Tko 01 PDF
Tko 01 PDF
1
PENGANTAR SISTEM KONTROL
1.1 Pendahuluan
Satu pertanyaan yang sering ditanyakan oleh seorang pemula pada sistem kontrol
atau kendali adalah : Apakah yang dimaksud dengan sistem kontrol atau sistem
kendali?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita dapat mengatakan bahwa
dalam kehidupan sehari-hari terdapat sejumlah tujuan yang harus dicapai. Misalnya
kita perlu mengatur temperatur dan kelembaban ruangan untuk kenyamanan, kita
harus mengendalikan kecepatan mobil atau motor untuk bergerak dari satu lokasi
ke lokasi lainnya dengan aman dan tepat waktu. Pada bidang industri, proses
manufaktur mempunyai sejumlah tujuan untuk mendapatkan hasil-hasil yang akan
memuaskan permintaan ketelitian dan keefektifan biaya. Manusia mempunyai
kemampuan untuk melakukan tugas dalam ruang lingkup yang luas, termasuk di
dalamnya pembuatan keputusan. Beberapa tugas ini seperti mengambil benda dan
berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya, sering dikerjakan dengan cara yang
biasa. Pada kondisi tertentu, beberapa dari tugas ini dilakukan dengan cara sebaik
mungkin. Misalnya seorang pelari cepat 100m mempunyai tujuan untuk berlari
dalam jarak tersebut dalam waktu yang sesingkatnya. Seorang pelari maraton, tidak
hanya berlari dalam jarak tersebut secepat mungkin, tapi untuk mencapai hal
tersebut dia harus mengatur pemakaian energi dan memikirkan cara terbaik untuk
memenangkan perlombaan tersebut. Cara untuk mencapai tujuan ini biasanya
melibatkan penggunaan sistem kontrol untuk melaksanakan strategi kontrol
tertentu.
Pada tahun-tahun belakangan ini, sistem kontrol memegang peranan penting dalam
perkembangan dan kemajuan peradaban dan teknologi modern. Dalam prakteknya,
setiap aspek aktivitas sehari-hari dipengaruhi oleh beberapa model sistem kontrol.
Sistem kontrol banyak ditemukan di setiap sektor industri, seperti pengendalian
kualitas dari suatu produk yang dihasilkan, lajur pemasangan otomatik,
pengendalian mesin, teknologi luar angkasa dan sistem persenjataan, pengendalian
komputer, sistem transportasi, sistem daya, robotik, dan lain-lain.
Pemakaian sistem kontrol banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
pemakaian langsung maupun tidak langsung. Pemakaian dari sistem kontrol dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
6. Bidang non teknis: seperti sistem ekonomi, sistem sosial dan sistem biologi.
Kata sistem kontrol terdiri atas dua buah kata yaitu sistem dan kontrol. Kata sistem
didefinisikan sebagai susunan himpunan atau kumpulan benda-benda yang
dihubungkan atau berhubungan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu
kesatuan atau keseluruhan yang bekerja bersama-sama dan melakukan suatu
sasaran tertentu.
Kata sistem bisa juga didefinisikan sebagai susunan komponen-komponen fisik yang
dihubungkan atau berhubungan sedemikian rupa sehingga membentuk dan atau
bertindak sebagai suatu satuan keseluruhan yang bekerja bersama-sama dan
melakukan suatu sasaran tertentu.
Sistem tidak dibatasi hanya untuk sistem fisik saja. Konsep sistem dapat digunakan
pada gejala abstrak dan dinamis seperti yang dijumpai dalam ekonomi. Oleh karena
itu istilah sistem harus diinterpretasikan untuk menyatakan sistem fisik, biologi,
ekonomi, dan sebagainya.
Suatu sistem bisa terdiri atas beberapa subsistem yang saling berinteraksi satu sama
lainnya. Sistem juga akan berinteraksi dengan lingkungan dimana sistem berada.
Interaksi ini akan menimbulkan gangguan pada masukan sistem. Selain masukan
kontrol yang diberikan, gangguan juga akan menjadi masukan pada proses
kontrolan sehingga akan mempengaruhi keluaran yang terukur pada sistem seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 1.1.
Hubungan dasar antara ketiga komponen ini diterangkan pada Gambar 1.2. Dalam
istilah yang lebih teknis, tujuan dapat dihubungkan erat dengan masukan atau
sinyal penggerak (aktuasi), u. Hasilnya disebut dengan keluaran atau variabel yang
dikontrolkan, y.
Tujuan Hasil
Sistem Kontrol
( Sinyal aktuasi, u ) ( Variable yang
dikontrolkan, y )
Sebuah contoh sistem kontrol akan diceritakan di bawah ini. Seorang operator
sedang menjaga ketinggian (level) suatu tangki. Jika ketinggian tangki kurang dari
yang semestinya, operator akan membuka keran (valve) masukan, dan sebaliknya,
jika ketinggian air melebihi dari yang semestinya, operator akan menutup keran
masuk, demikian seterusnya. Gambar 1.3 mengilustrasikan masalah sistem kontrol
tersebut.
OPERATOR
masuk TANGKI
keluar
Gambar 1.3 Contoh sistem kontrol manual untuk menjaga ketinggian (level) air
oleh seorang operator
Dari kejadian ini, dapat dinyatakan bahwa sebenarnya yang terjadi adalah
pengukuran terhadap tinggi cairan di dalam tangki, kemudian membandingkannya
terhadap harga tertentu dari tinggi cairan yang dikehendaki, lalu melakukan koreksi
yakni dengan mengatur bukaan keran masukan cairan ke dalam tangki.
Dapat disimpulkan bahwa sebuah sistem kontrol, melakukan urutan kerja sebagai
berikut:
1. Pengukuran (Measuring)
2. Perbandingan (Comparison)
3. Perbaikan (Correction)
Sistem tersebut dapat berjalan baik, jika dianggap sistem bekerja secara ideal dan
sederhana. Namun, masalah akan timbul jika diteliti lebih lanjut, seperti:
Set Point
Sensor Level
CONTROLLER
masuk TANGKI
keluar
Selenoid
Agar suatu proses itu berjalan sesuai dengan target-target yang ditentukan, maka
proses itu harus dikontrol secara otomatis. Terdapat beberapa manfaat pada
penggunaan sistem kontrol otomatik pada sebuah proses, yaitu:
1. Terjaminnya keselamatan (safety) baik bagi buruh maupun peralatan yang ada.
2. Terjaganya kualitas produk, misalnya komposisi produk, warna, dan lain-lain
pada keadaan yang kontinyu dan dengan biaya minimum.
Sebagai contoh pada pabrik kimia dimana peralatan yang digunakan dalam sebuah
pabrik kimia memiliki batasan (constraint) yang inherent untuk operasi peralatan
tersebut. Batasan-batasan itu seharusnya terpenuhi di seluruh operasi sebuah
pabrik. Misalnya : pompa harus menjaga net positive suction head tertentu, tangki
tidak overflow atau menjadi kering, kolom distilasi tidak terjadi banjir (flood), suhu
pada sebuah reaktor katalitik tidak melebihi batas atasnya sehingga katalis menjadi
rusak.
Secara umum sistem kontrol dapat diklasifikasikan antara lain sebagai berikut :
Teknik kontrol manual dan otomatik.
Regulator (regulating control) dan servo (tracking control).
Sistem kontrol simpal terbuka (open-loop control) dan Sistem kontrol
simpal tertutup (closed- loop/feedback control system).
Sistem kontrol waktu diskrit dan sistem kontrol waktu kontinyu
Sistem kontrol linier dan sistem kontrol nonlinier
1.2.3 Sistem kontrol simpal terbuka dan Sistem kontrol simpal tertutup
Sistem kontrol simpal terbuka adalah suatu sistem kontrol yang tindakan
pengendaliannya tergantung pada keluarannya. Pada sistem ini, keluaran sistem
tidak mempunyai pengaruh terhadap aksi kontrol. Dengan kata lain, sistem kontrol
simpal terbuka keluarannnya tidak dapat digunakan sebagai perbandingan umpan
balik dengan masukan. Pada sistem kontrol simpal terbuka ini, keluaran aktual
sistem tidak diukur dan tidak ada koreksi untuk mendapatkan keluaran yang sesuai
dengan yang diinginkan. Unsur sistem kontrol simpal terbuka biasanya dibagi atas
dua bagian yaitu pengendali dan proses yang dikontrolkan (kontrolan atau plant)
seperti ditunjukkan pada Gambar 1.5.
Plant atau kendalian adalah seperangkat peralatan, mungkin hanya terdiri beberapa
bagian mesin yang bekerja bersama-sama yang digunakan untuk melakukan suatu
operasi tertentu. Pada buku ini, setiap objek yang dikontrol seperti tungku
pemanas, reaktor kimia atau pesawat ruang angkas disebut sebagai plant.
Pada sistem kontrol simpal terbuka, sinyal masukan referensi atau perintah, r
diberikan ke pengendali, dimana keluarannya bertindak sebagai sinyal penggerak, u.
Sinyal penggerak tersebut kemudian mengendalikan proses yang dikendalikan
(plant) sehingga variabel yang dikendalikan, y akan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Dalam suatu sistem simpal terbuka, keluaran tidak dapat dibandingkan dengan
masukan acuan (referensi). Jadi, untuk tiap masukan acuan berhubungan dengan
kondisi operasi tertentu. Akibatnya ketetapan dari sistem tergantung pada
kalibrasi. Sistem kontrol simpal terbuka dapat digunakan hanya jika hubungan
antara masukan dan keluaran diketahui dan tidak terdapat gangguan internal
maupun eksternal.
Sistem kontrol simpal tertutup adalah suatu sistem kontrol yang mempertahankan
hubungan antara keluaraan dan beberapa masukan acuan yaitu dengan
membandingkan antara masukan dengan keluaran dan menggunakan perbedaaan
antara keduanya sebagai alat kontrol. Perbedaan antara sinyal masukan dengan
keluaran disebut dengan sinyal kesalahan atau galat, e (error).
Detektor galat
Masukan, r e Keluaran
Pengendali Plant/kendalian
+
_
Umpan balik
Berikut ini adalah perbandingan karakteristik antara sistem kontrol simpal terbuka
dengan sistem kontrol simpal tertutup. Sistem kontrol simpal terbuka memiliki
karakteristik sebagai berikut:
Untuk sistem kontrol dengan masukan yang telah diketahui sebelumnya dan tidak
ada gangguan, maka disarankan untuk menggunakan sistem kontrol simpal terbuka.
Sistem kontrol simpal tertutup mempunyai kelebihan hanya jika terdapat gangguan
yang tidak bisa diramal dan atau perubahan yang tidak dapat diramal pada
komponen sistem. Jumlah komponen yang digunakan pada sistem simpal tertutup,
lebih banyak dibandingkan dengan sistem simpal terbuka. Sehingga sistem kontrol
simpal tertutup lebih besar dan mahal.
1.2.4 Sistem kontrol waktu diskrit dan sistem kontrol waktu kontinyu
Sementara itu, sistem kontrol kontinyu adalah sistem yang memanfaatkan
pengendali (controller) berbasis nilai kontinyu, seperti: Proportional (P), Integrator
(I), dan Differensiator (D), atau kombinasi dari ketiganya (PI, PD, atau PID).
Sedangkan sistem kontrol diskrit adalah sistem yang menggunakan pengontrol
(controller) dengan nilai diskrit, seperti pengendali ON-OFF atau pengendali posisi
ganda (switch selector).