Abstrak
Perilaku seks bebas dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada remaja seperti kehamilan yang tidak diinginkan
dan aborsi. Kurangnya informasi yang baik dan benar dapat mempengaruhi pengetahuan remaja mengenai kesehatan
reproduksi. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pengetahuan remaja, salah satunya dengan pendidikan
kesehatan yang diberikan oleh sekolah maupun tenaga kesehatan setempat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengetahuan remaja sebelum dan sesudah mendapatkan promosi kesehatan mengenai bahaya seks
bebas di desa Cilayung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan
pengambilan sampel secara potong lintang (cross sectional). Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data diambil dari 7 kuesioner yang dibagikan kepada 69 remaja
laki-laki dan perempuan di desa Cilayung. Penelitian ini dilaksanakan di desa Cilayung dengan waktu penelitian
pada bulan April 2015-Januari 2016. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus 2015. Hasil penelitian ini
menunjukan pengetahuan remaja sebelum diberikan promosi kesehatan cukup (56,5%) dan sesudah diberikan
promosi kesehatan menjadi baik (91,3%). Sikap remaja sebelum diberikan promosi kesehatan memiliki sikap positif
(55,1%) dan sesudah diberikan promosi kesehatan meningkat (71,0%). Simpulan dari penelitian ini adalah terjadi
peningkatan pengetahuan dan sikap pada remaja setelah diberikan promosi kesehatan mengenai bahaya seks bebas.
Free sex can cause a variety of negative effects on adolescents as unwanted pregnancies and abortions. Lack of
good and true information can affect adolescents knowledge about reproductive health. Other factors that can
affect adolescents knowledge, one of them with health education provided by the school and local health workers.
Therefore, this study aimed to determine the knowledge of adolescents before and after getting health promotion
about the dangers of free sex in the Cilayung village. The method used in this research is descriptive research method
with cross sectional sample (cross section). The samples in this research is using purposive sampling technique. Data
were taken from questionnaires distributed to 69 adolescent boys and girls in the Cilayung village. This research was
conducted at the village Cilayung with research time in April 2015 to January 2016. Data were collected in August
2015. These results indicate knowledge of adolescents before being given enough health promotion (56.5%) and
after given health promotion to be good (91.3%). Adolescent attitude before being given a health promotion have a
positive attitude (55.1%) and after given the health promotion it increased (71.0%). The conclusion from this study
is an increase in knowledge and attitudes in adolescents after a given health promotion on the dangers of free sex.
Korespondensi:
Nina Zayanti
Prodi D4 Kebidanan, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor
Mobile : 081320160349
Email : ninazayanti@gmail.com
seks bebas. Untuk mengetahui sikap remaja Tabel 1 Pengetahuan Remaja Sebelum dan
sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan Sesudah Mendapatkan Promosi Kesehatan
mengenai bahaya seks bebas. Mengenai Bahaya Seks Bebas
melakukan promosi kesehatan dapat mendukung promosi kesehatan maupun sesudah dilakukan
proses dalam penyampaian materi sehingga promosi kesehatan. Setelah diberikan promosi
dapat meningkatkan pengetahuan remaja. Dalam kessehatan sikap positif remaja meningkat 15,9%.
penelitian ini alat bantu yang digunakan dalam Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih
memberikan promosi kesehatan berupa slide tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus
materi, video, dan presentasi materi. Semakin atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat
banyak alat bantu yang digunakan semakin langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
banyak pula materi yang tersampaikan karena terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
para remaja semakin menggunakan indera yang Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
ada pada tubuh mereka. Hal ini sesuai dengan diantaranya pengalaman pribadi yaitu sesuatu
teori bahwa pengetahuan yang ada pada setiap yang telah dan sedang kita alami akan ikut
manusia diterima atau ditangkap melalui panca membentuk dan mempengaruhi penghayatan
indera. Semakin banyak indera yang digunakan kita terhadap stimulus sosial. Kebudayaan,
untuk menerima sesuatu maka semakin dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
banyak dan semakin jelas pula pengertian atau pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.
pengetahuan yang diperoleh.13-17 Orang lain yang dianggap penting merupakan
Alat bantu dalam promosi kesehatan terbagi salah satu diantara komponen sosial yang ikut
menjadi tiga, yaitu: alat bantu lihat (visual aids) mempengaruhi sikap kita. Media massa yaitu
yang berguna dalam membantu menstimulasikan sebagai sarana komunikasi. Berbagai bentuk
indera mata, alat bantu dengar (audio aids) yang media massa seperti televisi, radio, surat kabar,
dapat membantu untuk menstimulasi indera majalah mempunyai pengaruh besar dalam
pendengar,dan alat bantu lihat/dengar (audio- pembentukan opini dan kepercayaan orang.
visual aids).13 Kemudian institusi atau lembaga pendidikan dan
Setelah diberikan promosi kesehatan lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai
mengenai seks bebas pengetahuan remaja di pengaruh dalam pembentukan sikap karena
desa Cilayung yang sebelumnya sebagian besar keduanya meletakkan dasar pengertian dan
memiliki pengetahuan cukup sekarang menjadi konsep moral dalam diri individu. Faktor emosi
sebagian besar berpengetahuan baik (91,3%). dalam diri individu, kadang-kadang suatu bentuk
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sikap merupakan pernyataan yang didasari
yang dilakukan di SMAN 1 Masohi bahwa oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam
penyuluhan memberikan peningkatan terhadap penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk
pengetahuan dan sikap remaja tentang seksual mekanisme pertahanan ego.14-17
pranikah. Pengetahuan remaja di desa Cilayung Selain dari faktor-faktor diatas yang
setelah diberikan promosi kesehatan menjadi mempengaruhi pembentukan sikap adalah faktor
meningkat dilihat dari pengisian kuesioner pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari
sebelum diberikan promosi kesehatan tahu, dan hal ini terjadi setelah orang melakukan
pengetahuan remaja sebatas tahu dan setelah penginderaan terhadap suatu objek tertentu,
diberikan promosi kesehatan menjadi memahami individu mempunyai dorongan untuk mengerti,
karena jawaban benar lebih banyak. Hal ini dengan pengalamannya untuk memperoleh
sesuai dengan pernyataan bahwa peningkatan pengetahuan. Sikap seseorang terhadap suatu
pengetahuan dimulai dari tahu (know) diartikan objek menunjukkan pengetahuan tersebut
sebagai mengingat suatu materi yang telah mengenai objek yang bersangkutan.14
dipelajari sebelumnya kemudian memahami Terdapat beberapa tingkatan sikap yaitu
(comprehension) mampu menjelaskan atau menerima (receiving), merespon (responding),
menyebutkan contoh sampai menyimpulkan menghargai (valuing), bertanggung jawab
materi yang telah dipelajari selanjutnya aplikasi.14 (responsible). Pada penelitian ini sikap remaja
Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai setelah diberikan promosi kesehatan mengenai
sikap remaja terhadap seks bebas diketahui seks bebas dan dibagikan kuesioner telah sampai
bahwa sikap remaja sebelum mendapatkan pada tingkat menerima diartikan bahwa orang
promosi kesehatan sebagian besar memiliki sikap (subyek) mau dan memperhatikan stimulus
positif (55,1%) dan yang memiliki sikap negatif yang diberikan (obyek) kemudian merespon
(44,9%). Sesudah diberikan promosi kesehatan yaitu memberikan jawaban apabila ditanya,
mengenai seks bebas yang memiliki sikap positif mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
(71,0%) dan sikap negatif (29,0%). diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena
Hasil dari penelitian ini menunjukan dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan
ketidaksetujuan remaja terhadap seks bebas dilihat atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas
dari sikap positif remaja lebih besar dibandingkan dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti
dengan sikap negatifnya baik sebelum dilakukan orang menerima ide tersebut.14
Simpulan dari penelitian ini adalah sebelum 6. BKKBN. Remaja dan Seks Pranikah. 2007.
diberikan promosi kesehatan tingkat pengetahuan 7. Suryoputro A, dkk. Faktor-faktor yang
remaja di desa Cilayung sebesar 56,6% dan Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja di
sesudah diberikan promosi kesehatan meningkat Jawa Tengah. 2006:29-40.
menjadi 91,3%, sebelum diberikan promosi 8. Anggrita S, Mardiana R. Gambaran
kesehatan remaja di desa Cilayung mempunyai Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya
kategori sikap positif sebesar 55,1% dan setelah Seks Pranikah di Kelas XI MAN 2 Model
diberikan promosi kesehatan meningkat menjadi Banjarmasin Tahun 2011. 2013;5:199-200.
71,0%. 9. Sarwono, Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan
Keterbatasan dalam penelitian ini Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2006.
membutuhkan dana yang lebih besar dikarenakan 10. Kusumastuti. Hubungan antara Pengetahuan
pemberian kuesioner penelitian dilakukan dua dengan Sikap Seksual Pranikah Remaja.
kali dengan sampel yang banyak yaitu sebelum 2010 20 April 2013.
dan sesudah diberikan promosi kesehatan. Selain 11. Azwar S. Sikap Manusia, Teori dan
itu juga, penelitian ini memakan waktu lebih Pengukurannya Jakarta: Pustaka Belajar;
lama karena pembagian kuesioner dilakukan dua 2009.
kali dan penyampaian materi promosi kesehatan 12. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu
lebih dari 30 menit. Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
Saran untuk penelitian adalah tenaga kesehatan 13. Soekidjo N. Promosi Kesehatan Teori dan
khususnya bidan desa bekerja sama dengan karang Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta; 2005.
taruna di desa dapat menyelenggarakan kegiatan 14. Dodi N. Pengaruh Promosi Kesehatan
promosi kesehatan atau penyuluhan kepada Tentang Kesehatan Reproduksi Terhadap
remaja-remaja mengenai kesehatan reproduksi Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang
khususnya mengenai dampak seks bebas untuk Seks Pranikah Di Sma Muhammadiyah 4
meningkatkan pengetahuan remaja, dan sebagai Kartasura. 2015.
bahan referensi untuk menambah informasi 15. Suryoputro, A., Ford, N. J., dan Shaluhiyah
dan bisa melanjutkan serta menyempurnakan Z. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
penelitian tentang kesehatan reproduksi remaja Perilaku Seksual Remaja di Jawa Tengah:
khususnya mengenai seks bebas. Implikasinya Terhadap Kebijakan dan
Layanan Kesehatan Seksual dan reproduksi.
2006. Makara Kesehatan Vol. 10. No. 1.
Daftar Pustaka 16. Halid S. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan
Tentang Seks Bebas Terhadap Pengetahuan
1. Widyastuti, Yani, dkk. Kesehatan Reproduksi. Remaja Di Kelas X Sma Negeri 4 Kota
Yogyakarta: Fitramaya; 2009. Gorontalo. 2014.
2. Depkes P. Kesehatan Remaja Jakarta. 2010. 17. Dwi E, Irvani Y, dan Nurcahyati S. Pengaruh
3. Jones, D.I. Setiap Wanita. Jakarta: Delapratasa Pendidikan Kesehatan Dengan Menggunakan
Publishing; 2005. Media Audiovisual Terhadap Pengetahuan
4. Daili SF. Infeksi Menular Seksual Jakarta: Dan Sikap Remaja Mengenai Upaya
Balai Penerbit FKUI; 2009. Pencegahan Penyakit Menular Seksual.
5. Depkes R. Profil Kesehatan 2005. Jakarta. 2015. Vol. 2 No. 2.
2006.