oleh
Kelompok 1B
oleh
Wafi Hidayat, S.Kep. NIM 112311101034
Dita Oktaviana M., S.Kep. NIM 112311101039
Rini Novitasari, S.Kep. NIM 122311101040
Indah Dwi H., S.Kep. NIM 132311101035
Nuhita Siti Rohmin, S.Kep. NIM 142311101042
Dutya Intan L., S.Kep. NIM 142311101100
A. Latar Belakang
Organ kelamin wanita terdiri atas organ genitalia interna dan organ
genitaliaeksterna. Kedua bagian besar organ ini sering mengalami gangguan, salah
satunya adalah infeksi. Infeksi dapat mengenai organ genitalia interna maupun
eksterna dengan berbagai macam manifestasi dan akibatnya. Tidak terkecuali pada
glandulavestibularis major atau dikenal dengan kelenjar bartholini. Kelenjar
bartholini merupakan kelenjar yang terdapat pada bagian bawah introitus vagina.
Jika kelenjar ini mengalami infeksi yang berlangsung lama dapat menyebabkan
terjadinya kista bartholini.
Kista bartholini adalah suatu bentuk tumor jinak pada vulva. Kista
bartholini pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli anatomi Belanda pada
tahun 1677 bernama Casper Bartholini. Kelenjar ini merupakan kelenjar
vestibular terbesar yang menyerupai kelenjar cowper (kelenjar bulbouretral) pada
laki-laki, yang letaknya tertutup dan berpasangan. Kelenjar ini berfungsi untuk
mensekresi cairan pembersih, mukus yang alkalis ke dalam duktus yang bagian
dalamnya tersusun atas sel kolumnar dan bagian luar tersusun atas epitel
transisional. Kista bartholini merupakan kista yang terbentuk akibat adanya
sumbatan pada duktus kelenjar bartholini, yang menyebabkan retensi dan dilatasi
kistik. Dimana isi di dalam kista ini dapat berupa nanah yang dapat keluar melalui
duktus atau bila tersumbat dapat mengumpul di dalam menjadi abses.
Kista bartholini ini merupakan masalah pada wanita usia subur,
kebanyakan kasus terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun dengan sekitar 1 dalam 50
wanita akan mengalami kista bartholini atau abses dalam hidup mereka, sehingga
hal ini merupakan masalah yang perlu dicermati. Kebanyakan wanita hamil
mengalami infeksiasimtomatik, beberapa disertai dengan sindrom uretra, uretritis,
atau infeksi kelenajar bartholini.
Kista bartholin rata-rata memiliki ukuran kecil yaitu 1-3 cm, biasanya
unilateral dan asimtomatik. Kista yang lebih besar dapat menimbulkan
ketidaknyamanan terutama saat berhubungan seksual, duduk, atau jalan. Pasien
dengan abses bartholin biasanya mengeluhkan nyeri vulva yang akut, berkembang
secara cepat, dan progresif. Diagnosis kista dan abses bartholin ditegakkan
berdasarkan temuan klinis serta pemeriksaan fisik. Manajemen kista dan abses
bartholin dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain medikamentosa, insisi
dan drainase, pemasasangan word catheter, marsupialisasi, ablasi silver nitrate,
terapi laser, dan eksisi.
F. Media
1. Leaflet
2. PPT
G. Pengorganisasian
1. Penanggungjawab : Nuhita Siti Rohmin, S.Kep.
2. Penyaji : Dita Oktaviana Mentari, S.Kep.
3. Moderator : Wafi Hidayat, S.Kep.
4. Fasilitator : 1. Indah Dwi Haryati, S.Kep.
2. Rini Novitasari, S.Kep.
3. Dutya Intan Larasati, S.Kep.
H. Proses Kegiatan
Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka Kegiatan peserta 5 menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan
khusus
Penyajian 1. Menjelaskan materi Memperhatikan, 30 menit
tentang : menanggapi dengan
a. Pengertian kista pertanyaan
bartholin.
b. Penyebab kista
bartholin.
c. Tanda dan gejala
kista bartholin.
d. Komplikasi kista
bartholin
e. Cara pencegahan
dan
penalaksanaan
kista bartholin.
2. Memberikan
kesempatan pada
audience untuk
bertanya
3. Menjawab
pertanyaan audience
4. Memberikan
kesempatan kepada
perwakilan audience
untuk menjelaskan
kembali materi yang
sudah disampaikan.
Penutup 1. Menyimpulkan materi Memperhatikan dan 5 menit
yang telah diberikan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil
pendidikan kesehatan
3. Memberikan Leaflet
tentang kista
bartholin.
4. Salam penutup
I. Evaluasi:
1. Evaluasi struktur
a. Persiapan media yang akan digunakan (leaflet) dan PPT
b. Persiapan tempat yang digunakan
c. Kontrak waktu
d. Persiapan SAP
2. Evaluasi proses
a. Selama penyuluhan kesehatan, peserta memperhatikan penjelasan
yang disampaikan
b. Selama penyuluhan kesehatan, peserta aktif bertanya tentang
penjelasan yang disampaikan.
c. Selama penyuluhan kesehatan, peserta aktif menjawab pertanyaan
yang diajukan.
3. Evaluasi Hasil Akhir
Diharapkan peserta pendidikan kesehatan dapat :
a. Mengetahui pengertian tentang kista bartholin.
b. Mengetahui penyebab kista bartholin.
c. Mengetahui tanda dan gejala kista bartholin.
d. Mengetahui komplikasi kista bartholin.
e. Mengetahui cara pencegahan dan penatalaksanaan kista bartholin.
J. Daftar Pustaka
Carpenito, Lynda Juall. (2010). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
(terjemahan). Jakarta; EGC
Dinata, Fredy. (2011). Jurnal: Kelainan pada Kelenjar Bartolin. Bandung; Media
Komunikasi PPDS ObGyn Unair
Medforth, Janet. Dkk. (2012). Kebidanan Oxford Edisi Terjemahan. Jakarta; EGC
Jhonson. Ruth & Wendy. (2010). Buku Ajar Praktik Kebidanan Edisi Terjemahan.
Jakarta. EGC
Lampiran 1. Materi
KISTA BARTHOLIN
BERITA ACARA
Pada hari Rabu, 28 Agustus 2018 Pukul 10.00-selesai WIB bertempat di Poli
Kandungan RSD dr. Soebandi Jember Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan
Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang Kista Bartholin pada pasien dan keluarga
Poli Kandungan oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh……orang (daftar hadir
terlampir)
Mengetahui,
DAFTAR HADIR
Kegiatan Pendidikan Kesehatan Tentang Kista Bartholin pada pasien dan keluarga
di Poli Kandungan RSD dr. Soebandi Kab. Jember oleh Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Pada hari
Rabu, 28 Agustus 2018 jam 10.00-selesai WIB bertempat di Poli Kandungan RSD
dr. Soebandi Kab. Jember.
No. NAMA ALAMAT TANDA TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17, 17.
18, 18.
19. 19.
20. 20.
21. 21.
22. 22.
23. 23.
24. 24.
25. 25.
26. 26.
27. 27.
28. 28.
29. 29.
30. 30.
31. 31.
32. 32.
33. 33.
34. 34.
35. 35.