Redi 2015 PDF
Redi 2015 PDF
net/publication/323607652
CITATIONS READS
0 15
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Redi Kristian Pingak on 07 March 2018.
Redi K. Pingak
Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana
ABSTRACT
Correction to ‘dark’ current effect arising from synchrotron X-ray Absorption Fine
Structure (XAFS) data of Ni (II) Bis-(N-isopropyl Salicylaldiminato) complex was done
using Interactive Data Language (IDL). The analysis showed that ‘dark’ current had a
quite significant effect on the measured XAFS data, with the error being about 18 % at the
nickel absorption edge. Fitting procedures were applied using linear model to account for
the systematic, which was then removed from the measured data.
Salah satu kelebihan metode Dengan metode ini, kita dapat melakukan
Serapan Sinar-X Struktur Halus atau variasi beberapa parameter dalam
yang lebih dikenal dengan X-ray eksperimen sehingga nilai absorbansi
Absorption Fine Structure (XAFS) yang sampel untuk parameter-parameter yang
menggunakan synchrotron sebagai berbeda ini dapat diukur untuk
sumber sinar-X dibanding dengan metode selanjutnya dinormalisasi. Dalam
konvensional difraksi sinar-X adalah normalisasi data ini, kita dapat
bahwa XAFS dapat digunakan untuk mengoreksi eror-eror sistematik
memperoleh struktur dari material amorf. (systematic errors) dari data XAFS yang
Oleh karena itu, metode XAFS ini telah tidak dapat dilakukan dengan metode
digunakan secara luas dalam pengambilan data XAFS konvensional.
pengembangan model untuk material- Eror-eror sistematik yang dapat
material non-kristal yang aplikasinya dikoreksi dengan menggunakan metode
dewasa ini meningkat dengan pesat [1]. ini antara lain arus gelap (dark current),
Beberapa metode dalam absorpsi oleh udara dan gas dalam tabung
pengambilan data XAFS telah detektor (blank absorption), efek
dikembangkan untuk meningkatkan hamburan (scattering effect), kontaminasi
sensitivitas XAFS itu sendiri. Salah harmonic (harmonic contamination),
satunya adalah metode X-ray Extended efekfluoresense (fluorescence effect),
Range Technique (XERT), yang kalibrasi energi (energy calibration), dan
dikembangkan oleh Chantler dkk [2,3,4]. efek bandwidth [5].
60
Jurnal MIPA FST UNDANA, Volume 19, Nomor 2, September 2015
61
Jurnall MIPA FST UNDANA,
U Vo
olume 19, Nom
mor 2, Septem
mber 2015
Gam
mbar 1. Setup
p eksperimen ddengan metod
de XERT untu
uk mode transm
misi [9].
Berkas sinar-x darri synchrottron pengukuran
n intensitass sampel maupun
melaalui monokkromator Kristal
K gaanda intensitas serapan ‘hhampa’. Akhirnya,
A
yangg digunakaan untuk memilih nnilai berkas sinar-x tibba di detektor
energgy sinar-x yang diing
ginkan. Seteelah (downstream
m ion cchamber) dimana
itu bberkas sinarr-x melaluii difraktomeeter intensitas sinar-x
s yang
ng telah meengalami
serbuuk untuk mengkalibrassi energy sinnar- atenuasi diiukur. Efekk arus ‘gelaap’ juga
x yaang telah dipilih
d di monokroma
m ator. dapat dideteeksi di detek
ektor.
Kem
mudian, berkkas sinar-x akan melew
wati
moniitor (upstreeam ion ch
hamber), y aitu Data Penellitian
alat yang diguunakan unttuk menguukur Dataset yang digunakan
n dalam
intennsitas awall sinar-x dan
d efek aarus penelitian ini
i adalah ddata XAFS
S sampel
‘gelaap’. Sebeluum dan setelah poosisi Ni (II) bis-(n-
temppat samppel (sam
mple stagge), isopropylsaalicylaldimm
minato) dengan
ditem
mpatkan daiisy wheel yaang terdiri ddari ketebalan 2,15 mm
m, yang diperoleh
d
beberapa lubaang (apertture) denngan dengan metode
m ERT dari sumber
XE
diam
meter berbedda dan bebeerapa lemppeng synchrotron
n di Auustralian National
N
alum
minium denngan keteb
balan berbeeda- Beamline Facility
F (AN
NBF) pada beamline
b
bedaa. Daisy whheel ini beerfungsi unntuk 20B Photo
on Factoryy synchro
otron di
menggidentifikassi efek kontaminnasi Tsukuba, Jeepang.
monic pada berkas sin
harm nar-x dan eefek
hambburan (scatttering). Tempat sam
mpel Metode Penelitian
sendiiri dapat diikontrol jarrak jauh unntuk Dari dataset yaang ada, keemudian
dapaat bertranslaasi sehinggaa memudahhkan dilakukan fitting terrhadap daata arus
62
Jurnal MIPA FST UNDANA, Volume 19, Nomor 2, September 2015
‘gelap’ untuk selanjutnya dihilangkan dalam monitor dan detector itu sendiri.
efek ini dari data mentah yang diperoleh. Efek ini harus dieliminasi dari data yang
Semua program yang ditulis dalam terukur karena efek ini akan terukur
koreksi eror sistematik ditulis dalam secara bersama-sama saat pengukuran
bahasa pemrograman Interactive Data serapan sampel dilakukan. Untuk
Language (IDL). mengeliminasi efek ini dari monitor dan
Berikut adalah prosedur koreksi arus detektor, Persamaan (1) perlu
‘gelap’: dimodifikasi sebagai berikut
1. Memisahkan data-data arus ‘gelap’ − (2)
= =
−
dari dataset. dimana dan berturut-turut adalah
2. Melakukan fitting dengan model intensitas yang terukur pada detektor dan
linear terhadap data arus ‘gelap’. monitor ketika katup syncrotron tertutup.
3. Menghilangkan data arus ‘gelap’ ini Karena keterbatasan waktu dalam
dari data serapan yang terukur. pengoperasian synchrotron, pengukuran
efek arus ‘gelap’ tidak dilakukan pada
HASIL DAN PEMBAHASAN setiap titik energy seperti halnya
Koreksi Arus ‘Gelap’
pengukuran sampel. Oleh karena itu,
Arus gelap (dark current) adalah
sebelum melakukan koreksi efek ini,
intensitas yang terbaca pada monitor dan
perlu dilakukan interpolasi linear
detector saat katup sumber sinar-x dari
terhadap data arus ‘gelap’ yang terukur
synchrotron tertutup (belum ada sinar-x
sehingga dapat dilakukan koreksi pada
yang mencapai detektor). Hal ini
setiap titik energy pengukuran serapan
disebabkan oleh adanya noise elektronik
sampel. Ketidakpastian akibat proses ini
dalam electrometer dan amplifier di
dapat ditulis
− ∆ − ∆ (3)
= +
− − − −
63
Jurnal MIPA FST UNDANA, Volume 19, Nomor 2, September 2015
Dari Gambar 2, terlihat bahwa sesuai dengan pola yang muncul pada
pengukuran data arus ‘gelap’ tidak Gambar 2. Berdasarkan pengamatan dan
terdapat pada setiap scan eksperimen. nilai ketidakpastian yang muncul dari
Oleh karena itu, perlu dilakukan fitting fitting diperoleh 4 daerah fitting yang
dengan model linear untuk memperoleh memiliki ketidakpastian minimal seperti
nilai interpolasi arus ‘gelap’ pada setiap terlihat pada Gambar 3 untuk daerah I,
scan eksperimen pengukuran sampel Gambar 4 untuk daerah II, Gambar 5
untuk selanjutnya dihilangkan dari data untuk daerah III dan Gambar 6 untuk
terukur. daerah IV. Pada gambar-gambar tersebut,
garis lurus berwarna hitam merupakan
Fitting Model Linear Data Arus hasil fitting dengan model linear pada
‘Gelap’
data arus ‘gelap’, dan garis lengkung
Untuk memperoleh fitting dengan
merah merupakan ketidakpastian yang
ketidakpastian minimal, maka daerah
muncul dari proses fitting.
fitting dibagi menjadi beberapa bagian
64
Jurnal MIPA FST UNDANA, Volume 19, Nomor 2, September 2015
Gambar 3. Fitting arus ‘gelap’ pada daerah fitting I (scan 50-300).
Gambar 5. Fitting arus ‘gelap’ pada daerah fitting III (scan 1200-2000).
Gambar 6. Fitting arus ‘gelap’ pada daerah fitting IV (scan 2000-2400).
65
Jurnal MIPA FST UNDANA, Volume 19, Nomor 2, September 2015
Eliminasi Efek Arus ‘Gelap’ dari data terukur di detector, arus gelap dan
serapan terukur
eliminasinya dari data terukur baik di
Dari hasil fitting ini, data arus
monitor maupun di detector ditunjukkan
gelap kemudian dieliminasi dari data
pada Gambar 7 (Hanya data-data
serapan terukur dengan menggunakan
intensitas di sekitar tepi serapan nikel –
Persamaan (2). Data intensitas sinar-x
8,33 keV - yang ditampilkan).
Gambar 7. Intensitas sinar-x, arus gelap dan eliminasi arus gelap di monitor (atas), intensitas sinar-x,
arus gelap dan eliminasi arus gelap di detector (bawah).
66
Jurnal MIPA FST UNDANA, Volume 19, Nomor 2, September 2015
Gambar 8. Serapan arus gelap dan serapan data setelah dikoreksi terhadap arus gelap diplot
versus energi sinar-x.
Tabel 1 menunjukkan bahwa eror Oleh karena itu, jika efek ini tidak
pada data serapan terukur akibat efek dihilangkan dari data mentah, proses
arus gelap sangat signifikan ( ± 18% ) pemodelan struktur sampel ini akan
pada daerah sekitar tepi serapan nikel menjadi kurang akurat.
sebagai atom target pada eksperimen ini.
Tabel 1. Perbandingan serapan data mentah dan serapan setelah koreksi arus gelap pad tepi serapan
nikel (8,33 keV)
67
Jurnal MIPA FST UNDANA, Volume 19, Nomor 2, September 2015
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Pingak, R.K. 2014. Synchrotron X-ray Absorption Fine Structure (XAFS) as a suitable
method to investigate the structure of amorphous materials. Jurnal MIPA, Vol. 17
No.2, September 2014 (hal. 94 – 103).
[2]. CT Chantler, MT Islam, NA Rae, CQ Tran, JL Glover, and Z Barnea. 2012. New
consistency tests for high-accuracy measurements of x-ray mass attenuation
coefficients by the X-ray Extended Range Technique. ActaCrystallographica Section
A: Foundations of Crystallography, 68(2):188-195.
[3]. CT Chantler, CQ Tran, D Paterson, D Cookson, and Z Barnea. 2001. X-ray Extended
Range Technique for precision measurement of the x-ray mass attenuation coefficient
and Im (f) for copper using synchrotron radiation. Physics Letters A, 286(5):338-346.
[5] Martin D de Jonge, ZwiBarnea, Chanh Q Tran, and Christopher T Chantler. X-ray
bandwidth: Determination by on-edge absorption and effect on various absorption
experiments. Physical Review A, 69(2):022717, 2004.
[6] John J Rehr and RC Albers. 2000. Theoretical approaches to X-ray Absorption Fine
Structure. Reviews of Modern Physics, 72(3):621.
[7] JD Bourke, CT Chantler, and C Witte. 2007. Finite Difference Method calculations of
X-ray Absorption Fine Structure for copper. Physics Letters A, 360(6):702-706.
[8] CTChantler, CQ Tran, D Paterson, D Cookson, and Z Barnea. 2001. X-ray Extended
Range Technique for precision measurement of the x-ray mass attenuation coefficient
and Im (f) for copper using synchrotron radiation. Physics Letters A, 286(5):338-346.
[9] CT Chantler. 2010. Accurate measurement and physical insight: The X-ray extended
range technique for fundamental atomic physics, condensed matter research and
biological sciences. Radiation Physics and Chemistry, 79(2):117-123.
68
View publication stats