Anda di halaman 1dari 14

FUNGSI ICT DALAM DAKWAH ISLAM

Muhammad Luthfi 11160930000020


Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jalan Ir. H. DJuanda No.95, Ciputat, Cemp. Putih, Ciputat Tim, Kota Tangerang Selatan, Banten

Abstrak
Dakwah merupakan satu amanat Ilahi yang bersifat mulia. Amanat ini diwariskan oleh
Allah kepada para anbiaya' dan aulia' dari satu generasi ke generasi. Dakwah dan hikmah
merupakan dua kalimat sinonim dalam al- Quran yang dikaitkan dengan kualitas ulul al-
bab para pendakwah. Sebagai contohnya gerak kerja para Nabi dan Rasul sebagai da'i
di dalam menyampaikan syariat Allah kepada umatnya. Mereka dibekalkan dengan ilmu
dakwah dan ilmu-ilmu syariat yang mereka sangat pahami. Dalam konteks pemikiran
semasa (fikrah al- mu'asirah) yang bertanggungjawab melakukan dakwah adalah tugas
umat Islam. Semua sumber daya usaha umat haruus fokus ke arah mengagungkan allah
dan meningkatkan iman. Dengan penggunnaan ICT sesuatu yang releven dan
penting digunakan bagi mempertingkatkan keberkesanan penyebaran dakwah kepada
khalayak yang lebih ramai. Inilah satu daripada kaedah dakwah dalam menghadapi
gugatan kerakusan serangan globalisasi kini.
A. PENDAHULUAN
Definisi Bahasa
Darisegi bahasa " dakwah" adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan
memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah,
syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja
da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan 1
Definisi dakwah menurut para ahli antara lain;
Usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat
tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia yang meliputi amar ma'ruf nahi
munkar, dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan oleh akhlak, dan
membimbing pengalamannya dalam perikehidupan perseorangan, berumah-tangga,
bermasyarakat, dan bernegara. (Muhammad Natsir, 2000)
Upaya mengajak manusia supaya masuk ke dalam jalan Allah secara menyeluruh
(kaffah), baik dengan lisan, tulisan maupun perbuatan sebagai ikhtiar muslim

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah
mewujudkan Islam menjadi kenyataan kehidupan pribadi, usrah (kelompok), jama'ah
dan ummah. (Amrullah Ahmad, 1999)
Dimensi Dakwah
Dakwah memiliki dimensi yang luas. Fuad Amsyari (1993) mengemukakan ada
empat aktivitas utama dakwah:
1. Mengingatkan orang akan nilai-nilai kebenaran dan keadilan dengan lisan.
2. Mengkomunikasikan prinsip-prinsip Islam melalui karya tulisnya.
3. Memberi contoh keteladanan akan perilaku/akhlak yang baik.
4. Bertindak tegas dengan kemampuan fisik, harta, dan jiwanya dalam menegakkan
prinsip-prinsip Ilahi
Jenis-jenis Dakwah
1. Dakwah bil Lisan
Dakwah dengan lisan adalah dakwah yang disampaikan dalam bentuk komunikasi
lisan (verbal), seperti ceramah, pengajian, khutbah, atau penyampaian dan ajakan
kebenaran dengan kata-kata (berbicara)
2. Dakwah bil Hal
Dakwah bil hal adalah dakwah yang dilakukan melalui aksi atau tindakan nyata,
misalnya melalui program dan aktivitas kelembagaan seperti ormas Islam,
lembaga pendidikan Islam, lembaga sosial-ekonomi (BMT dan Lembaga Amil
Zakat, Infak, dan Sedekah --LAZIS), bakti sosial, dan sebagainya.
3. Dakwah bil Qolam
Da'wah bil Qolam adalah dakwah yang disampaikan melalui tulisan yang
diterbitkan atau dipublikasikan melaui media massa, buku, buletin, brosur,
pamflet, dan sebagainya
4. Dakwah bil Qudwah
Da'wah bil Qudwah adalah dakwah melalui keteladanan sikap atau perilaku yang
mencerminkan moralitas/akhlak Islam
Kewajiban tiap muslim
Dakwah merupakan kewajiban individual umat Islam. Itulah sebabnya Islam
disebut ”agama dakwah”. Artinya, agama yang harus disebarkan kepada seluruh
umat manusia. Hal itu antara lain diisyaratkan dalam sejumlah ayat Al-Quran.
"Serulah oleh kalian (umat manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasihat
yang baik, dan berdebatlah dengan mereka secara baik-baik..." (QS. an-
Nahl:125).”Demi Masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali
mereka yang beriman dan beramal saleh, serta saling menasihati dalam
kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran” (QS. Al-’Ashr:1-
3)“Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat” dan “Katakanlah kebenaran
itu walaupun rasanya pahit/berat” (H.R. Ibnu Hibban). "Barangsiapa di antara
kalian melihat kemunkaran (kemaksiatan), maka cegahlah hal itu dengan
tangannya (kekuasaan); jika tidak mampu, cegahlah dengan lisannya (ucapan);
jika (masih) tidak mampu, maka cegahlah dengan hatinya, dan ini selemah-
lemahnya iman" (H.R. Muslim). “Kalian adalah sebaik-baik umat (khairu
ummah), yang mengemban tugas dakwah, yaitu mengajak kebaikan dan mencegah
kemunkaran” (QS. 3:110). Aktivitas dakwah niscaya menjadi bagian dalam
kehidupan sehari-hari seorang Muslim. Kesadaran akan kewajiban beradakwah
harus ada pada diri setiap Muslim. Berdakwah sama wajibnya dengan ibadah ritual
seperti sholat, zakat, puasa, dan haji. Menurut KHM. Isa Anshary (1984), setiap
Muslim adalah da'i (jurdakwah). Menjadi seorang Muslim, kata Anshary, otomatis
menjadi jurudakwah, menjadi mubalig, bila dan di mana saja, di segala bidang dan
ruang.
"Kedudukan kuadrat yang diberikan Islam kepada pemeluknya ialah menjadi
seorang Muslim merangkap menjadi jurudakwah atau mubalig," tulisnya seraya
mengutip sabda Nabi Saw, “Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat”.
DEFINISI TEKNOLOGI
Definisi ICT
ICT atau dikenali dengan Teknologi informasi dan Komunikasi mencakup
aspek teknologi informasi dan komunikasi. Taknologi informasi diartikan
sebagai teknologi yang digunakan oleh inclividu mengumpul data dan
menganalisis data menjadi informasi yang berguna dan bermakna serta
menghasilkan informasi dalam berbagai bentuk seperti teks, grafik, suara,
animasi dan maya. Data dan informasi diperlukan untuk tujuan tertentu seperti
bagi tujuan peningkatan ilmu/pengetahuan, pengalaman, kemahiran dan
kemampuan. Teknologi komunikasi membolehkan indiviclu atau kelompok
individu bertukar data dan informasi dalam ruang waktu dan tempat yang tidak
terbatas, dengan cepat dan dalam masa yang sama (synchronous) melalui
rangkaian setempat atau global 2
Teknologi Informasi
Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
Information technology (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa pun yang
membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan
dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi
berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi
bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah
tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel) 3
Fungsi Teknologi Informasi 4
Ada enam fungsi Teknologi Informasi antara lain sebagai berikut;
1. Menangkap (Capture)
2. Mengolah (Processing);
Mengolah/memproses data masukkan yang diterima untuk menjadi suatu
informasi. Pengolahan atau pemrosesan dapat berupa pengubahan data ke
bentuk lain (konversi), analisis kondisi (analisis), perhitungan (kalkulasi),
penggabungan (sintetis), segalah bentuk data dan informasi.
3. Menghasilkan (Generating);
Menghasilkan atau mengorganisasi informasi dengan bentuk yang berguna.
Contohnya laporan, grafik, tabel dan sebagainya.
4. Menyimpan (Store);
Merekam atau menyimpan data dan informasi ke dalam suatu media untuk
keperluan lainnya. Contohnya disket, hardisk, tape, compact disk dan
sebagainya.
5. Mencari kembali (Retrival);
Menelusuri mendapatkan kembali informasi atau menyalin (copy) data dan
informasi yang telah tersimpan, contohnya spplier yang sudah lunas, dan
sebagainya.
6. Transmisi (Transmission);

2
http:/!mtcp.mmu.edu.mylmtcpcollec//WPDDWl vivil!CT%20SYLLABUS!ictsyll.htm
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi
4
http://www.artikelsiana.com/2015/09/teknologi-informasi-pengertian-tujuan-fungsi
Mengirim data dan informasi dari suatu lokasi ke lokasi yang lain dengan
melalui jaringan komputer. Contohnya mengirimkan data penjualan ke user A
ke user lainnya, dan sebagainya
B. FUNGSI ICT DALAM DAKWAH ISLAM
Perbandingan dakwah dengan ICT dan tidak dengan ICT
Al-Qur’an merupakan kitab dakwah yang mencakup seluruh kajian dakwah, baik
perintah, unsur-unsur dakwah seperti dai, maddah, mad’u, metodologi serta teknis
penyampaiannya. Sebagai kitab dakwah al-Qur’an al-Karim merupakan rujukan
pertama dan utama dalam mengkaji tentang dakwah Islamiyyah. Menurut Ahmad Faiz
sebagai Kitab Dakwah al-Qur’an mengandung beberapa pengertian yang menunjukan
kekuatannya sebagai sumber dakwah.
Pertama, al-Qur’an adalah kitab dakwah, undang-undangnya yang bersifat umum.
Sebagai kitab dakwah, al-Qur’an harus menjadi rujukan yang pertama dan utama para
da’i sebelum mereka menggunakan rujukan dari sumber-sumber lain. Mereka harus
menggali dan belajar dari al-Qur’an, bagaimana mereka harus berdakwah, menyeru
dan manusia ke jalan Allah SWT. Mereka juga harus bertanya kepada al-Qur’an
bagaimana mereka harus menyadari hati yang lalai dan menghidupkan semangat dan
jiwa yang mati. Mereka harus pula mempelajari metode al-Qur’an dalam memulai
berdakwah ke arah mana dakwah harus menuju.
Kedua, al-Qur’an merupakan undang-undang ( dustur ) yang bersifat konfrehensif,
mencakup undang-undang pendidikan dan kehidupan, dan secara khusus al-Qur’an
memuat praktek-praktek dakwah dari Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW.
Sejarah dakwah yang termaktub didalamnya merupakan ibrah utama bagi umat Islam
khususnya para da’i.
Ketiga, al-Qur’an telah menempuh berbagai jalan dan mengikuti berbagai pola
dalam menghadapi keragu-raguan manusia terhadap kebenaran Islam. Berbagai pola
pendekatan ini, merupakan bekal dakwah dan bekal da’i dalam berdakwah. Ini artinya,
da’i harus selalu kembali kepada al-Qur’an sepanjang masa.
Keempat, sepeninggal Nabi Muhammad SAW, al-Qur’an harus dijadikan sebagai
pemimpin dan imam sepanjang sejarah untuk membimbing umat Islam dari generasi
ke generasi, serta mendidik dan memepersiapkan mereka agar dapat sekali lagi
berperan dalam kepemimpinan dunia dalam kehidupan umat manusia.
C. Landasan Teologis dan Teoritis Dakwah Multimedia
Teknologi informasi dan komunikasi adalah produk media komunikasi yang
dikembangkan dalam upaya memfungsikan komunikasi itu untuk menginformasikan
(to Inform), untuk mendidik (to educate), untuk menghibur (to entertain) dan untuk
mempengaruhi (to influence). Pada gilirannya, derivasi multimediayang berbasis ICT
(information and communication technology) telah mengubah dunia menjadi kecil
dan seakan tanpa ruang dan waktu. Betapa segalanya dimudahkan dengan berbagai
fasilitas komunikasi kontemporer. Tentu jika tidak ada sesuatu hal yang mengubah
segalanya, dimasa depan perkembangan media komunikasi yang berbasis ICT atau
TIK ( teknologi informasi dan komunikasi ) akan lebih pesat dan lebih maju menjawab
setiap persoalan dalam komunikasi. Sebagai contoh, media informasi yang pada masa
konvensional paling trendi disebarluaskan melalui media cetak seperti surat kabar atau
buletin, kini sudah berkembang pesat melalui multimedia yang berbasis TIK seperti
televisi berbayar atau bahkan melalui situs-situs internet yang bisa diakses kapan saja
dan dimana saja jika mau.
Dalam konteks dakwah, multi media yang digunakan pun tidak sekadar
memfungsikan sebahagian fungsi komunikasi seperti menginformasikan, mendidik
dan mempengaruhi saja, tetapi juga mengoptimalisasikan upaya mengajak atau
menyeru (to invite/ to propagate). Sehingga multi media atau dalam konsepsi ilmu
dakwah disebut wasilah, mengadopsi segala produk media komunikasi terutama
multimedia berbasis teknologi informasi dan komunuikasi sebagai media dakwah.
Namun ada hal yang mendasar yang perlu dicatat bahwa segala bentuk multimedia
tersebut tidak mungkin berkembang dan dikembangkan tanpa ada sesuatu yang
menjadi modal untuk berkomunikasi itu secara fundamental. Tentu sesuatu itu dalam
pandangan Islam tidak terjadi menjadi ada dengan sendirinya tetapi di ada kan oleh
yang maha mengadakan yaitu Alloh SWT. Firman Alloh dalam Q.S. Al-furqon ayat
48 yang terjemahnya :” Dia-lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar
gembira dekat sebelum kedatangan Rahmat-Nya (hujan) dan kami turunkan dari langit
air yang amat bersih”.
Ayat-ayat Quraniyah dalam rangkaian surat Al-Furqon Asy-Syuaro dan An-naml
adalah ayat-ayat dakwah para nabi yand didalamnya terdapat pula hal-hal yang
berkenaan dengan media dakwah. Ini menjadi landasan teologis yang sangat ilmiah
untuk mengclaim, menggugat atau meluruskan bahwa seharusnya media komunikasi
yang berkembang saat ini terjadi karena keberadaan angin atau sebutlah gelombang
elektromagnetik yang dapat nenghantarkan resonansi suara dari suatu tempat
ketempat yang lain. Al-qur’an menyatakan bahwa para nabi bertugas menyampaikan
berita gembira dan peringatan kepada manusia. Untuk menyebarluaskan pesan
ilahiyah itu, Alloh menciptakan angin sebaga fasilitas atau media dakwah
sebagaimana Nabi Suaiman yang dapat menangkap resonansi berbagai suara binatang
dan ketundukan angin kepadanya dengan ijin Alloh. Di dalam Q.S. An-naml ayat 15
sampai dengan 44, Alloh membelajarkan umat Islam dengan kisah sulaiman yang
mandakwahkan ajaran tauhid mulai dengan menggunakan media lisan tulisan (surat)
sampai media semacam 3G (dimasa sekarang) atau ICT dan bahkan belum sepadan
melampaui itu. Lebih gamblang dalam ayat ke 40 Alloh menginformasikan yang
terjemahnya :” Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari al-kitab, ’Aku akan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip’ maka tatkala
Sulaiman melihat singgasana itu terletak dihadapannya, ia pun berkata: ’ Ini termasuk
karunia tuhanku untuk mencoba aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya).
Dan barang siapa bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan)
dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhan-Ku maha
kaya lagi maha Mulia”.
Pada masa nabi Sulaiman, Fenomena cyber space atau dunia mayantara pernah
muncul dan bahkan keunggulannya dimiliki oleh manusia ketimbang Ifrit dengan
dapat memindahkan benda materiil dari satu tempat ketempat yang lain. Saat ini
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi seperti internet pun seolah-olah
menjadi benak alias otak luar seluruh manusia dimuka bumi. Tak heran jika sejumlah
cendekiawan pelopor internetbmengira bahwa sarana komunikasi dan informasi yang
tercipta di dalamnya akan mempercepat proses serebralisasi bumi. Sebagai akibatnya,
semua manusia akan terdorong menjadi sebuah kesatuan oraganis besar. Kesatuan
umat manusia inilah yang diharapkan menjadi terminal spiritualitas paling akhir
seperti yang diramalkan di tahun 30-an oleh paleontolog, yang juga seorang pastur
Ordo jesuit prancis , bernama Teilhard de chardin sebagai titik omega, yaitu titik akhir
proses evolusi semesta. Tentu apabila ditarik pada wilayah materialis empiris
fenomena itu itu adalah proses evolutif, tetapi dalampendekatan spiritualitas hal itu
adalah suasana revolusi sebagaimana para Sufi yang mukhasafah bersatu dengan jagat
raya.
Dengan demikian, angin yang dibicarakan Al-Qur’an sebagian adalah gelombang
elektromagnetik yang diperuntukan menjadi media dakwah dan komunikasi para nabi
untuk menyebarkan ajaran islam. Fondasi teologis ini diadopsi oleh orang-orang non
muslim yang menemukan dan mengembangkan multimedia berbasis teknonologi
informasi dan komunikasi dengan mengekplorasi manfaat gelombang
elektromagnetik untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tentunya, tanpa
harus mengklaim dan menemukan kembali, realitas sudah membuktikan bahwa
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi itu sejalan atau ruhnya sudah
diinformasikan Alloh di dalam Al-Qur’an sehingga kenyataan itu tak
terbantahkan.Bagi seorang da’i penting untuk bersikap bijak dan bajik dalam
menyikapi berbagai fenomena sebagai sebuah kesatuan sistem (tauhid) dalam
perbedaan agama, ideologi, ras, dan lain-lain. Firman Alloh SWT :”Dan hamba-
hamba Tuhan yang maha penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi
dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka
mengucapkan kata-kata yang baik.” (Q.S. Al-Furqon: 63)
D. NILAI DAN ETIKA DALAM DAKWAH ICT 5
Kehadiran ICT merupakn media yang tak dapat dihindari. Ini karena ia telah
menjadi suatu peradaban baru dalam dunia informasi dan komunikasi di peringkat
global. Dengan adanya ICT, maka banyak informasi yang dapat dilihat oleh
masyarakat di seluruh dunia, pendidikan, bisnes, dan lain- lain. Munculnya
jaringan ICT dianggap sebagai sebuah revolusi dalam dunia komunikasi dan
informasi.
Ketika pertama kali ianya diperkenalkan oleh para ilmuan barat, hampir dari
kebanyakan tokoh Islam memandangnya dengan rasa curiga, takut ia akan
memberikan kesan yang negatif dalam dunia masyarakat muslim yang mungkin
boleh menimbulkan krisis kebudayaan, keruntuhan moral, hilang hormat terhadap
norma-norma agama dan penyelewengan ilmu yang menjadi faktor kecurigaan

12 5 Isu, Cabaran Danlmpak let - Satu Pendekatan Dalam Islam


Mohamed Jmran Mohamed Ariff, Mohd Yadman Sarnan, Mohamad 7,aki Zainul
mereka. Oleh yang demikian, ia memerlukan standard etika yang baik bagi
menangani sebarang kemungkinan yang timbul dari ledakan ICT.
Satu standard etika yang baik dan menyeluruh yang amat diperlukan pada zaman
ini bertujuan untuk mengawal dan menjadikan manusia lebih beradab. Lebih-lebih
lagi dalam menjalankan dakwah. Nilai dan etika merupaka n senjata yang tajam
dalam menjalankan dakwah, ia juga disebut sebagai hikmah dalam menjalankan
dakwah. Dengan satu harapan suci lagi murni dalam melahirkan umat khususnya
dan dunia amnya yang akan disega ni kerana kelu huran budi dan akalnya 6
1. Nilai Murni
Nilai murni ialah nilai yang baik yang dapat membina keharmonian, kekuatan
dan pembangunan individu serta masyarakat . Nilai ini perlu dikembangkan
bagi membendung berbagai krisis yang dihadapi oleh masyarakat 7
Antaranya termasuklah nilai kejujuran, kesetiaan, keadilan dan sebagainya.
Dalam dunia ICT ini, di mana Internet menjadi senjata utama manusia, maka
amat perlu dipastikan mereka yang terlibat di dalam dalamnya sentiasa
terpandu dengan nilai ini. Apatah lagi apabila menjadikan ICT sebagai medan
dakwah. Sebagai contoh seorang pengguna Internet wajar tahu setakat mana
hak penggunaannya. Pembuat laman web mesti sadar apakah dakwah dan
berita yang disebarkan itu akan menambah nilai kepada masyarakat atau
sebaliknya. Pengamalan kepacla nilai murni ini pastinya akan menjadikan para
Penclakwah jujur dan ikhlas dalam menjalankan dakwah sebenar
2. Nilai Moral
Ia merupakan nilai asas dan fundamental di dalam pembinaan individu dan
masyarakat. Mempertahankan kebaikan dan menolak keburukan serta tinclakan
yang memperjuangkan kebenaran perlu clipertingkat di dalam masyarakat dewasa
ini. Semua manusia mesti seclar moral inclividu yang baik maka akan lahirlah
satu masyarakat yang cemerlang. Walaupun dakwah melalui ICT tidak
menzahirkan fizikal pendakwah, namun kaedah penyampaian dakwah yang
digunakan akan mencermin moral pendakwah itu sendiri.

6
S.Salahudin Suyurno & Mohd Yadman Sanvan (2003)"Kolokium Pemantapan llmu Islam 2003"
anjuran PPI dan JLQAB. Pada 05 Jun 2003
7
Abd Rahim Abd Rashid (2001). Perubahan Paradigma Nilai: Ke Arah Transformasi Sosial dan
Pembentukan Malaysia Baru. Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributors Sdn Bhd. Ms. I 3
3. Nilai Etika
Masyarakat yang beretika ialah masyarakat yang mempertahankan tanggungjawab
moral dan sosial, membentuk individu sebagai anggota masyarakat yang komited
terhadap peraturan dan lunas-lunas yang berhemah. Islam sebagai contoh telah
menyediakan asas etika dan akhlak yang luhu r untuk diamalkan oleh semua
peringkat manusia di zaman siber ini. Asas sifat seperti Siddiq, Amanah, Tabligh
dan Fataonah wajar dipraktiskan dalam seluruh generasi JCT. Perkara inilah yang
sepatutnya sentiasa ada pada diri Pendakwah yang berjaya.
Sikap Siddiq yang bermaksud " benar" amat besar perananya dalam hidup
manusia. Permasalahan kerakusan manusia yang menyalahgunakan ICT akan
dapat diatasi jika manusia seluruhnya sentiasa memastikan setiap tindakan mereka
sentiasa benar. Hal ini hanya dapat dipastikan jika manusia itu punyai iman dan
pekerti yang luhur.
Amanah sebagai standard umum perbuatan manusia akan melahirkan generasi
yang "success" dalam segenap lapangan. Penyebaran dakwah dengan
menyampaikan maklumat yang betul merupakan amanah bagi sentiasa
memastikan bahan yang disebar adalah tepat dan akan dipertanggungjawabkan di
kemudian hari
Sifat Tabligh pula akan memastikan amalan manusia berbuat kebaikan dan
melarang manusia berbuat kejahatan akan berterusan. Ini merupakan asas isi
dakwah yang dendak disampaikan. Setiap individu yang terlibat secara lansung
ataupun tidak secara lansung dalam dunia Internet dan maklumat sewajarnya
faham akan maksud "tabligh" iaitu dengan penyampaikan dakwah yang benar dan
tidak menyesatkan manusia
Manakala sifat atau standard Fatonah juga sewajarnya disebarluaskan dikalangan
umat ICT. Fatonah yang bermaksud bijaksana akan mendorong manusia sentiasa
berhati-hati dalam menyebarkan sesuatu dakwah di dalam Internet. Jika sifat ini
berjaya ditanam dalam jiwa manusia seluruhnya maka standard etika yang
cemerlang akan berjaya diaplikasikan dalam masyarakat dunia. Sebab ''the
character of the Muslim community is not determined by the rituals alone" .
Muslim mesti tahu bagaimana memperbetulkan segala serangan dan dakyah yang
di lontar terhadap mereka
4. Nilai Kerohanian
Nilai kerohanian tidak dapat dinafikan akan kepentingannya. la menjadi benteng
ulung bagi membina kekuatan, ketahanan dan peribadi seseorang. Jiwa yang kuat
akan melahirkan individu yang cemerlang. Sebagai sebuah masyarakat malaysia yang
unggu1 maka sewajarnya kita biasakan diri dengan nilai kerohania yang mulia.
Malaysia akan dipandang mulia jika masyarakatnya berhati budi dalam segenap
perkara, samada dari aspek hubungan individu hinggalah ke aspek ICTnya
5. Nilai Budaya
Nilai budaya ialah nilai-nilai yang mencorakkan kehidupan sesuatu masyarakat
atau bangsa. Budaya masyarakat melayu islam terkenal dengan identiti tersendiri
yang dipengaruhi kuat oleh adat, kepercayaan, tradisi, kemasyarakatan, bahasa,
baik hati, dan lain-lain. Nilai budaya yang baik. Jika dilihat Indonesia sebagai
sebuah negara yang mengiktiraf Islam sebagai agama rasmi negara maka
sewajarnya nilai-nilai baik ini disebarluaskan diseluruh pelusok negara. Oleh
yang demikian dakwah yang hendak disampaikan juga mestilah tidak boleh
lari jauh dari norma-norma yang berkait dengan nilai budaya masyarakat
Melayu Islam di Malaysia agar ia dapat diterima dengan baik
Kepenggunaan Internet diterima dengan hati yang terbuka, tetapi ia HAM di
pandu dengan etika dan akhlak mulia agar menjadi budaya masyarakat,
melayari Internet untuk mencari maklumat adalah satu kebiasaan dan
maklumat yang diakses hanyalah maklumat yang dapat memantapkan minda
dan hati nurani. Penyemaian nilai hormat wajar diberi keutamaan. Meletakkan
nilai hormat yang tepat dan bersesuaian dengan kehendak ajaran mulia agama
dalam institusi ICT dewasa ini adalah satu kemestian.
6. Nilai Jujur
Kejujuran adalah asas dalam perlakuan manusia. Bagi seseorang muslim
setiap amal mereka dinilai berdasark an kepada e ikhlasan clan kejujura n.
Nabi Muhammad menjelaskan dalam hadis baginda yang bermaksud " Setiap
amal bermula dengan Niat". Satu perkara yang dapat kita laksanaka n ialah
memaparkan pada papan skrin mengenai etika melayari laman web. la dapat
membantu mendidik seseorang daripada melakukan sesuatu yang salah dan
membina kejujuran diri
KESIMPULAN
Seseorang Pendakwah haruslah kreatif dalam pengganakan mekanisme dakwah.
Kemudahan ICT sepatutnya digunakan secara maksima dalam rangka dakwah yang
sesuai dengan ajaran Islam. Mereka juga mesti mempunyai kepakaran dan ilmu yang
cukup dalam mengeksploitasi ICT
Suatu mekanisma penyelarasan yang berwibawa dan berkesan mestilah dibentuk bagi
mempastikan kegiatan dakwah menerusi multimedia dapat dilaksanakan dengan
teratur dan rapi serta menepati pada sasarannya. Suatu gabungan dan jalinan yang
kuat antara pakar-pakar Muslim dalam pelbagai bidang dan antara institusi dan
organisasi Islam yang berwibawa sangat diperlukan
Aspek iman hendaklah menjadi fokus utama dalam menyampaikan dakwah dan
menjadi asas terpenting dalam membina umat Islam yang kuat dan mampu mengatasi
segala cabaran yang dihadapi baik pada masa ini mahupun pada masa akan datang,
samada cabaran dari multimedia sendiri atau lain-lain cabaran yang terdapat dalam
masyarakat
Seorang Pemikir Islam asal Syria Dr. Muhammad Sa'id Ramadhan al-Buthi
menyatakan: "Ternyata ledakan ICT dan jaringan internet yang hampir menelan
seluruh penjuru dunia adalah merupakan padang yang luas yang di situ muncul
mimbar-mimbar yang mcnyuarakan kepentingan islam, dengan memperke nalkan,
mengajak (dakwah), membela dan menyelesaikan berbagai permasalahannya."
Oleh itu, dakwah melalui ICT dapat dinilai sebagai mekanisma yang efektif dan
berpotensi dengan beberapa alasan, diantaranya mampu melangkaui batasan ruang
dan waktu serta berpengaruh pula dalam penyampaikan misi dakwah. Dakwah
secara etimologi bermakna "seruan dan ajakan". Ini bertepatan dengan terminologi
artinya iaitu "menggunakan akal fikiran dalam rangka menyelamatkan manusia dari
rasa jauh clan lupa terhadap Allah SWT agar menjadi dekat dan ingat, dengan
berbagai cara, kaedah dan method
Pada hakikatnya cara, kaedah dan method untuk berdakwah itu sangat banyak dan
luas, atau bahkan mungkin tidak akan ada batasnya. Sebab semua yang mampu
dilaksanakan oleh manusia selagi tidak bertentangan dengan syariat Islam maka ha!
itu boleh dijadikan sebagai cara, kaedah dan method untuk berdakwah
REFERENSI
Al-Qur’anul Karim
Shohih Bukhori Muslim
https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah
http:/!mtcp.mmu.edu.mylmtcpcollec//WPDDWl vivil!CT%20SYLLABUS!ictsyll.htm
https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi
http://www.artikelsiana.com/2015/09/teknologi-informasi-pengertian-tujuan-fungsi
Isu, Cabaran Danlmpak let - Satu Pendekatan Dalam Islam
Mohamed Jmran Mohamed Ariff, Mohd Yadman Sarnan, Mohamad 7,aki Zainul
S.Salahudin Suyurno & Mohd Yadman Sanvan (2003)"Kolokium Pemantapan llmu
Islam 2003" anjuran PPI dan JLQAB. Pada 05 Jun 2003
Abd Rahim Abd Rashid (2001). Perubahan Paradigma Nilai: Ke Arah Transformasi
Sosial dan Pembentukan Malaysia Baru. Kuala Lumpur: Utusan Publications &
Distributors Sdn Bhd. Ms. I 3

Anda mungkin juga menyukai