Ktiavicena - Himafarma2016 - Fkunud - Agung Bagus Sista

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 40

POTENSI FUKOIDAN DARI RUMPUT LAUT COKLAT

(Sargassum sp.) SEBAGAI MODALITAS TERAPI DALAM


PENATALAKSANAAN KANKER PAYUDARA

Karya Tulis ini Diajukan untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa
National Avicena Competition 2016

Diusulkan oleh:

H-006

NATIONAL AVICENA COMPETITION

2016
POTENSI FUKOIDAN DARI RUMPUT LAUT COKLAT
(Sargassum sp.) SEBAGAI MODALITAS TERAPI DALAM
PENATALAKSANAAN KANKER PAYUDARA

Karya Tulis ini Diajukan untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa
National Avicena Competition 2016

Diusulkan oleh:

H-006

NATIONAL AVICENA COMPETITION

2016
i
LEMBAR PENGESAHAN
LOMBA KARYA TULIS MAHASISWA
NATIONAL AVICENA COMPETITION 2016

1. Judul Naskah : Potensi Fukoidan dari Rumput Laut Coklat (Sargassum


sp.) sebagai Modalitas Terapi dalam Penatalaksanaan
Kanker Payudara.
2. Sub Tema : Inovasi Pengembangan Biota Laut sebagai Bahan Aktif
Suatu Sediaan Obat
3. Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Agung Bagus Sista Satyarsa
b. NIM : 1502005079
c. Semester :3
d. Perguruan tinggi : Universitas Udayana
e. Alamat Rumah/ Telepon/Faximili: Perum. Bukit Ungasan Permai
f. E-mail : asatyarsa@gmail.com
4. Anggota Tim : Ni Nyoman Shinta Prasista Sari
: Sang Ayu Arta Suryantari
5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. dr. I Made Jawi, M.Kes
b. NIP : 19581231198601 1 006

Denpasar, 5 Agustus 2016

Menyetujui,
Dosen Pembimbing, Ketua Tim,

(Dr. dr. I Made Jawi, M.Kes) (Agung Bagus Sista Satyarsa)


NIP 19581231198601 1 006 NIM 1502005079
Mengetahui,

ii
LEMBAR PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA TULIS MAHASISWA

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:


1. Nama penulis I : Agung Bagus Sista Satyarsa
NIM : 1502005079
Asal perguruan tinggi : Universitas Udayana
2. Nama penulis II : Ni Nyoman Shinta Prasista Sari
NIM : 1502005002
Asal perguruan tinggi : Universitas Udayana
3. Nama penulis III : Sang Ayu Arta Suryantari
NIM : 1502005045
Asal perguruan tinggi : Universitas Udayana
menyatakan bahwa karya tulis dengan judul “Potensi Fukoidan dari
Rumput Laut Coklat (Sargassum sp.) sebagai Modalitas Terapi dalam
Penatalaksanaan Kanker Payudara” memang benar merupakan karya orisinal kami
dan belum pernah dipublikasikan dan dilombakan di luar kegiatan National
Avicena Competition 2016.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan apabila
terbukti terdapat pelanggaran di dalamnya, maka kami siap untuk didiskualifikasi
dari kompetisi ini sebagai bentuk tanggung jawab kami.

Denpasar, 6 Agustus 2016


Mengetahui
Ketua Tim,

Agung Bagus Sista Satyarsa


NIM 1502005079
KATA PENGHANTAR
iii
“OM SWASTIASTU”
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Potensi
Fukoidan dari Rumput Laut Coklat (Sargassum sp.) sebagai Modalitas Terapi
dalam Penatalaksanaan Kanker Payudara” dapat diselesaikan dengan baik.
Karya tulis ini disusun dalam rangka mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah
National Avicena Competition 2016 yang diselenggarakan oleh Jurusan Farmasi,
Fakultas MIPA Universitas Udayana. Dalam penyusunan karya tulis ini, berbagai
bantuan, petunjuk, serta saran dan masukan penulis dapatkan dari banyak pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Pihak Dekanat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana atas bantuan,
fasilitas yang telah diberikan baik secara moral maupun spiritual.
2. Dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing penulis dalam
menyusun karya tulis ini.
3. Orang tua, rekan-rekan seperjuangan di Kelompok Ilmiah Hippocrates serta
teman-teman yang penulis banggakan, atas dukungannya dalam penyusunan
karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi
penyempurnaan karya tulis ini. Akhir kata semoga karya tulis ini dapat
berkontribusi positif bagi perkembangan metode penatalaksanaan penyakit kanker
dan pengetahuan di dunia kesehatan secara luas.
“OM SHANTI SHANTI SHANTI OM”

Denpasar, Agustus 2016

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ............................................................................................. i
Lembar Pengesahan...................................................................................... ii
Lembar Orisinalitas Karya.......................................................................... iii
Kata Pengantar.............................................................................................. iv
Daftar Isi......................................................................................................... v
Daftar Gambar.............................................................................................. vii
Daftar Lampiran .......................................................................................... viii
Abstrak........................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................. 3
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kanker Payudara.............................................................................. 4
2.2 Rumput Laut Coklat (Sargassum sp.).............................................. 6
2.3 Fukoidan........................................................................................... 7
BAB III METODE PENULISAN
3.1 Sumber dan Jenis Data..................................................................... 9
3.2 Prosedur Pengumpulan Data............................................................ 9
3.3 Analisis Data..................................................................................... 9
3.4 Penarikan Kesimpulan...................................................................... 9
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Ekstraksi dan Administrasi Fukoidan dari Rumput Laut Coklat
(Sargassum sp.) sebagai Modalitas Terapi dalam
Penatalaksanaan Kanker Payudara
.......................................................................................................
.......................................................................................................
10 v
4.2 Farmakokinetik dan Mekanisme Internalisasi Fukoidan dari
Rumput Laut Coklat (Sargassum sp.) sebagai Modalitas Terapi
Kanker Payudara
.......................................................................................................
.......................................................................................................
11
4.3 Farmakodinamik Fukoidan dari Rumput Laut Coklat
(Sargassum sp.) sebagai Modalitas Terapi dalam
Penatalaksanaan Kanker Payudara
.......................................................................................................
.......................................................................................................
12
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
................................................................................................................
................................................................................................................
14
5.2 Saran
................................................................................................................
................................................................................................................
15

Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Patofisiologi Kanker Payudara
............................................................................................
............................................................................................
6

Gambar 2. Struktur Kimia Fukoidan


............................................................................................
............................................................................................
8

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.
Skema Fukoidan sebagai Agen Pro-apoptotik dan Anti-proliferasi dalam
Tatalaksana Kanker Payudara.

Lampiran 2.
Waktu Paruh Fukoidan sebagai Agen Anti-proliferatif dan Agen Pro-apoptotik
dalam Tatalaksana Kanker Payudara.

Lampiran 3.
Dosis Efektif Fukoidan sebagai Agen Anti-proliferatif dan Agen Pro-apoptotik
dalam Tatalaksana Kanker Payudara.

Lampiran 4.
Pengaruh Fukoidan pada caspase-cascade, protein dalam meningkatkan agen pro-
apoptotik dan anti-prolifersi dengan menurunkan aktivitas sel kanker.

Lampiran 5.
Penurunan dari Proliferasi sel Kanker Payudara dilihat dengan metode ELISA,
dan Mikroskopik dengan pemberian Fukoidan.

viii
POTENSI FUKOIDAN DARI RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum sp.)
SEBAGAI MODALITAS TERAPI DALAM
PENATALAKSANAAN KANKER PAYUDARA

Agung Bagus Sista S., Ni Nyoman Shinta Prasista S., Sang Ayu Arta
Suryantari, Dr. dr. I Made Jawi, M.Kes
Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar

ABSTRAK

Di Indonesia, Kanker payudara merupakan penyebab kematian pertama akibat


kanker pada wanita. Kanker payudara juga memiliki pravelensi tertinggi kedua
setelah kanker leher rahim, khususnya pada perempuan. Kanker payudara yang
termasuk penyakit tidak menular, saat ini menjadi masalah kesehatan utama di
dunia. Menurut WHO, kejadian kanker payudara terjadi sebanyak 1.677.000
kasus. Berbagai upaya dilakukan untuk menangani kasus kanker payudara ini.
Upaya pencegahan dengan cara melakukan SADARI, Biopsi, dan Mamograpi.
Tetapi, masih terdapat banyak kasus kanker payudara. Dikarenakan berbagai
macam faktor risiko terjadinya kanker payudara. Pengobatan kemoterapi sebagai
upaya utama dalam penyembuhan kanker menimbulkan banyak efek samping.
Maka, penderita kanker payudara memilih alternatif pengobatan dengan obat
herbal, salah satunya dari rumput laut coklat (Sargassum sp.).
Adapun tujuan dari karya tulis ini yaitu, 1) Mengetahui mekanisme konstruksi
dan administrasi fukoidan dari rumput laut coklat (Sargassum sp.) sebagai
modalitas terapi dalam penalatakansanaan kanker payudara, 2) Mengetahui
farmakokinetik dan mekanisme internalisasi fukoidan dari rumput laut coklat
(Sargassum sp.) sebagai modalitas terapi dalam penalatakansanaan kanker
payudara, 3) Mengetahui farmakodinamik dan efek klinis fukoidan dari rumput
laut coklat (Sargassum sp.) sebagai modalitas terapi dalam penalatakansanaan
kanker payudara. Metode yang digunakan adalah melakukan tinjauan dari jurnal-
jurnal tervalidasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Berdasarkan berbagai penelitian oleh para ahli, bahwa fukoidan dari rumput
laut coklat dengan dosis efektif 200 µg/mL secara intravena memiliki potensi
yang menjanjikan sebagai terapi pada kanker payudara dikarenakan sebagai agen
pro-apoptotik sampai 68%, agen anti-proliferasi sampai 85.3% pada sel kanker
payudara selama 48 jam dan tidak terdapat efek toksik terhadap sel normal.

Kata Kunci: Kanker Payudara, Fukoidan, Agen pro-apoptotik, Agen anti-


proliferasi, Rumput Laut Coklat (Sargassum sp.).

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan kendali dan
mekanisme abnormal, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat
dan tidak terkendali. Kanker payudara merupakan penyebab kematian pertama
akibat kanker pada wanita (DepkesRI, 2013). Kanker payudara yang termasuk
penyakit tidak menular, saat ini menjadi masalah kesehatan utama di dunia.
Menurut World Helath Organisation (2012), kejadian kanker payudara terjadi
sebanyak 1.677.000 kasus. Berdasarkan data dari International Agency for
Research on Cancer (IARC) pada tahun 2012, insiden kanker payudara sebesar 40
per 100.000 perempuan.
Di Indonesia, kanker payudara merupakan kanker tertinggi pravelensinya pada
perempuan disetelah kanker leher rahim. Berdasarkan data Sistem Informasi
Rumah Sakit, kasus rawat inap kanker payudara sebesar 12.014 kasus (28.7%)
dan disusul kanker serviks dan leukemia. Menurut WHO diperkirakan pada
tahun 2030 insiden kanker payudara mencapai 26 juta orang dan 17 juta
diantaranya meninggal akibat kanker payudara (KemenkesRI, 2013).
Berbagai upaya dilakukan untuk menangani kasus kanker payudara ini. Upaya
pencegahan dengan cara melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri), Biopsi,
dan Mammography (DepkesRI, 2013). Tetapi, masih terdapat banyak kasus
kanker payudara. Dikarenakan berbagai macam faktor risiko terjadinya kanker
payudara. Selain itu, perkembangan modalitas terapi kanker payudara saat ini
telah banyak seperti; terapi endokrin, kemoterapi, terapi biologi, radiasi, hingga
pembedahan. Modalitas terapi kanker payudara sangat tergantung pada jenis,
lokasi dan tingkat penyebarannya. Modalitas terapi pada pasien kanker payudara
ada beberapa jenis dan salah satunya adalah kemoterapi. Kemoterapi merupakan
penggunaan obat-obatan khusus untuk mematikan sel-sel kanker (Yudissanta dan
Ratna, 2012). Menurut Breast Cancer Organization (2012), efek samping yang
akan muncul pada kemoterapi tergantung pada jumlah obat yang didapatkan, masa
pengobatan dan keadaan kesehatan umum penderita. Efek samping yang terjadi
1
2

berupa mual-mual, muntah, kelelahan, anemia, diare, rambut rontok, infeksi,


infertil, menopause, dan perubahan berat badan. Dikarenakan banyaknya efek
samping dari kemoterapi menyebabkan banyak wanita tidak ingin melakukan
pengobatan modern. Maka banyak wanita memilih alternatif pengobatan lain yang
tidak menimbulkan efek samping salah satunya adalah pengobatan konvensional
dengan obat herbal. Salah satunya, obat herbal dari rumput laut (Ale dkk, 2015).
Telah dilakukan berbagai penelitian dalam memproduksi obat antikanker dari
produk rumput laut. Rumput laut yang sering digunakan adalah rumput laut coklat
(Sargassum sp.). Berdasarkan hasil penelitian Senthilkumar (2013) menyatakan
bahwa terdapat rumput laut coklat memiliki bahan aktif berupa fukoidan yang
memiliki efektivitas pada sel kanker. Menurut Zhang dkk (2011), bahwa fukoidan
dapat menyebabkan pemberhentian metastases sel MCF-7 pada kanker payudara
yang mempengaruhi proses Bcl-2, Bcl-xL, Bcl-w, dan Bad, sehingga menurunkan
imortilitas, transformasi dan timbulnya keganasan pada sel. Rumput laut coklat
juga memiliki senyawa aktif seperti flavonoid, Steroid, Fenol, Antioksidan, dan
lain-lain. Fukoidan adalah senyawa polisakarida yang secara substansional terdiri
atas L-fukosa dan golongan ester sulfat, terutama terdapat pada rumput laut
coklat. Fukoidan mempunyai banyak bioaktifitas seperti antikoagulan,
antioksidan, antikomplementari, antipembengkakan, antikanker, antiangiogenesis,
imunomodulator, dan pengatur kadar lipid darah (Vishchuk, 2013; Kwak, 2014).
Melihat keseluruhan potensi fukoidan dari rumput laut coklat (Sargassum sp.)
sebagai terobosan terapi herbal dalam penanganan kanker payudara, maka perlu
untuk membahas lebih lanjut mengenai modalitas ini, sehingga dapat memberikan
prospek yang cerah dalam perkembangan ilmu terkait penatalaksanaan kanker
payudara.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana ekstraksi dan administrasi fukoidan dari rumput laut coklat
(Sargassum sp.) sebagai modalitas terapi dalam penatakansanaan kanker
payudara?
3

2. Bagaimana farmakokinetik dan mekanisme internalisasi fukoidan dari


rumput laut coklat (Sargassum sp.) sebagai modalitas terapi dalam
penalatakansanaan kanker payudara?
3. Bagaimana farmakodinamik fukoidan dari rumput laut coklat (Sargassum
sp.) sebagai modalitas terapi dalam penalatakansanaan kanker payudara?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui ekstraksi dan administrasi fukoidan dari rumput laut coklat
(Sargassum sp.) sebagai modalitas terapi dalam penalatakansanaan kanker
payudara.
2. Mengetahui farmakokinetik dan mekanisme internalisasi fukoidan dari
rumput laut coklat (Sargassum sp.) sebagai modalitas terapi dalam
penalatakansanaan kanker payudara.
3. Mengetahui farmakodinamik fukoidan dari rumput laut coklat (Sargassum
sp.) sebagai modalitas terapi dalam penalatakansanaan kanker payudara.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut.
1. Memberikan pengetahuan baru dalam bilang keilmiahan sebagai daya
pikat untuk pengembangan modalitas baru dalam menghadapi
permasalahan kesehatan yang timbul di masyarakat, khususnya mengenai
penyakit kanker payudara.
2. Memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat mengenai
penatalaksanaan kanker payudara dengan fukoidan dari rumput laut coklat
(Sargassum sp.) dalam usaha mengurangi angka morbiditas dan mortalitas
pada kasus kanker payudara.
3. Memperkaya khazanah medis Indonesia dalam menurunkan risiko
morbiditas dan mortalitas penderita kanker payudara dengan fukoidan dari
rumput laut coklat (Sargassum sp.).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker Payudara

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu
penyakit neoplasma yang ganas berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word
Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of
Diseases (ICD) [WHO, 2012].
1. Etiologi
Sampai saat ini, penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti.
Penyebab kanker payudara termasuk multifaktorial, yaitu banyak faktor yang
terkait satu dengan yang lain. Beberapa faktor yang diperkirakan mempunyai
pengaruh besar dalam terjadinya kanker payudara adalah riwayat keluarga,
hormonal, dan faktor lain yang bersifat eksogen (John dkk, 2007; IARC, 2012).
Bahan-bahan yang termasuk dalam kelompok karsinogen, yaitu:
a. Senyawa kimia, seperti aflatoxin B1, ethionine, saccharin, asbestos, nikel,
chrom, arsen, arang, tarr, asap rokok, dan oral kontrasepsi.
b. Faktor fisik, seperti radiasi matahari, sinar-x, nuklir, dan radionukleide.
c. Virus, seperti RNA virus (fam. retrovirus), DNA virus (papiloma virus, adeno
virus, herpes virus), EB virus.
d. Iritasi kronis dan inflamasi kronis dapat berkembang menjadi kanker.
e. Kelemahan imunitas sel-sel pada tubuh, sehingga memudahkan munculnya
kanker.
2. Faktor Risiko
Beberapa faktor resiko untuk kanker payudara telah didokumentasikan.
Namun demikian, untuk mayoriti wanita yang menderita kanker payudara, faktor
resiko yang spesifik tidak dapat ditentukan (IARC, 2012; John dkk, 2007). Yang
paling beresiko terserang kanker payudara ialah wanita yang berumur di atas 30
tahun (sekarang, dibawah usia 20 tahun sudah ditemukan kanker payudara).
Kejadian puncak kanker payudara terjadi pada usai 40-45 tahun. Di samping itu,

4
5

riwayat dalam keluarga ada yang menderita kanker payudara (ini juga tidak
mutlak karena tanpa ada riwayat keluarga juga bisa terkena) juga menjadi faktor
resiko. Mereka yang punya riwayat tumor juga mempunyai resiko tinggi
menderita kanker payudara (Azamris, 2006).
Faktor resiko lain adalah seperti haid terlalu muda atau menopause diatas
umur 50 tahun, tidak menikah atau tidak menyusui dan melahirkan anak pertama
diatas usia 35 tahun (Zhang, 2016). Mereka yang sering terkena radiasi (bisa dari
sering melakukan pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan alat x-ray) juga
mempunyai kemungkinan menderita kanker payudara. Selain itu, pola makan
dengan konsumsi lemak berlebihan, kegemukan dan konsumsi alkohol berlebihan
juga merupakan faktor resiko. Mereka yang sudah mendapatkan terapi hormonal
dalam jangka panjang harus lebih berwaspada karena mereka mempunyai resiko
mendapat kanker payudara. Stres dan faktor genetic (BRCA1/BRCA2, MCF-7)
juga dikatakan tergolong dalam faktor resiko kanker payudara. Mutasi gen
BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat meningkatkan
resiko kanker payudara sampai 85% (John dkk, 2007).
3. Patofisiologi
Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada
sistem duktal. Selain itu, beberapa faktor risiko kanker payudara dapat
menyebabkan terbentuknya zat onkogen atau terjadinya mutasi pada beberapa sel
di payudara. Seperti mutasi pada sel BCR A1, BCR A2 dan 4T1 yang
meningkatkan pembentukan TNF sebagai faktor terjadinya kanker payudara.
Dimana sel tersebut sebagai promotor pembentukan karsinoma mamae. Selain itu
mutasi pada p53/pI3/pRB menginduksi pembentukan Bcl-2 dan Bad secara
berlebih dan menurunkan Bax sebagai proapoptosis pada sel epitel di payudara.
Mutasi pada siklus pembelahan sel payudara juga dapat menyebabkan
terbentuknya sel kanker atau onkogen di payudara (IARC, 2012; Murthy, 2013).
Terdapat tiga fase terjadinya karsinoma ini yakni fase inisiasi, fase promosi,
dan fase malignansi. Fase inisiasi menimbulkan mutasi gen menjadi karsinogen.
Setelah fase inisiasi, berlanjut ke fase promosi dimana gen yang bermutasi akan
menjadi malignansi. Fase terakhir adalah fase metastasis in situ dengan invasi ke
pembuluh darah dan metastasis di tempat lain. Terjadi hiperplasia sel-sel dengan
6

perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ
dan menginvasi stroma. Ukuran awal tumor sekitar satu sentimeter dan terus
bertambah bersar karena malignansi. Karsinoma ini menginfasi kulit dan jaringan
limfe. Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan
sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Tempat yang paling
sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan tulang (Murthy, 2013).
Terdapat beberapa jenis kanker payudara yang disebabkan karena mutasi gen
HER-2, MCF-7, 4T1, dan MDA-MB-231 yang menyebabkan kanker payudara
pada wanita dengan usia muda hingga usia lanjut. Jenis kanker payudara yang
invasif yakni; kanker payudara lobular invasif, Kanker payudara terinflamasi, dan
Kanker Paget pada payudara, sedangkan yang non-invasif yakni duktal karsinoma
in situ (Murthy, 2013).

Gambar 1. Patofisiologi Kanker Payudara (Murthy, 2013).

2.2 Rumput Laut Coklat (Sargassum sp.)

Sargassum sp. adalah genus dari alga cokelat. Spesies ini terdistribusi di
seluruh iklim dan lautan tropis dunia, di mana mereka umumnya menghuni
perairan dangkal dan terumbu karang. Di Indonesia khususnya rumput laut coklat
telah dibudayakan di beberapa kepulauan, dikarenakan manfaatnya yang baik bagi
kesehatan tubuh dan bahan kosmetik. Terdapat persebaran yang merata terhadap
7

budidaya rumput laut coklat di Indonesia (Atmadja, 1996). Berikut adalah


klasifikasi dari Sargassum sp. menurut Blankenhorn (2007).
Kingdom : Plantae
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Famili : Sargassaceae
Genus : Sargassum
Spesies : Sargassum sp.
Sargassum sp. adalah salah satu jenis alga coklat yang banyak ditemukan di
perairan Indonesia. Terdapat 200 Jenis Sargassum sp. di Dunia. Jenis ini termasuk
algae yang sangat potensial untuk bahan baku penghasil alginate (Kim, 2011;
Fitton, 2011). Dinding sel rumput laut berisi matriks polisakarida yang berlimpah
yang dibentuk oleh gula netral dan gula. Menurut Morya (2012), gula tersebut
terbentuk dan dengan adanya kelompok sulfat diikuti pembentukan sejumlah
molekul dengan bentuk dan fungsi biologis termasuk antiviral, antikoagulasi,
antitumor, dan aktivitas imunomodulator mamalia. Kegunaan struktur molekul
polisakarida pada fukoidan memiliki aktivitas imunomodulator telah diketahui
dari beberapa penelitian (Fitton, 2015). Ekstrak Sargassum sp. mengandung air
12,59 %, abu 51,30 %, lemak 22,90 %, serat 0,89 % dan nitrogen 20,94 %.
Sargassum sp. mengandung protein, mineral, polisakarida, vitamin dan senyawa
dengan jumlah relatif yakni laminaran, fukoidan, selulosa, manitol, fenolat,
kompleks diterpenoid, terpenoid aromatik, saponin dan flavonoid (Kim, 2011;
Sinurat, 2011; Junaidi, 2013).

2.3 Fukoidan

Fukoidan merupakan polisakarida tersulfatasi yang memiliki rata-rata berat


molekul 2000Da dan banyak ditemukan pada beberapa jenis alga coklat. Fukoidan
pada umumnya tersedia dalam dua bentuk, yaitu glikosaminoglikan (GAGs)
yaitu F-fukoidan, yang terdapat lebih dari 95% fukoidan di laut yang tersusun dari
ester tersulfatasi L-fucose dan U-Fukoidan, tersusun sekitar 20% asam
8
glukoronat. Fulkan tersulfatasi merupakan karakteristik utama fukoidan (Fitton,
2011).
Komponen utama dari fukoidan adalah l - fucose dan konten sulfat. Fukoidan
yang paling banyak dipelajari awalnya bernama fukoidin, fukoidan atau hanya
fucans, memiliki bentuk yang dibangun dari redisu (1→3)-linkedlfucopyranosy.
Residu fucopyranosyl ini diganti dengan rantai samping fucoside pendek atau
kelompok sulfat di C-2 atau C-4, dan juga dapat membawa substitusi kecil
lainnya, seperti asetat, xylose, mannose, asam glukuronat, galaktosa, atau glukosa
(Li, 2008; Morya, 2012).
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui bioaktivitas fukoidan
dari Sargassum sp. ini, seperti sebagai anti-kanker, anti-koagulasi, anti-
angiogenesis, anti-tumor, anti-lipidigenesis, anti-oksidan, imunomodulator, anti-
inflamasi, dan anti-trombolitik (Cumashi, 2007; Fitton, 2015). Berdasarkan
penelitian Senthilkumar (2013), bahwa fukoidan ini memiliki manfaat yang baik
dalam proses penyembuhan luka dikarenakan berbagai respon positif terhadap
target sel yang mengalami kerusakan mampu diregenerasi.
Fukoidan juga memediasi kegiatan melalui berbagai mekanisme seperti
induksi penangkapan siklus sel, apoptosis dan aktivasi sistem kekebalan tubuh
(Yamasiki, 2009). Menurut penelitian Atashrazm dkk (2015), bahwa Fukoidan
terkait dengan sifat anti-kanker yang diamati dan ini termasuk induksi inflamasi
melalui sistem kekebalan tubuh, stres oksidatif dan mobilisasi sel.

Gambar 2. Struktur kimia Fukoidan (Kim, 2011).


BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Sumber dan Jenis Data


Data-data yang dipergunakan dalam karya tulis ini bersumber dari referensi
dan eksperimen yang relevan dengan topik permasalahan yang dibahas. Validitas
dan relevansi referensi yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan. Jenis data
yang diperoleh berupa data sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.

3.2 Pengumpulan Data


Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode studi pustaka yang
didasarkan atas hasil studi terhadap berbagai literatur yang telah teruji
validitasnya, berhubungan satu sama lain, relevan dengan kajian tulisan serta
mendukung uraian atau analisis pembahasan. Adapun sumber yang digunakan
terdapat pada NCBI.pubmed.com, scholar.google.com, Marine Drugs Journal,
PLOS Jurnal dan Molecule Jurnal. Pengumpulan data dilakukan dari 2 Juli 2016
hingga 29 Juli 2016.

3.3 Analisis Data


Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data secara sistematis dan logis
menggunakan teknik analisis deskriptif argumentatif, dengan tulisan bersifat
deskriptif, menggambarkan serta menganalisis potensi fukoidan dari rumput laut
coklat (Sarggasum sp.) sebagai modalitas terapi dalam penatalaksanaan kanker
payudara.

3.4 Penarikan Kesimpulan


Setelah proses analisis, dilakukan proses sintesis dengan menghimpun dan
menghubungkan rumusan masalah, tujuan penulisan serta pembahasan yang
dilakukan. Berikutnya ditarik kesimpulan yang bersifat umum kemudian
direkomendasikan beberapa hal sebagai upaya transfer gagasan.

9
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Ekstraksi dan Administrasi Fukoidan dari Rumput Laut Coklat


(Sarggasum sp.) sebagai Modalitas Terapi dalam Penatalaksanaan
Kanker Payudara
1. Ekstraksi Fukoidan Rumput Laut Coklat (Sargassum sp.)
Rumput laut coklat (Sargassum sp.) basah 2 kg dikeringkan pada suhu kamar
atau dikeringkan dalam ovem vacuum (60oC) lalu digiling dan disimpan dalam
kemasan platik dalam keadaan vacuum sebelum digunakan. Tepung alga
direndam dengan campuran pelarut MeOH-CHCL3-H2O dengan perbandingan
4:2:1 pada suhu ruang slama 3 jam lalu dibilas dengan aseton, kemudian
dikeringkan. Tepung alga direndam dengan HCl 0,1N (1:10) (b/v) lalu distirer
selama 6 jam pada suhu ruang. Disaring menggunakan planktonet 500mesh,
filtrat ditampung. Filtrat dinetralisasi dengan menggunakan NaOH 0,5M (Sinurat,
2011). Ke dalam filtrate ditambah larutan CaCl 2 4M (1:10) secara mekani sambil
diaduk selama 30 menit pada suhu ruang lalu disentrifus dengan kecepatan 300
rpm selama 15 menit, filtratnya diencerkan denngan penambahan air sampai
konsentrasi CaCl2 0,5 M lalu ditambah CPC 5% sampai terbentuk endapan.
Kedalam endapan ditambah CaCl2 3M lalu disentrifuse kecepatan 300 rpm
selama 15 menit, kedalam filtrate ditambah etanol (1:2). Hasil endapan yang
diperoleh dilarutkan dengan air dan disentrifuse kecepatan 3000 rpm selama 15
menit. Larutan yang dialisis dengan 0,5M NaCl dan aquades sehingga diperoleh
ekstrak fukoidan (Junaidi, 2013). Penelitian oleh Ale (2011), fukoidan Sargassum
sp. dapat diekstrak dengan 0.03M HCl pada suhu 90°C selama 4 jam, dengan
single-step. Pemurnian ekstrak fukoidan dilakukan dengan menggunakan
kromatografi penukaran ion, sehingga diperoleh 7% ekstrak fukoidan.
2. Mekanisme Administrasi Ekstrak Fukoidan Rumput Laut Coklat ( Sargassum
sp.)
Administrasi dari ekstrak fukoidan rumput laut coklat (Sargassum sp.) paling
baik dilakukan secara sistemik intravena dikarenakan jika diberikan secara oral,
obat akan terjadi first fast effect yang menurunkan 57% bioavibilitas Fukoidan
(Morya, 2012). Sedangkan bila diinjeksikan secara intravena ekstrak fukoidan
10
11

akan terbawa oleh aliran darah. Selain itu pertimbangan lainnya adalah bila
diadministrasikan secara intravena maka bioavalabilitasnya akan menjadi 100%
karena tidak mengalami pengeliminasian di hati. Secara intravena, fukoidan
diadministrasikan dengan dosis efektif sebesar 200 µg/mL (Zhang, 2013)

4.2 Farmakokinetik dan Mekanisme Internalisasi Fukoidan dari Rumput


Laut Coklat (Sarggasum sp.) sebagai Modalitas Terapi Kanker Payudara
1. Farmakokinetik Ekstrak Fukoidan Rumput Laut Coklat pada sel target
(Sargassum sp.)
Pada administrasi secara intravena, ekstrak fukoidan masuk ke pembuluh
darah yang disirkulasi ke seluruh tubuh. Fukoidan dapat menempel pada ligan
reseptor makrofag kelas A untuk menuju target terapi. Target terapi adalah pada
sel kanker melalui jalur intrinsik dan jalur ekstrinsik. Jalur ekstrinsi, fukoidan
akan berdifusi ke reseptor sel kanker. Fukoidan yang berdifusi, menginduksi
signal PI3K/Akt dan reseptor EGF-R yang spesifik terhadap sel kanker payudara
(Senthilkumar, 2013). Pada jalur Instrinsik Fukoidan pada Makrofag kelas A
memproduksi IL-12 yang menginduksi pembentukan NK (Natural Killer) yang
menuju ke mitokondria sel target (Moussavou dkk, 2014; Hsu dkk, 2013).
2. Waktu Paruh Ekstrak Fukoidan Rumput Laut Coklat (Sargassum sp.)
Waktu paruh yang dimiliki fokoidan dalam proses penghambatan proliferasi
dan apoptosis sel secara maksimal yakni selama 48 jam hingga 72 jam. Dosis
fukoidan secara intravena 200 µg/mL, waktu paruh fukoidan dengan dosis efektif
selama 48 jam. Waktu paruh tersebut diperlukan dalam farmakokinetik dan
farmakodinamik serta memberikan efek klinis berupa terjadinya apoptosis pada
sel kanker payudara (Zhang, 2013; Kwak, 2014).
3. Metabolisme Ekstrak Fukoidan Rumput Laut Coklat (Sargassum sp.) sebagai
Modalitas Terapi
Pada administrasi secara intravena, akan melewati sinusoid hepar dan dengan
cepat berinteraksi dengan hepatosit kemudian bersirkulasi dalam waktu yang
cukup lama. Setelah keluar kemudian melewati paru-paru untuk pertama kalinya.
Modalitas ekstrak fukoidan tidak meninggalkan residu asing di dalam tubuh.
Penyusun fukoidan ini adalah polisakarida (Ruocco dkk, 2016). Kedua molekul
12

tersebut mampu dimetabolisme oleh tubuh tanpa meninggalkan residu yang


abnormal. Ekstrak fukoidan akan tetap menginduksi sinyal PI3K/AKT dalam sel
kanker dan bertahan sampai mengalami apoptosis (Senthilkumar, 2013).
Penelitian secara in vitro menunjukkan bahwa fukoidan dalam dosis normal
untuk menyebabkan apoptosis pada sel kanker tidak menyebabkan toksisitas pada
sel normal. Tetapi terdapat efek sitotoksik pada sel kanker payudara yang
menyebabkan apoptosis sel dan penghambatan proliferasi sel kanker (Song,
2012). Dengan demikian, tidak efek toksik dari fukoidan dalam target terapi
kanker payudara serta fukoidan pada rumput laut coklat (Sargassum sp.) aman
digunakan sebagai obat antikanker dalam jangka waktu yang singkat.

4.3 Farmakodinamik Fukoidan dari Rumput Laut Coklat (Sarggasum sp.)


sebagai Modalitas Terapi dalam Penatalaksanaan Kanker Payudara
1. Farmakodinamik Fukoidan sebagai Agen Anti-proliferatif dalam Tatalaksana
Kanker Payudara.
Fukoidan memiliki bioaktivitas sebagai agen anti-proliferatif agen sebesar
80%-85,3% menghambat proliferasi sel MDA-MB-231, MCF-7 dan 4T1 kanker
payudara (Zhang, 2013, Xue dkk, 2012). Penelitian Atashrazm dkk (2015),
fukoidan menyebabkan penurunan signifikan regulasi cyclin D1, cyclin D2 and
CDK4 pada sel kanker. Peningkatan pada sub-G0/G1 menyebabkan penahanan
fase G0/G1 yang menyebabkan penekanan aktivitas CDK diikuti penghambatan
CDK2 dan CDK4 pada proses proliferasi sel kanker (Banafa dkk, 2013). Agen
anti-proliferasi sel kanker yakni fukoidan juga menekan aktivitas MMP-2 dan
menurunkan PI3K-Akt-mTOR pada jalur ERK1/2 dalam menghentikan
metastasis kanker. Dengan demikian, Fukoidan dapat menghampat proliferasi sel
kanker payudara baik secara in vivo maupun in vitro (Senthilkumar, 2013).
2. Farmakodimika Fukoidan sebagai Agen Pro-apoptotik dalam Tatalaksana
Kanker Payudara.
Fukoidan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa fukoidan sebagai agen proapoptotik
sampai 68% pada kanker payudara. Fukoidan sebagai agen pro-apoptotik
ditunjukkan dengan penurunan ekspresi protein Bcl-2 yang signifikan dan tidak
13

memodulasi ekspresi protein Bax pada sel 4T1 (Xue dkk, 2013). Agen pro-
apoptotik fukoidan dapat menginduksi peningkatkan produksi IFN-γ, IL-12, and
TNF-α yang menyebabkan apoptosis pada sel BCR A1/A2 pada kanker payudara
dan penurunan ekspresi Bcl-2 protein, Bid dan Bad (Senthilkumar, 2013).
Fukoidan menginduksi apoptosis melalui aktivasi kaspase-kaskade, regulasi
c-Jun N-terminal Kinase (JNK), Ekstraseluler signal Regulation Kinase (ERK)
dan p38 signaling, Bcl-2 protein dan Akt signaling, penghambatan angiogenesis
dengan menekan VEGF dan penghambatan transformasi sel yang disebabkan
oleh reseptor faktor pertumbuhan epidermal (Cumashi dkk, 2007; Zhang, 2013;
Huang dkk, 2015). Fukoidan memiliki bioaktivitas dalam menghamba VEGF dan
mengakibatkan apoptosis sel kanker dikarenakan sel kanker tidak dapat invasi
dan kekurangan nutrisi. Berdasarkan penelitian Zhang (2011), fukoidan
menginduksi apoptosis sebesar dalam sel MCF-7 kanker payudara melalui
aktivasi JNK ROS-dependent dan jalur mitokondria.
Fukoidan juga dapat menginduksi apoptosis sel MCF-7 dan MDA-MB-231
pada kanker payudara. Efektor kaspase seperti kaspase 3, 7, dan 8 mengaktivasi
DNase yang menyebabkan fragmentasi DNA sebagai respon terhadap stimulus
THP-1 untuk menginduksi apoptosis. Fukoidan juga meningkatakan depolarisasi
mitokondria dengan mengatur peningkatkan ekspresi protein proapoptotik Bax
dan Bad, dan menurunkan ekspresi dari protein antiapoptotik Bcl-2 dan Bcl-xl
pada sel MCF-7 dan MDA-MB-231 (Zhang, 2013).
3. Farmakodimika Fukoidan sebagai Imunomodulator dalam Tatalaksana
Kanker Payudara.

Fukoidan memiliki bioaktivitas sebagai imunomodulator. Selain Fukoidan


pro-apoptosis sel kanker, perbaikan imunitas pada tubuh juga terbentuk.
Fukoidan dapat memicu THP-1 dengan meningkatnya kadar IFN-γ, p53, Bax,
TNFα, IL-12. Fukoidan juga menginduksi produksi dari interleukin-1 (IL-1) dan
IFN-γ secara in vitro, peningkatan fungsi dari Limfosit T, sel B, makrofag dan sel
NK serta memberikan respon antibody utama di Sheep Red Blood Cells (SRBC)
secara in vivo. Sehingga fukoidan dapat berfungsi efektif sebagai imunomodulasi
dan imunoprevention terhadap kanker payudara (Li, 2008; Huang dkk, 2015).
BAB V
PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan tersebut maka dapat disimpukan sebagai berikut.


1. Mekanisme konstrusi dari ekstrak fukoidan dari rumput laut coklat
(Sargassum sp.) yakni dengan fukoidan dari Sargassum sp. dapat
diekstrak dengan 0.03M HCl pada suhu 90°C selama 4 jam, dengan
single-step, Pemurnian ekstrak fukoidan dilakukan dengan menggunakan
kromatografi penukaran ion, sehingga diperoleh sebesar 7% Ekstrak
Fukoidan, administrasi ekstrak fukoidan dari Sargassum sp. secara
intravena dengan bioavibilitas 100% pada dosis efektif yakni 200 µg/mL.
2. Farmakokinetik meliputi internalisasi, waktu paruh, dan metabolism
fukoidan. Internalisasi pada jaringan kanker tercapai dengan menempel
pada Makrofag kelas A dan berdifusi pada sel kanker. Internalisasi
fukoidan tercapai dengan menginduksi reseptor tirosin kinase yang
mensignaling jalur PI3K/AKT dan jalur EGF-R pada permukaan reseptor
sel. Komponen fukoidan tidak meninggalkan residu asing dan berbahaya.
Tidak terjadi efek toksik pada jaringan normal pada dosis terapi pada
jaringan kanker terjadi efek sitotoksik dan apoptosis sel. Inhibisi
BCRA1/2, MCF-7, dan kaspase 8 juga aman bagi pasien mengingat sel ini
bersifat eksogen yang ditransfeksikan oleh mutasi pada siklus sel.
Keamanan juga terjaga dengan pemilihan dosis efektif yakni 200 µm/mL
dari fukoidan dari Sargassum sp.
3. Fukoidan pada Sargassum sp. terbukti dalam beberapa penelitian mampu
menurunkan aktivitas Bcl-2, Bad, Bcl-xL yang dilihat dari menurunnya
mutasi sel MCF-7, dan BCRA1/2. Secara klinis, fukoidan dapat
menginduksi terjadinya apoptosis pada sel kanker baik melalui jalur
apoptosis intrinsik maupun ekstrinsik. Fukoidan dapat memicu THP-1
dengan meningkatnya kadar IFN-γ, Bax, TNFα, IL-12 serta menghambat
pertumbuhan sel kanker. Fukoidan juga menginduksi jalur EGF-R yang

14
15

dapat menurunkan proliferasi sel kanker, sehingga menginaktivasi jalur


PI3K dan Akt yang mengakibatkan kematian pada sel kanker.

3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan melalui karya tulis ini antara lain.
1. Gagasan ilmiah dalam karya tulis ini berpotensi untuk diaplikasikan,
sehingga memerlukan kajian dan penelitian yang lebih mendalam untuk
mengetahui pemilihan dosis yang lebih efektif, lama terapi, serta efek
klinis lebih lanjut potensi fukoidan dari rumput laut coklat (Sargassum
sp.) dalam penatalaksanaan kanker payudara.
2. Perlunya kerja sama seluruh komponen akademisi, pemerintah, dan
masyarakat untuk dapat mengembangkan terapi kanker dalam upaya
pengembangan dunia medis.
3. Perlunya eksplorasi lagi terhadap manfaat dan bioaktifitas dari biota laut
yang memiliki potensi tinggi sebagai bahan sedian obat dalam
meningkatkan perkembangan obat-obatan maritim bagi dunia medis.
DAFTAR PUSTAKA

Ale, M.T., Mikkelsen, J.D. dan Meyer, A.S. 2011. Important Determinants for
Fucoidan Bioactivity: A Critical Review of Structure-Function Relations and
Extraction Methods for Fucose-Containing Sulfated Polysaccharides from
Brown Seaweeds. Marine Drug. 9:2106-2130.

Atashrazm, F. dkk. 2015. Fucoidan and Cancer: A Multifunctional Molecule with


Anti-Tumor Potential. Marine Drugs, 13(1), pp.2327–2346.

Atmadja, W. S. 1996. Pengenalan Jenis Algae Merah di dalam Pengenalan Jenis-


Jenis Rumput Laut di Indonesia. Tersedia pada www.rumputlaut.org. Diakses
pada tanggal 20 Juli 2016.

Azamris. 2006. Analisis Faktor Resiko pada Pasien Kanker Payudara di RS Dr.
M Djamil Padang. Dalam: Cermin Dunia Kedokteran No. 152. Tersedia pada
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/17-152/AnalisaPasienKanker.pdf
/AnalisaPasienKank. Diakses pada tanggal 14 Juli 2016.

Banafa, A.M. dkk. 2013. Fucoidan Induces G1 Phase Arrest and Apoptosis
through Caspases-dependent Pathway and ROS Induction in Human Breast
Cancer MCF-7 Cells. J Huazhong Univ Sci Technol, 33(5), pp.717–724.

Blankenhorn, S. U. 2007. Seaweed Farming and Artisanal Fisheries in an


Indonesian Segrass Bed Complementary or Competitive Usages. Bremen
University. 12 hal.

Breast Cancer Organization. 2012. What are the Side Effects of Chemotherapy?
Tersedia pada http://www.breastcancer.org/questions/chemotherapy. Diakses
pada tanggal 15 Juli 2016.

Cumashi, A.; Ushakova, N.A.; Preobrazhenskaya, M.E.; D'Incecco, A.; Piccoli A.;
Totani, L.; Tinari, N., dkk. 2007. A comparative study of the anti-
inflammatory, anticoagulant, antiangiogenic, and antiadhesive activities of
nine different fucoidans from brown seaweeds. Glycobiology, 17, 541-552.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013, Angka kejadian kanker


payudara, http:/www.depkes.go.id/index.php/berita/pressrelease/170-angka-
kejadian-kanker-payudara.html, diakses tanggal 17 Juli 2013.

Fitton, J.H. 2011. Therapies from Fucoidan; Multifunctional Marine Polymers.


Marine Drugs, 9(1), pp.1731–1760.

Fitton, J.H., Stringer, D.N. & Karpiniec, S.S. 2015. Therapies from Fucoida: An
Update. Marine Drugs, 13, pp.5920–5946.

Huang, T. dkk. 2015. Prophylactic Administration of Fucoidan Represses Cancer


Metastasis by Inhibiting Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) and
Matrix Metalloproteinases (MMPs) in Lewis Tumor-Bearing Mice. Marine
Drugs, 13(April), pp.1882–1900.

Hsu, H. dkk. 2013. Fucoidan induces changes in the epithelial to mesenchymal


transition and decreases metastasis by enhancing ubiquitin-dependent TGF β
receptor degradation in breast cancer. Carsinogenesis, 34(4), pp.874–884.

International Agency for Research on Cancer (IARC)/WHO. 2012. GLOBOCAN


2012: Estimated cancer incidence, mortality, and prevalence worldwide in
2012.Tersedia pada http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_population.aspx
diakses pada tanggal 16 Juli 2016.

John EM, Phipps AI, Knight JA, dkk, 2007. Medical radiation exposure and
breast cancer risk: findings from the Breast Cancer Family Registry. Int
JCancer, 121:386-94.

Junaidi, L. 2013. Simple Extraction And Molecular Weight Characterization Of


Fucoidan From Indonesian Sargassum sp. Biopropal Industri, 4(2), pp.49–57.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta:


Badan Litbang Kemenkes RI.

Kim, S. 2011. Functional Properties of Brown Algal Sulfated Polysaccharides,


Fucoidans 1st ed., Elsevier Inc.

Kwak, J.Y. 2014. Fucoidan as a marine anticancer agent in preclinical


development. Mar. Drugs, 12, 851–870.

Li B, Lu F, Wei X dkk. 2008. Fucoidan: structure and bioactivity. Molecules


13:1671–1695.

Morya, VK; Kim J; Kim E-K. 2012. Algal fucoidan: structural and size-
dependent bioactivities and their perspectives. Appl Microbiol Biotechnol
93:71–82.

Moussavou, G. dkk. 2014. Anticancer Effects of Different Seaweeds on Human


Colon and Breast Cancers. Marine Drugs, pp.4898–4911.

Murthy, Shashidhar Venkatesh. 2013. Breast Pathologi Lecture-2013. James Cook


University. 1-94 hal. http://www.slideshare.net/vmshashi/breast-pathology-
lecture-2013. Diakses pada tanggal 18 Juli 2016

Ruocco, N. dkk. 2016. Polysaccharides from the Marine Environment with


Pharmacological, Cosmeceutical and Nutraceutical Potential. Molecules,
21(551), pp.1–16.

Senthilkumar, K., Manivasagan, P. & Venkatesan, J. 2013. Brown Seaweed


Fucoidan : Biological Activity and Apoptosis , Growth Signaling Mechanism
in Cancer. International Journal of Biological Macromolecules, 60, pp.366–
374.

Sinurat, Ellya. 2011. Isolasi dan Karakteristik serta Uji Aktivitas Fukoidan
sebagai Anti Koagulan dari Rumput Laut Coklat (Sargassum crassifolium).
FMIPA Universitas Indonesia. Squalen, 7(3), pp.131–137.

Song, M.K., Ku, S.K. dan Han, J.S. 2012. Genotoxicity Testing of Low Molecular
Weight Fucoidan from Brown Seaweeds. Food and Chem Toxicology. Vol
50(3–4): 790–796.

Vishchuk, O.S., Ermakova, S.P. & Zvyagintseva, T.N. 2013. The fucoidans from
brown algae of Far-Eastern seas : Anti-tumor activity and structure function
relationship. Food Chemistry, 141(2), pp.1211–1217.

World Health Organization (WHO). 2012. Prevention. Cancer control: knowledge


into action: WHO guide for effective programmes: module (2). Geneva: World
Health Organization.

Xue, M. dkk. 2012. Anticancer Properties and Mechanisms of Fucoidan on


Mouse Breast Cancer In Vitro and In Vivo. PLOS, 7(8), pp.3–11.

Xue, M. dkk. 2013. Fucoidan Inhibited 4T1 Mouse Breast Cancer Cell Growth In
Vivo and In Vitro Via Downregulation of Wnt / β -Catenin Signaling Fucoidan
Inhibited 4T1 Mouse Breast Cancer Cell Growth In Vivo and In Vitro Via
Downregulation of Wnt Catenin. Nutrition and Cancer, pp.37–41.

Yamasaki, Y.; Yamasaki, Masao; Tacibana, H.; Yamada, K. 2009. Fucoidan


Induces Apoptosis through Activation of Caspase-8 on Human Breast Cancer
MCF-7 Cells. J. Agric. Food Chem, 57, pp.8677–8682.

Yudissanta dan Ratna. 2012. Analisis Pemakaian Kemoterapi pada Kasus Kanker
Payudara dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik Multinomial (Studi
Kasus Pasien di Rumah Sakit “X” Surabaya). Tersedia pada
http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/download/1269/303.
Diakses pada tanggal 14 Juli 2016.

Zhang, J. dkk. 2016. A Fucus vesiculosus extract inhibits estrogen receptor


activation and induces cell death in female cancer cell lines. BMC
Complementary and Alternative Medicine, pp.1–9.

Zhang, Z.; Teruya, K.; Eto, H.; Shirahata, S. 2011. Fucoidan extract induces
apoptosis in MCF-7 cells via a mechanism involving the ROS-dependent JNK
activation and mitochondria-mediated pathways. PLoS One, 6, e27441.

Zhang, Zhongyuan; Teruya, Kiichiro; Yoshida, Toshihiro; Hiroshi Eto, S.S., 2013.
Fucoidan Extract Enhances the Anti-Cancer Activity of Breast Cancer Cells.
Marine Drugs, 11, pp.81–98.
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema Fukoidan sebagai Agen Pro-apoptotik dan Anti-proliferasi


dalam Tatalaksana Kanker Payudara.

Gambar 1.1 Skema representasi dari fukoidan pada beberapa molekul


penginduksi sinyal. PI3K/AKT dimediasi dan jalur EGF-R memainkan peran
utama dalam kanker. Fukoidan mengatur pertumbuhan molekul sinyal yang
terlibat dalam kelangsungan hidup sel, proliferasi, apoptosis, invasi, metastasis
dan angiognenesis. Warna hitam ke bawah panah menunjukkan bahwa
penurunan aktivitas molekul oleh fukoidan (Senthilkumar, 2013).
Gambar 1.2 Skema representasi dari siklus sel payudara dan mekanisme
apoptosis fukoidan. Siklus sel terhadap fukoidan, terjadi penangkapan di fase
G1/S atau G2/M. Apoptosis terjadi melalui jalur intrinsik (mitokondria) dan jalur
ekstrinsik. Fucoidan dapat mengaktifkan jalur dimediasi apoptosis pada sel
kanker payudara. Warna hitam panah kecil menunjukkan downregulation dan
panah atas menunjukkan peningkatan regulasi aktivasi protein oleh fukoidan
(Senthilkumar, 2013).

Gambar 1.3 Mekanisme dari bioaktvitas fukoidan, (A) Makrofag diinduksi oleh
fukoidan spesifik TLR-4, CD14, CR-3 dan SR, menginduksi intracellular
signaling via mitogen-activated protein kinases (MAPKs); (B) Aktivasi makrofag
memproduksi cytokines IL-12, IL-2 and IFN-γ meningkatkan aktivasi sel NK
yang menstimulasi aktivasi T-cell dengan IFN-γ (Ale, 2011).
Gambar 1.4 Jalur Signal Transduksi Utama dalam Proses Apoptosis dan
Proliferasi sel, PI3k, MAPK signaling pathway, Wnt signaling pathway
(Atashrazm, 2015).

Gambar 1.5 Fukoidan bioaktivitas pada kanker payudara: perubahan morfologi,


biomarker, faktor transcriptional, migrasi dan invasi. (D) dan (E) Fukoidan
menghambat migrasi dan invasi sel MDA-MB-231 dan 4T1 (Hsu, 2013).
Lampiran 2. Waktu Paruh Fukoidan sebagai Agen Anti-proliferatif dan Agen
Pro-apoptotik dalam Tatalaksana Kanker Payudara.

Gambar 2.1a, 2.1b dan 2.1c Menunjukkan secara jelas inti yang mengkerut dan
fragmentasi kromatin. Hal tersebut merupakan ciri khas sel yang mengalami
apoptosis. Fukoidan juga menyebabkan sel kehilangan membran fosfolipidnya.
Keluarnya fospatidilserin ke luar plasma membran juga di deteksi oleh
pewarnaan annexin V-FITC pada sel MCF-7. Gambar 2.1d dan 2.1e
mengindikasikan fukoidan menyebabkan peningkatan yang signifikan terhadap
jumlah sel apoptosis (Zhang, 2011).
Gambar. 2.2 Waktu maksimum yang diperlukan fukoidan sebagai agen anti-
proliferasi sel kanker yakni selama 48 jam (Yamasaki, 2009).

Gambar 2.3 Waktu maksimum yang diperlukan fukoidan sebagai agen pro-
apoptotik sel kanker yakni selama 48 jam dengan perbandingan zat kemoterapi
dan kombinasinya dengan fukoidan (Zhang, 2013).

Gambar 2.4 Waktu maksimum yang diperlukan fukoidan sebagai agen pro-
apoptotik sel kanker yakni selama 48 jam sampai 72 jam (Xue dkk, 2012).
Lampiran 3. Dosis Efektif Fukoidan sebagai Agen Anti-proliferatif dan Agen
Pro-apoptotik dalam Tatalaksana Kanker Payudara.

Gambar 3.1 Dosis Efektif dari Fukoidan sebagai agen anti-proliferasi


dibandingkan pengunaan obat kemoterapi. Fukoidan memiliki dosis efektif
sebesar 200 µg/mL (Zhang, 2013).

Fucoidan: control, 50 µg/mL, 100


µg/mL, 200 µg/mL

Gambar 3.2 Dosis efektif fucoidan sebagai agen pro-apoptotik sebesar 200
µm/mL dengan menghambat serta menurunkan aktivitas Bcl-2, Bad, VEGF dan
meningkatkan aktivitas kaspase, Bax, dan cytokin (Xue dkk, 2012).
Lampiran 4. Pengaruh Fukoidan pada caspase-cascade, protein dalam
meningkatkan agen pro-apoptotik dan anti-prolifersi dengan menurunkan aktivitas
sel kanker.

Gambar 4.1
4

Gambar 4.2 Gambar 4.3

Gambar 4.1 Deteksi aktif fragmen pada PARP dan Kaspase 7, 8, 9 pada sel MCF-
7 selama 0, 24, 48, 72, dan 96 jam, Gambar 4.2 Mekanisme ekspresi protein
apoptosis pada sel MCF-7 yakni pada peningkatan Bax, Sitokrom C, t-Bid dengan
penurunan aktivitas Bcl-2 selama 0, 24, 48, 72, dan 96 jam, Gambar 4.3 Efek
fukoidan sebagai agen pro-apoptotik dalam menghambat kaspase selama 0, 24,
48, 72, dan 96 jam (Yamasaki, 2009).
Gambar 4.2 Western blotting analyses dari siklus sel dan apoptosis protein. A:
Efek terapi fukoidan pada sel MCF-7 (0, 0.2, 0.4, 0.8 dan 1.0 mg/mL) selama 24
jam dengan peranan antibodies kepada Bax, Bcl-2, caspase-8, cytochrome C dan
GAPDH; B: Total RNA terekstrak pada sel MCF-7 degan ekspresi mRNA dari
cyclin D1, CDK-4, cytochrome C, caspase-8, Bax, Bcl2 dan GAPDH (Banafa,
2013).

Gambar 4.3 Fucoidan mengurangi ekspresi TGFβ mediasi jalur Smad protein.
(A) Sel Kanker Payudara: 4T1 (4A-1) dan MDA-MB-231 (4A-2) diberikan
pengobata dengan fukoidan selama 24 jam. (B) dan (C) Sel MDA-MB-231
diberikan fukoidan. Berdasarkan (A), (B) and (C), β-actin terkontrol (Hsu, 2013).
Lampiran 5. Penurunan dari Proliferasi sel Kanker Payudara dilihat dengan
metode ELISA, dan Mikroskopik dengan pemberian Fukoidan.

Gambar 5.1 Perubahan morfologi sel MCF-7 setelah diberikan Fukoidan. A: grup
kontrol; B, C dan D: Kelompok diberikan fukoidan pada 0.4, 0.8 dan 1.0 mg/mL.
Perubahan morfologi diobservasi dengan mikroskop (×100) (Banafa, 2013).

Gambar 5.2 Annexin-V and PI assay, Efek Fucoidan pada sel MCF-7 cells
dengan berbagai konsentrasi selama 24 jam, dan diinkubasi dengan Annexin-V
dan PI serta subjek yang flow cytometry. A: grup kontrol; B, C dan D: Kelompok
diberikan fukoidan pada 0.4, 0.8 dan 1.0 mg/mL (Banafa, 2013).

Gambar 5.3 Fukoidan sebagai agen pro-apoptotik pada sel 4T1 kanker payudara.
(A) Menunjukan terjadinya apoptosis pada sel 4T1. (B) menunjukan bahwa pada
sel 4T1 mengalami penurunan fungsi dan akhirnya apoptosis (Xue dkk, 2013).
Gambar 5.4 A: Fukoidan dengan dosis 200 µg/mL bersinergi menginduksi
apoptosis pada sel kanker payudara yakni sel MDA-MB-231 dan MCF-7.
Terdapat pernanan fukoidan berkombinasi dengan obat kemoterapi seperti
TAXOL, TAM, CDDP(Zhang, 2013)

Gambar 5.5 Perubahan morfologi sel MCF-7 setelah diberikan Fukoidan. A: grup
kontrol; B, C dan D: Kelompok diberikan fukoidan pada 0.4, 0.8 dan 1.0 mg/mL.
Perubahan morfologi dicat Hoechst 33258 dan diobservasi dengan fluorescence
mikroskop (×100) (Banafa, 2013). (Banafa, 2013)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ketua Kelompok
Nama : Agung Bagus Sista Satyarsa
NIM : 1502005079
Tempat/tanggal Lahir : Negara/ 4 Maret 1997
Program Studi : Pendidikan Dokter
Universitas : Udayana
Alamat : Perum. Bukit Ungasan Permai Blok A 186, Santhi Karya
Ungasan, Kuta Selatan
Tlp/HP : 081239391161

Anggota 1
Nama : Ni Nyoman Shinta Prasista Sari
NIM : 15020005002
Tempat/tanggal Lahir : Denpasar/ 8 November 1996
Program Studi : Pendidikan Dokter
Universitas : Udayana
Alamat : Jalan Meduri gang 4 No.1
Tlp/HP : 081238944294

Anggota 2
Nama : Sang Ayu Arta Suryantari
NIM : 1502005045
Tempat/tanggal Lahir : Gianyar/ 5 Oktober 1997
Program Studi : Pendidikan Dokter
Universitas : Udayana
Alamat : Lingkungan Banjar Petak, Bebalang, Bangli
Tlp/HP : 083119945133

Anda mungkin juga menyukai