Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Postnatal SC Gravidarum Aterm Di Ruang Merpati Rsau Dr. M. Salamun Bandung
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Postnatal SC Gravidarum Aterm Di Ruang Merpati Rsau Dr. M. Salamun Bandung
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas individu Program Profesi Ners stase
Maternitas
Disusun Oleh:
Meilenia Maharani
PPN 15245
1. Pengertian
Periode pasca partum ialah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai
organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode
ini kadang-kadang disebut puerperium atau trimester ke-4 kehamilan.
(Bobak, 2005).
Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru
pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
(Sarwono, 2005).
Secsio sesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding rahim. Salah satu tehnik pembedahan
secsio sesaria adalah secsario sesaria transperitonialis profunda yaitu
pembedahan dengan melakukan insisi pada segmen bawah rahim. (Kapita
Selekta, 2002).
Seksio sesaria adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan
berat di atas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh
(Syaifudin Abdul Bari, 2002).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa post
partum adalah masa nifas selama 6 minggu di mulai dari kelahiran plasenta
dan berakhir dengan pulihnya kembali alat genital seperti sebelum ada
kehamilan. Sedangkan secsio sesaria adalah melahirkan janin dengan cara
dilakukan pembedahan pada bagian dinding perut dan dinding rahim dengan
syarat berat bayi di atas 500 gram.
3. Etiologi
Indikasi dilakukannya secsio sesaria berdasarkan kategori sebagai berikut:
a. Indikasi ibu
1). Plasenta previa sentralis dan lateralis
2). Panggul sempit
3). Dispsoporsi shepalopelvie
4). Rupture uteri mengancam
5). Partus lama
6). Partus tak maju
7). Insersio uteri
8). Partus tidak maju pre eklamsi dan hipertensi
b. Indikasi janin
1). Letak janin, letak bokong
2). Terlilit tali pusat
3). Presentasi dahi dan muka bila reposisi dan cara-cara lain tidak
berhasil
4). Presentasi rangkap, bila reposisi tidak berhasil
5). Gamelly
4. Patofisiologi
Clinical pathway
Tidak timbul
his
Tidak ada
dilatasi penuh
pada serviks
Kelahiran
terlambat
Secsio sesaria
Post op SC
Trauma
Intolenrans jaringan, ujung-
i aktivitas ujung saraf
pusat
Proteksi Penurunan saraf Adaptasi psikologis
kurang ekstremitas bawah (taking in, taking
hold, taking go)
Perubahan
Merangsang Invasi psikologis
hipotalamus mikroorganisme
mengeluarkan
senyawa kimia
bradikinin, Penambahan
prostagladin Resti anggota baru
infeksi
kecemasan
Nyeri dipersepsikan
Penerimaan
peran baru
Nyeri
akut
Perubahan
peran
keluarga
i. Sistem integumen
Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya
menghilang saat kehamilan berakhir. Pada beberapa wanita,
pigmentasi pada daerah tersebut akan menutap. Kulit kulit yang
meregang pada payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin
memudar, tapi tidak hilang seluruhnya. (Bobak, 2005).
6. Penatalaksanaan
a. Penanganan dalam kehamilan
1). Pencegahan terhadap preeklamsia dan eklamsia
2). Pencegahan partus prematurus
3). Pencegahan anemia
b. Penanganan dalam persalinan
1). Persiapan untuk resusitasi dan perawatan bayi prematur
2). Persiapan darah ibu jika terjadi perdarah post partum lebih besar
3). Episiotomi mediolateral untuk memperpendek kala pengeluaran
dan mengurangi tekanan pada kepala bayi
4). Secsio sesaria pada kehamilan kembar dilakukan atas indikasi janin
pertama dalamm letak lintang, prolapsus funikuli dan plasenta previa.
(Mitayani, 2009).
7. Kemungkinan data fokus
a. Wawancara
1). Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a. Bagaimana keadaan ibu saat ini ?
b. Bagaimana perasaa ibu setelah melahirkan ?
2). Pola nutrisi dan metabolik
a. Apakah klien merasa kehausan setelah melahirkan ?
b. Apakah klien merasa lapar setelah melahirkan ?
c. Apakah klien kehilangan nafsu makan atau merasa mual ?
d. Apakah ibu mengalami penurunan BB setelah melahirkan ?
3). Pola aktivitas setelah melahirkan
a. Apakah ibu tampak kelelahan atau keletihan ?
b. Apakah ibu toleransi terhadap aktivitas sedang atau ringan ?
c. Apakah ibu tampak mengantuk ?
4). Pola eliminasi
a. Apakah ada diuresis setelah persalinan ?
b. Adakan nyeri dalam BAB pasca persalinan ?
5). Neuro sensori
a. Apakah ibu merasa tidak nyaman ?
b. Apakah ibu merasa nyeri di bagian tubuh tertentunya ?
c. Bagaimana nyeri yang ibu raskan ?
d. Kaji melalui pengkajian P, Q, R, S, T ?
e. Apakah nyerinya menggangu aktivitas dan istirahatnya ?
6). Pola persepsi dan konsep diri
a. Bagaimana pandangan ibu terhadap dirinya saat ini
b. Adakah permasalahan yang berhubungan dengan perubahan
penampilan tubuhnya saat ini ?
b. Pemeriksaan fisik
Pengkajian pada ibu post partum menurut Doenges, 2001 adalah sebagai
berikut :
1). Pemeriksaan tanda-tanda vital
Suhu selama 24 jam pertama dapat meningkat sampai 380c sebagai
akibat efek dehidrasi persalinan. Setelah 24 jam wanita harus tidak
demam.
Denyut nadi dan volume sekuncup serta curah jantung tetap tinggi
selama jam pertama setelah bayi lahir. Kemudian mulai menurun
dengan frekuensi yang tidak diketahui. Pada minggu ke-8 sampai
ke-10 setelah melahirkan, denyut nadi kembali ke frekuensi
sebelum hamil.
Pernapasan harus berada dalam rentang normal sebelum
melahirkan
Tekanan darah sedikit berubah atau menetap. Hipotesi ortostatik,
yang diindikasikan oleh aras pusing dan seakan ingin pingsan
segera setelah berdiri, dapat timbul dalam 48 jam pertama. Hal ini
merupakan akibat pembengkakan limpa yang terjadi setelah wanita
melahirkan.
b. Pemeriksaan fisik
1). Payudara
Pengkajian daerah areola ( pecah, pendek, rata )
Kaji adanya abses
Kaji adanya nyeri tekan
Observasi adanya pembengkakanatau ASI terhenti
Kaji pengeluaran ASI
2). Abdomen atau uterus
Observasi posisi uterus atau tiggi fundus uteri
Kaji adanya kontraksi uterus
Observasi ukuran kandung kemih
Observasi keadaan luka post sc
3). Vulva atau perineum
Observasi pengeluaran lokhea
Observasi penjahitan lacerasi atau luka episiotomi
Kaji adanya pembengkakan
Kaji adanya luka
Kaji adanya hemoroid
c. Pemeriksaan diagnostik
1). Pemeriksaan darah
Beberapa uji laboratorium biasa segera dilakukan pada
periodepasca partum. Nilai hemoglobin dan hematokrit seringkali
dibutuhkan pada hari pertama pada partum untuk mengkaji
kehilangan darah pada melahirkan.
2). Pemeriksaan urin
Pengambilan sampel urin dilakukan dengan menggunakan
cateter atau dengan tehnik pengambilan bersih (clean-cath)
spisimen ini dikirim ke laboratorium untuk dilakukan urinalisis
rutin atau kultur dan sensitivitas terutama jika cateter indwelling di
pakai selama pasca inpartum. Selain itu catatan prenatal ibu harus
di kaji untuk menentukan status rubelle dan rhesus
8. Analisa data
No Analisa Data Etiologi Masalah
1. Ds: - Indikasi SC Nyeri akut
Do:
- Klien tampak Luka bekas SC
meringis
- Klien tampak Diskontinuitas jaringan
menahan sakit
- Terdapat luka Trauma jaringan
post operasi
- Luka post op Merangsang hipotalamus
sepanjang 14 cm mengeluarkan senyawa
(bradikinin, prostaglandin)
Nyeri dipersepsikan
Nyeri akut
Invasi mikroorganisme
9. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan.
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan jaringan terbuka akibat
pembedahan post SC.
c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan
d. Perubahan peran keluarga berhubungan dengan penerimaan
anggota keluarga baru.
(Nanda, 2011).