Anda di halaman 1dari 7

PENGALAMAN PERAWAT DALAM PENANGANAN PADA ANAK DENGAN

KEJANG DEMAM DI RUANG IGD RSUD KARANGANYAR


Gregorius Christian Wibisono1), Wahyuningsih Safitri2), Rufaida Nur Fitriana3)
1
Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
2,3
Dosen Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

ABSTRAK

Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh lebih dari 38oC per rektal atau 37,8oC per axila yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman perawat dalam
penanganan gawat darurat pada anak kejang demam di Ruang IGD RSUD Karanganyar.
Metode penelitian yang digunakan adalah fenomenologi. Sampel penelitian ini
berjumlah 4 partisipan perawat di IGD RSUD Karanganyar dengan teknik purposive
sampling. Data yang dikumpulkan dengan metode in-depth interview menggunakan
analisa colaizzi.
Hasil penelitian ini didapatkan beberapa tema 1). primery survey; a) penanganan
dengan posisi; b) upaya penanganan bantuan pernafasan bantuan oksigenasi; c)
penanganan sirkulasi; d) pemberian obat. 2) pengetahuan perawat pada anak kejang
demam; a) tanda gejala kejang demam; b) dampak lanjut kejang demam. 3) penanganan
kejang demam; a) penanganan kejang demam. 4) kesulitan perawatdalam melakukan
tindakan gawat darurat pada anak kejang demam; a) hambatan penanganan. 5) cara
mengatasi kesulitan; a) solusi tindakan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pihak rumah sakit
khususnya pelayanan IGD untuk lebih meningkatkan asuhan keperawatan yang
menyeluruh terhadap pasien kejang demam. Perawat harus meningkatkan keterampilan
dalam penanganan kejang demam.
Kata kunci : kejang demam, penanganan, anak

ABSTRACT

Fever Seizure is a convulsion which happens when the body temperature is more
than 38oC/rectal or 37.8oC/axilla which is caused by extra-cranium process. The
research objective is to investigate the nurses’ experiences in handling the children with
fever seizure at the Emergency Installation of Local General Hospital of Karanganyar.
This research used the phenomenological method. The samples of research were
consisted of 4 nurses at the Emergency Installation of Local General Hospital of
Karanganyar and were taken by using the purposive sampling technique. The data of
research were collected through in-depth interview and analyzed by using the Colaizzi’s
method.
The result of this research shows that there were five themes, namely: (1)
primary survey i.e. (a) position treatment, (b) respiratory treatment with oxygenation
assistance, (c) circulation treatment, and (d) giving medicine; (2) nurse’s knowledge of
the children with fever seizure i.e. (a) indication of fever seizure, and (b) further effect
fever seizure; (3) treatment for fever seizure i.e. (a) treatment for fever seizure; (4) the

1
nurses’ difficulties in giving emergency treatment to the children with fever seizure i.e.
(a) obstacle in giving treatment; and (5) how to resolve the difficulties i.e. (a) solution.
Thus, the hospital especially the Emergency Installation to thoroughly improve
the nursing care to the children with fever seizure and the nurses should improve their
skills to handle the fever seizure.

Keywords: fever seizure, treatment, children

1. PENDAHULUAN ini terjadi karena sejumlah 50% dari


Kejang demam atau febrile anak-anak yang mengalami kejang
convulsion merupakan bangkitan kejang demam tidak diketahui penyebabnya
yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (Mewangsih 2010).
lebih dari 38oC per rektal atau 37,8oC Kejadian kejang demam
per axila yang disebabkan oleh proses diperkirakan 2% – 4% di Amerika
ekstrakranium. Kejang demam Serikat, Amerika Selatan dan Eropa
merupakan kelainan neurologis yang Barat, sedangkan di Asia dilaporkan
paling sering dijumpai pada anak, lebih tinggi, yaitu 20% kasus
terutama pada anak golongan umur 6 merupakan kejang demam yang
bulan sampai 4 tahun (Sadleir 2007). kompleks. Sebesar 6% - 9% kejadian
Hampir 3% dari anak yang berumur di Jepang, 5% - 10% di India dan 2%
dibawah 5 tahun pernah menderita -5% di Amerika Serikat dan Eropa
kejang demam (Ngastiyah 2005). Barat. Prevalensi tertinggi 14%,
Penyebab kejang demam belum tercatat pada anak-anak dari Guam
diketahui secara pasti. Genetik dan (Paul et al, 2011). Nurwahyuni, 2009
lingkungan merupakan yang mencatat kejadian kejang demam di
berkontribusi terhadap patogenesis. Indonesia pada anak usia 6 bulan
Keluarga dengan riwayat kejang demam sampai 5 tahun mencapai 2% - 5%,
merupakan faktor resiko terjadinya dan pada usia 6 bulan sampai 5 tahun
kejang demam (Sadleir 2007). Anak anak kejang demam di Jawa Tengah 2%
yang pernah mengalami kejang demam, - 3% dari tahun 2009.
Hasil studi pendahuluan yang
9% – 20% saudara kandungnya juga dilakukan peneliti pada tanggal 5
akan mengalami kejang demam. Hal Desember 2014, di Ruang IGD RSUD

2
Karanganyar dengan melakukan tehnik purposive sampling. Analisa
wawancara dengan 5 perawat Ruang data dengan metode collaizi.
IGD RSUD Karanganyar, 2 perawat
mengatakan anak yang kejang demam 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
diberikan penanganan dengan cara Hasil wawancara dengan 4
membuka pakaian,ikat pinggang pasien partisipan didapatkan 9 tema yaitu 1)
serta membaringkan pasien dengan Penanganan posisi 2) Upaya
memposisikan kepala miring kanan atau penanganan gangguan pernafasan 3)
kiri, 2 perawat lainnya hanya Penanganan sirkulasi 4) Pemberian
membaringkan pasien ditempat yang obat 5) Tanda gejala kejang demam
rata, dan 1 perawat diantaranya hanya 6) Dampak lanjut kejang demam 7)
melakukan kompres hangat pada pasien. Penanganan kejang demam 8)
Berdasarkan latar belakang diatas, Hambatan penanganan kejang
peneliti tertarik pada kasus pengalaman demam 9) Solusi tindakan.
perawat dalam penanganan anak kejang a. Penanganan posisi
demam di Ruang IGD RSUD Hasil penelitian pengalaman
Karanganyar. perawat pada anak kejang demam
pemberian posisi untuk
2. METODE mempertahankan suplai oksigen
Penelitian ini dilakukan di RSUD pada anak kejang supaya tidak
Karanganyar dilaksanakan pada bulan berdampak fatal seperti kematian.
Juli 2015. Jenis penelitian adalah Airway adalah yang pertama kali
kualitatif dengan rancangan penelitian harus dinilai untuk mengkaji
deskriptif study fenomenologi. Tehnik kelancaran nafas. Kebersihan jalan
pengumpulan data menggunakan nafas merupakan salah satu faktor
wawancara yang berisi tentang yang mempengaruhi ventilasi pertukaran
pengalaman perawat dalam gas antara atmosfer dngan paru – paru,
penanganan pada anak kejang jalan nafas sering kali mengalami
demam. Subjek penelitian ini perawat obstruksi akibat benda asing, (Nur,
di ruang IGD RSUD Karanganyar 2012). Penanganan airway juga harus
berjumlah 4 orang, diambil dengan dipikirkan adanya dugaan trauma pada

3
vetebra servikal. Vetebra servikal harus hasil wawancara partisipan 2
sangat hati – hati dijaga setiap saat dan didapatkan hasil bahwa penanganan
jangan terlalu hiperekstensi, hiperfleksi sirkulasi dilakukan juga dengan
atau rotasi yang dapat mengganggu jalan mengukur tanda vital. Penanganan
nafas (Nur, 2012). segera dengan pemberian larutan
b. Penanganan gangguan pernafasan Ringer Laktat secara intra vena harus
Hasil penelitian pengalaman memberikan respon yang baik
perawat pada anak kejang demam dari menurut Nur (2012). Pemasangan
hasil wawancara partisipan 1 dan 4 infus adalah salah satu cara atau
dapat disimpulkan bahwa bantuan bagian dari pengobatan untuk
tindakan pernafasan dilakukan memasukkan obat atau vitamin ke
menggunakan tongspatel dan sucsion. dalam tubuh pasien (Darmawan,
Sedangkan hasil wawancara dari 2008).
keempat parsipan disimpulkan bahwa d. Pemberian obat
bantuan pernafasan diberikan dengan Hasil penelitian pengalaman
pemberian oksigenasi. Menurut perawat dalam penanganan kejang
Kartikawati (2013) menunjukkan bahwa demam tahap disability adalah untuk
perawat mengkaji apakah ada muntah, melihat tingkat kesadaran pasien,
pendarahan, benda asing dalam mulut tahapan ini memiliki hal yang biasa
seperti lendir dan dengarkan bunyi dikenal dengan istilah AVPU.
nafas, menghisap lendir dengan suction Mnemonic AVPU meliputi : Alert
secara teratur. Friedman, (2011) yaitu (sadar), verbal (berespon terhadap
penanganan bantuan pernafasan dapat suara), pain (berespon terhadap
dilakukan dengan oksigenasi. rangsangan nyeri), unresponsive
c. Penanganan sirkulasi (tidak berspon) (Kartikawati, 2011).
Hasil penelitian pengalaman Dari hasil wawancara keempat
perawat pada anak kejang demam partisipan mengungkapkan bahwa
dari hasil wawancara partisipan 2, 3 pemberian obat pada pasien kejang
dan 4 dapat disimpulkan bahwa demam diberikan obat stesolit dan
penanganan sirkulasi dilakukan diazepam dengan dosis sesuai dengan
dengan pemberian cairan infus. Dari umur. Menurut Judarwanto (2009)

4
penanganan kejang demam pada anak dan kekakuan otot. Tema yang kedua
bila dirumah dengan petunjuk dokter dampak lanjut kejang demam
bisa saja dilakukan pemberian diazepam meliputi penurunan kesadaran,
0,4 – 0,6mg/KgBB/dosis melalui dubur gangguan pada otak, kerusakan
atau rektal supposutorial. syaraf dan kematian.
c. Penanganan kejang demam
4. KESIMPULAN Berdasarkan analisa yang telah
a. Pengalaman primary survey pada dilakukan dalam penelitian ini tema
anak kejang demam yang dihasilkan adalah penanganan
Berdasarkan analisa yang telah kejang meliputi tindakan berdasarkan
dilakukan dalam penelitian ini tema – teori, tindakan berdasarkan
tema yang dihasilkan adalah pengalaman dan pengalaman diri
penanganan posisi meliputi sendiri.
pemberian posisi ekstensi dan d. Kesulitan tindakan penanganan
pemberian posisi supinasi. Tema pada anak kejang demam
yang kedua upaya penanganan Berdasarkan analisa yang telah
gangguan pernafasan meliputi dilakukan dalam penelitian ini tema –
bantuan pemberian tindakan tema yang dihasilkan adalah
pernafasan dan oksigen. Tema yang hambatan penanganan meliputi
ke tiga penanganan sirkulasi meliputi tindakan suction, pemberian infus,
pemberian infus dan pemeriksaan posisi dan respon keluarga.
tanda vital dan tema yang ke empat e. Cara mengatasi kesulitan
pemberian obat meliputi pemberian penanganan pada anak kejang
obat stesolit dan obat diazepam. demam
b. Pengetahuan perawat pada anak Berdasarkan analisa yang telah
kejang demam. dilakukan dalam penelitian ini tema –
Berdasarkan analisa yang telah tema yang dihasilkan adalah solusi
dilakukan dalam penelitian ini tema – tindakan meliputi alat dan person.
tema yang dihasilkan adalah tanda
geja kejang demam meliputi
peningkatan suhu, kekurangan cairan

5
5. SARAN pengkajian pada orang tua
a. Bagi Institusi Keperawatan / Rumah menghadapi anak kejang demam.
Sakit khususnya perawat diperlukan d. Bagi peneliti dapat meningkatkan
penanganan tindakan yang kemampuan cara berkomunikasi
komprehensif dalam pemberian peneliti dengan menggali informasi
pertolongan pertama pada anak dari perawat untuk mendapatkan
kejang demam dengan cara primery jawaban – jawaban pengalaman
survey : Airway, Breathing, Circulasi, perawat dalam penanganan pada anak
Disability. Sebaiknya dari pihak kejang demam.
rumah sakit perlu diadakannya
pelatihan dalam penanganan kejang DAFTAR PUSTAKA
demam pada anak. Friedmen, JN. (2011). Emergency
Management Of The
b. Bagi Institusi Pendidikan hasil
Paedatric Patient With
penelitian ini diharapkan dapat General Convulsion Status
Epilepticus. Canadian
menjadi wacana tambahan dalam
Peadiatric Society Acute Care
penanganan kejang demam sehingga Committe Child Health
Journal: 16 (2) : 91-7.
dapat diterapkan pada proses
pembelajaran. Mahasiswa saat Faizin, A. (2008). Hubungan Tingkat
Pendidikan dan Lama Kerja
praktik dapat mengaplikasikan
Perawat Dengan Kinerja
penanganan kejang demam dengan Perawat di RSU Pandan
Arang Kabupaten Boyolali.
pemberian posisi, bantuan
Berita Ilmu Keperawatan
pernafasan, penanganan sirkulasi, ISSN 1979-2697,Vol.1 No.3,
September 2008 : 137-142
pemberian obat, tanda gejala kejang
demam, dampak lanjut kejang Judarwanto. W. (2009). Children
fever clinic. Jakarta
demam, penanganan kejang demam,
hambatan penanganan dan solusi Kartikawati, N., Dewi. (2013).
tindakan dalam penanganan kejang Buku ajar dasar - dasar
keperawatan gawat
demam.
darurat. Jakarta: Salemba
c. Bagi peneliti lain untuk melanjutkan Medika
dan mengembangkan penelitian

6
Mewangsih LD. (2010) Febrile
seizures. Clin Evid (Online)
24: 0324.

Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak


Sakit Edisi 2. Jakarta. EGC

Nur, A. (2012). Modul Medical servis


119. Jakarta

Paul SP, Nair JV, Hemming J. (2011)


Complex Febrile Seizures in
Children. Nurs Times, 107
(40), 15.

Sadlier LG, Scheffer IE. (2007)


Febrile Seizures. BMJ, 334,
307-11.

Anda mungkin juga menyukai