Anda di halaman 1dari 5

Gejala dan Tanda Scabies (Chosidow O,2006)

Bentuk Scabies Gejala dan Tanda


Skabies pada orang bersih papula dan kanalikuli
Skabies pada bayi dan anak lesi dapat ditemukan didaerah wajah dan kulit kepala,
Nodul pruritis eritematous keunguan dapat ditemukan pada
aksila, Vesikel dan bula pada telapak tangan dan jari, sering
terjadi lesi sekunder berupa impetigo, Rasa gatal bisa sangat
hebat, sehingga anak yang terserang dapat iritabel dan
urang nafsu makan.
Skabies nodular lesi berupa nodul merah kecoklatan berukuran 2-20 mm
yang sangat gatal. Ditemukan didaerah tertutup seperti
genitalia, inguinal dan aksila.
Skabies incognito ada riwayat penggunaan steroid topikal, scabies, keluhan
gatal tidak hilang dan dalam waktu singkat setelah
penghentian penggunaan steroid lesi dapat kambuh kembali
bahkan lebih buruk

Norwegian scabies (Skabies berkrusta) lesi klinis generalisata berupa krusta dan hiperkeratosis
dengan tempat predileksi pada kulit kepala berambut,
telinga, bokong, telapak tangan, kaki, siku, lutut dapat pula
disertai kuku distrofik bentuk ini sangat menular tetapi
gatalnya sangat sedikit. Dapat ditemukan lebih dari satu juta
populasi tungau dikulit. Bentuk ini ditemukan pada
penderita yang mengalami gangguan fungsi imun misalnya
AIDS, penderita gangguan neurologik dan retardasi mental.

Variabel Subpopulasi yang terlibat


Bayi dan anak-anak Lesi berupa vesikula, pustula, nodul, dengan
distribusi yang atipikal. Gejala dan tandanya
hamper sama dengan dermatitis atopik atau
acropustulosis. Gatal yang parah menyebabkan
irritasi dan nafsu makan berkurang.
Tuna wisma Lesi ekskoriasi luas, scabies ini biasanya
didapatkan di tempat penampungan tunawisma.
Pada tuna wisma dapat menimbulkan komplikasi
impetigo.
Lansia di panti jompo Lesi pada lansia sama dengan lesi scabies lainya
dan kemungkinan besar didapatkan dari
komunitas panti jompo baik dari lansia yang
sudah terinfeksi, pekerja perawatan kesehatan
dan keluarga mereka.
Tanda dan Gejala Atipikal
scabies pada kulit kepala(scalp) Kudis menyerang atau menginisiasi seborrheic
dermatitis atau dermatomyositis dikulit kepala
pada bayi, anak-anak, orang tua, pasien dengan
sindrom immunodeffisiensi

Kriteria Diagnosis
Diagnosis perkiraan (presumtif) apabila ditemukan trias:
1. Lesi kulit pada daerah predileksi.
 Lesi kulit: terowongan (kunikulus) berbentuk garis lurus atau berkelok,
warna putih atau abu-abu dengan ujung papul atau vesikel. Apabila terjadi
infeksi sekunder timbul pustul atau nodul.
 Daerah predileksi pada tempat dengan stratum korneum tipis, yaitu: sela jari
tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak, areola
mamae, umbilikus, bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada
bayi dapat mengenai wajah, skalp, telapak tangan dan telapak kaki.
2. Gatal terutama pada malam hari (pruritus nocturnal).
3. Terdapat riwayat sakit serupa dalam satu rumah/kontak.
Diagnosis pasti apabila ditemukan: tungau, larva, telur atau kotorannya melalui
pemeriksaan penunjang (mikroskopis) (Perdoski, 2017).

Sedikit berbeda dari trias sumber, cardinal sumber merupakan kriteria diagnosis yang dapat
ditegakkan apabila terdapat 2 dari 4 sumber berikut (Handoko,2017):
a. Pruritus nocturna
Setelah pertama kali terinfeksi dengan tungau skabies, kelainan kulit seperti pruritus
akan timbul selama 6 hingga 8 minggu. Infeksi yang berulang menyebabkan ruam dan
gatal yang timbul hanya dalam beberapa hari. Gatal terasa lebih hebat pada malam
hari. Hal ini disebabkan karena meningkatnya aktivitas tungau akibat suhu yang lebih
lembab dan panas. Sensasi gatal yang hebat seringkali mengganggu tidur dan penderita
menjadi gelisah.

b. Menyerang manusia secara berkelompok


Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, sehingga dalam sebuah keluarga
biasanya mengenai seluruh anggota keluarga. Begitu pula dalam sebuah pemukiman yang
padat penduduknya, skabies dapat menular hampir ke seluruh penduduk. Didalam kelompok
mungkin akan ditemukan individu yang hiposensitisasi, walaupun terinfestasi oleh parasit
sehingga tidak menimbulkan keluhan klinis akan tetapi menjadi pembawa/carier bagi individu
lain.

c. Adanya terowongan
Kelangsungan hidup Sarcoptes scabiei sangat bergantung kepada kemampuannya
meletakkan telur, larva dan nimfa didalam stratum korneum, oleh karena itu parasit sangat
menyukai bagian kulit yang memiliki stratum korneum yang relatif lebih longgar dan
tipis.

d. Menemukan Sarcoptes scabiei


Apabila kita dapat menemukan terowongan yang masih utuh kemungkinan besar kita dapat
menemukan tungau dewasa, larva, nimfa maupun skibala dan ini merupakan hal yang paling
diagnostik. Akan tetapi, kriteria yang keempat ini agak susah ditemukan karena hampir sebagian
besar penderita pada umumnya datang dengan lesi yang sangat variatif dan tidak spesifik.

Diagnosa positif hanya didapatkan bila menemukan tungau dengan menggunakan


mikroskop, biasanya posisi tungau determined dalam liang, dapat menggunakan pisau untuk
teknik irisan ataupun denggan menggunakan jarum steril, tungau ini mayoritas dapat
ditemukan pada tangan, pergelangan tangan dan lebih kurang pada daerah genitalia, siku,
bokong dan aksila. Pada anak – anak tungau banyak ditemukan dibawah kuku karena
kebiasaan menggaruk, pengambilan tungau ini dengan menggunakan kuret.
Gejala dan tanda :
Specific manifestasi berupa gatal yang intens dan ditemukan papul. Manifestasi nonspecifik
yang dapat terjadi adalah ekskoriasi, sekunder eczematization dan impetiginization.

1. Klasik scabies
Pasien dengan respon imun normal
pruritis nocturnal
eritema papula didaerah periumbilikal, pinggang, alat kelamin, payudara, pantat, aksila,
diantara jari tangan, pergelangan tangan dan aspek-aspek ekstensor tungkai.
papula kecil, sering ekskoriasi dengan hemoragik krusta diatasnya
Liang seperti garis tipis, abu-abu coklat 0,5-1 cm dapat diamati apabila terjadi ekskoriasi
dan infeksi sekunder bakteri
lesi lain berupa vesikel, nodul (diameternya 0,5 cm pada alat kelamin laki-laki,
selangkangan, pantat)
kondisi higyne yang buruk dapat mengakibatkan infeksi sekunder bakteri
iritasi atau alergi kontak eksim dapat mengikuti-ing diinduksi pengobatan topikal.
2. Norwegian Scabies/ Scabies Berkrusta
terjadi pada pasien dengan penyakit immunodefisiensi (misalnya AIDS, HTLV1-infeksi,
keganasan dan kusta) atau terapi (misalnya imunosupresan obat-obatan), beberapa
penyakit saraf
b gatal ringan atau tidak ada
c lesi kulit distribusinya generalisata, buruk, eritema, plak yang ditutupi oleh sisik dan
berkrusta. Pada tulang prominen (sendi tangan, siku dan daerah illiaka) plak berwarna
kuning sampai coklat dan tebal
d menyebar bebas-berkulit kudis dengan keterlibatan belakang juga dapat terjadi 12;
e infeksi sekunder bakteri dapat mengakibatkan lesi kulit malodorous.

Sumber : Salavastru. C.M, et all, 2017, European Guideline for the Management of
Scabies Bucharest Romania: Department of Dermato-Pediatry, Colentina Clinical
Hospital, “Carol Davila” University of Medicine and Pharmacy
DAFTAR PUSTAKA
Handoko,PR. Skabies. In: Prof.Dr.dr.Adi Djuanda, editor. 2017. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.
Jakarta: FK UI
Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia(Perdoski), 2017, Panduan Praktik Klinis
Kulit dan Kelamin Indonesia, Jakarta:PPPerdoski
Chosidow O. 2006. Scabies. NEJM(New England Journal of Medicine) Université Pierre et Marie
Curie: Paris

Anda mungkin juga menyukai