Norwegian scabies (Skabies berkrusta) lesi klinis generalisata berupa krusta dan hiperkeratosis
dengan tempat predileksi pada kulit kepala berambut,
telinga, bokong, telapak tangan, kaki, siku, lutut dapat pula
disertai kuku distrofik bentuk ini sangat menular tetapi
gatalnya sangat sedikit. Dapat ditemukan lebih dari satu juta
populasi tungau dikulit. Bentuk ini ditemukan pada
penderita yang mengalami gangguan fungsi imun misalnya
AIDS, penderita gangguan neurologik dan retardasi mental.
Kriteria Diagnosis
Diagnosis perkiraan (presumtif) apabila ditemukan trias:
1. Lesi kulit pada daerah predileksi.
Lesi kulit: terowongan (kunikulus) berbentuk garis lurus atau berkelok,
warna putih atau abu-abu dengan ujung papul atau vesikel. Apabila terjadi
infeksi sekunder timbul pustul atau nodul.
Daerah predileksi pada tempat dengan stratum korneum tipis, yaitu: sela jari
tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak, areola
mamae, umbilikus, bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada
bayi dapat mengenai wajah, skalp, telapak tangan dan telapak kaki.
2. Gatal terutama pada malam hari (pruritus nocturnal).
3. Terdapat riwayat sakit serupa dalam satu rumah/kontak.
Diagnosis pasti apabila ditemukan: tungau, larva, telur atau kotorannya melalui
pemeriksaan penunjang (mikroskopis) (Perdoski, 2017).
Sedikit berbeda dari trias sumber, cardinal sumber merupakan kriteria diagnosis yang dapat
ditegakkan apabila terdapat 2 dari 4 sumber berikut (Handoko,2017):
a. Pruritus nocturna
Setelah pertama kali terinfeksi dengan tungau skabies, kelainan kulit seperti pruritus
akan timbul selama 6 hingga 8 minggu. Infeksi yang berulang menyebabkan ruam dan
gatal yang timbul hanya dalam beberapa hari. Gatal terasa lebih hebat pada malam
hari. Hal ini disebabkan karena meningkatnya aktivitas tungau akibat suhu yang lebih
lembab dan panas. Sensasi gatal yang hebat seringkali mengganggu tidur dan penderita
menjadi gelisah.
c. Adanya terowongan
Kelangsungan hidup Sarcoptes scabiei sangat bergantung kepada kemampuannya
meletakkan telur, larva dan nimfa didalam stratum korneum, oleh karena itu parasit sangat
menyukai bagian kulit yang memiliki stratum korneum yang relatif lebih longgar dan
tipis.
1. Klasik scabies
Pasien dengan respon imun normal
pruritis nocturnal
eritema papula didaerah periumbilikal, pinggang, alat kelamin, payudara, pantat, aksila,
diantara jari tangan, pergelangan tangan dan aspek-aspek ekstensor tungkai.
papula kecil, sering ekskoriasi dengan hemoragik krusta diatasnya
Liang seperti garis tipis, abu-abu coklat 0,5-1 cm dapat diamati apabila terjadi ekskoriasi
dan infeksi sekunder bakteri
lesi lain berupa vesikel, nodul (diameternya 0,5 cm pada alat kelamin laki-laki,
selangkangan, pantat)
kondisi higyne yang buruk dapat mengakibatkan infeksi sekunder bakteri
iritasi atau alergi kontak eksim dapat mengikuti-ing diinduksi pengobatan topikal.
2. Norwegian Scabies/ Scabies Berkrusta
terjadi pada pasien dengan penyakit immunodefisiensi (misalnya AIDS, HTLV1-infeksi,
keganasan dan kusta) atau terapi (misalnya imunosupresan obat-obatan), beberapa
penyakit saraf
b gatal ringan atau tidak ada
c lesi kulit distribusinya generalisata, buruk, eritema, plak yang ditutupi oleh sisik dan
berkrusta. Pada tulang prominen (sendi tangan, siku dan daerah illiaka) plak berwarna
kuning sampai coklat dan tebal
d menyebar bebas-berkulit kudis dengan keterlibatan belakang juga dapat terjadi 12;
e infeksi sekunder bakteri dapat mengakibatkan lesi kulit malodorous.
Sumber : Salavastru. C.M, et all, 2017, European Guideline for the Management of
Scabies Bucharest Romania: Department of Dermato-Pediatry, Colentina Clinical
Hospital, “Carol Davila” University of Medicine and Pharmacy
DAFTAR PUSTAKA
Handoko,PR. Skabies. In: Prof.Dr.dr.Adi Djuanda, editor. 2017. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.
Jakarta: FK UI
Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia(Perdoski), 2017, Panduan Praktik Klinis
Kulit dan Kelamin Indonesia, Jakarta:PPPerdoski
Chosidow O. 2006. Scabies. NEJM(New England Journal of Medicine) Université Pierre et Marie
Curie: Paris