Anda di halaman 1dari 18

1

KASUS NAPZA
1. Kasus 1
Klien bernama Tn. D klien berumur 33 tahun, klien anak ke 2 dari 3 bersaudara, ayah
klien sudah meninggal pada tahun 1993 karena sakit. beragama islam, pendidikan terakhir
klien D3, alamat klien jl. Banjarsari II no 2 cilandak barat Jakarta timur. Status klien
sudah menikah. Dan usia pertama kali klien menikah saat berumur 25 tahun, klien
mempunyai 2 orang anak, klien tinggal bersama orang tuanya sekarang. Sumber
keuangan klien berasal dari gaji, pekerjaan klien sebelum masuk RSKO adalah seorang
karyawan swasta. Kesehatan istri klien dalam keadaan sakit karena keadaan sakit, karena
istri klien mengidap penyakit hepatitis c, sedangkan keadaan ke dua anaknya dalam
keadaan sehat. Dan di dalam keluarganya ada yang mengunakan NAPZA yaitu istrinya
sedangkan ayah dan ibu klien berserta saudaranya tidak ada yang menggunakan NAPZA.

Klien masuk ke RSKO karena permintaan sendiri dan keluarga, klien pun ingin sembuh
dari penggunaan NAPZA. Klien mulai menggunakan NAPZA pada tahun 1998, zat yang
pertama kali dipake oleh klien adalah ganja, karena merasa kurang dengan hanya
mengkonsumsi ganja klien mulai beralih dengan menggunakan shabu dan putau. Klien
mendapatkan barang tersebut dari temannya. Klien selalu berinteraksi dengan temannya
yang menjual barang tersebut di depan tempat perkerjaan klien. Lokasi yang sering
digunakan klien untuk menggunakan barang tersebut di kamar mandi SPBU maupun
kamar mandi mini market. Klien menghabiskan uang untuk membeli NAPZA dalam 1
bulan terakhir sekitar Rp. 1000.000,-

Klien selalu menggunakan barang tersebut bersama pacarnya yang sekarang menjadi
istrinya. Sehingga klien juga mempunyai penyakit hepatitis c bersama dengan istrinya.
Klien sempat berhenti total dalam penggunaan NAPZA pada tahun 2003, karena klien
pindah ke palembang dan disana juga tidak ada akses penjualan NAPZA, maka dari itu
klien bisa berhenti total dalam menggunakan NAPZA. Setelah klien kembali ke jakarta
klien mulai mengkonsusmsi NAPZA lagi, sedangkan istri klien sudah berhenti total pada
tahun 2005 sampai sekarang, karena klien pernah dipenjara karena tertangkap
menggunakan NAPZA, dari situlah istri klien bertekat untuk berhenti total. Sebelum
masuk ke RSKO klien pun sudah berobat kepada penyembuhan alternative, tetapi klien
tetap tidak bisa terlepas dari penggunaan NAPZA.

Setelah klien menikah klien pun masih menggunakan NAPZA, dan klien pun diam-diam
menggunakan barang tersebut tanpa keluarga dan istrinya tahu. Dan disaat istrinya tahu
bahwa klien masih menggunakan barang tersebut, istri klien memutuskan untuk bercerai
dengan klien karena klien masih menggunakan NAPZA. Dan sekarang klien sedang dalam
proses perceraian. Dan dari situlah klien termotivasi untuk berhenti. Klien berharap
setelah keluar dari RSKO klien ingin bekerja kembali dan menata kembali keluarganya.

Pola kehidupan klien kurang baik, klien mandi 1 kali sehari, klien tidak pernah tidur siang,
klien BAB sebanyak 1 kali, sehari dan BAK sebanyak 3-4 kali sehari. Klien bangun tidur
jam 04.00 pagi. Selama di RSKO aktifitas klien seperti mencuci baju, bermain billiard dan
berinteraksi dengan teman-temannya. Klien jarang makan, klien hanya makan kalu klien
sedang lapar.
2

Klien pernah mengikuti tes HIV di rumah sakit fatmawati jakarta pada tahun 2005
sebelum menikah, dan hasilnya (-), karena saat klien menggunakan jarum suntik bersama
teman-temannya klien selalu memakai jarum suntik itu pertama dan tidak pernah
menggunakan bekas jarum suntik temannya, maka dari itu hasil dari tes HIV tersebut (-).
Keluhan yang dirasakan klien sekarang adalah sedikit sulit untuk berkonsentrasi. Klien
tidak mempunyai riwayat kriminalitas atau berhubungan dengan pihak polisi. Klien hanya
berhubangan seks dengan istirnya saja, dank klien mengatakan tidak pernah memiliki
penyakit menular seksual (PMS).

Klien pun saat ditanya tentang apa itu penyakit HIV, klien mengetahuinya dan bisa
memberitahu penyebab dan cara penularan dari penyakit tersebut, klien mengetahui
penyakit tersebut melalui internet, tv, Koran, maupun orang lain. Saat klien diajak
berbincang-bincang klien sangat kooperatif dan ramah. Disaat klien bercerita tentang
hidupnya raut muks klien tampak sedih. Klien sangat dekat dengan ibunya, dan klien tidak
ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
Klien mengatakan puas dengan bentuk fisik yang dimiliki, dan klien merasa puas menjadi
seorang laki-laki, klien mampu menjadi seorang suami dan seorang ayah. Tetapi disisi lain
kadang-kadang klien merasa sedih dan malu karena istri klien bisa berhenti total dalam
menggunakan NAPZA sedangkan klien sangat sulit sekali untuk terlepas dari penggunaan
NAPZA. Klien berharap klien bisa berhenti total dalam menggunakan barang tersebut dan
ingin menjadi orang yang lebih baik dari sekarang, karena klien sadar penggunaan
NAPZA bertentangan dengan agama yang dianutnya dan budaya.

2. Kasus 2
Klien bernama Tn.K, berumur 31 tahun. Jenis kelamin klien adalah laki-laki, dan klien
beragama islam. Klien mengatakan pendidikan klien hanya tamat sampai SMA, karena
saat kuliah klien pundah-pindah perguruan tinggi tanpa tamat selesai. Klien mengatakan
pekerjaan klien sebelum masuk rumah sakit adalah sebagai karyawan disuatu perusahaan
jasa mengantarkan barang, tepat nya diperusahaan bengkel, dan sumber keuangan klien
itu dari hasil pekerjaan nya untuk membiyayai istri dan anaknya. Dan kadang tidak
dipungkiri klien suka meminta juga uang kepada ibunya. Klien bertempat tinggal di
apartemen Kebagusan City Taman Anggrek 22A No 15, Jakarta bersama dengan istri dan
anak nya yang berumur 3 tahun. Dan status nya sekarang masih menikah, tetapi klien
mengatakan alasan klien menikah karena yang menjadi istrinya sekarang itu saaat itu
hamil diluar nikah sama klien, maka dari itu klien menikahinya.

Klien masuk pada tanggal 27-12-2014 dibawa oleh keluarganya rujukan dari R.S
Dharmawangsa atas keinginan nya sendiri untuk di detoks .saat dikaji klien mengatakan
dibawa dahulu ke R.S Dharmawangsa karena klien sempat bertengkar dengan ibu nya
adu mulut sampai marah-marah dengan ibunya, makanya klien di bawa ke rumah sakit
tersebut dikira klien mengalami gangguan jiwa oleh ibunya.dan klien pun menyadari
tersebut jika klien tidak gangguan jiwa maka dari itu klien meminta untuk di detoksikasi.
Itulah alasan klien masuk RSKO ini saat dikaji pada tanggal 6-01-2015.
3

Klien mengatakan anak kedua dari empat bersaudara, dengan semua saudaranya laki-laki
semua. Kakak nya kbernama Tn.S dengan umur 34 tahun bertempat tinggal disurabaya
dengan keluarganya. Kemudian adik nya yang pertama bernama Tn. A dengan umur 25
tahun dan bertempat tinggal dijakarta bersama istrinya. Dan adiknya ang terakhir klien
bernama Tn. E dengan umur 22 tahun, dan masih menjalani kuliah. Dan dikeluarga
adapun yang menggunakan napza yaitu ayahnya menggunakan ekstesi sampai sekarang.
Klien mengatakan pertama kali klien menggunakan napza jenis putau pada tahun 1994
dengan frekuensi pemakaian 1-2x/hari dan itu menggunakan jarum suntik tersendiri.
Alasan klien saat itu penasaaran karena teman-temannya juga pakai. Klien memakai
putau tersebut dari awalnya harga putau Rp 15.000 per 0.1 gram.Terakhir memakai putau
pada tahun 2010. Itupun dalam jangka saat menggunakan putau kien menggunakan
shabu-shabu juga pertama kali pada tahun 1998.

Klien mengatakan awal pertama kali klien menggunakan shabu-shabu jantung klien
berdebar-debar. Kemudian off menggunakan shabu pada tahun 2012. Tetapi klien diajak
kembali oleh bandar pengedar tersebut akhirnya klien menggunakan shabu-shabu lagi
pada tahun 2013 memakaia lagi, tetapi frekuensi nya hanya kurang lebih 1x/sebulan,
karena tuntutan kerjaan nya sebagai pembawa mobil kendaraan untuk mengantar barang.
Dan paling parah terakhir pada tahun 2014 menjadi lebih meningkat pemakaian shabu-
shabu tersebut menjadi kurang lebih 6 x/hari, sampai menghabiskan uang dalam 1 bulan
itu 47 juta rupiah, dan klien mengatakan terakhir pakai shabu pada bulan oktober. Setiap
kali klien memakai napza itu klien memakainya di hotel atupun ditempat bandar
penjualannya, tak pernah dirumahnya. Selama dari bulan november sampai desember itu
klien bulak-balik kerumah sakir grogol, kemudian kerumah sakit Dharmawangsa,
kemudian ke RSKO ini. Disamping itu juga klien menjalani metadon sudah 5 tahun,
tetapi walaupun metadon berjalan memakai sabu pun iya, karena klien beralasan bahwa
meminum metadone beberapa botolpun kuat untuk tidak terjadi sakaw asalkan klien bisa
memakai shabu-shabu.

Aktifitas klien selama terakhir memakai hanya jalan-jalan menghabiskan uang dan
barang-barang berharga yang dimiliki klien saat itu, ditambah dengan mengandalkan
meminta uang dari orang tuanya. Dan pola hidupnya pun tidak teratur, jarang
memperhatikan keadaan dirinya sendiri seperti kebutuhan makan, kebersihan dirinya
karena klien hanya memperdulikan kebutuhan klien saja yaitu mendapatkan shabu-shabu
dan memakainya. Tetapi setelah klien masuk ke RSKO, dan pada saat dikaji klien
mengatakan aktivitas nya mulai sedikit berubah seperti pola makan, minum obat, dan
kebersihan diri nya. Makan dengan frekuensi 3x/hari ditambah makan selingan 3x/hari
juga. Klien mengatakan jam bangun klien dipagi hari 05:30 WIB. Klien jarang untuk
tidur siang, dan saat malam hari klien akan menjelang tidur jam 09:30 WIB. Klien
mengatakan aktivitas klien saat di RSKO hanya begitu-begitu saja bangun tidur mandi
kemudian sarapan, nonton tv, terkadang main biliard, main catur, main kartu, berbincang-
bincang dengan teman-teman seruangan. Saat dikaji dengan aktifitas ibadahnya klien
mengatakan melakukan aktifitas ibadahnya mengikuti arah kiblat jarum jam nya di Arab,
jadi hanya meelakukan ibadah sholat dhuha dan sholat magrib saja.
4

Klien mengatakan pernah menderita penyakit liver sata klien berusia masih belasan tahun
saat klien duduk dibangku smp, dan klien melakukan perawatan sampai tuntas. Klien
tidak pernah dirawat dirawat dirumah sakit dengan penyakit yang parah hanya berobat
jalan saja, dan berkonsultasi kedokter tentang keadaan kesehatan klien. Klien pun pernah
melakukan tes HIV, HCV, TBC dan hasil dari tes semua itu yang positif yaitu HIV dan
HCV. Kalau HCV klien memang sudah menderita dari 5 tahun terakhir, dan kalau HIV
ini klien mengeahuinya kurang lebih satu bulan terkhir ini. Klienpun mengatakan saat
klien menggunakan napza ini klien belum pernah mendonorkan darah.

Saat klien dikaji, klien mengatakan memang selalu memiliki masalah dengan ibunya,
klien dengan ibunya selalu memiliki perbedaan pendapat. Klien mengatakan kalau ibunya
suka mengatur-ngatur kehidupan nya, karna itu selalu bertengkar adu mulut saja. Dan
perasaan klien saat dikaji klien merasa sedih karna klien harus melakukan detok dengan
ditempat kan di RSKO seperti di isolasikan dari semua kehidupan yang ada diluar dan
selalu keluar masuk rumah sakit untuk melakukan rehabilitasi. Dan klien mengatakan
kadang mendengar dan melihat sesutau yang hanya klien saja yang merasakan dan itu
membuat klien nyaman, memberikan klien pengetahuan karena klien dapat merasakan itu
dari klien masih kecil dari umur 2 tahun. Klien mengatakan dengan kondisi klien seperti
n klien tidak pernah terpikir untuk melakukan bunuh dirinya ataupun melukai dirinya
sendiri.

klien mengatakan jika klien adalah “kriminal rumah sakit” dalam artian klien sering
bulak balik rumah sakit. Tetapi bukan untuk dirawat seperti dirumah sakit yang memiliki
penyakit parah hanya klien melakukan rehabilitasi. Pertama kali klien melakukan
rehabilitasi di rumah sakit Ongkomulyo pada tahun 1997 selama 3 bulan, kemudian di
Yayasan Kita pada tahun 1999-2001, dan kemudian pada tahun 2005 di BNN selama 7
bulan. Itu klien jalani tapi klien pun terbawa-bawa kembali untuk menggunakan napza
tersebut. Klien mengatakan kriminal, napza dan uang adalah satu golongan yang tidak
terpisahkan, klien pernah melakukan kriminal dengan mengambil uang ibunya untuk
membeli shabu-shabu. Dan klien pun pernah dipenjara 1 kali dengan alasan karena klien
tertangkap tangan menyimpan ganza di mobilnya. Dalam pengakuan klien, klien tidak
menggunakan ganza terssebut, tetapi karena ada barang bukti akhirnya klien pun
diputuskan oleh persidangan dengan hukuman penjara selama 2 tahun terkisar dari tahun
2007-2009.

Klien mengatakan untuk masalah hubungan seks klien tidak terlalu tertarik untuk
melkukan itu, klien mengatakan dirinya bukan “gila perempuan” klien adalah seseorang
yang “gila akan narkoba”. Tetapi tidak dipungkiri karna kesalahan klien, klien
menghamili perempuan yang menjadi istrinya sekarang. Sata dikaji tentang masalah
penyakit infeksi menular seksual klien mengatakan tidak memiliki penyakit tersebut. Dan
sebelum klien menderita HIV ini klien berhubungan dengan istrinya tidak menggunakan
kondom dan klien mengtakan mungkin sekarang kondisi nya sudah berbeda klien jika
akan berhubungan akan memakai kondom.

Dalam pengetahuan klien tentang penularan penyakit melalui darah cukup paham, klien
mengatakan tahu jika bertukar jarum suntik akan menularkan penyakit, maka dari itu
5

klien saat memkai putau klien menggunakan jarum suntik tersendiri. Klien juga
mengatakan karena klien sekarang sudah menderita HIV klien cukup tahu tentang
penyakit tersebut, klien mengatakan HIV adalah penyakit yang menyerah kekebalan
terhadap tubuh seseorang, penyebab penyakit tersebut adalah bisa terjadi karena
pertukaran jarum suntik habis memakai napza, hubungan seks yang berganti-ganti
pasangan juga. Dan cara pengobatannya denga obat ARV tanpa putus. Dan klien pun
mengatakan mengetahui tentang penyakit hepatitis C, karena klien pun menderitanya.
Klien mengatakan penyakit hepatitis C adalah penyakit pengerasan hati, tetapi klien tidak
tahu cara penularan dan penyebabnya. Tetapi klien mengatakan tahu tentang cara
pengobatannya yaitu dengan interveron dengan cara disuntikan. Dan semua itu klien tah
dari membaca buku selewat saja.

Terlihat dari status mentalnya klien tidak terorientasi karena saat di waancara terkadang
klien selalu tidak terfokus jika berbicara dalam 1 topik. Dalam penampilan tetapi klien
bersih dan rapi, hanya mungkin potongan rambutnya yang agak gondrong dan
berantakan. Dan saat diwawancara pun memiliki gangguan dalam pola pikirnya, karena
klien tidak terfokus dan mengatakan jika klien adalah kaki tangan tuhan dan kepercayaan
tuhan, karena klien mengtakan bahwa klien bisa tahu berapa banyak makhluk hidup yang
ada di dunia ini dan klien pun bisa tahu berapa banyak helai rambut klien sekarang. Dan
alam perasaan nya menuun karena sedih dengan kondisi klien saat ini.

Klien mengatakan tidak ada orang yang paling dekat dengan klien ataupun orang yang
dipercaya cuman hanya istri dan anaka nya saja, itupun jika klien pulang kerumah saja.
Klien tidak memiliki kegiatan dalam kelompok masyarakat, teapi walaupun begitu klien
tidak ada hambatan dalam berkomunikasi ataupun berhubungan dengan orang lain.
Klien mengatakan untuk gambaran diri klien saat ini denagn bentuk fisiknya puas
walaupun terlihat berat badannya tidak ideal. Dan dalam identitasnya klien sekarang puas
dengan seorang laki-laki, tetapi klien tidak puas dengan posisi klien saat ini di
keluarganya sebagai anak hanya menghabiskan uang saja untuk berobat keluar masuk
rumah sakit. Dan klien dengan peran nya sebagai anak dari keluarga tidak puas hanya
menyusahkan saja, dan klien sekarang sekarang sudah menjadi seorang ayah pun klien
merasa tidak puas karena anak nya masih kecil ingin memiliki kasih sayang darinya tapi
terhambat dengan kondisi kien sekarang. Dan di dalam ideal dirinya klien ingin memiliki
cita-cita ingin tinggal diluar negri bersama keluarganya dan memulai hidup baru. Dan
jika untuk kesembuhan klien harapannya ingin sembuh, tetapi kembali lagi didalam
lingkungan nya klien masih ragu, karena teman-teman kien semuanya pengguna. Untuk
status harga dirinya saat ini juga klien mengatakan percaya diri dengan apa yang dia ada
potensi di dirinya, tetapi klien mudah terpengaruh dengan teman-temannya terlihat dari
riwayat klien memakai napza ini.

Klien mengatakan dan keyakinan agama nya klien tahu jika memakai napza ini
bertentangan dengan agama. Dan dalam kegiatan ibadah klien mengikuti jam Arab, jadi
hanya melakukan ibadah dhua dan magrib saja. Klien tahu jika sholat dalam sehari itu 5
waktu dengan 17 rakaat, tapi pendirian klien tetap mengikuti jam arab.
Dalam fungsi kognitifnya terlihat klien dalam berkonsentrasi buruk karna terkadang suka
tidak terfokus, daya ingat nya cukup baik klien sering cerita masa kecilnya. Klien
6

bercerita dari kecil suka mendengar dan melihat apa yang klien rasakan saj ajadi klien
mempunyai halusinasi. Untuk waham nya klien memiliki waham kebesaran terlihat dari
apa yang tadi didalam pola pikirnya.
Jika dalam pemeriksaan fisiknya tidak ada gangguan dalam tanda-tanda vitalnya.

3. Kasus 3
Klien bernama Tn. A, klien berumur 53 tahun, jenis kelamin klien adalah laki-laki,
beragama budha, pendidikan klien SMA, pekerjaan klien gagal menjadi pengusaha
karena sering gagal dan bangkrut, alamat klien di jalan danau tondano no 1. C. Medan,
status klien belum menikah, klien berkerganegaraan Indonesia namun keturunan tiongjoa,
klien masuk pada tanggal 29 desember 2014, klien di bawa oleh keluarga ke RSKO
Cibubur karena sering menggunakan obat terlarang jenis shabu, sering keluar malam
untuk berkunujung di klub malam dan kadang terlibat dalam pesta narkoba. Klien pada
saat di kaji tanggal 5 januari 2015 , Saat ditanya alasan masuk klien mengatakan tidak
tahu akan dibawa ke RSKO, karena keluarganya bilang hanya jalan-jalan di Jakarta,
namun saat itu langsung membawanya ke RSKO dan harus mengikuti semua
pemeriksaan dan akhirnya klien dirawat di RSKO untuk menjalani rehabilitasi dari
ketergantungan obat,. Klien mengatakan semenjak usahanya gagal klien sempat depresi
dan melampiaskannya pada obat. Dan semua biaya hidupnya di tanggung oleh keluarga,
karena klien tidak bekerja semenjak saat itu, saat ini klien tinggal bersama keluarga di
medan, di keluarganya tidak ada yang memakai NAPZA, klien adalah anak ke dua dari
lima bersaudara, klien tinggal dengan saudara kandungnya, klien mengatakan sedikit
kecewa dan pasrah dengan keputusan keluarganya yang memasukkan klien ke RSKO,
jika memang ini yang terbaik untuk menyembuhkan ketergantungannnya terhadap obat.
Klien mengatakan semenjak dulu klien menggunakan obat-obat tersebut kadang klien
menggunakan pengobatan alternatif cina untuk menyembuhkan efek dari penggunaan
obat tersebut, klien meangaku menggunakannnya semenjak tahun 1990, saat itu klien
menggunakan shabu-shabu alasannya ingin tahu/coba-coba dan mencar kesenangan,
klien mengaku dulu harga shabu murah hanya Rp. 10.000 /gramnya. Klien biasanya
menggunakan obat tersebut di tempat tongkrongannya bersama teman-temannya klien
menggunakannya skitar 0,1 gram setiap memakai, di tempat tersebut sudah di fasilitasi
untuk mengonsumsi zat tersebut dengan menggunakan botol yang sudah di lengkapi
dengan selang yang terbuat dari kertas aluminium bungkus rokok dan sebagainya yang
dinamakan bong, pola hidup klien dulu tidak teratur, klien jarang memperhatikan
kebersihan diri, klien mandi bila ingat saja klien mengatakan mandi 3/4 hari sekali,
sementara kalau di RSKO jadi 2x/ hari, aktivitas klien sebelumnya hanya menjadi
pengangguran dan sering ke klub-klub malam untuk mencari kesenangan, namun
semenjak di rawat di RSKO aktivitas klien mulai berubah secara bertahap , klien makan
3x/hari, dan makanan selingan 3x/hari sesuai keinginan, klien mengatakan tidak ada
gangguan dalam BAK maupun BAB normal seperti biasa BAB 1X/hari dan BAK 6x/
hari. Klien tidur pada waktu malam pukul 23:00 itu pun bila klien minum obat bila tidak
ada klien kadang mengalami insomnia hamper setiap hari , klien bangin pagi sekitar jam
5 dan di lanjutkan dengan lari pagi selama 15 menit, dan itu rutin setiap hari. Klien
mengatakan kondisinya baik dan tidak mengeluh apapun, klien memiliki riwayat
penyakit kulit di kelamin, saat BAK terasa perih namun saat itu klien langsung menjalani
pengobatan dari dokter, klien belum pernah dirawat di RS, klien mengatakan tidak
7

mengetahui tentang test HIV, HCV, TBC, Bila klien mengalami sakit klien langsung
berobat ke dokter dan terkadang menjalani pengobatan alternatif, klien sempat menjadi
pendonor darah, klien magatakan hanya memiliki masalah dengan keuarga yaitu kecewa
dan marah mengapa harus di masukkan ke RSKO, dan menolak perjodohan yang sempat
itu terjadi namun gagal, untuk masalah yang lainnya klien mengaku tidak memiliki
masalah dan tidak menjelaskan secara rinci. Pada saat di kaji perasaan klien tampak
murung, kecewa, meskipun begitu klien tidak terpikir untuk bunuh diri, klien mengatakan
tidak pernah menggunakan NAPZA dengan cara suntik, klien tidak memiliki riwayat
kriminal atas kasus seperti pencurian, pembunuhan, perkosaan, penyerangan, klien juga
mengatakan tidak pernah menghadiri sidang atau pun belum pernah menjadi tersangka
dan belum pernah di penjara. Klien magatakan “ sering jajan” dulu hampir tiap hari di
klub-klub malam dan sering melakukan hubungan seksual dengan PSK di sana, klien
mengatakan “ kalau jadi saya punya ratusan anak” klien pernah mengalami keluhan
berupa penyakit kulit di sekitar kelamin saat BAK terasa perih namun saat itun langsung
menjalani pengobatan sekitar tahun 2000, klien magatakan kadang-kadang meggunakan
kondom saat berhubungan seks. Menurut klien bertukar jarum suntik dapat menularkan
penyakit , klien hanya mengetahui penyakit HIV adalah penyakit yang berbahaya dan
mematikan yang di tularkan melalui barang-barang penderita, dan pengbatannya ya
dengan berobat ke dokter, klien mengetahui hal tersebut dari TV klien juga mengaku
tidak terlau mengetahui tentang penyakit hepatitis C baik penyebab dan penularannya
yang klien tahu penyakit tersebut sangat berbahaya bagi tubuh klien mengetahui hal
tersebut dari TV.
Pada saat pemeriksaan status mental terorientasi, penampilan klien secara keseluruhan
terlihat rapi dan bersih dan terdapat tindik di telinga kanan, alam perasaan klien
meningkat, klien mengatakan orang yang dekat dengannya adalah adiknya yaitu anak ke
tiga, klien mengaku tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok masyarakat, menurutnya
meskipun begitu tapi sikap kita harus baik sama tetangga dan masyarakat tergantung dari
kitanya, hanya sekedar saling menyapa mengapa tidak, klien mengatakan tidak memiliki
hambatan dalam berkomunikasi dengan orang lain, mengenai konsep diri klien
mengatakan mengaku puas dengan bentuk fisik yang ada, apa lagi banayk orang yang
bilang terlihat “awet muda “ meskipun usanya menginjak kepala lima, klien mengatakan
puas dengan status/posisi saat ini meski hanya penganngguran, mengenai peran klien
puas dengan peran yang di emban saat ini, klien mengaku tidak punya cita-cita yang akan
di capai, mengalir saja seperti air, klien sangat percaya diri namun kadang mudah
terpengaruh.

Untuk spiritual klien menganggap zat tersebut tidak bertentangan dengan nilai agamanya
dan budaya, klien melakukan kegiatan ibadah pada waktu tertentu dari sumber koping
yang digunakan yaituu klien mampu menurunkan stress dengan hobinya saat di
wawancara klien mengungkapkan bahwa saat ada maslah klien sering melampiaskannya
dengan mencari kesenangan di klub-klub malam, dan kadng berhubungan seksual,, fungsi
konsentrasinya baik di sat pengkajiaqn klien cenderung positif dan pembicaraannya
terarah, daya ingat baik,tidak terdapat pikiran obsesif, halusinasi, atau waham,saat di kaji
TTV nya adalah:TD: 110/80 mmHg, N: 62x/menit, R: 21x/menit, S: 36 C. Dalam system
(kardiovaskular, respiratori, sarap pusat, THT) tidak ada kelainan, namun ada bekas-
bekas ulkus di kedua kaki klien, pemeriksaan penunjang meliputu pemeriksaan darah
8

lengkap, radiologi, dan drug test. Rencana therapy klien adalah ability 1x 15 mg dan THP
1x2 mg semuanya melalui oral, rencana kegiatan konseling hari kamis tanggal 08-01-
2015 dengan dokter dengan melibatkan keluarga, diagnose yang di ambil adalah koping
individu tidak efektif, gangguan pola tidur, serta kurang pengetahuan.

4. Kasus 4
Pada saat di kaji pertama klien masih belum begitu kooperatif masih belum mau terbuka,
namun pada pengkajian hari ke dua dan ke tiga klien mulai kooperatif meski terkadang
suka menghindar pada saat pengkajian beberapa kali di dapatkan hasil sementara, klien
bernama Tn. S klien masuk pada tanggal 26 – 12 – 2014 tanggal pengkajian 05 – 01 –
2015, klien lahir di Medan pada tanggal 24 – 01 – 1977 klien mengatakan di medan
hanya lahir saja tetapi besar di jakarta, klien tinggal di JL. H. TEN I Rt 11/12 no.3
Rawamangun Kec. Pulaugadung, klien mengatakan pertama menggunakan NAPZA di
tawari oleh temannya dan begitupun dari faktor lingkungannya yang rata-rata pemakai
juga dan klienpun mengatakan sekedar coba-coba dan sampai 1 jam masuk RS masih
memakai, klien beragama Kristen, klien sudah memiliki anak 1 perempuan dan menikah
baru satu kali, submber keuangan yang di miliki klien adalah hasil jerih payahnya sendiri
dan klienpun mengatakan memiliki rumah sendiri, klien bekerja sebagai wiraswastawan.
Pada saat di kaji klien mengatakan di dalam keluarganya terdapat riwayat sesama
pengguna juga yaitu adiknya dengan jenis zat yang sama yaitu Putau, klien memiliki 9
saudara dan klien adalah anak ke 7. Klien di bawa oleh salah satu anggota keluarganya,
klien juga mengatakan masuk RSKO ingin sembuh, dan berdasarkan keinginan sendiri,
klien mengatakan sebelumnyapun pernah melakukan pengobatan salah satunya adalah di
RSUD Duren Sawit pada tahun 2007, dan di BNN Lido pada tahun 2011-2012, dan
sekarang di lakukan pengobatan di RSKO. Klien mengatakan pertama kali menggunakan
Napza pada tahun 1996 Zat yang pertama kali di gunakan alkohol, alasannya adalah ingin
coba-coba saran teman dan karena faktor lingkungannya yang rata-rata adalah pengguna
juga, dalam sehari klien menggunakan Napza membutuhkan uang kurang lebih
100.000/hari. Klien mengatakan dahulu pernah menggunakan zat yang laindi antaranya
Alkohol, Ganja, Sabu, Putau, namun klien merasa Putaulah zat yang paling lama klien
pakai, lokasi penggunaan napza yang paling sering adalah di rumah.
Saat di kaji pola hidup klien klien mengatakan pada saat di rumah klien jarang sekali
membersihkan diri karena merasa saat sedang pemakaian di rumah klien merasa malas
untuk mandi dan segalanya, pada saat di RS klien mandi terkadang mandi pagi namun
klien mengatakan sore itu sering mandi, klien mengatakan di rumah sering tidur saja,
namun di RS klien mengatakan susah tidur. Jam bangun pun klien bangun kadang siang
kadang pagi namun tidur kembal sampai siang hari. Klien mengatakn pada saat menjadi
pemakai klien hanya beraktifitas memakai Zat tersebut saja terus menerus tanpa ada
kegiatan lain, pada saat di RS klienmengatakan kegiatannya hanya makan, tidur, mandi,
mencuci baju, nonton TV, mengobrol, meroko, minum obat hanya seperti itu saja. Klien
mengatakan makan di rumah dan di RS sama saja, klien mengatakan memiliki masalah
dengan pencernaannya yaitu sedang mengalami diare.

Kondisi kesehatan yang sudah di kaji adalah, klien mengatakan pernah memiliki riwatan
TBC namun sudah mengikuti penyelesaian masa pengobatan, klienpun mengatakan
9

memiliki penyakit Hepatitis C, Klien mengatakan memiliki penyakit HIV yang sedang
melaksanakan pengobatan rutin yaitu mengkonsumsi ARV yang sudah di resepkan.

Kondisi Psikis klien mengatakan pernah memiliki masalah dengan anggota keluaraganya
terutama ibu ayah dan kakanya, klien merasa saat ini biasa saja namun ingin bertemu istri
dan anaknya, klien merasa bersalah dan sudah pasrah dengan keadaannya saat ini karena
klien sudah mengecewakan berkali – kali keluarga besarnya maupun keluarga kecilnya.

Penggunaan jarum suntik yang beresiko, klien mengatakan pernah menggunakan jarum
suntik dan sering menggunakannya untuk mengkonsumsi obat dengan cara di masukan
melalui venanya, klien mengatakan pada saat di penjara klien pernah dan berkali – kali
menggunakan jarum suntik yang sama dengan teman – temannya sesama pengguna
frekuensinya bisa sampai 3 kali/hari alasannya karena merasa lebih pas dan langsung
terasa.

Riwayat prilaku kriminal, klien mengatakan sudah pernah dan sering melakukan tindakan
kriminal yaitu mencuri barang dan pernah menjadi pengedar juga, akibatnya klien pernah
di penjara.

Prilaku Seksual, klien mengatakan melakukan hubungan seksual hanya dengan istri
syahnya saja, dan terkadang juga memakai kondom pada saat melakukan seks.
Pengetahuan tentang virus yang di tularkan melalui darah, klien mengatakan mengerti
dan mengetahuinya klien mengatakan salah satunya yang paling sering adalah HIV, dan
klienpun mengerti akan penyakit yang di deritanya juga yang memiliki riwayat penyakit
Hepatitis-C.

Pemeriksaan psikiatrik, klien tampak berpenampilan rapih, saat di ajak bicara pola fikir
klien tidak ada gangguan baik dari mood dan alam perasaan sesuai dengan topik yang di
bicarakan seperti sedang membicarakan kelucuan klienpun tertawa, bicara klien pun
jelas, klien terlihatm lebih senang istirahat di banding teman lainnya yang suka bermain
biliar, poker dan catur lebih banyak berdiam diri.

Hubungan sosial klien mengatakan orang yang paling dekat saat ini adalah istrinya, pada
saat di rumah klien mengatakan tidak pernah ikut berpartisipasi dalam hal kegiatan warga
karena dulu hanya make dan make obat saja, dalam aspek hubungan dengan orang lain
klien merasa tidak ada hambatan sama sekali.

Konsep diri klien mengatakan tidak puas dengan bentuk fisiknya yang sekarang, dan
klien mengatakan tidak puas dengan status dan posisinya sekarang,idetitasnya karena
merasa sebagai kepala keluarga yang harusnya menafkahi malah seperti ini klien merasa
tidak puas, perannya pun klien merasa tidak puas akan keadaannya saat ini karena
harusnya sebagai kepala keluarga yang menafkahi malah seperti ini, dari ideal dirinya
klien mengatakan ingin sembuh dan bercita-cita ingin meninggalkan tempat daerahnya
tinggal karena itu faktor dia kembali lagi seperti dulu. Harga diri klien merasa malu dan
ragu jika nanti keluarganya tidak menerima kembali dirinya begitupun istrinya.
10

Spiritualnya klien mengatakan selama ini tidak pernah ibadah, Fungsi kognitif klien baik
klien mampu berkonsentrasi .

5. Kasus 5

Klien bernama Tn. S klien berumur 29 tahun, jenis kelamin laki-laki, beragama
Islam,pendidikan terakhir klien SLTA, alamat klien Jl. Jatiasih gang rambutan no.21 RT
06 /01 Bekasi. Status klien sudah menikah. Dan usia pertama kali menikah umur 24
tahun, klien tinggal bersama istri dan kedua anaknya, sumber keuangan klien dari gaji,
pekerjaan klien sebelum masuk RSKO adalah sebagai pegawai swasta. Kesehatan istri
dan anak anaknya dalam keadaan sehat, dan di dalam keluarganya tidak ada yang yang
pernah mrnggunakan NAPZA.
Klien masuk ke RSKO karena perminntaan dari keluarga dan klien pun tidak menolak
karna klien pun ingin sembuh dan motivasi klien adalah ingin benar benar sembuh dari
kecanduan kilen terhadap NAPZA. Zat yang digunakan klien adalah adalah ganja klien
pertama kali memakai Zat ini dari tahun1999 dan sempat berhenti sekitar 2 tahun tanpa
pengobatan. Klien baru pertama kali masuk ke RSKO dan alas an klien menggunakan
NAPZA karena tersedianya dan tekanan dari teman-teman sebayanya, lokasi yang
diguankan klien untuk menggunakan NAPZA adalah di tempat yang sepi. Klien
menghabiskan uang untuk membeli NAPZA dalam 1 bulan terakhir sekitar RP.800.000,-
Pola hidup klien cukup baik, klien mandi 2 kali seehari , klien tidur siang 2 jam, klien
BAB 1 kali sehari dan BAK 4-5 kali sehari. Klien bangun tidur jam 07.08. Selama di
RSKO aktifitas klien mencuci baju, berolah raga main billiard dan berinteraksi dengan
teman temannya, klien makan 3 kali sehari dan makan selingan 1-2 kali sehari.
Klien belum pernah tes HIV, HCV dan TBC. Klien belum pernah sakit yang sampe di
rawat di Rumah Sakit selama menjadi pengguna NAPZA klien tidak pernah menjadi
pendonor darah. Dan klien juga mengatatakan tida pernah mengalami masalah serius
dalam hubungan di keluarga baik itu ayah, ibu, adik, istri, tetangga, bahkan teman
temannya, perasaan klien saat ini adalah sulitt berkonsentrasi atau mengingat sesuatu.
Klien tidak mempunyai riwayat criminal atau berhubungan dengan polisi. Klien hanya
berhubungan seks denngan istrinya saja, dan klien mengatakan tida pernahh memiliki
penyakit menular seksual (PMS).
Klien tidak pernah menggunakan NAPZA suntik karena menurut klien menggunakan
jarum suntik secara bergantian dapat menularkan penyakit, klien tahu penyebab dari HIV
dan hepatitis C, klien mengetahui sumber informasi tersebut dari petugas kesehatan dan
dari internet.
Saat klien di ajak bicara nyambung tapi cendrung ingin cepat cepat mengakhiiri obrolan,
penampilan klien pun rapih dan tida ada gangguan pola pikir, alam perasaan klien sesuai
saat bercerita sedih raut muka klien tampak sedih, klien sangat dekat dengan istrinya
menurut klien istrinya adalah orang dapat di percaya saat ini, klien mengatakan selalu
terbuka terhadap masalah pada keluarganya, dank lien pernah mengikuti organisasi
karang taruna, menurut klien, klien tida ada hambatan dalam berhubungan dengan orang
lain.
Klien mengatakan puas dengan bentuk fisik yang dimiliki, dan klien merasa puas menjadi
seorang laki-laki , klien mampu menjalankan peran sebagai seorang suami dan seorang
ayah. Klien mengatakan mempunyai haran buuat sembuh dan cukup percaya diri buat
11

sembUh dari ketergantungan penggunaan NAPZA, klien juga sadar penggunaan zat
bertentangan dengan agama dan budaya.

6. Kasus 6
Tn. S H berumur 33 tahun, klien lahir di Jakarta 20 Juli 1981. Bertempat tinggal di jl.
Delima V no 11 11/05 Tanjung Duren. Pendidikan terakhir di tingkat Sekolah Menengah
Pertama (SMP), klien tidak bekerja, belum menikah dan tinggal dengan keluarganya.
Klien adalah anak pertama dari 6 bersaudara dan tidak ada di keluarganya yang memakai
obat-obatan. Pertama kali memakai obat-obatan yang berjenis putaw pada tahun 1995
ketika klien masih duduk dibangku SMP kelas 2, klien diajak oleh teman-temannya lalu
mencobanya dan akhirnya menjadi ketagihan. Klien memakai obat-obatan setiap hari
dengan membawa uang sebesar Rp 35.000,00 dan keluar rumah dari pukul 14.00 – 22.00
WIB untuk menemui teman-temannya di tempat biasa mereka berkumpul. Klien suka
marah-marah dengan membanting barang-barang yang ada di rumah dan memarahi orang
tua nya dengan kata-kata kasar ketika keinginannya tidak dipenuhi. Klien pernah menjual
barang-barang yang ada dirumahnya seperti mengambil handphone milik adiknya,
menjual tabung gas 3 kg, menjual kipas angin untuk membeli obat-obatan. Klien pernah
di penjara tiga kali dengan kasus pencurian dan membuat kegaduhan. Ayah klien
mempunyai penyakit jantung dan diabetes, pada bulan Agustus 2013 ayah klien
meninggal dunia. Klien pernah mempunyai keinginan untuk berhenti memakai obat-
obatan dan ingin bekerja untuk dapat memberikan uang jajan kepada adik-adiknya karena
klien sangata dekat dan sayang kepada adiknya. Teman-teman klien yang lama sudah ada
beberapa yang sudah tidak memakai obat-obatan, ketika klien bertemu dan berkumpul
dengan teman baru yang memakai obat-obatan klien memakai kembali. Klien mengetahui
bahaya mengkonsumsi obat-obatan tersebut. Sebelum masuk ke RSKO klien pernah
dirawat di Tarakan selama 5 hari dan Pelni selam 8 hari. Alasan masuk ke RSKO klien
ingin berhenti memakai obat-obatan dan ingin sembuh, semua ini atas kemauan diri
sendiri. Jenis terakhir yang dipaka klien adalah jenis obat yang digunakan dengan cara
disuntik melalui intra vena, klien membeli satu spuit dan memakai untuk diri sendiri dan
dipakai berulang. Penyakit penyertanya adalah HIV dengan komplikasi anemia,
gastroentritis. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah 80/90 mmHg, suhu 38,1oC,
respirasi 24 x/menit, dan nadi 96 x/menit. Nilai CD4 : 2, hasil lab menunjukkan tanggal 2
Januari 2015 nilai hemoglobin klien 7,6 g/dl setelah itu klien diberikan transfusi ± 200 cc
dan tanggal 5 Januari 2015 nilai hemoglonin klien 9,4 g/dl. Hasil pemeriksaan fisik
rambut klien tampak kotor dan berantakan, konjungtiva klien anemis, tidak memakai
oksigen, mukosa bibir klien kering, terdapat tatto, bekas suntikan, lesi, pada tangan dan
kulit kaki klien kering dan berwarna hitam.

7. Kasus 7
Tn. AD berumur 21 tahun, berpendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD), berdomisili di
Kota Tangerang (Ciledug). Adapun sumber data didapatkan dari pasien, rekam medis dan
perawat ruangan.
Tn. AD. dengan alasan masuk RSKO diantar keluarga (kakak) karena pasien bebas
bersyarat dari kepolisian karena tawuran. Keluarga mengira pasien sering tawuran karena
tingkat konsumtif obat (sabu) masih tinggi dan sering.
12

Keadaan sata masuk yaitu intoksifikasi zat adiktif, pasien mengatakan sebelum masuk
RSKO memakai sabu, cara pemakaian menggunakan bong, biasanya memakai 3-4 kali
dalam sehari.
Pasien pernah mengalami intoksifikasi, keadaan lepas zat saat masuk rehabilitasi pada
tahun 2011. Pasien tidak memiliki komplikasi medik.
Pasien sering berbuat kriminal, saat di rumah pasien sering mencuri barang dan
menjualnya untuk membeli zat adiktif. Perilaku kriminal diluar rumah pasien sering
tawuran dengan siapapun yang menyebabkan pasien memiliki catatan polisi dan menjadi
DPO.
Pasien dikeluarkan dari sekolah saat kelas III SMP karena sering terlibat tawuran,
semenjak saat itu pasien tidak melanjutkan sekolah. Pasien mengatakan saat sekolah
malas belajar dan pelajaran tidak ada yang masuk.
Pasien pernah dipukuli bapaknya karena kedapatan merokok, minum alkohol dan
memakai ganja. Setelah bapaknya meninggal pasien sering dimarahi oleh kakaknya, tapi
ibunya selalu membela karena AD merupakan anak kesayangan.
Pasien mengatakan memakai zat adiktif ingin coba-coba dan diajak temannya. Pasien
mengatakan merokok, minum alkohol dan memakai ganja sejak tahun 2003 dan mencoba
sabu dari tahun 2004. Diagnosa keperawatan koping individu tidak efektif = belum
mampu mengatasi keinginan menggunakan zat
Pasien ingin memakai lagi saat bergabung dengan teman yang memakai zat adiktif dan
keinginan mencoba lagi untuk membuat berani ketika tawuran. Diagnosa keperawatan
koping individu tidak efektif = belum mampu mengatasi keinginan menggunakan zat
Tanda-tanda vital pasien cenderung normal, yakni TD: 110/80, nadi: 84x/menit, suhu:
36.5, napas: 20x/menit. Pasien memiliki berat badan dibawah berat badan normal yakni
35 kg dan tinggi badan 160 cm. IMT pasien yakni 13,67, hal ini menunjukkan bahwa
pasien mengalami kekurangan nutrisi (IMT < normal). Pasien harus dimotivasi terlebih
dahulu untuk makan.Pasien mengatakan tidak memiliki keluhan fisik. Diagnosa
keperawatan yang muncul adalah ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh b/d faktor psikologis.
Genogram

Keterangan:
= laki-laki 21
= wanita
= laki-laki meninggal
= wanita meninggal
= umur klien 21 tahun
21
13

= tinggal serumah

Pasien merupakan anak laki-laki keempat dari empat bersaudara, bapak pasien telah
meninggal. Pasien paling dekat ibunya dan merupakan anak kesayangan ibunya. Dalam
keluarga pasien yang berperan sebagai pengambil keputusan adalah ayah dan kakak laki-
laki nomor dua.
Pasien berpendidikan terakhir SD. Pasien dikeluarkan dari sekolah saat kelas III SMP
karena sering terlibat tawuran, semenjak saat itu pasien tidak melanjutkan sekolah. Pasien
mengatakan saat sekolah malas belajar dan pelajaran tidak ada yang masuk
Pasien belum menikah
Orang yang berarti bagi pasien adalah ibunya. Pasien tidak mengikuti kegiatan dalam
kelompok atau masyarakat karena pasien malas bersosialisasidengan masyarkat dan lebih
suka nongkrong bersama teman yang memakai zat adiktif.
Pasien puas dengan bentuk fisik yang sekarang. Pasien merasa puas sebagai anak laki-
laki di keluarganya. Peran pasien tidak sesuai dengan tugas perkembangan, seharusnya
pasien melanjutkan sekolahnya dan pasien sering berbohong agar tetap dianggap oleh
teman-temannya. Pasien memiliki cita-cita yang akan dicapai. Pasien merasa percaya diri
ketika memakai sabu.Diagnosa keperawatan yang muncul adalah harga diri rendah.
Pasien beragama Islam. Pasien mengetahui bahwa menggunakan zat bertentangan dengan
nilai agama. Selama di Rumah Sakit tidak tampak pasien melakukan kegiatan ibadah,
namun pasien mengatakan masih suka melakukan sholat dan merasa tidak tenang kalau
tidak melakukan sholat.Pasien juga mengatakan masih suka berdoa kepada Tuhan. Tidak
terdapat masalah keperawatan.
Maladaptif: pasienmemakai zat adiktif untuk menyelesaikan masalahnya. Diagnosa
keperawatan yang muncul adalah koping individu tidak efektif = belum mampu
mengatasi keinginan menggunakan zat

8. Kasus 8
Tn. AR berumur 18 tahun, berpendidikan terakhir SMP, berdomisili di Kota Medan.
Adapun sumber data didapatkan dari pasien, rekam medis dan perawat ruangan.
Tn. AR. dengan alasan masuk RSKO diantar keluarga (orang tua ) karena pasien
mengkonsumsi napza (Ganja dan shabu ) dan menyalahgunakan obat (Tramadol dan
Dexrometorphan). Keluarga mengatakan pasien sering memukul ibunya dan suka marah-
marah kurang lebih 1 tahun yang lalu, pasien juga pernah memukul orang.
Keadaan saat masuk yaitu intoksikasi zat adiktif, pasien mengatakan sebelum masuk
RSKO memakai ganja, sabu, tramadol, dan dekstrometorphan.
Pasien mengatakan memakai zat adiktif ingin coba-coba dan diajak temannya. Pasien
mengatakan memakai ganja sejak tahun 2011 saat pasien duduk di bangku kelas 3 SMP.
dan minum alkohol pada tahun 2012, dan mencoba mengkonsumsi shabu tahun 2013.
14

Pasien pernah mencoba berhenti mengkonsumsi napza selama kurang lebih 3 bulan pada
tahun 2013, dan kembali mengkonsumsi zat tersebut karena ajakan teman-temannya.
Tanda-tanda vital pasien cenderung normal, yakni TD: 110/70, nadi: 80x/menit, suhu:
36.5, napas: 16x/menit. Pasien memiliki berat badan dibawah berat badan normal yakni
65 kg dan tinggi badan 167 cm. IMT pasien yakni 23,3, hal ini menunjukkan bahwa
pasien memilki indeks massa tubuh yang normal (IMT normal). Pasien mengatakan
tidak memiliki keluhan fisik.

21

Keterangan:
= laki-laki
= wanita
= umur klien 21 tahun
21
= tinggal serumah

Pasien merupakan anak laki-laki kelima dari sembilan bersaudara, Pasien paling dekat
ibu dan bapaknya dan merupakan anak kesayangan ibunya. Pasien masih tinggal bersama
kedua orang tuanya dan juga dengan keempat adik-adiknya, pengambil keputusan dalam
keluarga adalah ayahnya.
Pasien berpendidikan terakhir SMP, dan mengatakan pernah bersekolah di sekolah
menengah kejuruang yaitu : otomotif
Pasien belum menikah
Orang yang berarti bagi pasien adalah ibunya. Pasien tidak mengikuti kegiatan dalam
kelompok atau masyarakat karena pasien malas bersosialisasi dengan masyarkat dan
lebih suka nongkrong bersama teman yang memakai zat adiktif dan pasien juga sebagi
pengedar ganja dan di jual dengan teman-temannya.
Pasien puas dengan bentuk fisik yang sekarang. Pasien merasa puas sebagai anak laki-
laki di keluarganya. Peran pasien tidak sesuai dengan tugas perkembangan, seharusnya
pasien melanjutkan sekolahnya. Pasien memiliki cita-cita yang akan dicapai yaitu sebagai
anggota dari angkatan darat (tentara). Pasien merasa percaya diri ketika memakai ganja
pasien mengatakan nafsu makan bertambah ketika mengkonsumsi zat tersebut .
Pasien beragama Islam. Pasien mengetahui bahwa menggunakan zat bertentangan dengan
nilai agama. Selama di RSKO tidak tampak pasien melakukan kegiatan ibadah (sholat),
namun pasien mengatakan masih suka melakukan sholat akan tetapi jarang dilakukan
Tidak terdapat masalah keperawatan.
Maladaptif: pasien memakai zat adiktif agar nafsu makan meningkat, dan menjadikan
pasien lebih percaya diri. Dan ketika pasien ada masalah pasien lebih memilih pergi
bersama teman-temannya untuk mabuk-mabukan Diagnosa keperawatan yang muncul
15

adalah koping individu tidak efektif = belum mampu mengatasi keinginan menggunakan
zat

9. Kasus 9
Nama Tn.H klien lahir di Bekasi pada 10 Juni tahun 1976 klien bertempat tinggal di
Jl.Bojong Nangka 1 Rt02/07 Jati Rahayu kecamatan pondok melati. Klien
berkewarganegaraan Indonesia dan adat Betawi. Pendidikan terakhir klien yaitu D3.
Klien beragama islam. Klien berstatus belum menikah. Klien memiliki sumber keuangan
dari gajinya sendiri. Klien tinggal bersama orangtuanya. Kegiatan sehari-hari klien
sebelum dirawat yaitu karyawan swasta disalah satu perusahaan di kota Bekasi, dan saat
ini sedang cuti. Klien tidak pernah menggunakan Napza. Klien masuk ke Rsko pertama
kali pada tanggal 26 Desember 2014 dirawat selama 2 hari sampai tanggal 28 Desember
2014, lalu klien kembali dirawat pada tanggal 4 Januari 2015 hingga hari ini 7 Januari
2015 masih di rawat. Klien diantar keluarga pada saat masuk ke Rsko dan menjalani
perawatan atas keinginannya sendiri. Klien anak bungsu dari 9 bersaudara dan
penanggung jawab klien di rawat yaitu kakaknya Tn.A. Klien ditemani oleh ibunya
selama dirawat di Rsko.
Saat di rumah klien biasa mandi 2 kali sehari. Klien kadang tidur siang di rumah dan
tidur malam 7 jam. Selama di Rs klien berbaring ditempat tidur dan kadang berkeliling
ruangan menggunakan kursi roda. Selama di rawat klien tidak menjalani ibadah
sebagaimana mestinya. Dirumah klien makan 3x sehari dan di Rs klien makan 3x sehari
porsi tidak habis dan di tambah cemian. Klien tidak nafsu makan karena mual dan kadang
muntah. Klien buang air kecil 5x sehari dan tidak ada keluhan. Klien buang air besar 1x
sehari dan tidak ada keluhan.
Hasil pemeriksaan Lab didapatkan radiologi thorax klien menderita atau terkena
bronchopneumonia duplex. Hasil ini didapat pada tanggal 20 Desember 2014 dan pada
tanggal 31 Desember 201p4 dilakukan pemeriksaan CD4 dengan hasil pemeriksaan
47sel/ui. Saat dikaji Ttv klien, Td 100/80 mmHg, nadi 70x/menit, RR 25x/menit, dan
suhu 37,5C, klien tampak lemas, sering merasa mual dan merasakan sakit kepala berat
setelah mengkonsumsi obat-obatan ARV (Duviral dan Efaviren). Klien meminta kepada
tim medis untuk merahasiakan penyakitnya kepada keluarganya. Hasil pemfis di
dapatkan : kepala berbentuk simetris, rambut merata dan kering, kulit kusam, kepala
tidak ada lesi, mata simetris kiri kanan, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik,
penglihatan baik, tidak menggunakan alat bantu pendengaran, pendengaran baik, tidak
terdapat luka di telinga, terpasang infus Rl + Ondansentron 4Mg 20tetes/menit.

10. Kasus 10
Klien bernama Tn. H kilien lahir di bekasi pada tanggal 10 juni tahun 1976 klien
bertempat tinggal di Jl. Bojong Nangka I RT 02/07 Jati Rahayu Kecamatan Pondok
Melati. Klien berkewarganegaraan Indonesi pendidikan akhir klien yaitu pada jenjang
D3, klien beragama islam, belum menikah, klien memiliki sumber keuangan dari gajinya
sendiri, klien tinggal bersama orang tua, klien masuk ke RSKO tanggal 04 januari 2015,
sebelumnya klien pernah dirawat di RSKO pada tanggal 26 desember 2014 dan keluar
pada tanggal 28 desember2014. sebelum masuk rumah sakit klien bekrja sebagai
karyawan swasta. Riwayat pemakaian NAPZA tidak ada, klien masuk ke RSKO diantar
16

keluarga yaitu kakak pertama yang bernama TN.A. Klien menjalani pengobatan di rumah
sakit karna keinginan sendiri, klien mendapatkan penyakit HIV karena berhubungan
seksual dengan sesama jenis. Klien meminta pada perawat untuk merahasiakan penyakit
HIV yang diderita klien pada keluarga terutama pada ibu kandung klien. Data yang
didapat pada saat pengkajian. pola hidup: klien mengatakan saat dirumah biasanya mandi
2 kali sehari, di rumah sakit klien di lap oleh keluarga, saat dirumah klien tidak memiliki
jadual tidur siang, ketika dirumah sakit klien klien tidur siang kurang lebih 30 sampai 60
menit, klien mulai tidur pada malam hari mulai pukul 21:00 sampai pukul 05:00. sebelum
masuk ke rumahsakit klien aktifitas sehari hari nya yaitu bekerja, dan aktifitas sehari hari
klien selama dirumah sakit tidaak ada klien hanya berbaring di tempat tidur, klien makan
3x sehari dirumah klien makan dengan porsi makan ½ piring, dan di rumah sakit klien
makan kurang lebih 3-4 sendok makan dalam satu kali makan, klien mengeluh mual dan
tidak nafsu makan, data operan dinas malam ke dinas pagi pada tanggal 06 januari 2015
klien muntah muntah pada malam hari (pukul 20:00) klien buang air besar 2 kali sehari,
dan tidak ada keluhan, klien buang air kecil kurang lebih 5- 6 kali perhari, tidak ada
keluhan saat buang air kecil. Hasil pemeriksaan radiologi thorax klien terkena
bronchopneumonia duplex hasil pemerikasaan di dapatkan pada tanggal 20 desember
2014. Pemerikasaan CD4 pada tanggal 31 desember 2014 berjumlah 47 sel/ul. Saat di
kaji Tekanan Darah 100/70, Nadi 112 kali/menit, pernafasan 25 kali/menit, dan suhu
tubuh klien 37,5˚c. klin tampak lemas, sering merasa mual, dan sering mengeluh sakit
kepala, mual, dan sakit kepala sering terasa setelah klien mengkonsumsi obat ARV
(Duviral Dan Evaviren). Hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 06 januari 2015 : rambut
tampak kering dan kusam, tidak terdapat bekas luka atau lesi di kulit kepala klien,
konjungtiva anemi, mata simetris kanan dan kiri, penglihatan baik, tidak menggunakan
alat bantu lihat, kedua daun telinga simetris, tidak ada bekas luka atau lesi, pendengaran
baik, tidak menggunakan alat bantu dengar, hidung tidak terdapat sinus, tidak ada nyeri
tekan, jalan nafas baik, penciuman baik, leher tidak terdapat pembengkakan kelenjar
getah bening, ekstremitas lemah, tangan kiri terpasang infuse RL 20 tpm. + Ondansentron
4 Mg.

11. Kasus 11
Nama Tn.S berjenis kelamin laki-laki. Klien seorang pengangguran, klien belum
menikah, klien berusia 33 tahun. Klien tinggal bersama ibu dan adiknya di Jl. Relung V
no. 11 RT.11/ RW. 05 Tanjung duren. Klien anak pertama dari lima bersaudara. klien
beragama islam. Masuk IGD dengan keluhan BAB cair lebih dari 10 kali sehari. Klien
masuk ke RSKO pada tanggal 2 Januari 2015 pukul 10.20. klien di diagnosa positif B20
atau HIV/AIDS dengan penyakit penyerta yaitu TB, Anemia dan, diare.
Pada saat di kaji Klien mengatakan mulai menggunakan narkoba pada saat usia klien 14
tahun. Pada awalnya klien di ajak oleh temannya nongkrong dan mulai di tawari merokok
kemudian minum minuman berakohol lalu mulai mencoba putaw. . Klien pernah
melakukan tindakan kriminal seperti mencuri dan melakukan penipuan kepada keluarga
maupun warga sekitar rumahnya. Klien juga pernah keluar masuk penjara sebanyak 3
kali paling lama 6 bulan. Klien mengatakan terakhir menggunakan putaw sekitar 2 tahun
yang lalu. Klien mendapatkan uang untuk membeli napza dari ibunya. Apabila tidak di
beri uang klien sering melempar barang kepada ibunya, orang yang paling dekat dengan
klien adalah adiknya. Klien mengatakan di rawat di RSKO karena ingin cepat sembuh.
17

Klien di rawat inap di kelas III ruang Bidadari RSKO Cibubur. Ketika dirawat di RSKO
klien sering membantah anjuran perawat dan marah-marah. Klien tampak tertutup saat
awal mwlakukan pengkajian kepadanya. Setelah melakukan pendekatan klien mulai
terbuka dan mau bercerita.
Hasil dari pemeriksaan fisik kepala tampak simetris, rambut kotor dan kusam,
konjungtiva anemis, mukosa bibir kering, turgor kulit tidak elastis, secara keseluruhan
klien tampak kotor. Terpasang infus RL 30 tetes/ menit pada tangan sebelah kanan.
Terdapat bercak hitam di sekitar tangan kanan bekas suntikan. . Pada ekstremitas bawah
kulit kaki tampak ada bercak kehitaman. Keadaan umum sedang. Klien hanya beraktifitas
di atas tempat tidur. BB saat ini 40 kg sedangkan BB sebelum sakit 80 kg. Hemoglobin
7,6 Ui/g. tanda-tanda vital tekanan darah 90/60, nadi 120x/menit, respirasi 24x/menit,
suhu 37,2 derajat celcius.
Klien direncanakan melakukan tranfusi darah sebanyak 500 cc, namun hanya mampu
diberikan 250 cc karena darah tidak masuk. Klien sering melanggar pantangan diit
makanan yang dianjurkan kepada klien. Klien sering meminta gorengan dan bakmi.

12. Kasus 12
Nama Tn.S jenis kelamin laki-laki seorang pengangguran, klien belum menikah,usia 33
tahun. Klien anak pertama dari lima bersaudara beragama islam. Masuk RSKO via IGD
dengan keluhan BAB lebih dari 10 kali. Klien masuk ke RSKO tanggal 2 Januari 2015
pukul 10.20. klien di diagnosa positif B20 dengan penyakit penyerta yaitu TBC,
ANEMIA, dan, DIARE.
Pada saat di kaji klien mengatakan di rawat di RSKO karena ingin cepat sembuh. Klien
mulai menggunakan narkoba pada saat usia klien 14 tahun pada awalnya klien hanya di
ajak temannya nongkrong dan mulai di tawari merokok dan minum minuman berakohol
kemudian mulai mencoba NAPZA. Klien menggunakan napza hampir setiap hari. Klien
tinggal di Jl. Relung V no. 11 RT.11/ RW. 05 Tanjung duren. Klien pernah melakukan
tindakan kriminal seperti mencuri dan melakukan penipuan. Klien juga pernah keluar
masuk penjara sebanyak 3 kali. Klien meggunakan napza jenis putaw klien mengatakan
terakhir menggunakan napza 2 tahun yang lalu. Klien mendapatkan uang untuk membeli
napza dari ibunya dan jika tidak di beri uang klien melempar barang kepada ibunya,
orang yang paling dekat dengan klien adalah adiknya
Klien menjalani rawat inap di ruang bidadari RSKO Cibubur. Saat menjalani rawat inap
klien kerap kali membantah dan marah-marah klien juga tampak tertutup saat dilakukan
pengkajian pertama kali. Namun saat dilakukan pemeriksaan lanjutan pasien sudah mulai
terbuka dan sudah mau bercerita. Hasil dari pemeriksaan fisik yaitu: kepala tampak
simetris rambut kotor dan kusam, mata anemis, mukosa bibir kering, turgor kulit tidak
elastis, secara keseluruhan klien tampak kotor. Terpasang infus RL 30 tetes/ menit pada
tangan sebelah kanan. BB sebelum sakit 80 kg, BB saat ini 40 kg. Pada ekstremitas
bawah kulit kaki tampak ada bercak kehitaman klien juga sedang menjalankan therapy
tranfusi darah kurang lebih 500cc namun hanya masuk 1 kantung darah yaitu 250cc. Hb
sebelum tranfusi darah yaitu 7,6 Hb setelah tranfusi darah 9,4.
Klien banyak melanggar pantangan diit makanan kien hendak meminta makanan yang
tidak di anjurkan untuk pencernaannya yaitu bakmie. Padahal kondisi klien semakin
lemah TD; 90/60 S; 37,2 C namun klien marah jika permintaannya tidak di turuti.
18

Anda mungkin juga menyukai