Anda di halaman 1dari 4

PEMERIKSAAN KATARAK

No. Dokumen : 059/SOP/UKP/17


No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 03-1-2017
Halaman : 1/4
UPTD
PUSKESMAS Hj. Tuti Nursari, SKM
NIP. 19610609 198105 2 001
CIAWIGEBANG
1. Pengertian Pemeriksaan gangguan penglihatan yang disebabkan perubahan
lensa mata yang seharusnya jernih dan tembus cahaya menjadi
keruh, akibatnya obyek yang dilihat menjadi kabur dan
menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas ( Katarak).
2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas untuk melaksanakan pemeriksaan
katarak sesuai standar
3. Kebijakan Surat Kepala Puskesmas Ciawigebang Nomor :
012SK/PKM.CWG/I/2017 tentang Jenis-jenis Pelayanan di
Puskesmas Ciawigebang
4. Referensi Pedoman Pelayanan Kesehatan Indera penglihatan di Puskesmas,
Kementrian Kesehatan RI, Jakarta 2010
5. Prosedur / 1) ANAMNESA
Langkah- 1. Menyapa pasien dengan ramah, sambil menatap mata
langkah pasien dengan lembut dan mengucapkan salam
2. Bila kunjungan yang pertama perlu menanyakan identitas
pasien :Nama , umur, alamat rumah, pekerjaan.
3. Bila kunjungan ulang, maka jawaban pasien dicocokkan
dengan kartu status pasien
4. Bertanya dengan ramah dan hati-hati tentang
Riwayat penyakit :
 Apa gejala yang paling dirasakan sehingga
bapak/ibu,Sdr/Sdri datang kesini? ” (menanyakan
riwayat penyakit utama).
 Kapan pertama kali timbul keluhan ?
 Apakah keluhan ini timbul pertama kali atau sudah
berulang ?
 Apakah ada riwayat trauma pada mata, atau terkena
debu, binatang, cairan, dll ?
 Apakah ada keluhan/penyakit lain yang diderita
(ex:DM,HT,dll) dan riwayat penyakit sebelumnya ?
 Adakah riwayat alergi (debu,asap
kendaraan,udara,makanan/minuman, alergi obat,dll)
 Apakah sudah pernah berobat atau sudah minum
obat- obatan tertentu ?( riwayat pengobatan
sebelumnya )
 Apakah timbul gangguan penurunan penglihatan ?
 Spesifik Katarak :
 Apakah ada penurunan penglihatan/
pandangan buram, kabur, seperti tertutup
kabut / berasap bahkan pada siang hari ?
 Apakah peka terhadap sinar atau cahaya ?
 Apakah terjadi diplobia/melihat dobel pada satu
mata ?
 Apakah ada nyeri pada mata ?(biasanya pada
katarak tidak disertai nyeri kecuali terdapat
komplikasi lain)
 Kapan mulai terjadi kekeruhan lensa, sejak
usia ?(untuk mengetahui jenis Katarak)

1/4
 Apakah ada riwayat trauma atau riwayat
penyakit lain ? (Untuk mengetahui jenis
Katarak)

2) PEMERIKSAAN

a) Pemeriksaan Fisik

 Pada saat pertama kali bertemu dengan pasien , kita melihat dan
menilai keadaan umum pasien, apakah pasien kelihatan sakit,
lemah, pucat, atau tampak sehat, dan bagaimana pasien datang
apakah bisa berjalan sendiri atau dibantu keluarga untuk menilai
fungsi penglihatan.
 Melihat keadaan mata pasien, apakah mata tampak merah,
adanya secret/kotoran, sembab, ada benjolan apa tidak, lensa
mata keruh apa tidak, apakah pada sklera tampak bersih,warna
konjungtiva,dan apakah tampak tanda-tanda abnormal di
bandingkan mata sehat.

Perhatikan :
 Lensa Perhatikan kejenihannya. Normal jernih, kalau keruh
suspek katarak.
 Cairan mata ( Normal, bertambah, berkurang) Untuk
menentukan stadium katarak
 Iris (Normal atau terdorong, tremulans ) Untuk menentukan
stadium katarak
 Bilik mata depan ( Normal, dangkal ) Untuk menentukan stadium
katarak
 Sudut bilik mata ( Normal, sempit, terbuka ) Untuk menentukan
stadium katarak
b) Pemeriksaan fungsi Penglihatan
Lakukan pemeriksaan visus sesuai SOP pemeriksaan mata.
Dikatakan katarak apabila hasil visus 1/
c) Pemeriksaan Stadium Katarak
 Lakukan Pemeriksaan selanjutnya apabila ada indikasi
katarak, yaitu :
 Dari anamnesa diketahui adanya penurunan fungsi
penglihatan ( mata buram ,redup, berkabut termasuk saat
siang hari, diplobia, peka terhadap sinar, dll)
 Dari pemeriksaan Inspeksi ditemukan kekeruhan lensa
 Dari pemeriksaan Visus diperoleh adanya penurunan
ketajaman penglihatan bukan karena kelainan refraksi
 Pada pemeriksaan lensa mata terlihat keruh

 Lakukan Shadow Test untuk mengetahui Stadium Katarak,


dengan cara sebagai berikut :
Untuk melihat lensa lebih jelas bisa memakai obat tetes yang
berisi midriatill yang fungsinya untuk midriasis pupil, jadi
lensanya bisa lebih mudah dilihat
 Pasien diminta melihat lurus ke depan
 Lalu pemeriksa menyenteri mata pasien pada sudut
450 dari samping, dari bayangan iris.
 Nanti ada bayangan yang dibiaskan dari humor
aquosus.
 Katarak matur : lensa lebih cembung karena menyerap
cairan lebih banyak,bayangan iris pada lensa terlihat
kecil dan letaknya dekat terhadap pupil, shadow test (-

2/4
) ; katarak imatur: lensa masih kecil,terdapat bayangan
iris pada lensa terlihat besar dan letaknya jauh
terhadap pupil, shadow test (+)
3) PENEGAKAN DIAGNOSA
Dari Anamnesa dan Pemeriksaan dapat ditegakan Diagnosa
Katarak sesuai dengan jenis dan stadium Katarak
A. Menurut Jenisnya :
 Katarak Kongenital apabila kekeruhan lensa mata timbul
pada saat pembentukan lensa, Sudah terdapat pada saat
bayi baru lahir
 Katarak Senile apabila keluhan lensa yang terdapat pada
usia diatas 50 tahun
 Katarak Juvenile apabila mulai terbentuknya saat usia
kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan biasanya
merupakan lanjutan katarak kongenital
 Katarak komplikata apabila Katarak terjadi akibat komplikasi
dari penyakit lain seperti penyakit sistemik, dan trauma
B. Menurut Stadiumnya :
 Stadium insipien Dimana mulai timbul katarak akibat
proses degenerasi lensa
 Stadium imatur Lensa yang degeneratif mulai menyerap
cairan mata ke dalam lensa sehingga lensa menjadi
cembung
 Stadium matur merupakan proses degenerasi lanjut lensa
, terjadi kekeruhan seluruh lensa
 Stadium hipermatur terjadi proses degenerasi lanjut lensa
dan korteks lensa dapat mencair sehingga nucleus lensa
tenggelam dalam korteks lensa ( katarak Morgagni)
PERBEDAAN KARAKTERISTIK KATARAK UNTUK MENEGAKAN
DIAGNOSA SESUAI HASIL PEMERIKSAAN
INSIPIEN IMATUR MATUR HIPERMATU
R
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
mata
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow test (-) (+) (-) +/-
Visus (+) < << <<<
Penyulit (-) Glaukoma (-) Uveitis+
Glaukoma

4) PENATALAKSANAAN
Setelah ditegakan diagnosa Katarak maka lakukan rujukan ke
pelayanan kesehatan rujukan / Rumah Sakit sesuai SOP untuk
penanganan lebih lanjut.

5) KONSELING
 Sarankan pada penderita rutin kontrol ke Rumah Sakit atau
dokter spesialis mata untuk melakukan pengecekan retina
serta ketajaman visual secara berkala.
 Sarankan kepada penderita untuk selalu menggunakan
sunglass saat beraktivitas diluar ruangan, hindari paparan
sinar matahari langsung, dan cahaya yang terlalu terang.
3/4
 Sarankan kepada penderita untuk tidak merokok serta jangan
mengkonsumsi minuman beralkohol.
 Anjurkan penderita makan makanan bergizi yang
mengandung vitamin A, C, E, dan protein seperti buah dan
sayur berwarna terang, beras merah, kacang-kacangan,
sereal, minyak canola serta ikan.
 Hindari makanan yang terlalu banyak mengandung lemak
dan garam.

6) PENCATATAN DAN PELAPORAN


 Setiap orang yang datang berobat ke Puskesmas
dimasukan ke register harian dan simphustronik
 Setiap orang yang datang ke Puskesmas dengan keluhan
gangguan kesehatan indra dimasukan dalam register harian
program kesehatan indra
 Laporan dari Pengelola program kesehatan Indra
Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan
dilakukan setiap bulan dan diambil dari register harian
program kesehatan Indra.

6. Unit Terkait Pengelola Program Indera, BP dan KIA


7. Dokumen Laporan Katarak
Terkait Rekam medis

4/4

Anda mungkin juga menyukai