RESUME KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 23 Juli 2013 pada pukul
14.00 WIB oleh Mohamad Dieni Abdul Latif diruang Kenanga Kamar A4
RSUD Kebumen dengan sumber data catatan medis, pasien, dan keluarga
pasien.
1. Identitas Pasien
Pasien bernama Ny. E 33 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga,
Anemia, tanggal masuk rumah sakit 23 Juli 2013 pukul 08.00 WIB.
2. Riwayat Keperawatan
Pasien datang ke IGD Kebumen pada tanggal 23 Juli 2013 pukul
08.00 WIB. Dengan keluhan lemas, batuk, sesak napas, mual muntah,
nadi 88 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, suhu 38,1o C, dan
sudah mendapat terapi infus RL 12 tetes per menit. Saat dikaji pada
tanggal 23 Juli 2013 pikul 14.00 WIB, tekanan darah 90/40 mmHg, nadi
84 kali per menit, pernapasan 32 kali per menit, suhu 38,4o C. pasien
yang lalu, 8 kali dirawat di RSUD Kebumen dan 3 kali dirawat di RSUP
dr. Sardjito Yogyakarta dengan keluhan yang sama dan penyakit yang
diderita.
21
3. Pengkajian Fokus
Saat dikaji pada tanggal 23 Juli 2013 pukul 14.00 WIB, pasien
tidur, melakukan aktivitas duduk dibantu oleh sanak keluarga ketika mau
dikaji pada pola napas: pasien mengeluh sesak napas, dan tambah sesak
napas pada saat tidur terlentang. Pada pola aktivitas: pasien mengatakan
semua aktivitas ADL dibantu oleh keluarga, pasien mengeluh letih setelah
beraktivitas ringan.
Hasil pemeriksaan fisik saat dilakukan pengkajian: keadaan umum
tekanan darah 90/40 mmHg, nadi 84 kali per menit, suhu 38,4 oC,
anemis, pupil isokor, CRT (Capillary reffil time) lebih dari 3 detik, kulit
tampak pucat, terdapat pendarahan bawah kulit, gigi dan gusi bersih. Pada
bawah, peristaltik usus 12 kali per menit. Nilai kekuatan otot pada
ekstremitas kanan atas dan bawah adalah 5, pada ekstremitas kiri atas dan
Hemoglobin 3,7 g/dL nilai normalnya 11.7 – 15,5 g/dL, leukosit 2,08
(manual), RBC 1.36 106/uL nilai normal 3,8–5,2 106/uL ,gula darah
22
sewaktu 124 mg/dl dengan nilai normal 70 – 120 mg/dl. Program terapi
gr, injeksi Rantin 2 x 50 mg, dan transfusi darah WB (Whole Blood) 350
cc: 30 tetes per menit . Obat per-oralnya adalah Paracetamol 2 x 500 mg,
B. Analisa Data
Hasil analisa data dari melakukan pengkajian secara komprehensif dan
prioritas masalah pada tanggal 23 Juli 2013 pukul 14.30 WIB didapat
masalah keperawatan.
Dari data subjektif pasien mengatakan lemas, pusing,dan pandangan
pucat wajah dan seluruh permukaan kulit, mukosa bibir tampak kering, akral
dingin, Hb 3,7 g/dl, CRT lebih dari 3 detik. Jadi diagnosanya yaitu
tekanan darah 90/40 mmHg, nadi 84 kali per menit, suhu 38,4 oC, pernapasan
32 kali per menit. pasien tampak sesak napas dan penggunaan otot bantu
napas, batuk saat malam hari. Jadi diagnosanya yaitu pola napas tidak efektif
keluar nanahnya. Dari data objektif tampak keluar nanah dan darah dari
tangan kanan, telihat kemerahan dan bengkak disekitar luka, suhu 38,4 oC,
23
Penulis merangkai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi menjadi
satu bagian agar pembaca lebih mudah memahami masalah yang muncul
berikut:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan Dengan Penurunan
kriteria hasil yang diharapkan antara lain adalah status Hb 6 g/dl dalam
abnormal, monitor vital sign 8 jam sekali, warna kulit, membrane mukosa
dan kuku, kaji adanya keluhan dingin, kolaborasi pemberian cairan RL dan
mmHg, nadi 84 kali per menit, suhu 38,4 oC, pernapasan 32 kali per menit,
memonitor warna, kuku, dan mukopsa bibir: warna kulit pucat, CRT
(Capillary reffil time) lebih dari 3 detik dan mukosa bibir kering. Pada
24
pukul 15.15 WIB memonitor akral dan mengkaji adanya perdarahan
kulit, warnanya kecoklatan. Pada pukul 16.00 WIB memonitor cairan yang
masuk: cairan infus diganti menggunakan NaCl 0,9 %: 15 tetes per menit.
menit. Pada pukul 21.00 WIB memonitor pemberian tranfusi darah: darah
subjektif pasien mengatakan masih lemas dan sudah bisa duduk. Data
objektifnya adalah akral masih dingin, mukosa bibir kering, warna kulit
pucat, CRT (Capillary reffil time) lebih dari 3 detik, Sedang tranfusi darah
kantong darah menjadi larutan NaCl 15 tetes per menit. Pukul 22.15 WIB
vital: tekanan darah 90/44 mmHg, nadi 133 kali per menit, suhu 37 oC,
25
Evaluasi pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 07.00 WIB adalah data
subjektif pasien mengatakan masih lemas dan sudah bisa duduk. Data
objektifnya adalah akral masih dingin, mukosa bibir kering, warna kulit
input dan output, monitor warna kulit, kuku, mukosa bibir, dan akral.
Tindakan yang dilakukan pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 07.00
WIB memonitor warna kulit, mukosa bibir dan kuku: warna kulit pucat,
CRT (Capillary reffil time) lebih dari 3 detik dan mukosa bibir kering.
Pada pukul 09.10 WIB memonitor akral: pasien mengeluh dingin, akral
dingin dan lemas tetapi tidak sperti kemarin. Pada pukul 10.00 WIB
subjektif pasien mengatakan masih lemas tetapi tidak seperti kemarin dan
badan masih dingin. Data objektifnya adalah akral masih dingin, mukosa
bibir kering, warna kulit pucat, CRT (Capillary reffil time) lebih dari 3
tanda vital, cairan input dan output, monitor warna kulit, kuku, mukosa
WIB memonitor warna kulit, mukosa bibir dan kuku: warna kulit pucat,
CRT (Capillary reffil time) lebih dari 3 detik dan mukosa bibir kering.
26
Pada pukul 15.15 WIB memonitor akral: pasien mengeluh dingin, akral
dingin dan lemas tetapi tidak seperti kemarin. Pada pukul 16.00 WIB
tetes per menit. Pukul 17.00 WIB memotivasi mengkatkan asupan nutrisi
dan mengambil spesimen darah vena 3 cc. Pukul 18.15 WIB memonitor
tanda-tanda vital: tekanan darah 90/55 mmHg, nadi 120 kali per menit,
suhu 366 oC, pernapasan 28 kali per menit. Pukul 18.30 WIB mengganti
cairan RL dengan NaCl 0,9%: 15 tetes per menit. Pukul 19.00 WIB
subjektif pasien mengatakan masih lemas tetapi tidak seperti kemarin dan
badan masih dingin. Data objektifnya adalah akral masih dingin, mukosa
bibir kering, warna kulit pucat, infus RL dan NaCl 0,9% 15 tetes per menit
yang diharapkan antara lain adalah status ventilasi dan pernapasan tidak
27
kemampuan pasien dalam bernapas, posisikan semifowler pada pasien
napas tidak efektif adalah pada tanggal 23 Juli 2013 pukul 14.30 WIB
memonitor tanda-tanda vital: tekanan darah 90/40 mmHg, nadi 84 kali per
menit, suhu 38,4 oC, pernapasan 32 kali per menit. Pada pukul 14.45 WIB
pasien tampak lebih nyaman, dan terpasang binasal kanul 3 liter per menit.
darah 104/45 mmHg, nadi 145 kali per menit, suhu 38 oC, pernapasan 26
kali per menit. Pada pukul 21.00 WIB memonitor status oksigen: terpasang
objektifnya adalah tekanan darah 104/45 mmHg, nadi 145 kali per menit,
suhu 38 oC, pernapasan 26 kali per menit, pasien tampak terpasang oksigen
binasal kanul, dan tidur dengan posisi semifowler. Masalah pola napas
28
vital: tekanan darah 90/44 mmHg, nadi 133 kali per menit, suhu 37 oC,
bernapas.
Evaluasi pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 07.00 WIB adalah data
subjektif pasien mengatakan sudah tidak sesak napas lagi. Data objektifnya
adalah tekanan darah 90/40 mmHg, nadi 133 kali per menit, suhu 37 oC,
pasien: respirasi mulai adekuat dan tidak sesak napas. Pada pukul 10.15
tanda vital: tekanan darah 90/44 mmHg, nadi 133 kali per menit, suhu 37
o
C, pernapasan 26 kali per menit. Pukul 13.30 WIB kolaborasi pemberian
obat ambroksol.
Evaluasi pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 14.00 WIB adalah data
subjektif pasien mengatakan sudah tidak sesak napas lagi. Data objektifnya
adalah tekanan darah 90/40 mmHg, nadi 133 kali per menit, suhu 37 oC,
29
Tindakan yang dilakukan pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 14.45
memonitor tanda-tanda vital: tekanan darah 90/55 mmHg, nadi 120 kali
per menit, suhu 366 oC, pernapasan 28 kali per menit. Pada pukul 21.00
WIB memonitor status oksigen: terpasang oksigen binasal kanul 1 liter per
menit.
Evaluasi pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 21.00 WIB adalah data
subjektif pasien mengatakan sudah tidak sesak napas lagi. Data objektifnya
adalah tekanan darah 90/55 mmHg, nadi 120 kali per menit, suhu 366 oC,
hasil yang diharapkan antara lain adalah tidak ada tanda-tanda infeksi
cairan, monitor vital sign 8 jam sekali, memonitor tanda infeksi (kalor,
30
Tindakan yang dilakukan terhadap pasien Ny.E pada masalah
resiko infeksi adalah pada tanggal 23 Juli 2013 pukul 14.30 WIB
kemerahan, luka tampak kotor dan nanah. Pada pukul 16.00 WIB
memonitor suhu tubuh: 37,7 oC. Pada pukul 18.00 WIB memonitor suhu
yang cukup: 36,8 oC, pasien mau, berusaha menghabiskan porsi makanan
dari rumah sakit, dan mau banyak istirahat. Pada pukul 19.00 WIB
memonitor suhu tubuh: 36,7 oC. Pada pukul 19.10 WIB mengkolaborasi
golongan B+ 350 cc: 20 tetes per menit. Pada pukul 21.00 WIB
perawat.
Evaluasi pada tanggal 23 Juli 2013 pukul 21.00 WIB adalah data
tampak kotor dan nanah, suhu 36,7 oC, sudah mendapat tranfusi darah WB
(whole blood) golongan B+ 350 cc: 20 tetes per menit. Masalah resiko
31
90/44 mmHg, nadi 133 kali per menit, suhu 37 oC, pernapasan 28 kali per
minum.
Evaluasi pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 07.00 WIB adalah data
adalah, suhu 37,0 oC, infus terpasang RL 12 Tetes per menit. Masalah
kemerahan, luka tampak kotor dan nanah. Pada pukul 07.00 WIB
memonitor suhu tubuh: 37,0 oC. Pada pukul 08.15 WIB mengkolaborasi
pukul 10.15 WIB melakuan perawatan luka dan dressing infus: pasien
mengatakan tangannya lebih nyaman karena sudah ganti perban, pada luka
keluar banyak nanah dan bleding, melepas infus. Pada pukul 12.30 WIB
perban. Data objektifnya adalah pada luka keluar banyak nanah dan
bleding, suhu 37,0 oC, infus terpasang RL 12 Tetes per menit. Masalah
32
kemerahan, luka tampak kotor dan nanah. Pada pukul 07.00 WIB
memonitor suhu tubuh: 37,0 oC. Pada pukul 19.10 WIB mengkolaborasi
golongan B+ 350 cc: 20 tetes per menit. Pada pukul 21.00 WIB
Ranitidin 50 mg.
Evaluasi pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 21.00 WIB adalah data
perban. Data objektifnya adalah pada luka keluar banyak nanah dan
bleding, suhu 37,0 oC, infus terpasang RL 12 Tetes per menit, sudah
luka.
33