PENDAHULUAN
1
Identifikasi resiko dapat dilakukan dengan bantuan penggunaan checklist, untuk
menginventarisir semua kerugian potensial yang dihadapi dari setiap bagian usaha
yang dilakukan. Sumber checklist dapat diperoleh dari: perusahaan asuransi; badan
ppenerbitan asuransi; Asosiasi Manajemen Amerika (AMA); serta ikatan manajemen
resiko dan asuransi. Disamping itu, perusahaan juga harus membuat checklist sendiri
mengantisipasi hal-hal yang belum terekan dalam checklist tersebut.
1. 3 Tujuan
1. bagi penulis
Tujuan dari penulisan makalah ini selain sebagai pemenuh tugas mata kuliah
Manajemen Resiko, juga sebagai media untuk mempraktekan ilmu yang telah
dipelajari
2. bagi pembaca
Tujuan bagi pembaca khususnya kawan-kawan sesama mahasiswa yang
mengambil mata kuliah Manajemen Resiko adalah untuk mengedukasi mata
kuliah yang perlu diperlajari dalam mata kuliah ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori
Manajemen Risiko dapat diartikan sebagai proses terstruktur dan sistematis dalam
mengidentifikasi, mengukur, memetakkan, mengembangkan alternatif penanganan risiko,
dan memonitor serta mengendalikan implementasi penanganan risiko. Perusahaan selalu
dihadapi dengan berbagai macam risiko. Kesanggupan manajemen untuk mengelola
berbagai macam risiko ini menjadi suatu keharusan. yang dimaksud dengan manajemen
risiko menurut Ronny Kountour adalah cara-cara yang digunakan manajemen untuk
menangani berbagai permasalaha yang disebabkan oleh adanya risiko.
Menurut Djojosoedarso manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh
organisasi/perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi mencakup kegiatan merencanakan,
mengorganisir, menyusun, memimpin/mengkordinir, dan mengawasi (termasuk
mengevaluasi) program penanggulangan risiko.
Menurut Fahmi Manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang
bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan
yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan
sistematis.
2.2 Pembahasan
2.2.1 Pengertian Identifikasi Resiko
Pengidentifikasian resiko adalah suatu proses dengan mana suatu perusahaan
secara sistematis dan terus menerus mengidentifikasi property, liability dan
personnel exposures sebelum terjadinya peril. Jadi yang diidentifikasi adalah peril
yang dapat menimpa harta milik dan personil perusahaan serta kewajiban yang
menimbulkan kerugian.
Kegiatan pengidentifikasian adalah hal yang sangat penting bagi seorang
Manajer Risiko. Sebab seorang Manajer Risiko yang tidak mengidentifikasi semua
kerugian potensiil tidak akan dapat menyusun strategi yang lengkap untuk
menanggulangi semua kerugian potensiil tersebut.
Hal – hal yang dilakukan oleh manajer perusahaan untuk perusahaannya :
a) Mengetahui kemungkinan – kemungkinan terjadinya suatu kerugian dan harus
berhati – hati atas kemungkinan timbulnya setiap kerugian dan hal ini
merupakan tugas utama seorang manajer risiko.
b) Memperkirakan frekuensi dan besar kecilnya risiko sehingga dapat diperkirakan
kemungkinan kerugian maksimum dari risiko yang berasal dari berbagai
sumber.
c) Memutuskan pemakaian metode pengolahan risiko yang terbaik dan paling
ekonomis,apakah dengan jalan menghapuskan, mengurangi, membatasi,
3
menanggung sendiri, memindahkan atau mengkombinasikan metode – metode
tersebut.
d) Mengadministrasikan program –program manajemen risiko termasuk
mengadakan penilaian kembali atas program – program, pencatatan –
pencatatan dan lain sebagainya.
4
b) Kerugian berupa kewajiban kepada pihak lain (Lilability losses/exposures) adalah
kerugian yang berupa kewajiban kepada pihak lain yang merasa dirugikan, akibat
kesalahan dari bisnisnya. Contoh: Ganti rugi yang harus diberikan oleh perusahaan
angkutan umum kepada penumpang yang cedera akibat kecelakaan, yang ada oleh
kesalahan pengemudinya.
c) Kerugian personil (Personnel losses/ exposures) adalah kerugian akibat peril yang
menimpa personil atau orang-orang yang menjadi anggota dari karyawan
perusahaan (termasuk keluarganya). Contoh:
Kematian, ketidakmampuan karena cacat, ketidakmampuan karena usia tua dari
karyawan atau pemilik perusahaan.
kerugian yang menimpa keluarga karyawan akibat kematian, ketidakmampuan
dan pengangguran.
Dengan melihat jenis dan kondisi dan kerugian potensial yang yang demikian itu, maka
seorang manajer harus selalu :
a) Mempelajari dan mengevaluasi peristiwa-peristiwa kerugian yang telah diderita.
b) Mengikuti dan mempelajari peristiwa-peristiwa kerugian yang dilaporkan lewat
publikasi-publikasi
c) Menghadiri pertemuan-pertemuan para manajer di dalam intern perusahaan.
Pertemuan dengan Manajer-manajer di tingkat regional, nasional maupun
internasional.
5
mencari tahu risiko apa saja yang dapat terjadi pada bagian tersebut, kejadian apa
yang bisa menimpa dan apa saja penyebabnya.
c) Pengacuan
Dilakukan dengan cara mencari informasi tentang risiko di tempat atau
perusahaan lain, contohnya, jika kita sedang mengidentifikasi resiko peralatan
permainan di taman impian jaya ancol, kita perlu menggunakan acuan alat yang
sama yang digunakan ditempat lain seperti disney land
d) Pendapat Tenaga Ahli
Mencari informasi dari ahli di bidang risiko tertentu, apabila kita kesulitan
menggunakan ketiga metode diatas karea ketidak tersediaan data maka bertayalah
kepadah ahlinya. contohnya dari bertanya pada dokter, dapat diketahui bahwa
orang dengan tingkat kolesterol tinggi beresiko kena penyakit jantung
6
Kata “PLESTER” merupakan singkatan dari Politik, Lingkungan, Ekonomi,
Sosial, Teknologi, dan Regulasi. Informasi PLESTER merupakan informasi
eksternal. Informasi ini bisa didapat dari berbagai sumber atau dari para ahli dan
pengamat.
· Contoh Tabel PLESTER:
Jenis Informasi Masa Lalu Saat Ini Trend ke Depan Dampak pada Risiko yang
Perusahaan Dapat Muncul
b) Informasi Keuangan
Laporan Keuangan dapat dijadikan rujukan untuk identifikasi risiko, misalya
dengan melakukan ALK dengan rasio-rasio keuangan. Misalnya resiko nilai tukar
dapat di identifikasi dari naik turunnya nilai pinjaman yang menggunakan valas,
masalah likuidasi dapat di identifikasi dari fluktuasi arus kas. Contoh Infomasi
keuangan; Neraca, Laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas.
c) Informasi Proses.
Didasarkan atas aliran produk dari awal proses hingga akhir yaitu sampai
produk tersebut diterima konsumen. Biasanya perusahaan memiliki diagram alur
produksi.
Identifikasi risiko dimulai dari unit yang kecil hingga yang paling besar
(perusahaan), misalnya risiko Unit Penjualan dan Unit Periklanan menjadi risiko
Bagian Pemasaran, dst. Pertanyaannya apakah semua risiko harus kita identifikasi?
Idealnya, ya. Namun, dalam kenyataannya, sulit untuk melakukannya. Risiko bisa
muncul di mana saja dan kapan saja, tidak ada habis-habisnya. Proses identifikasi
menyeluruh juga akan memakan biaya, energi, dan waktu. Tentu saja, ini menjadi
tidak efektif.
Untuk mengatasi keterbatasan tersebut kita menerapkan Hukum Pareto. Ahli
ekonomi Vilfredo Pareto (1848-1923) mengamati, pada umumnya, 80% kekayaan
negara dikuasai oleh hanya 20% penduduk. Kalau kita terapkan ini dalam
manajemen risiko, kita bisa mengatakan, “80% kerugian perusahaan disebabakan
oleh hanya 20% risiko yang krusial”. Artinya, jika kita mampu menangani risiko
yang krusial (20%) kita dapat menghindari 80% kerugian perusahaan.
Kita juga perlu identifikasi titik titik kritis dalam proses tersebut, semakin baik
mengidentifikasi titik titik kritis semakin baik dalam melakukan identifikasi resiko
Namun demikian, kita tetap perlu mengevaluasi juga titik-titik yang dianggap
tidak krusial (tidak kritis) karena di dalam proses yang tidak kritis tersebut mungkin
ada risiko yang cukup potensial, karena risiko yang bersifat dinamis.
f) Informasi Aliran Dokumen
Melacak resiko berdasarkan aliran dokumen. Penyimpangan aliran dokumen
atau tidak lengkapnya otorisasi , atau menyimpangnya pihak yang memberikan
otorisasi, menunjukkan adanya risiko. Kita dapat melakukan survey terhadap aliran
dokumen atau mengevaluasi proses aliran dokumen untuk melihat titik kritis dan
7
mengidentifikasi risiko. Evaluasi proses aliran dokumen memang lebih mudah
tetapi sebaiknya pastikan ada tidaknya risiko berdasarkan data historis maupun
pendapat para ahli.
g) Informasi Kontrak
Informasi yang diperoleh dengan cara mengevaluasi dokumen kontrak
perusahaan dengan karyawan, pemasok, konsumen, pemerintah, kontraktor
Misalnya: kontrak dengan karyawan, pemasok, konsumen, pemerintah,
kontraktor, dsb. Risiko dapat timbul dari loop hole (celah) yang ada dalam kontrak
yang dapt dimanfaatkan para pihak. Analisis kontrak sebaiknya melibatkan ahli
hukum.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Risiko merupakan suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana
terdapat kemungkinan yang merugikan. Oleh karenanya, identifikasi resiko dapat dijabarkan
sebagai proses dimana perusahaan secara terus menerus mengidentifikasi kerugian property,
liability, personal sebelum terjadinya suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian atau
kerusakan (penyebab langsung terjadinya kerugian). Kegiatan pengidentifikasian adalah hal
yang sangat penting bagi seorang Manajer. Sebab dalam pengidentifikasian risiko akan
menghasilkan daftar kerugian potensial yang sangat penting bagi seorang manajer untuk dapat
menyusun strategi yang lengkap guna menanggulangi semua kerugian potensial tersebut.
3.2 Saran
Penyusun menyarankan agar setiap manajer organisasi dalam mengambil keputusan
strategi selalu mempertimbangkan risiko yang akan timbul serta terlebih dahulu
mengidentifikasi risiko sehingga kemungkinan terjadinya kerugian akan terminimalisir dengan
baik.
9
Daftar Pustaka
10