Anda di halaman 1dari 5

Manajemen Pariwisata

Disusun Oleh :
Tanri Imam Maulana
NIM 43116120376

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


Program Studi Manajemen
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Jl.RayaMeruya Selatan No.1 ,Kembangan , Jakarta Barat 11650 Tlp (021) 5840816
Menurut undang-undang pariwisata No. 10 Tahun 2009
 Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan
daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
 Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
 Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
 Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul
sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi
antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.

Sadar Lingkungan dan Sadar Wisata


Kesadaran tentang lingkungan hidup menyangkut kesadaran akan
betapa pentingnya lingkungan hidup dalam menunjang kualitas hidup sangat
di perlukan demi terciptanya lingkungan hidup yang harmonis dan lestari
lewat tindakan-tindakan yang positif.

Membudayakan akhlak lingkungan hidup.


Untuk menghindari sumberdaya alami dan lingkungn hidup dari
bencana kerusakan, kiranya perlu dijalankan usaha-usaha ke arah
mengalihkan cara berpikir manusia dalam memperlakukan sumber daya
alami bagi kelestarian serta kebahagiaan hidupnya sendiri. Dalam hal ini,
pendidikan, penerangan serta penyuluhan mempunyai peranan penting.
Pendidikan harus berarti pendidikan pada diri sendiri, selain
menanamkan pengertian serta menumbuhkan kesadaran pada orang lain.
Masalah pengelola kelestarian daya dukung sumber daya alami maupun
lingkungan hidup menyangkut kepentingan semua lapisan masyarakat.
Dalam hubungan itu, pendidikan dan penyuluhan mengenai lingkungan hidup
perlu dikerjakan secara luas, merata, serta intensif dan meliputi semua
golongan masyarakat.
Dengan pendekatan-pendekatan, pendidikan serta penyuluhan
lingkungan hidup ditujukan antara lain:
1. Memberikan pengertian akan lingkup sumber-sumber alami dalam
hubungannya dengan kehidupan manusia,
2. Memberikan pengertian akan kaitan-kaitannya antar sumber-sumber
alami secara ekologi,
3. Memberikan penyuluhan akan bahaya-bahaya kerusakan sumber-
sumber alami maupun lungkungan hidup,
4. Menumbuhkan sadar lingkungan,
5. Membudayakan sadar lingkungan hidup di kalangan masyarakat luas,
6. Menumbuhkan serta mengembangkan kelompok-kelompok pencinta
lingkungan alam untuk meluaskan sadar lingkungan di kalangan
masyarakat ramai.

Sadar Wisata dapat didefinisikan sebuah konsep yang menggambarkan


partisipasi dan dukungan segenap komponen masyarakat dalam mendorong
terwujudnya iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya
kepariwisataan di suatu wilayah yang bertujuan untuk menigkatkan
kesejahteraan rakyat.
Dalam konteks pengertian tersebut, maka Gerakan SADAR WISATA dapat
dijabarkan :
Pertama, gerakan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat agar
siap untuk berperan sebagai tuan rumah (Host) dan memahami, mampu
serta bersedia untuk mewujudkan SAPTA PESONA di lingkungannya yang
meliputi unsur-unsur : Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, dan
Kenangan.
Kedua, gerakan untuk menumbuhkan keinginan dan kemampuan bagi
masyarakat untuk bepergian, mengenali dan mencintai tanah airnya sebagai
wisatawan (tourist).

3C (Clear, Concise, Correct)


1. Clear (Jelas)
Saat Anda berbicara atau menulis kepada seseorang, jelaskan tujuan
atau pesan Anda. Apakah tujuan dari komunikasi dengan orang tersebut,
karena jika Anda sendiri tidak yakin dengan tujuannya maka bagaimana
orang lain akan mengerti dan yakin.
Jelas disini berarti orang lain tidak butuh waktu banyak untuk mengerti
dan paham apa yang Anda sampaikan. Jelas secara lisan dan jelas dalam
bentuk tulisan, sehingga tujuan komunikasi tercapai. Panduan komunikasi
agar berlangsung efektif dan jelas.

2. Concise (Ringkas)
Dalam komunikasi Anda akan mengacu pada isi dan tujuan dari pesan
yang disampaikan, tidak berubah-ubah, mengambang dan tetap membuatnya
jelas satu sama lain. Anda tidak perlu membuat enam kalimat jika dapat
melakukannya dengan tiga kalimat. Sederhanakan kalimat dan pesan Anda,
sehingga orang lain yang mendengar atau membacanya akan lebih mudah
mengerti.
Tidak perlu Anda menggunakan istilah asing demi menunjukkan
kapasitas Anda. Tidak perlu juga Anda melakukan pengulangan kata atau
kalimat. Orang lain akan lebih respect dengan kapasitas Anda
menyederhanakan sebuah pesan. Komunikasi efektif terjadi jika langsung
mengacu pada pokok bahasan.
Menyampaikan pesan tidak perlu menggunakan kata-kata pembuka
yang berlebihan. Semakin ringkas dan sederhana pesan Anda akan semakin
mudah dipahami. Komunikasi akan berjalan simultan dan selaras pada
setiap fungsi.

3. Correct (Benar)
Penulisan dan pengucapan dalam komunikasi haruslah benar, agar
tidak menjadi keraguan bagi lawan bicara Anda. Anda tidak harus menulis
dengan ejaan yang disempurnakan, namun susunan kata, kalimat dan tanda
baca perlu diperhatikan dengan seksama.
Usahakan dalam komunikasi tertulis tidak ada salah eja, salah kata
atau salah kalimat. Struktur pesan komunikasi yang Anda sampaikan perlu
berjalan simultan. Sehingga apa yang diterima akan sama dengan apa yang
disampaikan.

3V (Verbal, Vokal, dan Visual)


3V merujuk kepada Vokal, Verbal, Visual. Atau ada juga yang lebih
senang menyebutkannya dengan 3 faktor komunikasi yaitu: Kata-kata
(Verbal), Intonasi (Vokal) dan Bahasa tubuh (Visual).
V yang pertama atau verbal adalah kata-kata yang diucapkan. Elemen
ini hanya berpengaruh sebesar 7 % dari komunikasi yang terjadi. Kata-kata
yang sama diucapkan orang yang berbeda akan menimbulkan dampak yang
berbeda pula, sehingga kata-kata itu sendiri pengaruhnya kecil sekali dalam
komunikasi.
V yang kedua atau vokal adalah mutu suara (tonality) mencakup keras
lemah, lambat atau cepat dan sebagainya. Elemen ini menyumbang
pengaruh sebesar 38 % terhadap komunikasi. Anda mungkin lebih menyukai
penyiar radio yang berbicara dengan suara yang jelas, kecepatan sedang
dan berirama daripada suara yang cempleng dengan kecepatan tinggi.
V yang terakhir yaitu visual atau gerak tubuh pembicara. Elemen ini
berpengaruh paling besar yaitu 55 % terutama dalam komunikasi langsung.

PENDEKATAN “AIDA”
Model AIDA ( Attention, Interest, Desire, Action) dikembangkan pada tahun
1920-an. Model ini memberikan gambaran bahwa (Duncan 2005 , 139):
AIDA adalah empat tahapan persuasif yang menunjukkan tingkatan pesan
yang diterima konsumen : Attention, Interest, Desire dan Action.

“Dampak atau efek dari komunikasi yang terjadi pada seseorang setelah
proses penerimaan pesan terdiri dari empat tahapan : Attention (perhatian),
Interest (ketertarikan), Desire (Minat), dan Action (Tindakan).

Attention
Tahap Attention adalah proses awal dimana seseorang mulai memilih,
mengetahui dan memahami suatu informasi yang diterimanya, menjadi sadar
dan tahu akan adanya suatu produk tertentu.

Interest
Tahap interest adalah tahap dimana seseorang mulai tertarik untuk
mengetahui lebih jauh lagi tentang suatu produk, keunggulannya sampai
manfaat apa yang dapat diperoleh dari produk tersebut, apakah sesuai
dengan kebutuhan mereka. Pada tahap ini seseorang tidak lagi pasif dalam
kesadarannya, namun sudah mulai aktif mempertimbangkan kebaikan dari
produk tersebut bagi dirinya.

Desire
Tahap Desire merupakan tahap dimana seseorang sudah maulai
menentukan sikapnya terhadap suatu produk yang disukainya. Mulai timbul
kecocokan dengan kebutuhannya, keharusan dan keyakinan untuk
menggunakan produk tersebut dibandingkan dengan produk lainnya.
Action
Tahap Action ini adalah tahap akhir dimana seseorang mulai mencari dan
membeli produk tersebut (Purchase decision)

Anda mungkin juga menyukai