Bab 2 Tentang Perusahaan Rev0.1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Bab 2

Tinjauan Perusahaan

2.1 Sejarah Perusahaan

2.1.1 Latar Belakang

BPPT. MEPPO dirintis sejak tahun 1980-an dimana pada saat tersebut, industri memasuki era “a new
age of global competitiveness”. Agar tetap bertahan dan berkembang, industri termasuk industry
manufaktur di Indonesia harus meningkatkan daya saingnya dengan mencari kiat agar proses
transformasi input menjadi output pada sistem produksinya yang secara umum tergambar pada
gambar 1, menjadi lebih effisien dan effektif (produkya lebih baik, lebih murah dan lebih cepat
penyerahannya).

Gambar 1: Sistem Produksi

Sumber: http://meppo.bppt.go.id/images/history/gmbr%20naskah%201.jpg

Salah satu kata kunci dalam menghadapai era globalisasi adalah kemandirian penguasaan
teknologi yang diantaranya dibidang teknologi produksi khususnya Mesin Perkakas, Teknik Produksi
dan Otomasi. Ketergantungan yang tinggi pada teknologi luar negeri menyebabkan ketergantungan
akan komponen dari luar negeri dan tenaga ahli asing. Hal ini akhirnya mengakibatkan tidak
efisiensinya sebuah proses produksi dan menyebabkan rendahnya daya saing industri
Indonesia dikarenakan tingginya biaya investasi.

Gambar 2: Potensi Pertumbuhan Pasar Dunia dan Posisi Industri Indonesia

Sumber: http://meppo.bppt.go.id/images/history/gmbr%20naskah%202.jpg
Situasi ketergantungan teknologi pada luar negeri terlihat pada gambar 2. Gambar diatas
memperlihatkan bahwa industri Indonesia hanya berpartisipasi (dengan market share ≥ 2%) pada
sektor pengolahan sumber daya alam dan hampir sama sekali tidak berpartisipasi pada industri yang
tingkat pertumbuhan dan nilai pasar ekspornya tinggi terutama permesinan. Mengingat untuk
mengolah sumber daya alam memerlukan peralatan permesinan sebagai barang modal dan alat
produksi, maka hal ini secara total menimbulkan negative-inflow investment.

Untuk menjawab tantangan diatas, maka penguasaan teknologi produksi terutama teknologi
pemesinan harus dapat dikuasai secara mandiri. Dengan latar pemikiran diatas, Balai Mesin Perkakas
Teknik Produksi dan Otomasi atau Balai MEPPO dirintis keberadaannya sejak tahun 1980 sebagai
bagian dalam rangkaian proses transformasi teknologi Prof. B.J. Habibie yang dikenal dengan konsep
"berawal diakhir dan berakhir diawal”. Kaitan antara pengembangan MEPPO dengan 4 tahap
transformasi teknologi digambarkan secara ilustrative pada gambar 3, dengan mengambil contoh
pengem-bangan industri pesawat terbang dan Sistem Komunikasi Satelit Domestik sebagai wahana
tranformasi teknologi.

Gambar 3: Pengembangan MEPPO dan 4 Tahap Transformasi Teknologi

Sumber: http://meppo.bppt.go.id/images/history/gmbr%20naskah%202.jpg

Seperti diperlihatkan pada gambar 3, pengembangan MEPPO didesain untuk mendukung tahap III
proses transformasi teknologi yaitu pengembangan produk. Oleh karena itu, tidak seperti Laboratoria
BPPT yang dibangun terdahulu seperti LUK, LAGG dan BTMP yang merupakan Laboratoria pengujian,
maka MEPPO merupakan Laboratoria Pengembangan Produk.

2.1.2 Sejarah Pengembangan MEPPO

Pengembangan MEPPO diawali dari kunjungan MNRT / Kepala BPPT Prof. B.J. Habibie ke Berlin untuk
menghadiri peresmian institusi serupa diawal tahun1980-an. MNRT / Kepala BPPT menugaskan Prof.
Sri Hardjoko (penasihat teknis MNRT / Kepala BPPT) untuk memikirkan konsep pendirian MEPPO
dengan mengambil model seperti di TU-Berlin tetapi memperhatikan keadaan spesifik
Indonesia. Sebagai penanggung jawab pendiriannya ditunjuk Deputi Ketua Bidang Pengkajian Industri.

Selanjutnya pada tahun 1986 dimulai pengembangan MEPPO dikaitkan dengan pemikiran
MNRT / Kepala BPPT untuk membangun kawasan PUSPIPTEK II di Bandung. Selain MEPPO, akan
ditempati pula oleh Laboratoria Mikroelektronika, Pengetahuan Bahan dan Bio-teknologi. Paralel
dengan kegiatan pencarian lahan, persiapan SDM dimulai pada tahun1987 dengan merekrut 8
(delapan) orang alumni Jurusan Teknik Mesin – ITB sebagai embrio dan ditugaskan khsusus untuk
program MEPPO. Proses rekrutmen dilanjutkan sampai beberapa tahap, dan batch pertama
pengiriman SDM tugas belajar keluar negeri dilakukan pada tahun 1989.

Upaya untuk mendapatkan lahan PUSPIPTEK II di Bandung mengalami banyak


kendala. Sampai akhir tahun 1996, pencarian lokasi PUSPIPTEK II masih belum menentu. Untuk
mengatasi ketidakpastian lokasi yang telah berlangsung lebih dari 10 tahun, maka diadakan evaluasi
ulang terhadap kebijakan pembangunan MEPPO di Bandung. Dari hasil evaluasi ini, terutama setelah
mendengarkan keterangan resmi Ketua Direksi PUSPIPTEK – Serpong tentang ketersediaan tanah atau
gedung di Serpong, maka MNRT / Kepala BPPT pada bulan Oktober 1996 memutuskan pengembangan
MEPPO dialihkan ke PUSPIPTEK – Serpong.

Dengan adanya keputusan diatas, maka disediakan gedung eks-LET di Puspiptek Serpong
sebagai tempat bekerja sementara menunggu pembangunan gedung baru MEPPO yang akan
direncanakan kemudian pada lokasi yang telah disediakan. Tetapi karena krisis moneter yang
menimpa Negara kita pada tahun 1997, menyebabkan rencana ini tidak dapat berjalan. Semua
rencana anggaran pengadaan peralatan ditunda dan pembangunan gedung baru tidak diizinkan.
Kondisi ini memaksa proses pemindahan MEPPO ke Serpong tertunda, untuk
sementara MEPPO dititipkan pada Direktorat Pengkajian Industri Mesin dan Elektronika (PIME)
kedeputian Pengkajian Industri.

Secara legal formal, MEPPO diresmikan oleh Ibu Wakil Presiden Megawati
Soekarnoputri menjadi satuan kerja UPT Eselon III (Balai) bersama 8 Laboratoria lainnya pada tanggal
4 April tahun 2001. Sejak saat itu pengembangan MEPPO di Puspiptek – Serpong dilaksanakan lebih
intensif. Pada Phase ini, telah dirumuskan Visi MEPPO 2020, misi, rencana strategis dan program kerja
jangka menegah. Kemudian diformulasikan pula rencana pengembangan sumber daya manusia
berdasarkan konsep Job Establishment & Grading System (JEGS) serta ditetapkannya sistem tatakelola
kegiatan yang bersifat industrial type work dan “corporate values” MEPPO. Kepala Balai MEPPO yang
pertama adalah Dr. Ir. Erzi Agson Gani, M. Eng (saat ini menjabat sebagai Deputi Bidang TIRBR, setelah
sebelumnya menjabat Direktur PTIM), beliau memimpin Balai MEPPO periode 2001-2009. Kepala
Balai MEPPO selanjutnya dijabat oleh Dr. Dipl. -Ing. Michael Andreas Purwoadi, DEA tepatnya sejak
Agustus 2009 sampai dengan November 2015, saat ini Dr. Dipl. -Ing. Michael Andreas Purwoadi,
DEA menjabat sebagai Direktur PTIK. Saat ini Kepala Balai MEPPO dijabat oleh Ir. Teddy Alhady Lubis,
M.Eng yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Laboratorium Otomasi Balai MEPPO.

2.2 Proses Bisnis Perusahaan

PT ABC adalah sebuah perusahaan multinasional yang memproduksi alat transportasi khusus.... Nam
dui ligula, fringilla a, euismod sodales, sollicitudin vel, wisi. Morbi auctor lorem non justo. Nam lacus
libero, pretium at, lobortis vitae, ultricies et, tellus. Donec aliquet, tortor sed accumsan bibendum,
erat ligula aliquet magna, vitae ornare odio metus a mi. Morbi ac orci et nisl hendrerit mollis.
Suspendisse ut massa. Cras nec ante. Pellentesque a nulla. Cum sociis natoque penatibus et magnis
dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Aliquam tincidunt urna. Nulla ullamcorper vestibulum
turpis. Pellentesque cursus luctus mauris.

Anda mungkin juga menyukai