Kelas : 2A
NIM : 151001026
A. TRAUMA
a) Langakah Langka Pemeriksaan Fisik Trauma Fraktur Vertebra
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan adanya refleks patologis, gangguan dalam
kontrol sistem perkemihan dan pencernaan, paralisis motorik dan paralis alat-
alat dalam tergantung pada ketinggian terjadinya trauma.
Pemeriksaan lokalis :
1. Look
Adanya perubahan warna kulit; abrasi, memar pada punggung. Adanya
hambatan untuk beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensori, mudah
lelah.
2. Feel
Prosessus spinosus dipalpasi untuk mengkaji adanya suatu celah yang dapat
diraba akibat robeknya ligamentum proterior menandakan cedera yang tidak
stabil. Sering didapatkan adanya nyeri tekan pada area lesi.
3. Move
Gerakan tulang punggung atau spina tidak boleh dikaji. Disfungsi motor
paling umum adalah kelemahan dan kelumpuhan pada seluruh ekstremitas
bawah. Kekuatan otot, pada penilaian dengan menggunakan derajat
kekuatan otot didapatkan nilai 0 atau paralisis total.
1. Look
- Terlihat adanya ekspresi kesakitan dan deformitas yang jelas pada lengan atas.
- Pada penderita fraktur humerus terbuka akibat benda tajam akan terlihat adanya
luka terbuka.
2. Feel
- Adanya keluhan nyeri tekan dan adanya krepitasi
3. Move
- Gerakan pada daerah lengan yang patah tidak boleh dilakukan karena akan
memberikan respon trauma pada jaringan lunak disekitar ujung fragmen tulang
yang patah.
- Penderita terlihat tidak mampu melakukan pergerakan pada lengan atas yang patah
untuk seluruh gerakan.
- Komplikasi penting yang harus dihindari dalam konteks kedaruratan ortopedi
adalah DROP HAND, kondisi ini terjadi apabila fragmen memberikan respon
kompresi pada saraf radialis dengan tanda penting yaitu penderita tidak mampu
melakukan pergerakan ekstensi pergelangan tangan.
1. LOOK
- Pada fase awal cedera penderita terlihat menggendong lengan pada dada untuk
mencegah gerakan.
- Suatu benjolan besar atau deformitas pada bahu depan terlihat dibawah kulit dan
kadang-kadang fragmen yang tajam beriko trauma dikulit.
2. FEEL
- Didapatkan nyeri tekan pada bahu depan.
3. MOVE
- Ketidak mampuan mengangkat bahu ke atas, ke luar, dan kebelakang toraks.
D.FRAKTUR FEMUR
Fraktur femur adalah hilangnya konstinuitas tulang paha tanpa atau disertai adanya kerusakan
jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf, dan pembuluh darah).
1. LOOK
- Adanya tanda memar yang menandakan adanya akumulasih darah akibat kerusakan
vaskular dari fraktur femur.
- Pada kondisi fraktur femur terbuka akan terlihat adanya luka terbuka pada paha
dengan deformitas yang jelas
- Periksa adanya material besar yang mengontaminasi luka, periksa berapa luas
kerusaka jaringan lunak yang terlibat.
- Pada fraktur femur distal atau dekat persendian, periksa adanya tanda sindrom
kompartemen,meliputi adanya keluhan nyeri lokal hebat disertai adanya perubahan
nadi, perfusi yang tidak baik (akral dingin pada sisi lesi ) dan CRT >3 detik pada
bagian distal kaki yang merupakan respon dari pembekakan dekat persendian.
2. FEEL
- Adanya keluhan nyeri tekan (tendernness) dan adanya krepitasi.
3. MOVE
- Gerakan pada daerah tungkai yang patah tidak boleh dilakukan karena akan
memberikan respon trauma pada jaringan lunak disekitar ujung fragmen tulang yang
patah.
- Penderita terlihat tidak mampu melakukan pergerakan pada sisi paha yang patah.
Alat dan bahan utuk penangan fraktur :
1. .kayu/bidai
2. Kasa guling
3. Kapas
4. Plaster
5. Plaster/elastis perban
6. Mitela kain
7. Bantal,guling,selimut
8. Katon,majala dan lain lain
b. Osteomalasia
Pada pemeriksaan fisik ditemukan deformitas vertebra dan deformitas lengkungan
tulang panjang yang membuat penampilan pasien menjadi tidak normal dan jalannya
seperti bebek.
c. Gout
1. Status Mental
2. Tanda-Tanda Vital
3. Status Gizi
4. Pemeriksaan Head to Toe
b. Tulang Ganas
A. Osteosarkoma
1. Pegang daerah ekstremitas perlahan dan tinggikan, kaji ada/tidak
keluhan nyeri.
2. Identifikasi ada/tidak pembengkakan
3. Pergerakan terbatas
4. Ada/tidak kelemahan
DAFTAR PUSTAKA
Suratun, SKM, Heryati, S.Kp,.M.Kes, Santa Manurung, S,Kep, dan Dra. Een Raenah,
SMIP. 2006. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
M. Clevo Rendi dan Margareth TH. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Penyakit Dalam. Yogjakarta: Nuha Medika
Helmi Noor Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba
Medika