Anda di halaman 1dari 13

BAB III

RESUME KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 23 Juli 2013 pada pukul

14.00 WIB oleh Mohamad Dieni Abdul Latif diruang Kenanga Kamar A4

RSUD Kebumen dengan sumber data catatan medis, pasien, dan keluarga

pasien.
1. Identitas Pasien
Pasien bernama Ny. E 33 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga,

pendidikan SMP, beralamat Rejosari, Ambal, Kebumen. Diagnosa medis

Anemia, tanggal masuk rumah sakit 23 Juli 2013 pukul 08.00 WIB.
2. Riwayat Keperawatan
Pasien datang ke IGD Kebumen pada tanggal 23 Juli 2013 pukul

08.00 WIB. Dengan keluhan lemas, batuk, sesak napas, mual muntah,

pusing dan pandangan berkunang-kunang. Tekanan darah 120/70 mmHg,

nadi 88 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, suhu 38,1o C, dan

sudah mendapat terapi infus RL 12 tetes per menit. Saat dikaji pada

tanggal 23 Juli 2013 pikul 14.00 WIB, tekanan darah 90/40 mmHg, nadi

84 kali per menit, pernapasan 32 kali per menit, suhu 38,4o C. pasien

tampak pucat, dan berkeringat. Sudah mendapat terapi cerfriaxosne 1 gr,

ranitidine 50 mg dan paracetamol 500 mg.


Sebelumnya pasien sudah menderita sakit seperti ini sejak 1 tahun

yang lalu, 8 kali dirawat di RSUD Kebumen dan 3 kali dirawat di RSUP

dr. Sardjito Yogyakarta dengan keluhan yang sama dan penyakit yang

diderita.

21
3. Pengkajian Fokus
Saat dikaji pada tanggal 23 Juli 2013 pukul 14.00 WIB, pasien

mengatakan lemas, batuk, sesak napas, mual muntah, pusing dan

pandangan berkunang-kunang. Pasien terlihat hanya tiduran di tempat

tidur, melakukan aktivitas duduk dibantu oleh sanak keluarga ketika mau

makan atau minum. Pola fungsional menurut Virginia Henderson, saat

dikaji pada pola napas: pasien mengeluh sesak napas, dan tambah sesak

napas pada saat tidur terlentang. Pada pola aktivitas: pasien mengatakan

semua aktivitas ADL dibantu oleh keluarga, pasien mengeluh letih setelah

beraktivitas ringan.
Hasil pemeriksaan fisik saat dilakukan pengkajian: keadaan umum

baik, kesadaran komposmentis dengan nilai GCS 15 (E4, M6, V5),

tekanan darah 90/40 mmHg, nadi 84 kali per menit, suhu 38,4 oC,

pernapasan 32 kali per menit. Rambut bersih, tidak berbau, konjungtiva

anemis, pupil isokor, CRT (Capillary reffil time) lebih dari 3 detik, kulit

tampak pucat, terdapat pendarahan bawah kulit, gigi dan gusi bersih. Pada

pemeriksaan abdomen, teraba massa seperti feses di perut bagian kanan

bawah, peristaltik usus 12 kali per menit. Nilai kekuatan otot pada

ekstremitas kanan atas dan bawah adalah 5, pada ekstremitas kiri atas dan

bawah nilainya 5, dan tidak ada edema.


Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 23 Juli 2013 adalah

Hemoglobin 3,7 g/dL nilai normalnya 11.7 – 15,5 g/dL, leukosit 2,08

103/uL nilai normalnya 3,6 – 11,0 103/uL, Hematocrit 11,4 % nilai

normalnya 35 – 47 %, Platelet 5 103/uL nilai normalnya 150 – 440 10 3/uL

(manual), RBC 1.36 106/uL nilai normal 3,8–5,2 106/uL ,gula darah

22
sewaktu 124 mg/dl dengan nilai normal 70 – 120 mg/dl. Program terapi

intravena yang diberikan: infus RL 12 tetes/menit, injeksi Cefriaxson 2 x 1

gr, injeksi Rantin 2 x 50 mg, dan transfusi darah WB (Whole Blood) 350

cc: 30 tetes per menit . Obat per-oralnya adalah Paracetamol 2 x 500 mg,

Ambroksol 3 x 30 mg. Oksigenasi 3 liter per menit.

B. Analisa Data
Hasil analisa data dari melakukan pengkajian secara komprehensif dan

prioritas masalah pada tanggal 23 Juli 2013 pukul 14.30 WIB didapat

masalah keperawatan.
Dari data subjektif pasien mengatakan lemas, pusing,dan pandangan

berkunang-kunang. Dari data objektif pasien terlihat lemas, pasien tampak

pucat wajah dan seluruh permukaan kulit, mukosa bibir tampak kering, akral

dingin, Hb 3,7 g/dl, CRT lebih dari 3 detik. Jadi diagnosanya yaitu

ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan

konsentrasi hemoglobin dalam darah.


Dari data subjektif pasien mengatakan sesak napas. Dari data objektif

tekanan darah 90/40 mmHg, nadi 84 kali per menit, suhu 38,4 oC, pernapasan

32 kali per menit. pasien tampak sesak napas dan penggunaan otot bantu

napas, batuk saat malam hari. Jadi diagnosanya yaitu pola napas tidak efektif

berhubungan dengan hiperventilasi.


Dari data subjektif pasien mengatakan tangan kanannya bengkak dan

keluar nanahnya. Dari data objektif tampak keluar nanah dan darah dari

tangan kanan, telihat kemerahan dan bengkak disekitar luka, suhu 38,4 oC,

WBC 2,08 103/uL, 11,7 %. Jadi diagnosanya adalah resiko infeksi.

C. Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi

23
Penulis merangkai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi menjadi

satu bagian agar pembaca lebih mudah memahami masalah yang muncul

pada pasien. Merencanakan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk

mengatasi masalah tersebut, melaksanakan tindakan keperawatan, serta hasil

setelah melakukan tindakan keperawatan.


Dari masalah yang muncul pada Ny. E dengan gangguan sistem

Hematologi: Anemia , dapat disusun rencana tindakan keperawatan sebagai

berikut:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan Dengan Penurunan

Konsentrasi Hemoglobin Dalam Darah


Tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2

x 24 jam, pasien menunjukan keefektifan perfusi jaringan perifer, dengan

kriteria hasil yang diharapkan antara lain adalah status Hb 6 g/dl dalam

darah, dan turgor kulit tidak pucat.


Perencanaan tindakan untuk mengatasi masalah di atas, penulis

mempunyai beberapa rencana tindakan, antara lain kaji adanya perdarahan

abnormal, monitor vital sign 8 jam sekali, warna kulit, membrane mukosa

dan kuku, kaji adanya keluhan dingin, kolaborasi pemberian cairan RL dan

NaCl 15 tets per menit, Kolaborasi pengambilan specimen darah, dan

kolaborasi pemberian tranfusi darah WB 350 cc.


Tindakan yang dilakukan terhadap pasien Ny.E pada masalah

ketidakefektifan perfusi jaringan perifer adalah pada tanggal 23 Juli 2013

pukul 14.30 WIB memonitor tanda-tanda vital: tekanan darah 90/40

mmHg, nadi 84 kali per menit, suhu 38,4 oC, pernapasan 32 kali per menit,

memonitor warna, kuku, dan mukopsa bibir: warna kulit pucat, CRT

(Capillary reffil time) lebih dari 3 detik dan mukosa bibir kering. Pada

24
pukul 15.15 WIB memonitor akral dan mengkaji adanya perdarahan

abnormal: pasien mengeluh dingin, akral dingin dan tampak mengeluarkan

banyak keringat dan hampir seluruh tubuh terdapat perdarahan bawah

kulit, warnanya kecoklatan. Pada pukul 16.00 WIB memonitor cairan yang

masuk: cairan infus diganti menggunakan NaCl 0,9 %: 15 tetes per menit.

Pada pukul 19.10 WIB mengkolaborasi pemberian tranfusi darah: darah

yang di berikan WB (whole blood) golongan B+ 350 cc: 20 tetes per

menit. Pada pukul 21.00 WIB memonitor pemberian tranfusi darah: darah

menetes lancar, pasien tidak nampak tanda-tanda alergi, tetesan darah 20

tetes per menit.


Evaluasi pada tanggal 23 Juli 2013 pukul 21.00 WIB adalah data

subjektif pasien mengatakan masih lemas dan sudah bisa duduk. Data

objektifnya adalah akral masih dingin, mukosa bibir kering, warna kulit

pucat, CRT (Capillary reffil time) lebih dari 3 detik, Sedang tranfusi darah

WB (whole blood) golongan B+ 350 cc : 20 tetes per menit. Masalah

ketidakefektifan perfusi jaringan perifer belum teratasi. Lanjutkan

intervensi : memonitor tanda-tanda vital, cairan input dan output, monitor

warna kulit, kuku, mukosa bibir, dan akral.


Tindakan pada tanggal 23 Juli 2013 pukul 22.00 WIB mengganti

kantong darah menjadi larutan NaCl 15 tetes per menit. Pukul 22.15 WIB

memonitor tanda-tanda alergi setelah transfusi. Pukul 23.00 WIB

mengajurkan pasien Istirahat. Pukul 05.00 WIB memonitor tanda-tanda

vital: tekanan darah 90/44 mmHg, nadi 133 kali per menit, suhu 37 oC,

pernapasan 28 kali per menit.

25
Evaluasi pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 07.00 WIB adalah data

subjektif pasien mengatakan masih lemas dan sudah bisa duduk. Data

objektifnya adalah akral masih dingin, mukosa bibir kering, warna kulit

pucat, sudah mendapat tranfusi darah WB (whole blood) golongan B+ 350

cc : 20 tetes per menit. Masalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

belum teratasi. Lanjutkan intervensi : memonitor tanda-tanda vital, cairan

input dan output, monitor warna kulit, kuku, mukosa bibir, dan akral.
Tindakan yang dilakukan pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 07.00

WIB memonitor warna kulit, mukosa bibir dan kuku: warna kulit pucat,

CRT (Capillary reffil time) lebih dari 3 detik dan mukosa bibir kering.

Pada pukul 09.10 WIB memonitor akral: pasien mengeluh dingin, akral

dingin dan lemas tetapi tidak sperti kemarin. Pada pukul 10.00 WIB

memonitor cairan yang masuk: cairan infus diganti menggunakan RL : 15

tetes per menit..


Evaluasi pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 14.00 WIB adalah data

subjektif pasien mengatakan masih lemas tetapi tidak seperti kemarin dan

badan masih dingin. Data objektifnya adalah akral masih dingin, mukosa

bibir kering, warna kulit pucat, CRT (Capillary reffil time) lebih dari 3

detik, infus RL 15 tetes per menit. Masalah ketidakefektifan perfusi

jaringan perifer belum teratasi. Lanjutkan intervensi: memonitor tanda-

tanda vital, cairan input dan output, monitor warna kulit, kuku, mukosa

bibir, dan akral.


Tindakan yang dilakukan pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 14.30

WIB memonitor warna kulit, mukosa bibir dan kuku: warna kulit pucat,

CRT (Capillary reffil time) lebih dari 3 detik dan mukosa bibir kering.

26
Pada pukul 15.15 WIB memonitor akral: pasien mengeluh dingin, akral

dingin dan lemas tetapi tidak seperti kemarin. Pada pukul 16.00 WIB

memonitor cairan yang masuk: cairan infus diganti menggunakan RL : 15

tetes per menit. Pukul 17.00 WIB memotivasi mengkatkan asupan nutrisi

dan mengambil spesimen darah vena 3 cc. Pukul 18.15 WIB memonitor

tanda-tanda vital: tekanan darah 90/55 mmHg, nadi 120 kali per menit,

suhu 366 oC, pernapasan 28 kali per menit. Pukul 18.30 WIB mengganti

cairan RL dengan NaCl 0,9%: 15 tetes per menit. Pukul 19.00 WIB

mengkolaborasi pemberian tranfusi darah: darah yang di berikan WB

(whole blood) golongan B+ 350 cc: 20 tetes per menit.


Evaluasi pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 21.00 WIB adalah data

subjektif pasien mengatakan masih lemas tetapi tidak seperti kemarin dan

badan masih dingin. Data objektifnya adalah akral masih dingin, mukosa

bibir kering, warna kulit pucat, infus RL dan NaCl 0,9% 15 tetes per menit

Sedang tranfusi darah WB (whole blood) golongan B+ 350 cc : 20 tetes

per menit. Masalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer belum teratasi.

Lanjutkan intervensi: memonitor tanda-tanda vital, cairan input dan output,

monitor warna kulit, kuku, mukosa bibir, dan akral.


2. Pola Napas Tidak Efektif Berhubungan Dengan Hiperventilasi
Tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2

x 24 jam, pasien menunjukan keefektifan pola napas, dengan kriteria hasil

yang diharapkan antara lain adalah status ventilasi dan pernapasan tidak

terganggu, kepatenan jalan napas, respirasi 26 kali per menit.


Perencanaan tindakan untuk mengatasi masalah di atas, penulis

mempunyai beberapa rencana tindakan, antara lain kaji tingkat

27
kemampuan pasien dalam bernapas, posisikan semifowler pada pasien

untuk memaksimalakan ventilasi, monitor respirasi, auskultasi suara napas,

ajarkan pasien tentang napas dalam, dan kolaborasi pemberian oksigen 3

liter per menit, Kolaborasi pemberian obat ambroksol 30 mg.


Tindakan yang dilakukan terhadap pasien Ny.E pada masalah pola

napas tidak efektif adalah pada tanggal 23 Juli 2013 pukul 14.30 WIB

memonitor tanda-tanda vital: tekanan darah 90/40 mmHg, nadi 84 kali per

menit, suhu 38,4 oC, pernapasan 32 kali per menit. Pada pukul 14.45 WIB

memposisikan pasien semifowler dan mengkolaborasi pemberian oksigen:

pasien tampak lebih nyaman, dan terpasang binasal kanul 3 liter per menit.

Pada pukul 17.00 WIB memonitor respirasi pasien: respirasi mulai

adekuat. Pada pukul 20.00 WIB memonitor tanda-tanda vital: tekanan

darah 104/45 mmHg, nadi 145 kali per menit, suhu 38 oC, pernapasan 26

kali per menit. Pada pukul 21.00 WIB memonitor status oksigen: terpasang

oksigen binasal kanul 3 liter per menit.


Evaluasi pada tanggal 23 Juli 2013 pukul 21.00 WIB adalah data

subjektif pasien mengatakan sudah tidak begitu sesak napas. Data

objektifnya adalah tekanan darah 104/45 mmHg, nadi 145 kali per menit,

suhu 38 oC, pernapasan 26 kali per menit, pasien tampak terpasang oksigen

binasal kanul, dan tidur dengan posisi semifowler. Masalah pola napas

tidak efektif teratasi sebagian. Lanjutkan intervensi : memonitor tanda-

tanda vital, memonitor pemberian oksigen, dan memonitor repirasi.


Tindakan yang dilakukan pada tanggal 23 Juli 2013 pukul 22.00

WIB memonitor pernapasan 28 kali per menit. Pukul 23.00 WIB

mengajurkan pasien istirahat. Pukul 05.00 WIB memonitor tanda-tanda

28
vital: tekanan darah 90/44 mmHg, nadi 133 kali per menit, suhu 37 oC,

pernapasan 28 kali per menit. Pukul 05.30 memonitor Keadekuatan dalam

bernapas.
Evaluasi pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 07.00 WIB adalah data

subjektif pasien mengatakan sudah tidak sesak napas lagi. Data objektifnya

adalah tekanan darah 90/40 mmHg, nadi 133 kali per menit, suhu 37 oC,

pernapasan 28 kali per menit, pasien tampak tidur dengan posisi

semifowler. Masalah pola napas tidak efektif teratasi sebagian. Lanjutkan

intervensi: memonitor tanda-tanda vital, memonitor pemberian oksigen,

dan memonitor repirasi.


Tindakan yang dilakukan pada tanggal 24 Juli 2013 Pada pukul

08.00 WIB memposisikan pasien semifowler dan mengkolaborasi

pemberian obat ambroksol. Pada pukul 10.00 WIB memonitor respirasi

pasien: respirasi mulai adekuat dan tidak sesak napas. Pada pukul 10.15

WIB memonitor status pernapasan. Pukul 11.30 WIB memonitor tanda-

tanda vital: tekanan darah 90/44 mmHg, nadi 133 kali per menit, suhu 37
o
C, pernapasan 26 kali per menit. Pukul 13.30 WIB kolaborasi pemberian

obat ambroksol.
Evaluasi pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 14.00 WIB adalah data

subjektif pasien mengatakan sudah tidak sesak napas lagi. Data objektifnya

adalah tekanan darah 90/40 mmHg, nadi 133 kali per menit, suhu 37 oC,

pernapasan 28 kali per menit, pasien tampak tidur dengan posisi

semifowler. Masalah pola napas tidak efektif teratasi sebagian. Lanjutkan

intervensi: memonitor tanda-tanda vital, dan memonitor repirasi.

29
Tindakan yang dilakukan pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 14.45

WIB memposisikan pasien semifowler. Pada pukul 17.00 WIB memonitor

respirasi pasien: respirasi mulai adekuat. Pada pukul 18.15 WIB

memonitor tanda-tanda vital: tekanan darah 90/55 mmHg, nadi 120 kali

per menit, suhu 366 oC, pernapasan 28 kali per menit. Pada pukul 21.00

WIB memonitor status oksigen: terpasang oksigen binasal kanul 1 liter per

menit.
Evaluasi pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 21.00 WIB adalah data

subjektif pasien mengatakan sudah tidak sesak napas lagi. Data objektifnya

adalah tekanan darah 90/55 mmHg, nadi 120 kali per menit, suhu 366 oC,

pernapasan 28 kali per menit, pasien tampak tidur dengan posisi

semifowler. Masalah pola napas tidak efektif teratasi sebagian. Lanjutkan

intervensi: memonitor tanda-tanda vital, memonitor pemberian oksigen,

dan memonitor repirasi.


3. Resiko Infeksi
Tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2

x 24 jam, pasien menunjukan tidak mengalami infeksi, dengan kriteria

hasil yang diharapkan antara lain adalah tidak ada tanda-tanda infeksi

(kalor, rubor, dolor, tumor), WBC antara 3,6 103/uL.


Perencanaan tindakan untuk mengatasi masalah diatas, penulis

mempunyai beberapa rencana tindakan, antara lain tingkatkan asupan

cairan, monitor vital sign 8 jam sekali, memonitor tanda infeksi (kalor,

rubor, dolor, tumor), lakukan perawatan luka, tingkatkan istirahat,

tingkatkan diit TKTP yang adekuat, kolaborasi pemberian antibiotik

Cefriaxson 2 x 1 gr, Rantin 2 x 50 mg.

30
Tindakan yang dilakukan terhadap pasien Ny.E pada masalah

resiko infeksi adalah pada tanggal 23 Juli 2013 pukul 14.30 WIB

memonitor tanda-tanda infeksi: tampak bengkak pada tangan kanan,

kemerahan, luka tampak kotor dan nanah. Pada pukul 16.00 WIB

memonitor suhu tubuh: 37,7 oC. Pada pukul 18.00 WIB memonitor suhu

tubuh, memotivasi pasien meningkatkan diit yang adekuat dan istirahat

yang cukup: 36,8 oC, pasien mau, berusaha menghabiskan porsi makanan

dari rumah sakit, dan mau banyak istirahat. Pada pukul 19.00 WIB

memonitor suhu tubuh: 36,7 oC. Pada pukul 19.10 WIB mengkolaborasi

pemberian tranfusi darah: darah yang di berikan WB (whole blood)

golongan B+ 350 cc: 20 tetes per menit. Pada pukul 21.00 WIB

menganjurkan pasien banyak tidur: pasien mau mengikuti anjuran

perawat.
Evaluasi pada tanggal 23 Juli 2013 pukul 21.00 WIB adalah data

subjektif pasien mengatakan tangan kanannya masih bengkak. Data

objektifnya adalah tampak bengkak pada tangan kanan, kemerahan, luka

tampak kotor dan nanah, suhu 36,7 oC, sudah mendapat tranfusi darah WB

(whole blood) golongan B+ 350 cc: 20 tetes per menit. Masalah resiko

infeksi belum teratasi. Lanjutkan intervensi: memonitor tanda-tanda vital,

tanda-tanda infeksi, memonitor dan merawat luka.


Tindakan yang dilakukan pada tanggal 23 Juli 2013 pukul 22.00

mengkolaborasi pemberian terapi parenteral: Ceftriaxson 1 gr, dan

Ranitidin 50 mg. Pada pukul 23.00 WIB memotivasi meningkatkan

istirahat. Pukul 05.00 WIB memonitor tanda-tanda vital: tekanan darah

31
90/44 mmHg, nadi 133 kali per menit, suhu 37 oC, pernapasan 28 kali per

menit. Pukul 06.00 memotivasi untuk meningkatkan asupan nutrisi dan

minum.
Evaluasi pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 07.00 WIB adalah data

subjektif pasien mengatakan mau makan sampai habis. Data objektifnya

adalah, suhu 37,0 oC, infus terpasang RL 12 Tetes per menit. Masalah

resiko infeksi belum teratasi. Lanjutkan intervensi: memonitor tanda-tanda

vital, tanda-tanda infeksi, memonitor dan merawat luka.


Tindakan yang dilakukan pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 07.00

WIB memonitor tanda-tanda infeksi: tampak bengkak pada tangan kanan,

kemerahan, luka tampak kotor dan nanah. Pada pukul 07.00 WIB

memonitor suhu tubuh: 37,0 oC. Pada pukul 08.15 WIB mengkolaborasi

pemberian terapi parenteral: Ceftriaxson 1 gr, dan Ranitidin 50 mg. Pada

pukul 10.15 WIB melakuan perawatan luka dan dressing infus: pasien

mengatakan tangannya lebih nyaman karena sudah ganti perban, pada luka

keluar banyak nanah dan bleding, melepas infus. Pada pukul 12.30 WIB

mengkolaborasi memasang infus: infus terpasang RL 12 Tetes per menit.


Evaluasi pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 14.00 WIB adalah data

subjektif pasien mengatakan tangannya lebih nyaman karena sudah ganti

perban. Data objektifnya adalah pada luka keluar banyak nanah dan

bleding, suhu 37,0 oC, infus terpasang RL 12 Tetes per menit. Masalah

resiko infeksi belum teratasi. Lanjutkan intervensi: memonitor tanda-tanda

vital, tanda-tanda infeksi.


Tindakan yang dilakukan pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 14.00

WIB memonitor tanda-tanda infeksi: tampak bengkak pada tangan kanan,

32
kemerahan, luka tampak kotor dan nanah. Pada pukul 07.00 WIB

memonitor suhu tubuh: 37,0 oC. Pada pukul 19.10 WIB mengkolaborasi

pemberian tranfusi darah: darah yang di berikan WB (whole blood)

golongan B+ 350 cc: 20 tetes per menit. Pada pukul 21.00 WIB

mengkolaborasi pemberian terapi parenteral: Ceftriaxson 1 gr, dan

Ranitidin 50 mg.
Evaluasi pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 21.00 WIB adalah data

subjektif pasien mengatakan tangannya lebih nyaman karena sudah ganti

perban. Data objektifnya adalah pada luka keluar banyak nanah dan

bleding, suhu 37,0 oC, infus terpasang RL 12 Tetes per menit, sudah

mendapat tranfusi darah WB (whole blood) golongan B+ 350 cc: 20 tetes

per menit. Masalah resiko infeksi belum teratasi. Lanjutkan intervensi:

memonitor tanda-tanda vital, tanda-tanda infeksi, memonitor dan merawat

luka.

33

Anda mungkin juga menyukai