BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
nyeri merupakan salah satu keluhan yang paling ditakuti oleh pasien post
operasi (Eriawan, 2013). Nyeri yang dialami oleh pasien post operasi adalah
nyeri akut yang terjadi karena adanya luka insisi bekas pembedahan. Nyeri
akut yang dirasakan oleh pasien post operasi merupakan penyebab stress,
cemas, tidak nafsu makan dan ekspresi tegang (Perry & Potter, 2009).
pasien paling sering di rumah sakit. Sebanyak 77% pasien pasca bedah
mengalami nyeri setelah diberikan obat dan sebagian besar mengatakan masih
nyeri pembedahan meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2011 tercatat
terdapat 140 juta pasien atau sekitar 1,9% di seluruh dunia, pada tahun 2012
terjadi peningkatan sebesar 148 juta pasien atau sekitar 2,1%, Sedangkan
1
2
prevalensi nyeri di Italia di alami oleh 21% pasien penyakit kanker, 33%
15% pasien penyakit ginjal, 16% pasien dengan penyakit gangguan metabolik,
pankreas, 12% pasien dengan penyakit dan gangguan lambung dan 11% pasien
didapatkan pasien post operasi dengan intensitas nyeri ringan sebanyak 22,2 %
pasien dengan nyeri sedang sebanyak 57,4% dan sisanya adalah pasien dengan
intensitas nyeri berat 20,4%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Sandika et al, (2015) yang menyatakan bahwa 50% pasien post operasi
mengalami nyeri berat dan 10% pasien mengalami nyeri sedang sampai berat.
perawat harus peka terhadap sensasi nyeri yang dialami oleh pasien (Asmadi
dalam Saifullah, 2015). Namun sayangnya belum banyak yang diketahui dan
(Saifullah, 2015).
menentukan sikap dan tindakan dalam mengatasi masalah nyeri baik secara
dengan keluhan nyeri selama ini kebanyakan langkah awal yang diambil adalah
adalah teknik relaksasi nafas dalam (Eriawan, 2013). Teknik relaksasi nafas
dalam merupakan metode yang dapat dilakukan oleh perawat terutama pada
otot. Teknik relaksasi perlu di ajarkan beberapa kali agar mencapai hasil yang
2012).
tentang Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
Operasi Fraktur Di Ruang Irnina A BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado
pada pasien post operasi fraktur di ruang Irina A BLU RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. Hasil analisi diperoleh nilai p = 0,000 (p<0,05). Hal serupa
Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Ibu
hasil bahwa ada pengaruh antara teknik relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan intensitas nyeri pada ibu post seksio sesarea di Rumah Sakit Unipdu
bahwa teknik relaksasi yang diberikan kepada pasien post operasi sangat
operasi (Baradero et al, 2008). Selain itu, sikap yang positif terhadap
penanganan nyeri pasien post operatif sangat penting. Pengetahuan dan sikap
operasi pada tahun 2015 sebanyak 856 pasien, pada tahun 2016 sebanyak 821
pasien dan tahun 2017 sebanyak 892 pasien. Sementara pada Januari-Maret
2018 tercatat data operasi pembedahan sebanyak 229 pasien. Jumlah pasien
post operasi yang sementara dirawat di ruang rawat inap pada bulan Maret
Hasil observasi peneliti pada 4-8 April 2018 kepada 10 orang perawat
yang bertugas di ruang rawat inap didapatkan data bahwa 5 orang perawat atau
ketika dihadapkan dengan keluhan nyeri pasien post op, tindakan keperawatan
maka perawat baru memberikan terapi relaksasi napas dalam atau terapi
6
distraksi lainnya untuk membantu meringankan nyeri pasien. Jika nyeri tidak
tertahankan oleh pasien maka perawat segera konsultasi dengan dokter jaga
melakukan relaksasi napas dalam. Jika pasien mengeluh nyeri segera mereka
dalam pada pasien post op pada saat mengeluh nyeri dan bila sudah waktunya
nyeri yang lainnya tidak berjalan efektif pada pasien, hal ini dikarenakan
kondisi pasien yang cemas terhadap kondisinya, sehingga tidak fokus terhadap
metode relaksasi yang diberikan. Oleh karena itu mereka menggunakan terapi
analgetik untuk membantu meringankan rasa nyeri hebat yang dirasakan pasien
memberikan teknik relaksasi napas dalam kepada pasien sebagai terapi untuk
Relaksasi Napas dalam pada Pasien Post Operasi di Rumah Sakit Bhayangkara
B. Rumusan Masalah
masalah nyeri tersebut. Berdasarkan hal diatas maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah “Apakah Ada Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan
Teknik Relaksasi Napas dalam pada Pasien Post Operasi di Rumah Sakit
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
pada pasien post operasi di Rumah Sakit Bhayangkara Kendari Tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
teknik relaksasi napas dalam pada pasien post operasi di Rumah Sakit
teknik relaksasi napas dalam pada pasien post operasi di Rumah Sakit
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Teoritis
pengetahuan
peneliti selanjutnya.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Pengetahuan
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
(Notoatmodjo, 2010).
2. Tingkatan Pengetahuan
tingkat, yakni :
a. Tahu (know)
9
11
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (aplication)
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (synthesis)
yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
a. Faktor Internal
1) Pendidikan
2) Pekerjaan
kehidupan keluarga.
13
b. Faktor eksternal
1) Faktor lingkungan
2) Sosial budaya
4. Pengukuran Pengetahuan
angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek
(Notoatmodjo, 2010).
1. Pengertian Sikap
suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan reaksi tertutup, bukan
reaksi terbuka atau tingkah laku terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk
2. Komponen Sikap
3. Tingkatan Sikap
yakni:
a. Menerima (Receiving)
b. Merespon (Responding)
c. Menghargai (Valuing)
suatu masalah.
4. Fungsi-Fungsi Sikap
dengan meneliti dasar motivasi, yaitu kebutuhan apa yang terpenuhi bila
proses belajar.
dengan fungsi pembelaan ego keluar dari konflik internal individu dan
menganggap diri kita sebagai orang yang seperti ini atau itu (apakah
diterima dari itu bukan datang dari lingkungan atau respons dari orang-
aspek pengalamannya.
5. Pembentukan Sikap
media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta
faktor emosi dalam diri individu (Azwar, 1995 dalam Maramis, 2011).
a. Pengalaman pribadi
Apa yang telah dan sedang kita alami ikut membentuk dan
17
berbagai faktor.
c. Pengaruh kebudayaan
dan (2) suatu kompleks aktivitas serta tindakan yang berpola dari
d. Media massa
tersebut. Apabila cukup kuat, akan memberi dasar efektif dalam menilai
Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang
boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari
berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan
a. Faktor intern
rangsangan dari luar melalui persepsi, oleh karena itu kita harus
b. Faktor ekstern
Merupakan faktor diluar manusia itu sendiri, yaitu sifat obyek yang
atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas. Di samping
faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain,
misalnya: orang tua, saudara, suami, isteri, dan lain-lain, yang sangat penting
pertama.
dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator
dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan
1. Pengertian Nyeri
bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri (Guyton and Hall, 2008).
dengan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien bahwa itu ada
(Tamsuri, 2012). Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan
sangat individual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain (Kozier & Erb,
2009).
2. Penyebab Nyeri
menjadi dua golongan yaitu penyebab yang berhubungan dengan fisik dan
3. Stimulus Nyeri
atau dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain
di antaranya :
4. Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri Perifer
2) Nyeri viseral, yaitu rasa nyeri yang muncul akibat stimulasi dari
3) Nyeri alih, yaitu nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang jauh dari
23
penyebab nyeri.
b. Nyeri Sentral
Nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medulla spinalis, batang otak
dan talamus.
c. Nyeri Psikogenik
Nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya. Dengan kata lain, nyeri ini
a. Nyeri Akut
Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan. Awitan
b. Nyeri Kronis
Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber nyerinya bisa
a. Usia
mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka
diperiksakan.
b. Jenis Kelamin
nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (tidak pantas kalau laki-laki
c. Kebudayaan
bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan
d. Makna Nyeri
e. Ansietas
f. Keletihan
g. Pengalaman Sebelumnya
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat
ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi
h. Gaya Koping
mengatasi nyeri.
perlindungan.
6. Tingkat Nyeri
sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda.
pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti
sebagai berikut :
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri
nyeri terkontrol berat tidak
terkontrol
Gambar 1. Skala Nyeri Deskritif
Skala numerik adalah suatu alat ukur yang meminta pasien untuk menilai
rasa nyerinya sesuai dengan level intensitas nyerinya pada skala numeral
dari 0 – 10 atau 0 – 100. Angka 0 berarti no pain dan 10 atau 100 berarti
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri sedang Nyeri
nyeri berat
VAS (Visual Analog Scale) adalah suatu garis lurus yang mewakili
7. Penatalaksanaan nyeri
ini diseleksi berdasarkan pada kebutuhan dan tujuan klien secara individu.
a. Pendekatan farmakologis
2) Analgetik Opioid
operasi dan nyeri terkait kanker. Morfin merupakan salah satu jenis
farmakologi meliputi:
transmisi sinyal nyeri ke otak pada jaras asenden sistem syaraf pusat
4) Distraksi
5) Teknik Relaksasi
6) Imajinasi Terbimbing
7) Hipnosis
Efektif untuk menurunkan nyeri akut dan kronis. Teknik ini mungkin
Misalnya :
sebab dan daerah nyerinya yang dapat diketahui (Brunner & Suddart,
2013). Nyeri post operasi adalah nyeri akut yang berhubungan dengan
nyeri yang berlebihan bila daerah luka tersebut terkena rangsangan yang
Menurut Brunner & Suddart (2013), bentuk nyeri pada post operasi
a) Awitannya mendadak
saliva menurun.
nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang hanya berespon pada
1. Definisi
Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga
membebaskan mental dan fisik dari ketegangan dan stress sehingga dapat
melawan keletihan dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri kronis
33
nafas dalam saat ini masih menjadi metode relaksasi yang termudah.
tindakan yang dapat dilakukan secara normal tanpa perlu berfikir atau
merasa ragu.
efisiensi batuk mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu
manfaat yang dapat dirasakan oleh klien setelah melakukan teknik relaksasi
yang tidak nyaman akan membuat pasien tidak focus pada tindakan dan
a. Duduk
b. Berbaring
1) Letakkan kaki terpisah satu sama lain dengan jari-jari kaki agak
dalam hati “hembuskan, dua, tiga”, menarik nafas lagi dari dalam hidung
Penurunan Nyeri.
nafas dalam untuk mengendalikan nyeri yang dirasakan, maka tubuh akan
2005).
ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada saat
nyeri. Teknik relaksasi dapat digunakan saat individu dalam kondisi sehat
lebih sensitif terhadap rasa nyaman. Area insisi mungkin menjadi satu-
Relaksasi nafas dalam dapat dilakukan setiap saat, kapan saja dan
dimana saja. Caranya sangat mudah dan dapat dilakukan secara mandiri
oleh pasien (Smeltzer dan Bare, 2010). Relaksasi nafas dalam pada pasien
gas, mencegah atelektasi paru, mengurangi stress baik stress fisik maupun
untuk pasien post op maupun pasien lain. Tahap pertama untuk belajar rileks
adalah menyadari bagaimana rasanya tubuh dan pikiran pasien post operasi
ketika istirahat atau tidur karena tubuh dan pikiran saling memengaruhi satu
besar terhadap seberapa rileks atau tegangnya tubuh pasien. Jika pasien
cemas atau takut, tubuh akan merefleksikan perasaan ini dengan cara
menegang, jika pasien merasa percaya diri dan positif, tubuh akan tetap
rileks. Prosedur teknik relaksasi napas dalam untuk pasien adalah sebagai
berikut :
c. Minta pasien untuk menarik napas melalui hidung secara pelan, dalam
BAB III
KERANGKA KONSEP
tertentu. Tindakan adalah wujud dari suatu sikap yang dibantu faktor
pendukung.
nafas dalam. Penurunan nyeri oleh teknik relaksasi nafas dalam disebabkan
pada pasien post operasi. Dimana pasien post operasi akan merasakan nyeri
yang berat karena adanya insisi, sehingga pelaksanaan manajemen nyeri yang
tepat harus diberikan kepada pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman
pasien.
38
40
Keterangan :
C. Variabel Penelitian
sikap perawat
1. Pengetahuan
Skor terendah : 10 x 0 = 0 ( 0 % )
R
Rumus : i
K
Dimana :
i = Interval kelas
= 100% - 0% = 100 %
100%
i = 50 %
2
Cukup : Bila responden memperoleh skor > 50% dari total skor
2. Sikap
Dimana :
Skor terendah : 10 x 1 = 10 ( 20 % )
R
Rumus : i
K
Dimana :
i = Interval kelas
= 100% - 20% = 80 %
80%
i = = 40 %
2
Cukup : Bila responden memperoleh skor > 60% dari total skor
relaksasi napas dalam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala
pasien post operasi dengan menggunaan teknik relaksasi nafas dalam yang
R
Rumus : i
K
Dimana :
i = Interval kelas
= 100% - 0% = 100 %
100%
i = 50 %
2
Cukup : Bila responden memperoleh skor > 50% dari total skor
E. Hipotesis Penelitian
1. Pengetahuan
2. Sikap
BAB IV
METODE PENELITIAN
pendekatan korelasi yaitu cross sectional study yaitu suatu jenis penelitian di
mana antara variabel bebas dan variabel terikat di lakukan secara bersamaan
pada satu saat dengan kriteria data nominal atau ordinal, satu sampel dan
Populasi/sampel
1. Waktu Penelitian
2. Lokasi Penelitian
Bhayangkara Kendari.
44
46
1. Populasi
2. Sampel
a. Jumlah Sampel
berikut:
N
𝑛 = N.𝑑2 +1
Keterangan :
N : Besar populasi
n : Besar sampel
43
n= 2
43.(0.1) +1
47
43
n=
1,43
c. Kriteria Sampel
1) Kriteria Inklusi
2) Kriteria Eksklusi
a) Perawat yang tidak sedang bertugas karena izin, cuti, libur atau
sakit
1. Jenis Data
a. Data primer
b. Data Sekunder
diperlukan).
a. Izin Penelitian
penelitian.
b. Pelaksanan Penelitian
c. Informed Concent
menjadi reponden.
d. Prosedur Pelaksanaan
E. Instrumen Penelitian
pelaksanaan relaksasi nafas dalam oleh perawat kepada pasien dengan nyeri
post op.
1. Pengolahan Data
sebagai berikut :
a. Coding
b. Editing
c. Skoring
d. Tabulating
Windows.
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Keterangan :
n = jumlah sampel
b. Analisis Bivariat
(𝐹𝑂−𝐹ℎ)2
X2 = ∑ 𝑓ℎ
Fo = frekuensi observasi
Fh = frekuensi harapan
∑ = Jumlah kategori
sebagai berikut :
bawah ini :
52
Varibel Dependen
Varibel Independen Jumlah
Taraf 1 Taraf 2
𝑿𝟐
φ=√ 𝒏
G. Penyajian Data
bentuk tabel distribusi serta tabel analisis pengaruh antara variabel, yang di
H. Etika Penelitian
yang di isi oleh responden tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.
3. Kerahasiaan (Confidientialy)
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
a. Letak Gegografis
yang terletak sangat strategis yaitu di bagian Timur Kota Kendari dan
sangat mudah dicapai oleh alat transportasi dari seluruh penjuru Kota
kepolisian
teknis kesehatan
2010
d. Motto
e. Jenis Pelayanan
yang meliputi:
2. Hasil Penelitian
a. Karakteristik Responden
1) Umur
sebanyak 3 orang (10.0%) dan kelompok umur 22-24 dan 37-39 tahun
2) Jenis Kelamin
3) Pendidikan
4) Masa Kerja
terdiri atas responden dengan masa kerja < 5 yaitu sebanyak 17 orang
b. Analisis Univariat
1) Pengetahuan
orang (33.3%).
2) Sikap
3) Tindakan
(46.7%).
c. Analisis Bivariat
Nilai X2hit
Nilai X2tab
Nilai φ
Pengetahuan Cukup Kurang Jumlah
n % n % n %
0.520
8.103
3.841
Kurang 1 3.3 9 30.0 10 33.3
Total 14 46.7 16 53.3 30 100
Sumber : Data Primer Juli 2018
responden (30.0%).
61
Tahun 2018.
Nilai X2hit
Nilai X2tab
Nilai φ
Sikap Cukup Kurang Jumlah
n % n % n %
2018.
B. Pembahasan
2010).
op. Menurut responden teknik relaksasi napas dalam kurang efektif untuk
meringankan nyeri terutama untuk pasien dengan post operasi besar, maka
terapi relaksasi napas dalam kepada pasien. Secara teori, responden tahu
tentang relaksasi napas dalam namun dari kuisioner yang diajukan jawaban
Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai X2hitung = 8.103 >
X2tabel = 3.841, maka Ha diterima Ho ditolak, koefisien phi (φ) sebesar 0.520
64
penatalaksanaan nyeri dengan teknik relaksasi napas dalam pada pasien post
dalam. Teknik relaksasi napas dalam merupakan salah satu teknik relaksasi
yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri pada pasien dan merupakan
teknik relaksasi yang tidak asing terdengar bagi responden di Rumah Sakit
tersebut.
dalam. Hal ini diperoleh pada saat kuliah atau selama bekerja di Rumah
merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
lain, didapat dari buku, atau media massa dan elektronik. Menurut Mubarak
dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah
pasien pasca bedah dengan general anestesi di Ruang Al-Fajr Dan Al-Hajji
non-farmakologi pada pasien pasca operasi dengan nilai X2hit = 9.472 > X2tab
= 3.841. Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian
membuat responden membentuk sikap dan tindakan yang baik pula dalam
66
tentang tentang teknik relaksasi napas dalam akan mempengaruhi sikap dan
tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan reaksi tertutup, bukan reaksi
terbuka atau tingkah laku terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi
efektif. Hal ini dikarenakan jenis operasi yang besar seperti prostat,
laparatomi, atau faktor pasien yang kurang kooperatif yang membuat hasil
pemberian tindakan relaksasi napas dalam tidak sesuai dengan hasil yang
diharapkan. Selain itu, responden yang memiliki sikap kurang dan tindakan
biasa melakukan terapi tersebut kepada pasien, terutama pada saat pasien
efektif.
Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai X2hitung = 6.451 >
X2tabel = 3.841, maka Ha diterima Ho ditolak, koefisien phi (φ) sebesar 0.464
nyeri dengan teknik relaksasi napas dalam pada pasien post operasi di
merupakan reaksi tertutup, bukan reaksi terbuka atau tingkah laku terbuka.
tertutup terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap tidak dapat langsung
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
69
beda dengan orang lain. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendidikannya.
dengan nilai ρ = 0,018 pada taraf signifikan 0,05, karena nilai ρ < 0,05 maka
.
71
BAB VI
A. Kesimpulan
dengan nialai X2hitung = 8.103 > X2tabel = 3.841 dan koefisien phi (φ) sebesar
0.520
2. Ada hubungan cukup kuat antara sikap dengan tindakan perawat dalam
nilai X2hitung = 6.451 > X2tabel = 3.841 dan koefisien phi (φ) sebesar 0.464
B. Saran