Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Sepfian Ady Utami Putri P27824216003
2. Pramayssela Ramadhani P27824216033
3. Mar’ah Istighfarini P27824216036
4. Akdin Nuraini P27824216038
Kata Pengantar
i
ii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Abortus
pada Kehamilan” tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gadar Maternal dan
Neonatal di Prodi DIII Kebidanan Kampus Magetan. Dalam penyusunan makalah
ini penulis mendapat bimbingan dan pengarahan, untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Sulikah, SST., M.Kes, selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Kampus
Magetan
2. Ibu Nani Surtinah, SSiT.,M.Pd, selaku dosen mata kuliah Gadar Maternal
dan Neonatal.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Terimakasih.
Penulis
Daftar Isi
ii
Kata Pengantar...................................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................................iii
iii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB 2 KONSEP TEORI...................................................................................................3
2.1 Konsep Dasar Abortus..............................................................................................3
2.1.1 Pengertian..........................................................................................................3
2.1.2 Etiologi..............................................................................................................3
2.1.3 Patofisiologi......................................................................................................4
2.1.4 Klasifikasi.........................................................................................................4
2.1.5 Tanda dan Gejala Klinis....................................................................................7
2.1.6 Komplikasi........................................................................................................9
2.1.7 Penanganan.....................................................................................................10
BAB 3 KONSEP ASUHAN KEBIDANAN....................................................................14
3.1 Konsep Teori Asuhan Kebidanan Abortus Inkomplet.............................................14
3.1.1 Pengkajian Data..............................................................................................14
3.1.2 Perumusan Diagnosa.......................................................................................18
3.1.3 Perencanaan.....................................................................................................18
3.1.4 Pelaksanaan.....................................................................................................19
3.1.5 Evaluasi...........................................................................................................19
BAB 4 PENUTUP...........................................................................................................21
4.1 Kesimpulan............................................................................................................21
4.2 Saran......................................................................................................................21
Daftar Pustaka..................................................................................................................22
iii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
BAB 2
KONSEP TEORI
3
2.1. Pengertian
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu)
pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau usia
kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan (Saifuddin, 2014: 145).
2.2. Etiologi
Penyebab keguguran menurut Fraser dan Cooper (2009:274) kebanyakan
tidak diketahui, tetapi dapat meliputi hal berikut :
1. Berkaitan dengan janin. Jika penyebabnya sudah ditentukan, 50%
keguguran berkaitan dengan abnormalitas kromosom pada konseptus.
Abnormalitas structural dan genetic juga dikatakan sebagai penyebab
keguguran kehamilan.
2. Berkaitan dengan ibu. Keguguran spontan di awal kehamilan dapat
disebabkan oleh beberapa faktor maternal berikut ini :
a. Usia maternal : risiko meningkat sejalan dengan bertambahnya uia
ibu.
b. Abnormalitas struktur saluran genital meliputi retroversi uterus,
uterus bikornuat , dan fibroid.
c. Infeksi meliputi rubella, listeria, dan fibroid.
d. Penyakit maternal penatalaksanaan dan kontrol terhadap penyakit,
seperti diabetes, penyakit ginjal, dan disfungsi tiroid dapat
mengurangi risiko keguguran pada ibu yang mendrita penyakit
tersebut. Jika penyakit ini tidak dikontrol dengan baik, risiko
keguguran akan tetap tinggi.
e. Faktor lingkungan : konsumsi kopi dan alcohol yang berlebihan
disertai merokok, termasuk perokok pasif, telah terbukti dapat
meningkatkan risiko keguguran. Pajanan terhadap pelarut organik
meningkat kan kecenderungan terjadinya malformasi janin dan
keguguran.
f. Riwayat obstetrik sebelumnyamerupakan prediktor terjadinya
3
keguguran spontan. Multigravida secara signifikan beresiko lebih
4
1. Abortus Imminens
5
Ciri : perut terasa mulas karena kontraksi yang kuat dan sering,
perdarahan bertambah sesuai dengan pembukaan serviks uterus dan umur
kehamilan, besar uterus sesuai umur kehamilan, tes urin kehamilan masih
positif, sudah ada pembukaan serviks.
3. Abortus Kompletus
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari cavum uteri pada kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Semua
hasil konsepsi telah dikeluarkan, ostium uteri telah sedikit. Besar uterus
tidak sesuai dengan umur kehamilan. pemeriksaan USG tidak perlu
dilakukan bila pemeriksaan secara klinis sudah memadai. Pada
pemeriksaan urin biasanya masih positif sampai 7-10 hari setelah abortus
Ciri : perdarahan pervaginam, kontraksi uterus, pstium serviks sudah
menutup, ada keluar jaringan, tidak ada sisa dalam uterus.
4. Abortus lnkomplitus
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang
tertinggal. Sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal di dalam
uterus dimana pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis masih terbuka
dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri
eksternum. Perdarahan biasanya masih terjadi jumlahnya pun bisa banyak
atau sedikit tergantung pada jaringan yang tersisa, yang menyebabkan
sebagian placental site masih terbuka sehingga perdarahan berjalan terus.
Pasien dapat jatuh dalam keadaan syok hemoragik sebelum sisa jaringan
konsepsi dikeluarkan
Ciri : perdarahan yang banyak disertai kontraksi uterus, serviks terbuka,
sebagian jaringan keluar
5. Missed abortion
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya
masih tertahan dalam kandungan. Pada penderita missed abortion
biasanya tidak merasakan keluhan apapun kecuali merasakan
pertumbuhan kehamilannya tidak seperti yang diharapkan. Bila pada
7
Syok pada abortus biasa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
karena infeksi berat.
2.7. Penanganan
Menurut Saifuddin (2014: 149-151) penatalaksaan pada pasien abortus
sebagai berikut :
1. Abortus Imminens
a. Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang
mekanik berkurang.
b. Periksa denyut nadi dan suhu badan 2x sehari bila pasien tidak panas.
c. Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif mungkin janin
sudah mati. Pemeriksaan USG dilakukan untuk menentukan apakah
janin masih hidup.
d. Berikan obat penenang, biasanya Fenobarbital 3x30 mg. berikan
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEBIDANAN
14
14
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan ibu
Ibu hamil dengan usia muda yang menderita penyakit seperti pneumonia,
typhus abdominalis, malaria, sifilis dapat menyebabkan abortus. Selain
itu ibu hamil yang menderita penyakit menahun seperti DM, hipertensi,
anemia dan kelainan anatomik dari uterus juga dapat menyebabkan
abortus(Manuaba, 2012:681).
2) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit yang diderita anggota keluarga baik dari pihak ayah maupun ibu
seperti penyakit infeksi dan menahun dapat menyebabkan ibu menjadi
karier sehingga berpotensi mengalami abortus (Manuaba, 2012:681 ).
d. Riwayat kebidanan
1) Haid
Gejala dari abortus yaitu didapat amenorea, sakit perut dan mules-mules,
perdarahan sedikit atau banyak. HPHT untuk menentukan usia kehamilan
(Mochtar, 2011).
2) Riwayat kehamilan
Setelah satu kali abortus spontan, memiliki resiko 15% untuk mengalami
keguguran lagi, sedangkan bila pernah 2 kali, resiko meningkatnya 25%
(Saifuddin, 2014)
e. Pola kebiasaan
1) Nutrisi
Faktor-faktor yag menyebabkan terjadinya abortus yaitu malnutrisi,
avitaminosis, kekurangan vitamin A, C dan E (Mochtar, 2011).
2) Aktifitas
Olahraga mutlak dikurangi bila dijumpai sering mengalami keguguran,
persalinan belum cukup bulan, pada mereka yang memiliki riwayat
persalinan sulit, pada kasus infertilitas, usia saat hamil relatif tua, hamil
dengan perdarahan dan mengeluarkan cairan (Manuaba, 2012: 121).
15
3) Hubungan Seksual
Hubungan seksual disarankan untuk dihentikan bila terdapat tanda
infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas, terjadi
perdarahan saat hubungan seksual, terdapat pengeluaran cairan (air) yang
mendadak, hentikan hubungan seksual pada mereka yang sering
mengalami keguguran, persalinan sebelum waktunya, mengalami
kematian dalam kandungan, sekitar 2 minggu menjelang persalinan
(Manuaba, 2012)
4) Psikososial
Biasanya pasien akan merasa kurang enak, pusing, nafsu makan
berkurang. Morning sickness, mual muntah. Emesis gravidarum-
hiperemesis gravidarum. (Manuaba, 2012: 681)
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum
Pada pasien dengan abortus keadaan umumnya masih baik dan biasanya
dapat beradaptasi dengan rasa nyeri perut. Pasien yang mengalami syok
wajah tampak pucat, berkeringat hingga mengalami pingsan. Pada
umumnya TTV pada pasien abortus normal. Sedangkan pada pasien yang
mengalami syok tekanan darah sistolik < 90mmHg, Nadi < 112 x/menit
(Saifuddin, 2014 : 148)
b. Pemeriksaan fisik
1) Muka
Normal, tidak sembab, ada cloasma gravidarum. Tidak pucat sampai
pucat. (Manuaba, 2012: 683)
2) Mata
Membran mukosa pucat menandakan anemia (Walsh, 2012:114)
3) Abdomen
TFU sesuai usia kehamilan (Manuaba, 2012 : 683).
4) Genetalia
Pada pemeriksaan inspeksi terdapat perdarahan pervaginam atau flek-
flek. Terdapat hasil konsepsi bila mengalami abortus komplet dan
inkomplet. (Manuaba, 2012: 683)
c. Pemeriksaan khusus
16
1) Pemeriksaan inspekulo
Pada pemeriksaan inspekulo terdapat perdarahan dari cavum uteri,
osteum uteri terbuka atau sudahtertutup. Ada atau tidak jaringan keluar
dari ostium. Ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari
ostium. Porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari
usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada
perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
(Walsh, 2012:115)
2) Bimanual
Tanda hamil muda : tanda hegar dan tanda piskacek. (Manuaba, 2012:
683)
d. Pemeriksaan penunjang
Menurut Manuaba (2012:683) pemeriksaan penunjang yang dilakukan
sebgai berikut:
a) Pemeriksaan Ultrasonografi : menentukan kantong gestase, fetal plate
(pool) dan DJJ.
b) Pemeriksaan laboraturium rutin : darah lengkap, golongan darah,
pemeriksaan lain jika perlu.
c) Tes kehamilan berdasarkan peningkatan betha human
coriogonadothropin.
e. USG
Pemeriksaan USG dilakukan bila ragu dengan diagnosa klinik (Saifuddin,
2014:241).
3. Analisa Data
Setelah diperoleh data yang akurat langkah selanjutnya yaitu analisa data.
Analisa data menurut Kepmenkes No. 938/2007 merupakan hasil dari
pengumpulan semua informasi yang akurat, relevan, dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisis klien. Bidan menganalisa data yang
diperoleh pada pengkajian, menginterprestasikannya secara akurat dan logis
untuk menengakkan diagnosa dan masalah yang tepat.
17
Petugas,
TTD
(Nama terang)
20
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai
berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu. Abortus dapat meningkatkan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia.
Penyebab terjadinya abortus dari ibu adalah faktor usia ibu, abnormalitas
saluran genital, penyakit maternal, dan faktor lingkungan, sedangkan dari
janin disebabkan oleh abnormalitas struktur dan genetiknya.
4.2 Saran
Ibu hamil seharusnya melakukan ANC teratur untuk mendeteksi apabila ada
kelainan pada kehamilannya dapat segera ditangani secara dini. Bidan harus
memberikan asuhan sesuai dengan kewenagannya untuk itu manajemen
kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat yang mendasar bagi
bidan untuk memecahkan masalah klien dalam berrbagai kasus.
21
21
DAFTAR PUSTAKA
Fraser dan Cooper. 2009. Buku Ajar Bidan Myles Edisi 14 (Sri Rahayu). Jakarta:
EGC.
Manuaba. Ida Bagus. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Saifuddin, Abdul Bari. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
22