Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral
yang merupa¬kan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”,
yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang
baik (kesusilaan), dan menghin-dari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang
sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau
moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian
system nilai-nilai yang berlaku. Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara
lain :
1. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak.
(The principles of morality, including the science of good and the nature of the right)
2. Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari
kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular class of
human actions)
3. Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The
science of human character in its ideal state, and moral principles as of an individual)
4. Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban. (The science of duty)
5. Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia
dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang
buruk.
1. Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya perilaku atau
tindakan manusia dalam ruang dan waktu tertentu.
2. Mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib, teratur,
damai dan sejahtera.
3. Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonom.
4. Etika merupakan sarana yang memberi orientasi pada hidup manusia.
5. Untuk memiliki kedalaman sikap, untuk memiliki kemandirian dan tanggung jawab terhadap
hidupnya.
6. Mengantar manusia pada bagaimana menjadi baik.
7. Sebagai norma yang dianggap berlaku.
8. Etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma yang tidak dapat
mempertahankan diri dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan kehilangan haknya.
9. Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional terhadap
semua norma.
10. Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab bagi seorang ahli dan
bagi siapa saja yang tidak mau diombang ambingkan oleh norma-norma yang ada.
BELA NEGARA
Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Peran penting Bela Negara dapat dikuak secara lebih jernih dan mendalam melalui
perspektif pertahanan. Keutuhan wilayah Indonesia, beserta seluruh sumber daya, kedaulatan dan
kemerdekaannya, selalu terancam oleh agresi asing dari luar dan pergolakan bersenjata dari
dalam. Kalau ancaman ini menjadi nyata dan Indonesia tidak siap, semuanya bisa kembali ke
titik nol. Antisipasi para pendiri bangsa tercantum dalam salah satu poin tujuan nasional yaitu
“Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”. Pernyataan ini
menjadi dasar dari tujuan pertahanan. Ia tidak berdiri sendiri tetapi berbagi ruang dengan tujuan
keamanan atau ketertiban sipil dan berdampingan 3 (tiga) tujuan lainnya, yakni tujuan
kesejahteraan (memajukan kesejahteraan umum), tujuan keadaban (mencerdaskan kehidupan
bangsa) dan tujuan kedamaian (berpartisipasi aktif dalam perdamaian dunia yang adil dan
abadi). Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan
Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
Unsur Dasar Bela Negara :
1. Melestarikan budaya
2. Belajar dengan rajin bagi para pelajar
3. Taat akan hukum dan aturan-aturan negara
4. Mencintai produk-produk dalam negeri
Pemerintah Indonesia saat ini menjalankan program pelatihan Bela Negara yang terbuka
bagi seluruh lapisan masyarakat. Pada tanggal 22 Oktober 2015, Menteri Pertahanan (Menhan)
Ryamizard Ryacudu meresmikan pembukaan program bela negara. Program tersebut
dimaksudkan untuk memperteguh keyakinan berdasarkan 5 unsur tersebut di atas, dan program
ini bukanlah sebuah bentuk wajib militer.
Pada tanggal 23 Februari 2016, Menhan Ryamizard Ryacudu kembali meresmikan
peluncuran Situs web resmi (portal belanegara). Portal tersebut dimaksudkan untuk menjadi
sumber penyebaran informasi kepada masyarakat tentang program Bela Negara, dan masyarakat
juga bisa memberikan saran dan masukan di portal tersebut.
a. Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
b. Membentuk Iman dan Taqwa pada masing-masing Agama.
c. Melatih jiwa kepemimpinan dalam memimpin diri sendiri ataupun kelompok.
d. Menghilangkan sikap negatif, misalnya malas, apatis, boros, egois, dan tidak disiplin.
e. Membentuk sikap disiplin akan waktu, aktivitas, dan juga pengaturan kegiatan lain.
f. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, serta kepedulian antar sesama.
g. Membentuk jiwa kebersamaan serta solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
h. Membentuk mental dan juga fisik yang tangguh.
i. Berbakti pada orang tua, bangsa, dan agama.
j. Melatih kecepatan, ketepatan, ketangkasan individu dalam melaksanakan beragam kegiatan.
Memiliki kesadaran keragaman budaya, suku, agama, bahasa dan adat istiadat.
Melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
Mengenal keragaman individu di rumah dan di lingkungannya.
Berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia.
Berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan Negara.
Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara.
Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman.
Memiliki kepedulian terhadap keselamatan bangsa dan negara.
Memiliki jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya.
Mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan/atau
golongan.
1. Secara psikis (mental) memiliki sifat disiplin, ulet, mentaati segala peraturan perundang-
undangan yang berlaku, percaya akan kemampuan diri sendiri, tahan uji, pantang menyerah
dalam menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan nasional.
2. Secara fisik (jasmani) memiliki kondisi kesehatan dan keterampilan jasmani yang dapat
mendukung kemampuan awal bela negara yang bersifat psikis.
Indikator nilai memiliki kemampuan awal bela negara meliputi:
(1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan
dalam penyelenggaraan pertahanan negara
(2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
diselenggarakan melalui :
1. Pendidikan kewarganegaraan
2. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
3. Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau secara wajib, dan
4. Pengabdian sesuai profesi.
(3) Ketentuan mengenai pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib,
dan pengabdian sesuai dengan profesi diatur dengan undang undang.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara sudah secara eksplisit
menjelaskan bahwa salah satu bentuk bela negara adalah berkarya yang dedikatif untuk bangsa
dengan skil, ketrampilan dan keahlian untuk kemajuan bangsa. Masyarakat yang bekerja dalam
sektor industri, sektor perdagangan, sektor tambang, sektor pertanian, adalah para pembela
negara, karena kalau mereka tidak bekerja serius, Indonesia tidak akan masuk 10 negara terbesar
GDP-nya di dunia. Tapi mereka tidak akan jadi mulia sebagai pahlawan-pahlawan ekonomi jika
mereka melakukan pembangkangan terhadap kewajiban bayar pajak, dan mereka juga bukan
pahlawan jika menjadi pengusaha eksploitasi hutan dengan melakukan illegal loging dan yang
lainnya. Demikian pula mereka yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil, mereka juga
melakukan bela negara bila mampu melakukan perbaikan sektor layanan publik dengan baik,
mampu meningkatkan akuntabilitas layanan publik, akuntabel dalam pembangunan proyek-
proyek untuk layanan publik. Tapi sebaliknya mereka akan menjadi musuh negara jika justru
melakukan korupsi uang negara dalam pelaksanaan proyek negara tersebut. Dengan demikian,
untuk semua jenis profesi dan keahlian, diperlukan enguatan-penguatan karakter bangsa sebagai
bangsa yang maju, mandiri dan sejahtera untuk memperkuat ketahanan nasional.
Ketahanan Nasional menurut Sutarman (2011) adalah kondisi yang dinamis yang
merupakan integrasi dan kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara yang berisi keuletan
dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, didalam
menghadapi dan mengatasi segala ancaman , baik dalam maupun dari luar negeri yang langsung
maupun tidak langsung membahayakan identitas, keutuhan, kelangsungan hidup bangsa dan
negara, serta dalam mencapai tujuan nasionalnya. Kemudian, Presiden Joko Widodo (2014)
dalam pidato beliau pada acara Peringatan Hari Bela Negara menegaskan bahwa bela negara
memiliki spektrum yang sangat luas di berbagai bidang kehidupan, mulai dari politik, ekonomi,
sosial dan budaya. Bela negara bisa dilakukan oleh setiap warga negara dari berbagai latar
belakang profesi: mulai dari petani, buruh, profesional sampai dengan pedagang. Bela negara
bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari sesuai peran dan profesi warga negara.
Indonesia merupakan negara dengan komposisi penduduk yang sangat multi etnik, multi
religious, sehingga sangat mudah terkena serangan-serangan asimetris. Soal Syiah, Ahmadiyah
dan aliran-aliran keagamaan lain yang berkembang di Indonesia, sudah membuat hubungan
sosial terganggu, dan kemudian aparat keamanan harus turun menyelesaikan dan mendamaikan
mereka. Padahal keretakan sosial satu minggu saja, berapa kerugian eknonomi yang harus
ditanggung oleh negara, bukan saja pembiayaan yang harus dikeluarkan untuk mengatasi
konflik, tapi kevakuman bekerja dan berkarya itu sudah merugikan bangsa, dan keraguan
investor asing yang akan masuk, karena mereka juga akan sangat khawatir jika investasinya
merugi.
Serangan yang amat marak saat ini adalah teknologi informasi dengan teknologi gadget
dalam genggaman. Mesin kecil tersebut bisa dengan mudah mengakses situs-situs radikalisme,
ajakan-ajakan provokatif dengan atas nama agama. Dengan demikian, Indonesia harus
mengembangkan Islam yang ramah, damai, dan mengajak pada harmony in diversity. Karena
kekhawatiran akan penetrasi radikalisme, Menteri Komunikasi dan Informatika pada 30 Maret
2015 menutup dan memblokir 22 situs yang dicurigai mempropagandakan ajaran-ajaran
radikalisme dan kekerasan dengan mengatasnamakan agama. Kemudian pada gatra sosial,
Indonesia juga menghadapi masalah besar untuk mencapai visi ekonomi ke depan knowledge
based economy, yang mengandalkan temuan-temuan kreatif yang bisa menjadi komoditi, dan
berdya saing kuat di pasar global. Kemudian Indonesia juga memiliki visi penguatan SDM
sehingga visi pendidikan nasional menjadi simple, yakni smart and competitive citizen
2025. Anak-anak bangsa yang cerdas bisa bekerja dalam sektor jasa di mana saja di dunia, dan
akan memperoleh penghasilan yang baik, akan memperkuat komposisi devisa bagi Indonesia,
sejauh mereka tetap menjadi orang Indonesia, dan kembali ke Indonesia dengan membawa uang
dan kekayaan hasil profesinya.
Hampir semua gatra-gatra yang terkait dengan ketahanan nasional memerlukan dukungan
karakter ke-Indonesiaan yang kuat, karena banyak dari anak-anak bangsa Indonesia yang
berdiaspora di luar negeri, dan merasa nyaman di luar negeri, tidak memiliki skema untuk
kembali ke Indonesia atau paling tidak memperkuat ekonomi dan dignity Indonesia dengan
keahliannya. Dengan demikian, pendidikan karakter bangsa menjadi sangat urgen untuk menjadi
agenda penting pendidikan nasional, dalam rangka menghadapi Indonesia Emas 2045, satu abad
Indonesia, yang diperkirakan Indonesia akan memiliki 130 juta jiwa dalam usia produktif, dan
merupakan jumlah yang sangat besar untuk menguasai dunia.
PENDIDIKAN KARAKTER
Martin Luther King pernah menyatakan sebuah ungkapan yang menarik banyak orang di
dunia berbunyi intelligence plus character-that is the goal of true education. Dari ungkapannya,
King berpendapat, bahwa kepintaran saja tidak cukup, butuh karakter. Dengan begitu, karakter
sangat penting atau mungkin lebih penting, karena anak pintar yang tidak memiliki karakter baik,
dia akan menjadi petaka bagi bangsa, karena kepintarannya akan digunakan untuk merusak.
Thomas Lickona (1991) seorang sarjana psikologi yang mempropagandakan kembali pendidikan
karakter di akhir abad ke 20 menawarkan tujuh (7) karakter baik yang harus ditanamkan pada
setiap anak didik, meliputi :
1. Ketulusan hati atau kejujuran (honesty).
2. Belas kasih (compassion);
3. Kegagahberanian (courage);
4. Kasih sayang (kindness);
5. Kontrol diri (self-control);
6. Kerja sama (cooperation);
7. Kerja keras (deligence or hard work).
Sementara itu, penelitian Dalmeri (2014) dari Universitas Indrapasta PGRI, Jakarta,
mencatat adanya sembilan pilar karakter yang perlu ditegakkan dalam kerjasama sekolah,
keluarga, masyarakat dan dunia usaha, agar anak Indonesia menjadi generasi tangguh berdaya
saing, yang dapat mengolah kecerdasan pengetahuan dan keahliannya menjadi produktifitas
bangsa. Sembilan pilar tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tanggungjawab (Responsibility);
2. Rasa Hormat (Respect);
3. Keadilan (Fairness);
4. Keberanian (Courage);
5. Belas kasih (Honesty);
6. Kewarganegaraan (Citizenship);
7. Disiplin diri (Self-descipline);
8. Peduli (Caring ), dan
9. Ketekunan (Perseverance).
Yang dimaksud dengan etika kepedulian dan empati dalam pendidikan karakter adalah
menanggapi perasaan, pikiran dan juga pengalaman orang lain sebab ia merasakan kepedulian
pada sesama. Selain itu, kepedulian dan empati adalah usaha untuk mengenali pribadi orang lain
dan juga usaha membantu orang lain yang sedang kesusahan. Selain itu juga meliputi mengenali
rasa kemanusiaan terhadap orang lain.
Kerja Sama
Kerja sama adalah usaha menggabungkan tenaga dari diri sendiri dengan orang lain sehingga
bisa bekerja untuk mencapai sebuah tujuan. Selain itu, kerja sama juga memiliki arti membagi
pekerjaan dengan orang lain supaya sebuah tujuan nantinya bisa dicapai.
Berani
Berani adalah kemampuan untuk menghadapi sebuah kesulitan, bahaya dan juga sakit dengan
menggunakan cara agar situasi bisa dikendalikan sekaligus cara menguatkan mental. Berani juga
memiliki arti mengenali sesuatu hal yang sedikit menakutkan atau menantang lalu mulai
melakukan pemikiran strategi supaya bisa menghadapi situasi tersebut.
Keteguhan hati dan juga komitmen adalah kemampuan untuk bertahan untuk mencapai sebuah
cita cita, pekerjaan dan berbagai urusan lainnya dan juga janji yang dipegang dengan teguh
terhadap sebuah keyakinan.
Adil
Adil adalah usaha untuk memperlakukan orang lain dengan cara memakai sikap yang tidak
memihak dan juga dilakukan dengan wajar yang penting dalam cara membangun sikap kritis.
Adil juga mengartikan memiliki pandangan yang jujur dalam kehidupan sehari hari dan juga
dalam situasi khusus tanpa adanya pengaruh dari mana pun dan siapa pun juga.
Suka Menolong
Suka menolong merupakan kebiasaan baik untuk membantu orang lain dan selalu siap untuk
mengulurkan tangan sekaligus secara aktif selalu mencari kesempatan untuk menyumbang baik
dalam bentuk barang dan juga tenaga sehingga cara meningkatkan persepsi antar pribadi bisa
dilakukan.
Jujur dan integritas merupakan cara berbicara jujur atau tidak bohong serta memperlakukan
orang lain dengan cara yang adil. Selain itu, jujur juga dilakukan pada diri sendiri sekaligus tetap
berpegang teguh dengan nilai nilai moral itu sendiri.
Sabar
Sabar merupakan sikap yang mampu dan bisa untuk mengendalikan diri dari berbagai
kelambatan untuk mencapai kesempatan khusus atau cita cita sebagai salah satu cara menjadi
pribadi yang dewasa. Selain itu, menunggu juga berarti menunggu atas segala kebutuhan dan
juga kepentingan dengan cara yang tenang dan bisa mengendalikan diri dari gangguan orang lain
serta menunda keinginan yang bisa merugikan diri sendiri.
Banyak Akal
Banyak akal merupakan kemampuan seseorang untuk berpikir secara kreatif mengenai sebuah
metode dan juga bahan yang berbeda beda dan dilakukan sebagai cara menanggulangi situasi
yang baru dan sulit. Banyak akal juga mengartikan bisa membuat pertimbangan dengan
menggunakan imajinasi dan segala pilihan terbaik untuk menemukan cara memecahkan sebuah
masalah.
Sikap hormat adalah cara menghormati orang lain dengan cara mengagumi, menghargai dan juga
memiliki penghargaan khusus sekaligus berlaku sopan pada orang lain dan memperlakukan
mereka dengan cara yang baik. Sedangkan tanggung jawab adalah bisa dipercaya sekaligus bisa
diandalkan mengenai sebuah perbuatan atau tindakan. Tanggung jawab juga mengartikan segala
perbuatan dan tindakan yang akan dilakukan bisa dipertanggungjawabkan.
Toleransi
Toleransi adalah sikap saling menghormati antar sesama tanpa perlu memandang suku, ras,
agama atau pun aliran dan juga sikap saling membantu antar sesama manusia untuk mewujudkan
sebuah kebaikan yang membutuhkan peran lingkungan dalam pendidikan karakter.
Bangga
Bangga merupakan cara untuk menghargai diri sendiri sekaligus merasa senang saat bisa
menyelesaikan sebuah tugas yang cukup memberi tantangan atau bisa mendapatkan sesuatu yang
sudah diinginkan.
Loyalitas
Loyalitas adalah usaha agar selalu bisa setia pada sebuah komitmen dengan orang lain baik itu
keluarga atau teman dan juga kelompok tertentu. Selain itu, loyalitas juga mengartikan tetap bisa
menjaga komitmen meski sedang berada dalam keadaan sulit dan terdapat banyak rintangan yang
menghalangi.
Disiplin diri merupakan penerapan disiplin pada anak usia dini untuk membiasakan diri sendiri
dalam taat pada peraturan atau kesepakatan yang sudah dibuat dan juga melakukan sebuah
perbuatan yang baik. Sedangkan mandiri adalah kebebasan untuk melakukan apa saja yang
dibutuhkan diri sendiri sekaligus mempertimbangkan pilihan dan juga mengambil keputusan
sendiri.
Humor
Humor adalah kemampuan seseorang untuk bisa merasakan dan menanggapi sebuah hal yang
lucu baik dari luar ataupun dari diri sendiri dan juga menciptakan suasana yang cerah dalam
kehidupan sehari hari sebab dengan wajah tersenyum, situasi senang dan tertawa serta
menggelikan akan menciptakan suasana yang baik.
PEMBENTUKAN KARAKTER
Kita harus sadar, bahwa pembentukan karakter dan watak atau kepribadian ini sangat
penting, bahkan sangat mendesak dan mutlak adanya. Hal ini cukup beralasan. Mengapa mutlak
diperlukan? Karena adanya krisis yang terus berkelanjutan melanda bangsa dan negara kita
sampai saat ini belum ada solusi secara jelas dan tegas, lebih banyak berupa wacana yang seolah-
olah bangsa ini diajak dalam dunia mimpi. Tentu masih ingat beberapa waktu yang lalu
Pemerintah mengeluarkan pandangan, bahwa bangsa kita akan makmur, sejahtera nanti di tahun
2030. Suatu pemimpin bangsa yang besar untuk mengajak bangsa atau rakyatnya menjadi
“pemimpi” dalam menggapai kemakmuran yang dicita-citakan.
Berhadapan dengan berbagai masalah dan tantangan, pendidikan nasional pada saat yang
sama (masih) tetap memikul peran multidimensi. Berbeda dengan peran pendidikan pada negara-
negara maju, yang pada dasarnya lebih terbatas pada transfer ilmu pengetahuan, peranan
pendidikan nasional di Indonesia memikul beban lebih berat. Pendidikan berperan bukan hanya
merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetap lebih luas lagi sebagai pembudayaan
(enkulturisasi) yang tentu saja hal terpenting dan pembudayaan itu adalah pembentukan karakter
dan watak (nation and character building), yang pada gilirannya sangat krusial bagi notion
building atau dalam bahasa lebih populer menuju rekonstruksi negara dan bangsa yang lebih
maju dan beradab dan beretika. Kita harus sadar, bahwa pembentukan karakter dan watak atau
kepribadian ini sangat penting, bahkan sangat mendesak dan mutlak adanya. Hal ini cukup
beralasan. Mengapa mutlak diperlukan? Karena adanya krisis yang terus berkelanjutan melanda
bangsa dan negara kita sampai saat ini belum ada solusi secara jelas dan tegas, lebih banyak
berupa wacana yang seolah-olah bangsa ini diajak dalam dunia mimpi. Tentu masih ingat
beberapa waktu yang lalu Pemerintah mengeluarkan pandangan, bahwa bangsa kita akan
makmur, sejahtera nanti di tahun 2030. Suatu pemimpin bangsa yang besar untuk mengajak
bangsa atau rakyatnya menjadi “pemimpi” dalam menggapai kemakmuran yang dicita-citakan.
PERAN PENDIDIKAN
Berhadapan dengan berbagai masalah dan tantangan, pendidikan nasional pada saat yang
sama (masih) tetap memikul peran multidimensi. Berbeda dengan peran pendidikan pada negara-
negara maju, yang pada dasarnya lebih terbatas pada transfer ilmu pengetahuan, peranan
pendidikan nasional di Indonesia memikul beban lebih berat. Pendidikan berperan bukan hanya
merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetap lebih luas lagi sebagai pembudayaan
(enkulturisasi) yang tentu saja hal terpenting dan pembudayaan itu adalah pembentukan karakter
dan watak (nation and character building), yang pada gilirannya sangat krusial bagi notion
building atau dalam bahasa lebih populer menuju rekonstruksi negara dan bangsa yang lebih
maju dan beradab dan beretika.
Oleh karena itu, reformasi pendidikan sangat mutlak diperlukan untuk membangun
karakter atau watak suatu bangsa, bahkan merupakan kebutuhan mendesak. Reformasi
kehidupan nasional secara singkat, pada intinya bertujuan untuk membangun Indonesia yang
lebih genuinely dan authentically demokratis dan beretika, sehingga betul-betul menjadi
Indonesia baru yang madani, yang bersatu padu (integrated). Di samping itu, peran pendidikan
nasional dengan berbagai jenjang dan jalurnya merupakan sarana paling strategis untuk
mengasuh, membesarkan dan mengembangkan warga negara yang demokratis dan memiliki
keadaban (civility) kemampuan, keterampilan, etos dan motivasi serta berpartisipasi aktif,
merupakan ciri dan karakter paling pokok dari suatu masyarakat madani Indonesia.
Bangsa ini oleh H Mardiyanto (mantan mendagri), disebut baru kehilangan harga diri, jati
diri, dan kepercayaan diri. Demokrasi dan ekonomi yang liberal, pilkada dan pilpres secara
langsung, ternyata hasilnya jauh dari harapan. Sementara itu, Mochtar Mas menyoroti, bahwa
arah demokrasi yang lemah itu berdampak pada rusaknya etika dan moral. Bangsa Indonesia
yang dulu terkenal santun, sekarang seperti kehilangan etika dan moralnya sehingga tidak patut
diteladani. Lagi Bangsa ini mudah marah, suka tawuran, dan lebih mementingkan pribadi
dibanding mendahulukan kepentingan bangsa dan negara. Kita harus tahu, bahwa di antara kita
tentu ada yang tidak baik, akan tetapi sebagai bangsa yang santun, kewajiban kita harus
membimbing mereka yang tidak baik untuk menjadi baik. Selain itu, sebagai generasi muda,
jangan mudah putus asa dan harus selalu waspada demi kejayaan bangsa. Karena itu, mari kita
merenung, apakah mampu melaksanakan ajaran Sastra Cetha yang kelihatannya sederhana, tetapi
aplikasinya sulit.
Etika dan moral berada dalam tata kehidupan, berada dalam tingkah laku, dan berada
dalam diri. Bela Negara juga berada pada kesadaran sebagai bangsa dan kecintaan pada bangsa
dan negara, yang semuanya ada di dalam dada. Sebagai bangsa yang tahu negaranya menuju ke
kemunduran harus berani bangun, cancut taliwanda, buang sifat suka berbuat nista dan lakukan
yang utama. Jika hal itu dilakukan pada gilirannya akan mampu mengembalikan tata etika dan
moral, dan pasti rela berkorban membela bangsa dan negara demi kejayaan NKRI.
Sumber:
https://artikel-media.blogspot.co.id//etika-moral.bela-negara