ada pemulihan kas, maka kerugian harus diakui dalam jumlah
yang sama dengan nilai buku aktiva. Jika terdapat nilai sisa maka keuntungan atau kerugian
yang terjadi merupakan selisish antara nilai sisa dan nilai bukunya.jika aktiva masih dapat
digunakan namun telah disusutkan secara penuh maka aktiva tersebut dapat dicatat dalam
pembukuan pada biaya historis dikurangi penyusutan.

Anda mungkin juga menyukai