Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Klompok 4
1. Distya Alfiatun N. (201601071) 8. Maharani Saskya P.(201601091)
2. Erra Dini Yuninda S. 9. Meidiana Sara’is
3. Istiningrum H. M. (201601085) 10. Romdhoni F. R. (201601110)
4. Nanang Hendry S. (201601098) 11. Tinsi Ari R. (201601119)
5. Nanda Tri S. (201601099) 12. Yoga Sukma D. (201601121)
6. Nia Pramesty (201601100) 13. Yunita Risky K. (201601124)
7. Nisa Ayu F. M. (201601102) 14. Sherin Rosa Linda (201601114)
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Keperawatan Jiwa yang berjudul “Pelayanan Kesehatan Jiwa TKI“
dengan baik. Shalawat serta salam kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan sahabat beliau, serta orang-orang mukmin yang
tetap istiqamah di jalan-Nya.
Makalah ini kami susun berdasarkan data-data yang telah kami ambil dari
Buku maupun internet. Hambatan yang kami temui pada penyusunan Makalah ini
adalah kurangnya waktu penyusunan dan kurangnya sumber di perpustakaan.
Selesainya makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan banyak pihak.
Dalam penyusunan Makalah ini penulis juga memberi kesempatan kepada
pembaca, kiranya berkenan memberi kritikan dan saran yang bersifat membangun
dengan maksud meningkatkan pengetahuan penulis agar lebih baik dalam
penyusunan makalah yang akan datang menjadi lebih baik.
Terima kasih
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan ruangan Psychiatric High Care Unit di RSJ Mutiara Sukma NTB
dalam 5 tahun terakhir menyebutkan bahwa pada tahun 2011 terdapat 40
orang mantan TKI yang dirawat, pada tahun 2012 meningkat menjadi 83
orang, pada tahun 2013 mencapai 47 orang, pada tahun 2014 mencapai 65
orang dan pada tahun 2015 mencapai 27 orang (Darthayasa, Winarni, &
Lestari, 2016).
1
Masalah kesehatan jiwa pada pekerja migran di luar negeri terus
mengalami peningkatan. Hal ini diakibatkan karena kerentanan para pekerja
migran terhadap masalah hukum, kekerasan fisik, sosial ataupun psikis.
Banyak pekerja migran di luar negeri berada dalam situasi lingkungan kerja
yang kurang aman, lingkungan perumahan yang minim sanitasi, rumah tak
layak huni, kurangnya akses ke pelayanan kesehatan dan mengalami berbagai
perlakuan kekerasan selama menjalankan pekerjaan (Darthayasa, Winarni, &
Lestari, 2016).
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Agar mahasiswa/I mampu mengetahu pelayanan kesehatan jiwa bagi TKI dan
dapat mengaplikasikan proses pelayanan .
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengetahui Pengertian dari pelayanan kesehatan
jiwa TKI
2. Mahasiswa dapat mengetahui Alasan Pelayanan Kesehatan Jiwa
TKI
3. Mahasiswa dapat mengetahui Klasifikasi Pelayanan Kesehatan Jiwa
TKI
4. Mahasiswa dapat mengetahui Dampak Permasalahan Kesehatan
Jiwa TKI
5. Mahasiswa dapat mengetahui Terapi Permasalahan Kesehatan Jiwa
TKI
6. Mahasiswa dapat mengetahui Pencegahan Permasalahan Kesehatan
Jiwa TKI
7. Mahasiswa dapat mengetahui Opini Kasus menurut Kelompok
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pengertian TKI secara umum adalah setiap warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam jangka waktu tertentu
berdasarkan perjanjian kerja melalui prosedur penempatan TKI.
4
2.2 Alasan Pelayanan Kesehatan Jiwa TKI
Pada hakikatnya setiap warga negara berhak atas kehidupan yang layak.
Oleh karena itu, setiap orang berhak untuk mendapatkan pelindungan
kesehatan jiwa, baik yang sehat, berisiko maupun Orang dengan Gangguan
Jiwa (ODGJ). Meningkatnya prevalensi gangguan jiwa memaksa kita untuk
menyelami kembali fokus pelindungan masyarakat terhadap risiko gangguan
jiwa. Mencegah lebih baik daripada mengobati, oleh karena itu pelindungan
terhadap mereka yang berisiko penting untuk memutuskan mata rantai
penyakit ini. Usaha untuk melindungi kesehatan jiwa sudah sampai pada taraf
internasional, dimana WHO mendorong setiap negara untuk melindungi
masyarakatnya dengan perangkat hukum yang komprehensif.
Pasal 3
5
Namun, setelah 4 tahun berlakunya Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 ini,
belum ada peraturan pemerintah yang dibuat, sehingga pelaksanaannya di
daerah menjadi terhambat (Andina, 2013).
a. Penyuluhan
b. Pelatihan
c. Deteksi dini
d. Konseling
e. Terapi okupasi
a. Penyuluhan
b. Penilaian psikiatrik
c. Deteksi dini
e. Konseling
f. Psikoterapi
g. Rawat inap
6
2.4 Dampak Permasalahan Kesehatan Jiwa TKI
1. Dampak terhadap Kesehatan Fisik
7
(2004) menyebutkan bahwa harga diri merupakan penilaian seseorang
terhadap dirinya sendiri apakah seseorang mampu, berarti dan berhasil
yang diekspresikan melalui sikap-sikapnya. Lebih lanjut menurut
Coopersmith dalam Suminar (2004), orang yang memiliki harga diri
rendah cenderung merasa takut untuk melakukan hubungan social
dengan orang lain, sehingga menyebabkan individu menarik diri dari
lingkungannya. Hal yang sama juga ditekankan oleh WHO dengan
menyatakan ciri jiwa yang sehat adalah seseorang akan merasa nyaman
berhubungan dengan orang lain.
A. Stres tidak dapat dicegah akan tetapi dapat dikendalikan, berikut ini
terdapat 12 langkah pengendalian stres:
1. Merencanakan masa depan dengan lebih baik: Belajar hidup tertib dan
8
bersamaan: Misalnya pindah rumah, pindah pekerjaan dan sebagainya.
8. Berpikir positif.
dipercaya.
12. Meluangkan waktu untuk diri sendiri: Jika merasa tegang dan letih perlu
B. Komuniksi Terapeutik
9
• Sensasi
Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang
menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon,
“Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan
penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali
berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
• Persepsi
• Perhatian(Attention)
Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi
menonjol dalam kesdaran pada saat stimuli lainnya melemah (Kenneth E.
Andersen)
• Memori
10
sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta
tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing
perilakunya (Schlessinger dan Groves). Memory melewati tiga proses yaitu:
1. Perekaman
2. Pencatatan
3. Pemanggilan
Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi (1984), dan
Tappen (1995) dalam Purba (2003) ada tiga jenis komunikasi yaitu verbal,
tertulis dan non-verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik.
11
terutama pembicaraan dengan tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih
akurat dan tepat waktu. Kata-kata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk
mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau
menguraikan obyek, observasi dan ingatan. Sering juga untuk menyampaikan
arti yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi
verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon
secara langsung.
c. Mengondisikan lingkungan
12
Mengondisikan lingkungan di sekitar indvidu berisiko gangguan jiwa
perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang memungkinkan
pemicuan tekanan. Iskandar (2012:49) menulis bahwa seseorang berinteraksi
dengan stimulus lingkungan yang dapat menimbulkan stres bagi seseorang,
maka di dalam dirinya akan muncul gejala-gejala aktivitas saraf otonom
meningkat (Andina, 2013).
a. Analisis
2. Kasus kekerasan yang dialami Ny.Sad adalah salah satu contoh gagalnya
Pemerintah dalam pengelolaan TKI ke luar negeri
b. Dampak
Dampak pisikologi
Ny Sad akan mengalami trauma dan bias jadi terjadi gangguan pola pikirnya
yang menyebabkan gangguan jiwa
Dampak social
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pasal 3
3.2 Saran
14
Bagi institusi pelayanan baik itu di tingkat Puskesmas maupun Rumah
Sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat yang dapat
menjangkau kelompok beresiko seperti TKI termasuk didalamnya menyusun
standar operasional prosedur dalam pemberian asuhan keperawatan
psikososial pada TKI.
15
DAFTAR PUSTAKA
16