Wa0044
Wa0044
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa factor penyebab dimana lanjut usia menjadi terlantar, yaitu :
Individu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya, jengkel,
frustasi, dendam, ingin memukul orang lain, mengamuk, bermusuhan dan sakit
hati, menyalahkan dan menuntut
- Aspek intelektual
- Aspek sosial
- Aspek spiritual
A. Identitas Klien
Nama : Bpk.M
Umur : 68 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : pensiunan
Jenis Kelamin : laki-laki
Status Perkawinan : kawin
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat Rumah : blumbang wetan rt 02 rw 03, bantengan,
karanggede
Tgl Pengkajian : 20 oktober 2015
B. Keluhan Utama :
Klien mengatakan merasa kesepian karena ditinngal pergi oleh anaknya
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan yang pernah dialami dan dir asakan saat ini :
Klien mengatakan kepala sering pusing, badan pegal-pegal dan terasa
dingin, merasa kesepian karena tidak serumah dengan anaknya.
2. Riwayat kesehatan keluarga / keturunan
Dalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit keturunan seperti (DM,
Jantung, Asma, Hipertensi)
Genogram
Keterangan :
Klien merupakan anak kedua dari 2 saudara, klien tinggal sendiri sejak 2
tahun yang lalu, hubungan dengan anak-anaknya kurang diperhatikan,
komunikasi dengan anaknya kurang, kedua orang tua sudah meninggal
karena sudah tua.
D. Kebiasaan Sehari-hari :
1. Biologis
1) Pola makan
Klien makan 2X sehari dengan menu nasi, sayur dan lauk pauk
bervariasi. Kebutuhan nutrisi kurang terpenuhi, saat pengkajian klien
habis ¼ porsi. Kurang lebih 300 gram. Makan pagi jam 07:00 WIB
makan sore jam 17:00 WIB, makan disiapkan oleh anaknya. Tidak ada
pantangan makanan atau alergi dan tidak ada riwayat operasi
pencernaan. Refleks makan lambat.
2) Pola minum
Klien minum air putih hangat 3 – 4 gelas perhari atau 300 – 400 CC.
Tersedia thermos disamping tempat tidur, klien kurang menyukai
mengkonsumsi teh dan kopi.
3) Pola tidur
Klien mengatakan tidur 6–8 Jam, sering terbangun dimalam hari
karena kedinginan, klien jarang tidur siang, klien juga tidak pernah
mengkonsumsi obat-obat tidur dan alat pengantar tidur.
4) Pola Eliminasi
5) Aktifitas Sehari-hari
4 Toileting
5 Mandi
6 Berpindah
7 Berpakian
Jumlah : 14 0 8 6
Total Skor : 14
Keterangan :
a. Rekreasi
b. Indeks Katz
2. Psikologis
1) Indeks KATZ
SKOR NORTON
Perintahkan pada
klien untuk hal
berikut Tutup mata
anda :
Aktifitas sesuai
perintah Tutup mata
anda (B)
Total 18
Interpretasi hasil pemeriksaan :
SKALA DEPRESI
E. Pemeriksaan Fisik
g. Dada :
Inspeksi : RR 20 x/mnt, bentuk simetris,
retraksinormal kanan dan kiri. Tidak ada lesi, bentuk dada berel
chast
h. Abdomen :
j. Ekstrimitas :
k. SSP (N I-XII) :
l. Auditori :
F. Informasi Penunjang
Klien setiap bulan dilakukan Home Care , Berdasarkan status Home Care,
klien sudah 2 kali dilakukan kunjungan oleh perawat:
Vit.B1 3x1
G. Analisa Data
Data Penunjang Masalah Etiologi
DO : Klien sudah 2 tahun tinggal Kesepian Perpindahan
dirumah sendiri, klien tampak tempat tinggal
mengurung diri dan jarang keluar
kamar, tidak tersedia sarana
rekreasi.
Gangguan
Kerusakan
DO : Salah 3 – 4 : kerusakan intelektual neurologis
memori
ringan
(proses menua)
DS : Setiap diajukan pertanyaan test
mental Klien mengatakan tahu,
lupa
H. Diagnosa Keperawatan
1. Kesepian berhubungan dengan perpindahan tempat tinggal
2. Kerusakan memori : pikun berhubungan dengan gangguan nerologis :
proses menua
I. Intervensi
No Diagnosa Tujuan / Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1 Kesepian klien mampu 1. Bina 1. Terciptanya
berhubungan mengekspresikan hubungan komunikasi yang
dengan perasaannya dan saling efektif
2. Klien merasa
perpindahan mampu percaya
2. Dengarkan dihargai dan klien
tempat tinggal bersosialisasi
semua kata- dapat
dengan
kata klien mengungkapkan
lingkungannya
dan jangan perasaannya.
3. Klien tidak merasa
menyela saat
kesepian.
klien
bertanya
3. Libatkan
keluarga
untuk
mengatasi
masalah
klien
4. Ajak lah
keluarga agar
ada yang
mendamping
i klien untuk
mendengarka
n keluhan
keluhanya
agar klien tak
merasa
sendiri
2 Kerusakan Setelah 1. Melakkan 1. Meningkatkan daya
memori : pikun dilakukan stimulasi ingat klien
2. Membantu klien
berhubungan intervensi memory
agar dapat
dengan keperawatan dengan
mengingat masa
gangguan diharapkan klien mengulangi
lalunya
nerologis : dapat mengingat pembicaraan
3. Memulihkan daya
proses menua dan mampu secara jelas
ingat klien
melakukan di akhir 4. Memusatkan
proses mental pertemuan perhatian klien
5. Klien merasa
yang kompleks. dengan klien
2. Mengenang dihargai dan
pengalaman diperhatikan
masa lampau
3. Menyediakan
gambar
untuk
membantu
mengenal
ingatannya
kembali
4. Memanggil
nama klien
pada saat
berbincang.
5. Menatap
wajah klien
saat
berbicara.
J. Implementasi Dan Evaluasi
jangan didampingi
menyela keluarga
saat A : masalah
klien belum teratasi.
bertanya
- Libatkan P : Lanjutkan
keluarga intervensi
untuk
mengata
si
masalah
klien
- Ajak lah
keluarga
agar ada
yang
mendam
pingi
klien
untuk
mendeng
arkan
keluhan
keluhany
a agar
klien tak
merasa
sendiri
Kerusakan memori : 20-10- - Melakka 20-10- S : “__”.
pikun berhubungan 2015 n 2015
O : klien masih
dengan gangguan stimulasi
12.00 belum dapat
nerologis : proses memory
mengingat
menua dengan
secara penuh
mengula
masa lalu nyaA:
ngi
Masalah belum
pembicar
teratasi. dapat
aan
mengingat dan
secara
mampu
jelas di
melakukan
akhir
proses mental
pertemua
yang kompleks.
n dengan
klien : P: Lanjutkan
saling intervensi
memper
kenalkan
perawat
pada tn
M
- Mengena
ng
pengala
man
masa
lampau :
menganj
urkan
klien
brcerita
tentang
masa
llunya
- Menyedi
akan
gambar
untuk
membant
u
mengena
l
ingatann
ya
kembali
- Memang
gil nama
klien
pada saat
berbinca
ng.
- Menatap
wajah
klien
saat
berbicara
.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Reimer et al (1999); Stanley and Beare (2007), menedefinisikan
lansia berdasarkan karakteristik sosial masyarakat yang menganggap bahwa
orang telah tua jika menunjukan ciri fisik seperti rambut beruban, kerutan
kulit, dan hilangnya gigi . Dalam peran masyarakat tidak bisa lagi
melaksanakan fungsi peran orang dewasa, seperti pria yang tidak lagi terikat
dalam kegiatan ekonomi produktif, dan untuk wanita tidak dapat memenuhi
tugas rumah tangga. Kriteria simbolik seseorang dianggap tua ketika cucu
pertamanya lahir.
Glascock dan Feinman (1981); Stanley and Beare (2007), menganalisis
kriteria Lanjut usia dari 57 negara didunia dan menemukan bahwa kriteria
lansia yang paling umum adalah gabungan antara usia kronologis dengan
perubahan dalam peran sosial, dan diikuti oleh perubahan status fungsional
seseotang.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Jubaedi, dkk, 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Madika.