Anda di halaman 1dari 2

1.

Hubungan antara evolusi fisik, kimia dan biologi


Evolusi fisik: diawali dengan terjadinya ledakan besar (big bang). Alam semesta terbentuk
sekitar 14.000 juta tahun yang lalu. Segalanya berawal ketika energy dibebaskan dari keadaan
vakum. Energi mengalami proses pengembangan dan pendinginan. Hasilnya, energy ini
berubah menjadi materi. Albert Einstein menemukan bahwa energy dapat diubah menjadi
materi dan sebaliknya. Pada awal keberadaan alam semesta, energy dari vakum diubah menjadi
materi dan semua materi tersebut terionisasi. Kemudian, planet-planet batuan (seperti Bumi)
terbentuk dan muncullah kehidupan.
Evolusi kimia: Proton, neutron dan electron terbentuk pada menit-menit pertama keberadaan
alam semesta. Kemudian mereka membentuk atom-atom sederhana seperti H dan He. Sisa dari
unsur-unsur terbentuk di dalam bintang melalui reaksi termonuklir. Atom-atom berat, seperti
uranium, terjadi ketika bintang meledak dan melontarkan partikel-partikel, yang ketika
bertumbukan membentuk unsur-unsur baru. Ribuan juta tahun setelah terjadinya Big Bang,
ketika unsur-unsur selain hydrogen dan helium terbentuk melalui proses evolusi bintang.
Planet bumi terbentuk pada saat suhunya sekita 4 ribu hingga 80 ribu derajat celcius dan pada
saat mulai mendingin, senyawa karbon beserta senyawa logam mengembun membentuk inti
bumi. Pada saat itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda dengan kondisi saat ini. Gas-gas ringan
seperti hydrogen , nitrogen, oksigen, helium, dan argon lepas meninggalkan bumi karena gaya
gravitasi bumi tidak mampu menahannya.di atmosfer juga terbentuk senyawa-senyawa
sederhana yang mengandung unsur-unsur tersebut seperti uap air, ammonia, metana dan
karbondioksida. Menurut Harold Urey, asal usul kehidupan dimulai dari adanya reaksi-reaksi
kimia antara zat-zat anorganik seperti CH4, H2, NH3, dan H2O yang sangat banyak terdapat di
atmosfer purba dengan bantuan energy tinggi dari halilintar dan sinar kosmis sehingga
terbentuklah zat organik sederhana yang selanjutnya zat sederhana tersebut saling berinteraksi
membentuk zat organik kompleks. Pendapat yang dikemukakan oleh Urey kemudian
dibuktikan oleh Stanley Miller. Miller memasukkan gas hydrogen, metana, ammonia dan air
kedalam suatu alat kemudian dipanaskan selama satu minggu sehingga gas-gas tersebut
bercampur. Kemudian alat tersebut dialiri dengan listrik bertegangan tinggi yang menyebabkan
gas-gas di dalam alat tersebut bereaksi membentuk suatu zat baru dan perangkat alat tersebut
didinginkan agae gas-gas hasil reaksi tersebut mengembun. Hasil dari eksperimennya
membuktikan bahwa air yang tertampung di dalam perangkat mengandung senyawa organik
sederhana seperti asam amino, adenine dan gula sederhana seperti ribose. Eksperimen Miller
dapat memberikan petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di dalam system kehidupan seperti
lipid, karbohidrat, asam amino, protein, nukleotida dan lain-lain dapat terbentuk dalam kondisi
abiotic. Senyawa organik yang terbentuk terjadi secara bertahap yang pada akhirnya
membentuk senyawa-senyawa yang merupakan komponen sel.
Evolusi biologi: pada awalnya, materi genetic pertama dan enzim pertama kemungkinan
berupa RNA. Gen pertama berupa RNA rantai pendek yang dapat bereplikasi sendiri tanpa
bantuan protein. Proses replikasi RNA dapat terjadi dengan bantuan molekul RNA yang
berfungsi sebagai katalis. Para ilmuwan telah menemukan RNA yang disebut ribozim dan dapat
berfungsi mirip katalis. Selanjutnya, terjadi kerja sama antarmolekul yang menyebabkan
terjadinya translasi primitif dari gen RNA sederhana menjadi polipeptida. Translasi ini tidak
menggunakan ribosom atau RNA. Kumpulan molekul tersebut akan terkumpul ke dalam
bulatan membran mikroskopis yang terbuat dari fosfolipid. Bentuk kumpulan molekul dalam
membran tersebut dikenal dengan protobion. Adanya kerja sama antarmolekul memberikan
kemampuan pada protobion untuk bereplikasi dan melakukan metabolisme primitif. Protobion
berkembang menjadi bentuk kompleks yang mengandung DNA dan dapat menggunakan
banyak bahan mentah dari lingkungan. Secara berangsur-angsur protobion digantikan
organisme yang dapat membuat molekul yang dibutuhkannya sendiri (autotrof) dengan bantuan
cahaya matahari (fotoautotrof) atau molekul berenergi tinggi dari lingkungannya
(kemoautotrof). Adanya autotrof memicu munculnya makhluk hidup yang dapat memanfaatkan
produk autotrof, misalnya heterotrof, atau merupakan autotrof juga. Autotrof dan heterotrof
yang bergantung pada makhluk hidup ini merupakan prokariot pertama. Kemudian prokariot
membentuk eukariot dan selanjutnya eukariot membentuk ganggang, jamur, hewan dan
tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai