Anda di halaman 1dari 33

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KAWUA
Alamat : Jln.Trans Sulawesi Km. 4, (0452) 325080 Kel. Kawua Kec. Poso Kota SelatanKab. Poso

KEPUTUSAN KEPALA PUKESMAS KAWUA


Nomor : SK/...../........./PKM-KWA/2016

TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN RUANG TINDAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS KAWUA,

Menimbang : a. bahwa Puskesmas sebagai tulang punggung


penyelenggaraan upaya pelayanankesehatan dasar
bagi masyarakat diwilayah kerjanya berperan
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran,kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal;
b. bahwa untuk melaksanakan upaya kesehatan baik
upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan
upaya kesehatan perseorangan di butukan
manajemen puskesmas yang dilakukan secara
terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan
kinerja puskesmas yang efektif dan efisien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b,perluh
menetapkanPeraturan Mentri Kesehatan tentang
Pedoman pelayanan Ruang Tindakan;

Mengingat :
1. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701 /
YANMED / RSKS / GDE / VII / 1991 Tentang
Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
3. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang
Praktek Kedokteran

1
4. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KAWUA TENTANG
PENETAPAN PEDOMAN PELAYANAN RUANG TINDAKAN
PUSKESMAS KAWUA

KESATU : Pedoman Pelayanan Ruang Tindakan Puskesmas Kawua


sebagaimana dimaksud Diktum Pertama tercantum
dalam Lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Pedoman sebagaimana Diktum Kedua agar digunakan


sebagai acuan oleh Petugas Puskesmas Kawua untuk
menyelenggarakan pelayanan Ruang Tindakan di wilayah
kerja Puskesmas Kawua.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal di tetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kesalahan akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Kawua
pada tanggal : 2016
KEPALA PUSKESMAS KAWUA

ALBERT KALENGKONGAN, A.Md.Kep


NIP. 19711015 199303 1 007

2
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KAWUA
NOMOR :
TENTANG PENETAPAN PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN
OLAHRAGA PUSKESMAS KAWUA

BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu


organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang
dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya
sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah
ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan
tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar
dapat meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan
yang tidak perlu. Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan untuk
menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien gawat
darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka
diperlukan peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang
diselenggarakan ditempat kejadian, selama perjalanan ke rumah sakit,
maupaun di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Ruang tindakan perlu dibuat
standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata
cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan
pasien Puskesmas Kawua khususnya.

3
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan
pelayanan gawat darurat di Ruang Tindakan harus berdasarkan standar
pelayanan Gawat Darurat di Puskesmas Kawua.

B.RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan Ruang Tindakan meliputi :
1.Pasien dengan kasus True Emergency
Yaitu pasien yang tiba – tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau
akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya
( akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolonngan secepatnya
2.Pasien dengan kasus False Emergency yaitu pasien dengan :
A.Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
B.Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badanya
C.Keadaan tidak gawat dan tidak darurat

C.BATASAN OPERASIONAL

1.Ruang Tindakan
Adalah unit pelayanan di Puskesmas Kawua yang memberikan
pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan
kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multidisiplin.
2.Pasien Gawat darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi
cacat ) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
3.Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat misalnya kanker stadium lanjut
4.Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.

4
5.Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium , TBC kulit , dan sebagainya
6.Kecelakaan ( Accident )
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang
datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan
cedera fisik, mental dan sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1.Tempat kejadian :
a.Kecelakaan lalu lintas
b.Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
c.Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
d.Kecelakaan di sekolah
e.Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya :
tempat rekreasi, perbelanjaan, di area olah raga, dan lain – lain.

2.Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat,
terbakar baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.

3.Waktu kejadian
a.Waktu perjalanan
b.Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.

7.Cidera
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.

8.Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan
atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia,
kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan
prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata

5
kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan
pertolongan dan bantuan.

D.LANDASAN HUKUM

a. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


b. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701 / YANMED / RSKS /
GDE / VII / 1991 Tentang Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
c. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
d. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A.KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM Ruang Tindakan adalah :

No Nama Jabatan Kualifikasi Keterangan Jumlah


Formal
1. Penanggung Jawab D III Memiliki STR 1 orang
Ruangan Keperawatan
2. Perawat Pelaksana ruang D III Memiliki STR 2 orang
tindakan Keperawatan
3. Tenaga Bidan D III Memiliki STR 2 orang
Kebidanan

4. Dokter ruang tindakan Dokter Umum Bersertifikat 1 orang


ACLS/ATLS

6 orang
Total

7
BAB III
STANDAR FASILITAS

A.FASILITAS & SARANA

Puskesmas Kawua berlokasi di lantai I gedung utama yang terdiri dari


ruangan Triase dengan 2 (dua) tempat tidur

B.PERALATAN RUANG TINDAKAN

Peralatan yang tersedia di ruang tindakan mengacu kepada buku


pedoman Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat kesehatan Masyarakat.

1.Alat – alat untuk ruang tindakan


Jumlah
No Jenis Peralatan Minimun
peralatan
I Set Tindakan / Gawat Darurat
1. Baki logam tempat alat steril tertutup 3 buah
2. corong telinga/Spekulum telinga 1set
3. Gunting bedah standar lengkung 3 buah
Gunting bedah standar lengkung ujung
4.
tajam/tajam 3 buah
Gunting bedah standar lengkung ujung
5. tajam/tumpul 3 buah
Gunting bedah standar lengkung ujung
6. tumpul/tumpul 3 buah
Gunting bedah standar lurus ujung
7. tumpul/tumpul 3 buah
Gunting bedah standar lurus ujung
8. tajam/tajam 3 buah
Gunting bedah standar lurus ujung
9. tajam/tumpul 3 buah
10. Gunting Pembalut 1 buah
11. Gunting Pembuka jahitan lurus 3 buah
11. Gunting Pembuka jahitan lurus 3 buah
12. Kanula hidung anak 1 buah
13. Kanula hidung dewasa 1 buah
14. Klem arteri 14 cm (kocher) 3 buah

8
15. Klem arteri 12 cm lengkung dengan gigi 3 buah
16. Klem arteri 12 cm lengkung tanpa gigi 3 buah
17. Klem arteri 12 cm lurus dengan gigi 3 buah
18. Klem arteri 12 cm lurus tanpa gigi 3 buah
19. Klem arteri lurus 3 buah
20. Klem pemegang jarum jahit 18 cm 1 buah
21. Korentang penjepit alat steril 23 cm 2 buah
22. Kursi roda 1 buah
23. Lampu kepala 1 buah
24. Palu refleks 1 buah
25. Pinset anatomis 14,5 cm 3 buah
26. Pinset anatomis 18 cm 3 buah
27. Pinset bedah 14,5 cm 3 buah
28. Pinset bedah 18 cm 3 buah
29. Pinset telinga 1 buah
30. Resusitator anak-anak dan sungkup 1 buah
31. Resusitator dewasa dan sungkup 1 buah
32. Spalk 1 buah
33. Spekulum Hidung 1 buah
34. Sphygmomanometer untuk anak 1 buah
35. Sphygmomanometer untuk dewasa 1 buah
36. Stand lamp untuk tindakan 1 buah
37. Standar infus 1 buah
38. Stetoskop anak 1 buah
39. Stetoskop dewasa 1 buah
40. Sudip Lidah logam/spatula lidah logam 4 buah
panjang 12 cm
41. Sudip Lidah logam/spatula lidah logam 4 buah
panjang 16,5 cm
42. Tabung oksigen dan regulator 1 buah
43. Tempat tidur periksa dan perlengkapannya 1 buah
44. Termometer anak 1 buah
45. Termometer dewasa 1 buah
46. Timbangan anak 1 buah
47. Timbangan dewasa 1 buah
48. Torniket karet 1 buah
49. Usungan (Brankar)

II. Bahan Habis Pakai


1. Abocat 24 sesuai kebutuhan
2. Abocat 22 sesuai kebutuhan
3. Abocat 20 sesuai kebutuhan
4. Abocat 18 sesuai kebutuhan

9
5. Alkohol 1 botol
6. Benang Chromic catgut sesuai kebutuhan
7. Benang Silk sesuai kebutuhan
8. Cairan Bethadin 1 botol
9. Disposible syringe 1 cc sesuai kebutuhan
10. Disposible syringe 3 cc sesuai kebutuhan
11. Disposible syringe 5 cc sesuai kebutuhan
12. Disposible syringe 10 cc sesuai kebutuhan
13. Disposible syringe 50 cc sesuai kebutuhan
14. Infus set dewasa sesuai kebutuhan
15. Infus set anak sesuai kebutuhan
16. Jarum jahit lengkung penampang bulat sesuai kebutuhan
17. Jarum jahit lengkung penampang segitiga sesuai kebutuhan
18. Kapas sesuai kebutuhan
19. Kassa non steril sesuai kebutuhan
20. Kassa Steril sesuai kebutuhan
21. Masker wajah sesuai kebutuhan
22. Sabun tangan antseptik sesuai kebutuhan
23. Sarung tangan non steril sesuai kebutuhan
24. Sarung tangan steril sesuai kebutuhan
25. Mata Pisau/Bisturi sesuai kebutuhan
26. Verban Elastis sesuai kebutuhan
27. Verban Roll sesuai kebutuhan
28. Plester Sesuai kebutuhan
III. Perlengkapan
1. Bak instrumen tertutup 1 buah
2. Bantal 1 buah
3. Celemek Plastik 1 buah
Dorongan tabung oksigen dengan tali
4. 1 buah
pengaman
5. Duk Bolong 2 buah
6. Jam 1 buah
7. Kasur 1 buah
8. Kotak penyimpan jarum bekas 1 buah
9. Lemari alat/Obat 1 buah
10. Mangkok untuk larutan 2 buah
11. Meja instrumen/alat 1 buah
12. Sikat untuk membersihkan peralatan 1buah
12. Perlak Plastik 2 buah
13. Sarung bantal 2 buah
14. Seprei 2 buah
Tempat sampah tertutup yang dilengkapi
15. 2 buah
dengan injakan pembuka penutup
16. Alat sterilisator 1 buah

10
17. Toples kapas 1 buah
18. Tromol kassa/kain steril 1 buah
IV Meubelair
1. Kursi meja 3 buah
2. Lemari arsip 1 buah
3. Meja tulis ½ biro 1 buah
V Pencatatan dan pelaporan
1. Buku register pelayanan Sesuai kebutuhan
2. Formulir informed Consent Sesuai kebutuhan
3. Formulir rujukan Sesuai kebutuhan
4. Kertas resep Sesuai kebutuhan

C.STANDAR OBAT IGD PUSKESMAS KAWUA


I.Obat Live Saving
a.Injeksi
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Adona AC 10 ml Ampul 6 Haemostatic


2. Alupent Ampul 2 Anti asthmatic dan
COPD preparations
3. Aminophilin Ampul 14 Anti asmatic dan COPD
preparations
4 Atropin sulfat Ampul 125 Anti spasmodics
5. Buscopan Ampul 14 Anti spasmodics
6 Catapres Ampul 3 Other Anti hypertensives
7 Cedation Ampul 5 Anti emetics
8 Cortidex Ampul 6 Corticosteroid Hormones
9 Diazepam Ampul 5 Minor Transquillizer
10 Dicynone Ampul 5 Haemostatics
11 Dormicum Asmpul Hypnotics dan sedatives
12 Ephinephrin Ampul 2 Asnastetic lokal &
general
13 Lasik Ampul 16 Diuretics
14 Lidocain Ampul 94 Anastetic lokal
15 Metro clopramide Ampul 5 Anti emetik
16 Nicholin 250 mg Ampul 2 Neuroprotector
17 Nicholin 100 mg Ampul 2 Neoroprotector
18 Naotropil 1 gr Ampul 5 Neuroprotector
19 Novalgin Ampul 5 Analgetik
20 Orodexon Ampul 4 Anti inflamasi
21 Phenobarbital Ampul 2 Sedatif
22 Pethidine Ampul 2 Sedatif

11
23 Pulmicortn Naspv Ampul 8 Broncodilator
24 Ranitidine Ampul 5 Antacida
25 Remopain Ampul 5 Analgetik
26 Renatoc Ampul 2 Antacida
27 Toradol 50 mg Ampul 1 Analgetik
28 Panadol Ampul 5 Analgetik
29 Transamin Ampul 7 Haemostatics
30 Valium Ampul 14 Sedatif
31 Vit k Ampul 2 Anti perdarahan
32 Tramal 100 mg Ampul 1 Analgetik
33 ATS 1500 u Ampul 10 Anti tetanus
34 Vaksin Engerik B- Tube 3 Vaksinasi hepatitis
In-1
35 Vaccin Engerik o,5 Tube 2 Vaksinasi hepatitis
ml
36 Kallium clorida Flacon 6 Elektrolit
37 Meylon 25 ml Flacon 9
38 Meylon 100 ml Flacon 1

b.Tablet
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Adalat 5 mg Tablet 10 Anti


hypertensi/
Betabloker
2. Adalat 10 mg Tablet 10 Anti
hypertensi /
Betabloker
3. Cedocard 5 mg Tablet 8 Anti anginal
4. Nitrobat Tablet 10 Nitrogliserida

c.Cairan Infus

No Nama Obat Satuan Jumlah


1. Asering Kolf 4

12
2. Dextrose 5 % 250 ml Kolf 2
3. Dextrose 5 % 500 ml Kolf 8
4 Dextrose 10 % 500ml Kolf 5
5. Dextrose In Saline Kolf 2
0,225
6. Dextrose 0,5 Darrow Kolf 3
7. Kaen 3 B Kolf 1
8. Kaen 3 A Kolf 1
9. Larutan 2 A Kolf 7
10 Manitol 250 cc Kolf 2
.
11 Nacl 0,9 % 250 ml Kolf 1
.
12 Nacl 0,9 % 500 ml Kolh 5
.
13 Nacl 3 % Kolf 1
.
14 Ringer Dextrose Kolf 6
.
15 Ringer Lactat Kolf 13
16 Ringer Solution Kolf 2
.
17 Dex 40 % 25 ml Flalon 6
.

d.Suppositoria
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Amicain Supp Supp 2 Anti emetik


2. Primperan sup Child Supp 3 Anti emetik
3. Primperan Sup Adult Supp 1 Anti emetik
4. Paracetamol Sup Supp 1 Anti piretik,
Analgetik
5. Propyretic 160 mg Supp 1 Anti piretik,
Analgetik
6. Proris Sup Supp 6 Anti
piretik ,
Analgetik
7. Stesolid 5 mg rect Tube 5 Sedatif

13
8. Stesolid 10 mg rect Tube 7 Sedatif

2.OBAT PENUNJANG
a.Injeksi
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Cedantron Ampul 5 Antiemetik


2. Calsium gluconas Ampul 3 Vitamin
(elektrolit)
3. Zantadin Ampul 5 Antasida
4. Lanoxin Ampul 2 Cardiac drugs
5. Neurobion 5000 Ampul 5 Vitamin
6. Papaverin Ampul 12 Anti
spasmudics
7. Sotatik Ampul 8 Anti emetik
8 Cortison Asetat Flacon 4 Anti inflamasi
9. Kanamycin 1 gr Flacon 10 Antibiotik
10 Procain Penicillin Flacon 2 Antibiotik
.

b.Obat tablet
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Aspilet Tablet 7 Anti coagulans,


anti trombotics
2. Inderal Tablet 5 Beta –Blockers
3. Inopamil Tablet 5
4. Isorbid Tablet 2 Cardiac drugs
5. Merislon Tablet 2 Anti vertigo
6. Propanolol Tablet 3 Beta Blockers
7. Strocain Tablet 5 Antacid&
Antiulcerant
8. Norit Tablet 15
9. Ponstan Tablet 2 Analgetic&
Antipiretic

14
D.AMBULANCE
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien, Puskesmas kawua memiliki
1 (satu) unit ambulance yang kegiatannya digunakan untuk persiapan
rujukan pasien ke Rumah sakit dan bagian umum.
1.Fasilitas & Sarana untuk Ambulance
a.Perlengkapan Ambulance
- Ac
- Sirine
- Lampu rotater
- Sabuk pengaman
- Lampu ruangan
b.Alat & Obat
- Tas Emergency yang berisi :
Obat – obat untuk life saving (Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 5 / 10
kolf )

15
D.DENA RUANGAN

16
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A.STRUKTUR PELAYANAN RUANG TINDAKAN

1.Petugas Penanggung Jawab

- Dokter
- Perawat Ruang tindakan

- Bidan

2.Perangkat Kerja

- Status Medis

B.TATA LAKSANA PENDAFTARAN PASIEN IGD

a.Pendaftaran pasien yang datang ke IGD dilakukan oleh pasien/keluarga

dibagian penerimaan/loket

b.Bila keluarga tidak ada petugas IGD bekerja sama dengan petugas loket

untuk mencari identitas pasien

c.Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian penerimaan/loket akan

memberikan status nomor antrian pada pasien

d.Bila pasien dalam keadaan gawat darurat,maka akan langsung

diberikan pertolongan di IGD, sementara keluarga/penanggung jawab

melakukan pendaftaran di bagian penerimaan/loket

C.TATA LAKSANA PELAYANAN TRIASE

1.Petugas Penanggung Jawab

- Dokter jaga IGD

2.Perangkat Kerja

17
- Stetoscope

- Tensimeter

- Status medis

3.Tata Laksana Pelayanan Triase IGD

1.Pasien/keluarga pasien mendaftar kebagian pendaftaran

2.Dokter melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap dan

menentukan prioritas penanganan.

3.Prioritas pertama (I,tertinggi,emergency) yaitu mengancam

jiwa/mengancam fungsi vital, pasien ditempatkan diruang

resusitasi

4.Prioritas kedua ( II, medium, urgent ) yaitu potensial mengancam

jiwa/fungsi vital, bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat.

Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien

ditempatkan di ruang tindakan bedah/non bedah

5.Prioritas ketiga ( III, rendah, non emergency ) yaitu memerlukan

pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan

pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan diruang non

bedah

18
E.Tata Laksana pengisian Informed Consent

I.Petugas Penangung Jawab

- Dokter jaga IGD

- Perawat IGD

2.Perangkat Kerja

- Formulir Persetujuan Tindakan

3.Tata laksana Informed conset

A.Dokter dan petugas ruang tindakan yang sedang bertugas

menjelaskan tujuan dari pengisian informed consent pada pasien/

keluarga pasien

B.pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan

oleh perawat.

C.Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.

F.TATA LAKSANA TRANSPORTASI PASIEN

I.Petugas Penanggung Jawab

- Perawat IGD

- Supir Ambulan

II.Perangkat Kerja

- Ambulan

- Alat Tulis

III.Tata Laksana Transportasi Pasien IGD

A.Perawat IGD menuliskan data-data/penggunaan ambulan (nama

pasien, waktu penggunaan & tujuan penggunaan

19
B.Perawat IGD menghubungi bagian/supir ambulan untuk menyiapkan

kendaraan

C.Perawat IGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien.

A.TATA LAKSANA PELAYANAN FALSE EMERGENCY

I. Petugas Penanggung Jawab

 Perawat Admission

 Dokter jaga IGD

II. Perangkat Kerja

 Stetoscope

 Tensi meter

 Alat Tulis

III. Tata Laksana Pelayanan False Emergency

1. Pasien / keluarga pasien mendaftar dibagian admission ( SPO

– IGD – 002 )

2. Dilakukan triase untuk penempatan pasien diruang non

bedah

3. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga IGD

4. Dokter jaga menjelaskan kondisi pasien pada keluarga /

penanggung jawab

5. Bila perlu dirawat / observasi pasien dianjurkan kebagian

admission.

20
6. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan bisa

langsung pulang

7. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran

dokter

I. TATA LAKSANA SISTIM INFORMASI PELAYANAN PRA RUMAH SAKIT

I. Petugas Penanggung Jawab

 Perawat IGD

II. Perangkat Kerja

 Ambulan

 Handphone

III. Tata Laksana Sistim Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit

1. Perawat yang mendampingi pasien memberikan informasi

mengenai kondisi pasien yang akan dibawa, kepada perawat IGD RS

Sumber Sejahtera.

2. Isi informasi mencakup :

 Keadaan umum ( kesadaran dan tanda – tanda vital )

 Peralatan yang diperlukan di IGD ( suction, monitor,

defibrillator )

 Kemungkinan untuk dirawat di unit intensive care ( SPO – IGD

– 024 )

21
 Perawat IGD melaporkan pada dokter jaga IGD & PJ Shift serta

menyiapkan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan laporan

yang diterima dari petugas ambulan.

I. TATA LAKSANA SISTIM RUJUKAN

I. Petugas Penanggung Jawab

 Dokter IGD

 Perawat IGD

II. Perangkat Kerja

 Ambulan

 Formulir persetujuan tindakan

 Formulir rujukan

III. Tata Laksana Sistim Rujukan IGD

1. Alih Rawat

 Perawat IGD menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk

 Dokter jaga IGD memberikan informasi pada dokter jaga rumah

sakit rujukan mengenai keadaan umum pasein ( SPO - IGD –

020 )

 Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat IGD

menghubungi RS Sumber Sejahtera / ambulan 118 sesuai

kondisi pasien

2. Pemeriksaan Diagnostik

22
 Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai

tujuan pemeriksaan diagnostik, bila setuju maka keluarga

pasien harus mengisi informed consent

 Perawat IGD menghubungi rumah sakit rujukan

 Perawat IGD menghubungi petugas ambulan RS Sumber

Sejahtera

3. Spesimen

 Pasien / keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan

pemeriksaan specimen

 Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent

 Dokter jaga mengisi formulir pemeriksan, dan diserahkan

kepetugas laboratorium

 Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium

yang dituju

23
C.ALUR PELYANAN DI RUANG TINDAKAN

Pasien datang
Tidak gawat darurat
Gawat darurat

Pendaftaran di
Ruang tindakan loket

Mengambil nomor
antrian

Ya Tidak Poli Umum

Pengambilan
obat

Kasir Umum Jaminan


RSU
Poso

Pasien pulang

24
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian

Keselamatan Pasien ( Patient Safety )

Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
 Asesmen resiko

25
 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
 Pelaporan dan analisis insiden
 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :


 Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
 Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

B. Tujuan
 Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
 Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
 Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

STANDAR KESELAMATAN PASIEN


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien


7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )


ADVERSE EVENT :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil,
dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah

26
KTD yang tidak dapat dicegah
Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan
mutakhir

KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )


Near Miss :
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commission ) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission ), yang dapat mencederai pasien,
tetapi cedera serius tidak terjadi :
 Karena “ keberuntungan”
 Karena “ pencegahan ”
 Karena “ peringanan ”

KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien

KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti :
operasi pada bagian tubuh yang salah.

Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti,
amputasi pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.

27
C. TATA LAKSANA
a. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada
pasien
b. Melaporkan pada dokter jaga IGD
c. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
d. Mengobservasi keadaan umum pasien
e. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden
Keselamatan”

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak
berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV.
Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang belum
mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.

28
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus
yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus
secara langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan
dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung,
pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan
umum dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data
PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun
1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah
2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak
memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan
untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak
dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “
Kewaspadaan Umum “ atau “Universal Precaution” yaitu dimulai sejak dikenalnya
infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi “Petugas Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai
resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.

II. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.

b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai


resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Universal Precaution”.

III. Tindakan yang beresiko terpajan

29
a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

IV. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan.
Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah
kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

30
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di Puskesmas Kawua dalam memberikan pelayanan


adalah angka keterlambatan penanganan kegawat daruratan dengan varibel jumlah penderita
yang dilayani > 5 menit berbanding dengan jumlah penderita gawat darurat hari yang sama

Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format


tersendiri dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu dan Kepala
Puskesmas Kawua.

31
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini digunakan sebagai acauan bagi tenaga kesehatan


untuk pelayanan di Ruang tindakan di puskesmas kawua dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan di puskesmas kawua.Untuk
meningkatkan efektifitas pemanfaatan pedoman pelayanan ini,hendakanya
tenaga kesehatan di Ruang Tindakan dapat menjabarkannya dalam protap
(prosedur tetap) yang berisi langka-langka dari setiap kegiatan sesuai
kondisi di Ruangan.
Selain itu,dengan pedoman ini diharapkan dapat di gunakan sebagai
dasar advokasi bagi pemegang kebijakan untuk peningkatan mutu
pelayanan di puskesmas kawua.

Ditetapkan di : Kawua
pada tanggal : 2016
KEPALA PUSKESMAS KAWUA,

ALBERT KALENGKONGAN, A.Md.Kep


NIP. 19711015 199303 1 007

32
33

Anda mungkin juga menyukai