Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN UPAYA PENINGKATAN

PEMELIHARAAN KESEHATAN DENGAN PENDIDIKAN


KESEHATAN TENTANG KISTA BARTHOLIN DI POLI
KANDUNGAN RSD. dr. SOEBANDI
JEMBER

oleh
Kelompok 1B

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN UPAYA PENINGKATAN
PEMELIHARAAN KESEHATAN DENGAN PENDIDIKAN
KESEHATAN TENTANG KISTA BARTHOLIN DI POLI
KANDUNGAN RSD. dr. SOEBANDI
JEMBER

Disusun guna memenui tugas praktik profesi keperawatan Maternitas

oleh
Wafi Hidayat, S.Kep. NIM 112311101034
Dita Oktaviana M., S.Kep. NIM 112311101039
Rini Novitasari, S.Kep. NIM 122311101040
Indah Dwi H., S.Kep. NIM 132311101035
Nuhita Siti Rohmin, S.Kep. NIM 142311101042
Dutya Intan L., S.Kep. NIM 142311101100

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Bahasan : Penyuluhan tentang Kista Bartholin
Sasaran : Pasien Poli Kandungan
Waktu : 10.00 s/d selesai
Hari/Tanggal : Rabu, 28 Agustus 2018
Tempat : Poli Kandungan RSD dr.Soebandi Jember

A. Latar Belakang
Organ kelamin wanita terdiri atas organ genitalia interna dan organ
genitaliaeksterna. Kedua bagian besar organ ini sering mengalami gangguan, salah
satunya adalah infeksi. Infeksi dapat mengenai organ genitalia interna maupun
eksterna dengan berbagai macam manifestasi dan akibatnya. Tidak terkecuali pada
glandulavestibularis major atau dikenal dengan kelenjar bartholini. Kelenjar
bartholini merupakan kelenjar yang terdapat pada bagian bawah introitus vagina.
Jika kelenjar ini mengalami infeksi yang berlangsung lama dapat menyebabkan
terjadinya kista bartholini.
Kista bartholini adalah suatu bentuk tumor jinak pada vulva. Kista
bartholini pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli anatomi Belanda pada
tahun 1677 bernama Casper Bartholini. Kelenjar ini merupakan kelenjar
vestibular terbesar yang menyerupai kelenjar cowper (kelenjar bulbouretral) pada
laki-laki, yang letaknya tertutup dan berpasangan. Kelenjar ini berfungsi untuk
mensekresi cairan pembersih, mukus yang alkalis ke dalam duktus yang bagian
dalamnya tersusun atas sel kolumnar dan bagian luar tersusun atas epitel
transisional. Kista bartholini merupakan kista yang terbentuk akibat adanya
sumbatan pada duktus kelenjar bartholini, yang menyebabkan retensi dan dilatasi
kistik. Dimana isi di dalam kista ini dapat berupa nanah yang dapat keluar melalui
duktus atau bila tersumbat dapat mengumpul di dalam menjadi abses.
Kista bartholini ini merupakan masalah pada wanita usia subur,
kebanyakan kasus terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun dengan sekitar 1 dalam 50
wanita akan mengalami kista bartholini atau abses dalam hidup mereka, sehingga
hal ini merupakan masalah yang perlu dicermati. Kebanyakan wanita hamil
mengalami infeksiasimtomatik, beberapa disertai dengan sindrom uretra, uretritis,
atau infeksi kelenajar bartholini.
Kista bartholin rata-rata memiliki ukuran kecil yaitu 1-3 cm, biasanya
unilateral dan asimtomatik. Kista yang lebih besar dapat menimbulkan
ketidaknyamanan terutama saat berhubungan seksual, duduk, atau jalan. Pasien
dengan abses bartholin biasanya mengeluhkan nyeri vulva yang akut, berkembang
secara cepat, dan progresif. Diagnosis kista dan abses bartholin ditegakkan
berdasarkan temuan klinis serta pemeriksaan fisik. Manajemen kista dan abses
bartholin dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain medikamentosa, insisi
dan drainase, pemasasangan word catheter, marsupialisasi, ablasi silver nitrate,
terapi laser, dan eksisi.

B. Tujuan Intruksional Umum


Setelah diadakan penyuluhan pada pasien dan keluarga di Poli
Kandungan RSD dr.Soebandi jember, diharapkan pasien dan keluarga mendapat
tambahan pengetahuan yang lebih dan mampu memahami tentang kista bartholin.

C. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga di Poli
Kadungan RSD dr.Soebandi dapat:
1. Menjelaskan pengertian tentang kista bartholin.
2. Menyebutkan penyebab kista bartholin.
3. Menyebutkan tanda dan gejala kista bartholin.
4. Menjelaskan komplikasi kista bartholin.
5. Menjelaskan cara pencegahan dan penatalaksanaan kista bartholin.

D. Garis Besar Materi


Materi yang akan disampaikan pada penyuluhan pendidikan kesehatan di
Poli Kandungan RSD dr.Soebandi Jember menjelaskan mengenai pengertian dan
tanda gejala kista bartholin, penyebab kista bartholin, komplikasi kista bartholin
dan cara pencegahan serta penatalaksanaan kista bartholin.
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. Media
1. Leaflet
2. PPT

G. Pengorganisasian
1. Penanggungjawab : Nuhita Siti Rohmin, S.Kep.
2. Penyaji : Dita Oktaviana Mentari, S.Kep.
3. Moderator : Wafi Hidayat, S.Kep.
4. Fasilitator : 1. Indah Dwi Haryati, S.Kep.
2. Rini Novitasari, S.Kep.
3. Dutya Intan Larasati, S.Kep.

H. Proses Kegiatan
Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka Kegiatan peserta 5 menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan
khusus
Penyajian 1. Menjelaskan materi Memperhatikan, 30 menit
tentang : menanggapi dengan
a. Pengertian kista pertanyaan
bartholin.
b. Penyebab kista
bartholin.
c. Tanda dan gejala
kista bartholin.
d. Komplikasi kista
bartholin
e. Cara pencegahan
dan
penalaksanaan
kista bartholin.
2. Memberikan
kesempatan pada
audience untuk
bertanya
3. Menjawab
pertanyaan audience
4. Memberikan
kesempatan kepada
perwakilan audience
untuk menjelaskan
kembali materi yang
sudah disampaikan.
Penutup 1. Menyimpulkan materi Memperhatikan dan 5 menit
yang telah diberikan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil
pendidikan kesehatan
3. Memberikan Leaflet
tentang kista
bartholin.
4. Salam penutup

I. Evaluasi:
1. Evaluasi struktur
a. Persiapan media yang akan digunakan (leaflet) dan PPT
b. Persiapan tempat yang digunakan
c. Kontrak waktu
d. Persiapan SAP
2. Evaluasi proses
a. Selama penyuluhan kesehatan, peserta memperhatikan penjelasan
yang disampaikan
b. Selama penyuluhan kesehatan, peserta aktif bertanya tentang
penjelasan yang disampaikan.
c. Selama penyuluhan kesehatan, peserta aktif menjawab pertanyaan
yang diajukan.
3. Evaluasi Hasil Akhir
Diharapkan peserta pendidikan kesehatan dapat :
a. Mengetahui pengertian tentang kista bartholin.
b. Mengetahui penyebab kista bartholin.
c. Mengetahui tanda dan gejala kista bartholin.
d. Mengetahui komplikasi kista bartholin.
e. Mengetahui cara pencegahan dan penatalaksanaan kista bartholin.

J. Daftar Pustaka
Carpenito, Lynda Juall. (2010). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
(terjemahan). Jakarta; EGC
Dinata, Fredy. (2011). Jurnal: Kelainan pada Kelenjar Bartolin. Bandung; Media
Komunikasi PPDS ObGyn Unair
Medforth, Janet. Dkk. (2012). Kebidanan Oxford Edisi Terjemahan. Jakarta; EGC
Jhonson. Ruth & Wendy. (2010). Buku Ajar Praktik Kebidanan Edisi Terjemahan.
Jakarta. EGC
Lampiran 1. Materi
KISTA BARTHOLIN

A. Pengertian Kista Bartholi


Kista bartolini merupakan tumor kistik jinak yang timbul pada kelenjar
bartolini yang merupakan muara lubrikasi atau tempat produksi cairan pelumas
vulva. Kelenjar Bartholini berkembang dari epithelium pada area posterior dari
vestibula. Kelenjar ini terletak secara bilateral pada dasar dari labia minora dan
proses drainasenya melalui duktus dengan panjang 2-2.5 cm, Kelenjar tersebut
biasanya hanya berukuran sebesar kacang polong dan jarang melebihi ukuran 1
cm. Kelenjar ini tidak bisa dipalpasi kecuali jika terjadi infeksi atau penyakit
lainnya (Dinata, 2011).
.

B. Penyebab Kista Bartholi


Dinata (2011) menyebutkan infeksi pada kelenjar ini dapat terjadi akibat
adanya infeksi microorganisme seperti:
1. Virus : Herpes, klamidia trakomatis
2. Jamur: Kandida albikan, asinomises
3. Bakteri: Neisseria gonorrhoeae, stafilokokus dan E.coli
Mikroorganisme tersebut menyumbat saluran lubrikasi pada vagina yang
mengakibatkan tidak keluarnya cairan lubrikasi yang mestinya keluar (perempuan
yang belum 40 tahun). Cairan yang telah diproduksi namun tidak dapat
dikeluarkan atau terperangkap, akan menumpuk pada kelenjar bartolini dan
mudah berubah menjadi serupa dengan nanah. Penumpukan cairan ini, akan
membentuk benjolan yang semakin membesar.

C. Tanda dan Gejala Kista Bartholin


Tanda dan gejala yang dapat dilihat pada penderita kista bartolini adalah:
1. Pada vulva : perubahan warna kulit, membengkak, timbunan nanah dalam
kelenjar, nyeri tekan.
2. Pada Kelenjar bartolin: membengkak, terasa nyeri sekali bila penderia
berjalan atau duduk, juga dapat disertai demam.
3. Kebanyakkan wanita penderita kista bartolini, datang ke rumah sakit dengan
keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan
pasangannya, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat
kelamin dan yang terparah adalah terdapat abses pada daerah kelamin. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur dengan
darah.

D. Komplikasi Kista Bartholin


Komplikasi yang mungkin terjadi adalah timbulnya kista atau infeksi
berulang serta infeksi yang menyebar ke darah dan seluruh tubuh (sepsis).

E. Pencegahan Kista Bartholin


Kista Bartholin bisa dicegah dengan memulai kebiasaan menjaga
kebersihan area sekitar alat kelamin dengan baik. Juga dengan penggunaan
kondom saat berhubungan seksual untuk menghindari infeksi menular seksual dan
kista Bartholin terinfeksi.

F. Penatalaksanaan Kista Bartholin


Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita kista bartolini
adalah:
1. Pada wanita usia 40 thn keatas dianjurkan utk melakukan eksisi seluruh
kelenjar Bartholin oleh karena kemungkinan timbulnya suatu keganasan.
2. Pemasangan Kateter Word; Setelah dipasang, kateter word ini dibiarkan selama
4 minggu dan penderita dianjurkan untuk tidak melakukan aktifitas seksual,
sampai kateter dilepas. setelah 4 minggu akan terbentuk saluran drainase baru
dari kista bartholin.
3. Marsupialisasi adalah pembuatan insisi elips dengan skalpel diluar atau
didalam cincin hymen, insisi mengiris kulit dan dinding kista dibawahnya (utk
kemudian dibuang). apabila terdapat lokulasi dibersihkan. kemudian dinding
kista didekatkan dengan kulit menggunakan benang 3.0 atau 4.0 dan dijahit
interrupted. Angka rekurens sekitar 10%
4. Eksisi dilakukan jika terjadi rekurensi berulang, sebaiknya tindakan ini
dilakukan di kamar operasi untuk mencegah perdarahan dari plexus venosus
bulbus vestibuli
Lampiran 2. Leaflet
Lampiran 3. Berita Acara dan Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

BERITA ACARA
Pada hari Rabu, 28 Agustus 2018 Pukul 10.00-selesai WIB bertempat di Poli
Kandungan RSD dr. Soebandi Jember Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan
Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang Kista Bartholin pada pasien dan keluarga
Poli Kandungan oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh……orang (daftar hadir
terlampir)

Jember, Agustus 2018

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Penanggung Jawab Mata Kuliah


Poli Kandungan Stase Keperawatan Maternitas
RSD dr. Soebandi Jember FKEP Universitas Jember

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

DAFTAR HADIR
Kegiatan Pendidikan Kesehatan Tentang Kista Bartholin pada pasien dan keluarga
di Poli Kandungan RSD dr. Soebandi Kab. Jember oleh Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Pada hari
Rabu, 28 Agustus 2018 jam 10.00-selesai WIB bertempat di Poli Kandungan RSD
dr. Soebandi Kab. Jember.
No. NAMA ALAMAT TANDA TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17, 17.
18, 18.
19. 19.
20. 20.
21. 21.
22. 22.
23. 23.
24. 24.
25. 25.
26. 26.
27. 27.
28. 28.
29. 29.
30. 30.
31. 31.
32. 32.
33. 33.
34. 34.
35. 35.

Jember, Agustus 2018


Mengetahui,

Pembimbing Klinik Penanggung Jawab Mata Kuliah


Poli Kandungan Stase Keperawatan Maternitas
RSD dr. Soebandi Jember FKEP Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai