Oleh:
Ikan, udang, kekerangan dan rumput laut merupakan bahan pangan yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan manusia, dikarenakan mengandung protein dan lemak.
bersifat mudah rusak (perishable food). Hal ini disebabkan hampir seluruhnya
komponennya berupa air dan nutrisi-nutrisi yang dapat dimanfaatkan bagi pertumbuhan
mikroba. Keberadaan air dalam karena bahan ini mengandung air materi yang mudah
mengalami pembusukan.
Ikan merupakan bahan pangan kaya akan protein. Pengetahuan tentang bagian
ikan yang dapat dikonsumsi sangat bermanfaat untuk menjadikan dasar penanganan dan
pengolahan pada bahan pangan tersebut. Protein merupakan salah satu komponen bahan
pangan yang memang kaya dan banyak terdapat pada ikan. Keunggulan kandungan ini
perlu penanganan yang benar dimulai dari ikan itu diangkat dari air hingga ke konsumen.
Kegagalan dalam penanganan ikan pasca diangkat dari air berakibat pada ikan terus
mengalami penurunan kandungan gizinya hingga bila konsumen mengkonsumsinya yang
dimakan adalah bahan pangan yang bernilai gizi rendah.
Ikan yang baru saja diangkat dari air dan mati, dagingnya masih lentur dan lunak.
Kondisi ini tidak berlangsung lama, hal ini terjadi karena telah terjadi perubahan-
perubahan biokimiawi, dimana secara fisik otot daging ikan akan mengalami kekakuan,
keras dan tidak mudah digerakkan. Keadaan ini memerlukan waktu yang cukup lama
sampai daging ikan tersebut menjadi empuk lagi.
Sesaat ikan diangkat dari air dan mati, sirkulasi darahnya akan terhenti. Hal ini
akan mengakibatkan darah yang membawa oksigen tidak tersalurkan ke seluruh bagian
tubuh atau daging ikan. Akibatnya proses oksidasi-reduksi dalam sel tubuh atau daging
ikan terhenti yang diikuti terhentinya respirasi dan metabolisme sel tubuh berubah
menjadi berlangsung anaerob.
Metabolisme sel yang berlangsung secara anaerob akan mengakibatkan perubahan
biokimia dan fisikokimia daging ikan, diantaranya perubahan pH, perubahan struktur
jaringan, dan perubahan kelarutan protein serta perubahan daya ikat air. Sesaat ikan mati,
metabolisme aerob terhenti karena sirkulasi darah ke jaringan otot daging terhenti juga,
sehingga metabolisme menjadi anaerob yang menyebabkan terbentuknya asam laktat.
Pembentukan asam organik ini akan menurunkan pH daging. Saat pH terendah
merupakan titik minimal daya ikat air yang bersamaan dengan titik isoelektrik protein
daging ikan.
Pada saat awal kematian, cadangan ATP masih cukup, sehingga jaringan daging
ikan masih berkemampuan untuk melenturkan dan melunakkan diri. Namun bila
cadangan energi (glikogen) mulai habis, ATP yang terbentukpun akan terbatas, sehingga
pemecahan ATP untuk menghasilkan energi pelunakan dan pelenturan daging menjadi
berkurang juga, sehingga daging ikan akan menjadi kaku.
Kelarutan protein sangat dipengaruhi oleh pH dan keberadaan ATP pada daging
ikan. Saat awal kematian, daging ikan mulai mengalami penurunan pH yang berakibat
protein ikan mulai ada yang terlarut, namun bila kondisi ikan sudah cukup lama dari
kematian yang ditandai ATP untuk pelunakan dan pelenturan sudah banyak menurun,
maka protein yang diikatpun akan menurun pula. Artinya ikan yang dikonsumsi dari
kondisi demikian kandungan proteinnya sudah rendah.
%WHC =
TINGKAT KESEGARAN IKAN
1. Pengamatansubyektif
Pengamatansubyektifdilakukanterhadapwarna, keadaanmata, kulit, tekstur,
sisik, insangdan aroma. Mutukesegaranikandpatditentukanberdasar table
berikut:
Tabel 1. Kriteriakesegaranikan
UjiEber
Alat-alat:
Tabungreaksi
Penyumbatgabus
Kawat
Pipet 5 mL
Karetpenghisap
Bahan:
Dagingikan, udangataukekerangan
ReagenEber: campurandariHClpekat, alcohol 90% dan ether (1:1:1)
Prosedur:
Tabungreaksidiisi 3-5 mL reagenEber,
kemudiansampeldagingikanberukurankacangtanahdanditusukkanpadaujungkawat. Ujung
kawatlainnyadikaitkanpadapenyumbatgabus. Sampel yang
sudahterkaitpadakawatdimasukkankedalamtabungreaksidangabuspenutupdisumbatkanpa
damuluttabungreaksi. Terbentuknya gas berwarnaputih di
dalamtabungmenunjukkanadanya gas NH3hasilpembusukan
UjiPostma:
Alat-alat:
Cawan petri berdiameter 100 mm
Gelaspiala 250 mL
Waring blender
Penangas air
Kertaslakmusmerah
Kertassaring
Bahan:
MgO
Dagingikan, udangdankekerangan
Prosedur:
Daging yang sudahdihancurkandisaringuntukmendapatkan filtrate.
Kemudiankertaslakmusmerahditempelkanpadabagiandalamtutupcawan petri.
Bagianbawahcawan petri tersebutdiletakkanpadapenangas air bersuhu 50-60oC.
Selanjutnyasebanyak 10 mL filtratdimasukkandalamcawan petri danditambah 0,1 g MgO.
Cawan petri segeraditutup.
Jikaterjadiperubahanwarnakertaslakmusdarimerahmenjadibirumenandakanadanya gas
NH3 yang berasaldariikan yang mulaimembusuk
Uji H2S:
Alat-alat:
Cawan petri
Kertassaring
Pipettetes
Bahan:
LarutanPbasetat 10%
Dagingikan, udangdankekerangan
Prosedur:
Sampel yang sudahdipotong-potonghinggasebesarbutirkacangdandiletakkandalamcawan
petri. KemudiandagingsampelditutupdengankertassaringdanditetesidenganlarutanPb-
asetat. Kemudiancawan petri ditutup (sedikitterbuka).
TerbentuknyawarnacoklatpadabekastetesanPb-asetatmenunjukkanadanya gas H2S
hasilpembusukanikan.