Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Kurikulum tidak hanya sekedar mempelajari mata pelajaran, tetapi lebih


mengembangkan pikiran, menambah wawasan, serta mengembangkan pengetahuan
yang dimilikinya. Proses pengembangan kurikulum ialah kebutuhan untuk
menspesifikasi peranan-peranan lulusan yang harus dilaksanakan dalam bidang
pekerjaan tertentu. Pada dasarnya kurikulum dirancang dengan maksud
menggembangkan siswa agar mampu melaksanakan peranan-peranan itu. Setelah
diadakan spesifikasi peranan yang meletakan batas-batas di sekitar keseluruhan
domain dalam kurikulum tertentu, yang memungkinkan dilakukannya identifikasi
tugas-tugas spesifik dalam lingkup peranan tersebut.

Pengembangan kurikulum menurut UUSPN No. 20 tahun 2003 dilakukan


dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan pendidikan
nasional . Sejalan dengan itu, ada beberapa model pengembangan kurikulum. Model
pengembangan kurikulum adalah proses untuk membuat keputusan dan untuk
merevisi suatu program kurikulum. Pada makalah ini akan dibahas model
pengembangan kurikulum, yang mencakup ; Model Taba (1962) mengembangkan
model kurikulum yang dapat dikatakan sebagai refleksi dari tradisi pengembangan
kurikulum modern. Selain Taba tokoh pengembangan kurikulum yang diabahas pada
makalah ini adalah Olivia yang membagi pengembangan kurikulum menjadi 2
komponen yang saling berkesinambungan.
BAB II

PEMBAHASAN

Model Taba

Model Taba lebih menitik beratkan kepada bagaimana mengembangkan


kurikulum sebagai suatu proses perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Ada
lima langkah pengembangan kurikulum model Taba ini, yaitu :

1. Menghasilkan unit-unit percobaan (pilot unit) melalui langkah-langkah :


a. Mendiagnosis kebutuhan. Pada langkah ini, pengembang kurikulum
memulai dengan menentukan kebutuhan-kebutuhan siswa, melalui
diagnosa tentang “gaps, berbagai kekurangan (deficiencies), dan
perbedaan latar belakang siswa.
b. Menginformasikan tujuan. Setelah kebutuhan-kebutuhan siswa
didiagnosa, selanjutnya para pengembang kurikulum merumuskan tujuan
c. Memilih isi. Pemilihan isi kurikulum bukan saja didasarkan kepada tujuan
yang harus dicapai sesuai dengan langkah kedua, akan tetapi juga harus
mempertimbangkan segi validitas dan kebermaknaannya untuk siswa
d. Mengorganisasi isi melalui seleksi isi,selanjutnya isi kurikulum yang telah
ditentukan itu disusun urutannya, sehingga nampak pada tingkat atau kelas
berapa sebaiknya kurikulum itu diberikan
e. Memilih pengalaman belajar. Pada tahap ini ditentukan pengalaman-
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa untuk mencapai tujuan
kurikulum
f. Mengorganisasikan pengalaman belajar. Guru selanjutnya menentukan
bagaimana mengemas pengalaman-pengalaman belajar yang telah
ditentukan itu kedalam paket-paket kegiatan. Sebaiknya dalam
menentukan paket-paket kegiatan itu, siswa diajak serta agar mereka
memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan belajar
g. Menentukan alat evaluasi serta prosedur yang harus dilakukan siswa. Pada
penentuan alat evaluasi ini guru dapat menyeleksi berbagai teknik yang
dapat dilakukan untuk menilai prestasi siswa, apakah siswa sudah dapat
menjapai tujuan atau belum
h. Menguji keseimbangan isi kurikulum. Pengujian ini perlu dilakukan untuk
melihat kesesuaian antara isi, pengalaman belajar dan tipe-tipe belajar
swa.

2. Menguji coba unit eksperimen untuk memperoleh data dalam rangka


menemukan validitas dan kelayakan penggunanya.
3. Merevisi dan mengkonsolidasikan unit-unit eksperimen berdasarkan data
yang diperoleh dalam uji coba.
4. Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum.
5. Implementasi dan dipersiapkan guru-guru melalui penataran-penataran,
lokakarya dan lain sebagainya serta mempersiapkan fasilitas dan alat-alat
sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Model Olivia

Menurut Olivia suatu model kurikulum harus bersifat simple, komprehensif dan sistematik. Olivia menggambarkan,
model pengembangan kurikulum seperti yang tampak pada gambar :

Kebutuhan Kebutuhan
umum siswa Cmasyarakat

Kebutuhan
siswa

Pernyataan sasaran dan Kebutuhan Org. dan


Tujuan umum Tujuan khusus T.U T.K
fisafat pendidikan masyarakat implem.
kurikulum kurikulum pembl. pembl.
termasuk pandangan
Kuri.
tentang hakikat beajar

Kebutuhan
disiplin ilmu

Seleksi strategi Seleksi Implementasi Evaluasi Evaluasi


II III IV V VI VII
pendahuluan teknik Seleksi akhir
pembelajaran
I strategi pembeajaran kurikum
evaluasi teknik evaluasi
Dari gambar diatas tampak model pengembangan kurikulum yang dikemukakan oleh
Olivia, terdiri dari 12 komponen yang harus dikembangkan.

Komponen pertama adalah perumusan filosofis, sasaran, misi serta visi


lembaga pendidikan, yang kesemuanya bersumber dai analisis kebutuhan masyarakat.

Komponen kedua adalah analisis kebutuhan sekolah di mana sekolah


tersebut berada, kebutuhan siswa dan urgensi dari disiplin ilmu yang harus diberikan
oleh sekolah. Sumber kurikulum dapat dilihat dari komponen I dan II ini. Komponen
I beisi pernyataan-pernyataan yang bersifat umum dan sangat ideal ; sedangkan
komponen II sudah mengarah kepada tujuan yang lebih khusus.

Komponen ketiga dan keempat, berisi tujuan umum dan tujuan khusus
kurikulum yang didasarkan kepada kebutuhan seperti yang tercantum pada komponen
I dan II. Sedangkan dalam komponen lima adalah bagaimana mengoganisasikan
ancangan dan mengimplementasikan kurikulum.

Komponen enam dan tujuh mulai menjabakan kurikulum dalam bentuk


perumusan tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaan. Apabila tujuan
pembelajaran telah dirumuskan, maka selanjutnya menetapkan strategi pembelajaran
yang dimungkinkan dapat mencapai tujuan seperti yang terdapat pada komponen ke
delapan. Selama itu pula dapat dilakukan studi awal tentang kemungkinan strategi
atau teknik penilaian yang digunakan (komponen IX A). selanjutnya pengembangan
kurikulum diteruskan pada komponen kesepuluh yaitu mengimplementasikan strategi
pembelajaran.

Setelah strategi diimplementasikan, pengembnag kurikulum kembali pada


komponen kesembilan yaitu komponen IX B untuk menyempurnakan alat atau teknik
penilaian. Teknik penilaian seperti yang telah ditetapkan pada komponen IX A bisa
ditambah atau direvisi setelah mendapat masukan dari pelaksanaan atau implementasi
kurikulum.

Dari penetapan alat dan teknik itu, maka selanjutnya pada komponen XI dan
XII dilakukan evaluasi terhadap pembelajaran dan evaluasi kurikulum.

Menurut Olivia, model yang dikembangkan ini dapat digunakan dalam


beberapa dimensi. Pertama, untuk penyempurnaan kurikulum dalam bidang-bidang
khusus, misalkan penyempurnaan kurikulum bidang studi tertentu di sekolah, baik
dalam tataran perencanaan kurikulum ataupun dalam proses pembelajarannya. Kedua,
model ini juga dapat digunakan untuk membuat keputusan dalam merancang suatu
program kurikulum. Ketiga, model ini dapat digunakan dalam mengembangkan
program pembelajaran secara khusus.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Pengembangan kurikulum Model Taba merupakan refleksi dari
pengembangan kurikulum modern. Model Olivia mempunyai 12 komponen
yang kesemuanya saliang berkesinambungan
DAFTAR PUSTAKA

Tim pengembang MKDK kurikulum dan pembelajaran. 2002. Kurikulum dan


Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI

Nasetion, S. 1986. Pengembangan Kurikulum.Bandung : Alumni

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta : Kencana

www.google.co.id

Anda mungkin juga menyukai