DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BINANGUN
Jl. S Supriadi No. 19,Tlp. (0342) 351006
Email:puskbinangun@gmail.com
A. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajad kesehatan
masyarakat karena yang berpengaruh terhadap kualitas sumberdaya manusia.
Program kesehatan masyarakat lebih mengutamakan upaya – upaya preventif dan
promotif yang proaktif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative yang
sering disebut dengan paradigm sehat. Pemberdayaan masyarakat merupakan
salah satu strategi untuk mempercepat tercapainya program pembangunan
kesehatan. Model pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan meliputi
kemampuan mengidentifikasi dan memecahkan masalah kesehatan.
Faktor – factor internal dan ekternal komunitas pada level anggota
masyarakat, institusi masyarakat, kepemimipinan masyarakat, dan akses informasi
kesehatan yang memiliki peran penting dalam pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan. Pemberdayaan masyarakat adalah sebagai subjek sekaligus objek dari
system kesehatan dalam dimensi kesehatan,pemberdayaan merupakan proses
yang dilakukan oleh masyarakat (dengan atau tanpa campur tangan pihak luar)
untuk memperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi dan aspek lainya yang secara
langsung maupun tidak langsung berpengaruh dalam kesehatan masyarakat.
Kesehatan adalah sumberdaya kehidupan bukan hanya objek untuk hidup.
Kesehatan adalah suatu konsep yang positif yang tidak dapat dilepaskan dari social
dan kekuatan personal, sehingga promosi kesehatan tidak hanya bertanggung
jawab pada sektor kesehatansaja, melaikan juga gaya hidup untuk lebih sehat.
Tujuan akhir dari pemberdayaan masyarakat adalah memandirikan
masyarakat dalam meningkatkan kemampuan personal, dan atau aksi dan norma
soaial,dan atau kebijakan public dan pelaksanaan organisasi dalam kerangka
pemberdayaan di bidang kesehtan. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dapat
melalui survey PHBS, Evaluasi Pelaksanaan Desa Siaga dan Refresing Kader
Posyandu. Sebagai kegiatan yang bersifat komprehensif, tentunya harus diikuti
dengan kualitas rekam jejak kegiatan atau system informasi yang dapat diandalkan.
Kegiatan tersebut juga harus mempunyai indikator – indikator yang
berkualitas sebagai refensi dalam meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat.
Indikator keberhasilan ditentukan dengan upaya kompehensif terhadap
pelaksanaan kegiatan di masyarakat yang aplikabel dan terukur, yang disusun
berdasarkan data – data pelaksanaan kegiatan dan sudah barang tentu merupakan
model untuk penilainan kinerjadi bidang tersebut.
Untuk menilai kualitas kinerja diperlukan upaya analisis hasil kegitan
berdasarkan capaian – capaian kinerja yang selama ini telah dilakukan, yang
diaplikasikan dalam dokumen capaian kinerja berupa laporan rutin.
B. LATAR BELAKANG
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat adalah melakukan Survey Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam tatanan rumah tangga. PHBS rumah tangga
merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga. PHBS rumah
tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
sadar, mau, dan mampu mempratekkan PHBS untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, mencegah resikonya terjadi penyakit dan melindungi
dari dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan
masyarakat. PHBS rumah tangga merupakan salah satu indikator dalam
mencapaian Millenium Developmen Goals (MDGs) melalui pencegahan
peningkatan angka kesakitan dan kematian penyakit infeksi dan non infeksi pada
anggota keluarga. Pada tahun 2013 prosentase rumah tangga sehat pratama
sebesar 55%, rumah tangga paripurna sebesar 9%. Berdasarkan Rentra Kemenkes
2010 – 2014 bahwa target rumah tangga yang ber PHBS sebesar 70%. Sedangkan
berdasarkan capaian diatas baru mencapai 64%.
Upaya pemberdayaan bersumberdaya masyarakat ( UKBM ) dapat melalui
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu merupakan jenis upaya
pemberdayaan masyarakat yang dikoordinasi oleh kader ksehatan. Oleh karena itu
peran kader kesehatan sangat dibutuhkan dalam memberdayakan masyarakat.
Strata posyandu pratama sebesar 20%, madya sebesar 35%, purnama sebesar
35% dan mandiri sebesar 10%.
Evaluasi Pelaksanaan Desa Siaga merupakan Pengembangan Desa Siaga
merupakan bagian dari pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan untuk Kabupaten dan Kota. Tercapainya Indonesia Sehat dan target –
target indikator dalam Millenium Development Goals (MDGs) sebagian besar
ditentukan oleh tercapainaya indikator – indikator dalam SPM pada tingkat desa
dan kelurahan. Pelaksanaan dan pengembangan Desa Siaga merupakan tanggung
jawab pimpinan dan perangkat pemerintah Desa dan Pemerintah Kelurahan melalui
Forum Kesehatan Desa (FKD). Oleh karena itu diperlukan pembinaan sampai
dengan evaluasi dalam hal pengembangan Desa Siaga secara berkelanjutan.
Strata Desa Siaga Pratama sebesar 35%, Desa Siaga Madya sebesar 38% dan
Desa Siaga aktif sebesar 100%. Sedangkan capaian target desa siaga mandiri
sebesar 0%.
C. TUJUAN
Tujuan Umum
Terlaksananya program pemberdayaan masyarakat di tingkat Puskesmas dengan
menerapkan alur kegiatan sesuai ketentuan yang berlaku pada sumber anggaran.
Tujuan Khusus
a. Terlaksananya kegiatan refresing kader posyandu melalui peningkatan
ketrampilan kader dan tim pokjanal posyandu.
b. Terlaksananya kegiatan survey PHBS.
c. Meningkatkan strata posyandu pratama dan madya menjadi paripurna.
d. Terlaksananya pengembangan Desa Siaga melalui pertemuan pemantapan
tim Desa siaga di Tingkat Kecamatan.
e. Terbentuknya Desa Siaga Aktif strata Purnama.
f. Meningkatnya jumlah Desa siaga aktif strata Purnama dari 0% menjadi 10%.
F. SASARAN
Masyarakat
G. JADWAL PELAKSANAAN
KEGIATAN Bulan ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pemberdayaan Masyarakat V V
Binangun,
Kepala UPTD Puskesmas Binangun