Ktiavicena - Himafarma2016 - Fkunud - Agung Bagus Sista
Ktiavicena - Himafarma2016 - Fkunud - Agung Bagus Sista
Ktiavicena - Himafarma2016 - Fkunud - Agung Bagus Sista
Karya Tulis ini Diajukan untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa
National Avicena Competition 2016
Diusulkan oleh:
H-006
2016
POTENSI FUKOIDAN DARI RUMPUT LAUT COKLAT
(Sargassum sp.) SEBAGAI MODALITAS TERAPI DALAM
PENATALAKSANAAN KANKER PAYUDARA
Karya Tulis ini Diajukan untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa
National Avicena Competition 2016
Diusulkan oleh:
H-006
2016
i
LEMBAR PENGESAHAN
LOMBA KARYA TULIS MAHASISWA
NATIONAL AVICENA COMPETITION 2016
Menyetujui,
Dosen Pembimbing, Ketua Tim,
ii
LEMBAR PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA TULIS MAHASISWA
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ............................................................................................. i
Lembar Pengesahan...................................................................................... ii
Lembar Orisinalitas Karya.......................................................................... iii
Kata Pengantar.............................................................................................. iv
Daftar Isi......................................................................................................... v
Daftar Gambar.............................................................................................. vii
Daftar Lampiran .......................................................................................... viii
Abstrak........................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................. 3
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kanker Payudara.............................................................................. 4
2.2 Rumput Laut Coklat (Sargassum sp.).............................................. 6
2.3 Fukoidan........................................................................................... 7
BAB III METODE PENULISAN
3.1 Sumber dan Jenis Data..................................................................... 9
3.2 Prosedur Pengumpulan Data............................................................ 9
3.3 Analisis Data..................................................................................... 9
3.4 Penarikan Kesimpulan...................................................................... 9
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Ekstraksi dan Administrasi Fukoidan dari Rumput Laut Coklat
(Sargassum sp.) sebagai Modalitas Terapi dalam
Penatalaksanaan Kanker Payudara
.......................................................................................................
.......................................................................................................
10 v
4.2 Farmakokinetik dan Mekanisme Internalisasi Fukoidan dari
Rumput Laut Coklat (Sargassum sp.) sebagai Modalitas Terapi
Kanker Payudara
.......................................................................................................
.......................................................................................................
11
4.3 Farmakodinamik Fukoidan dari Rumput Laut Coklat
(Sargassum sp.) sebagai Modalitas Terapi dalam
Penatalaksanaan Kanker Payudara
.......................................................................................................
.......................................................................................................
12
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
................................................................................................................
................................................................................................................
14
5.2 Saran
................................................................................................................
................................................................................................................
15
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Patofisiologi Kanker Payudara
............................................................................................
............................................................................................
6
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Skema Fukoidan sebagai Agen Pro-apoptotik dan Anti-proliferasi dalam
Tatalaksana Kanker Payudara.
Lampiran 2.
Waktu Paruh Fukoidan sebagai Agen Anti-proliferatif dan Agen Pro-apoptotik
dalam Tatalaksana Kanker Payudara.
Lampiran 3.
Dosis Efektif Fukoidan sebagai Agen Anti-proliferatif dan Agen Pro-apoptotik
dalam Tatalaksana Kanker Payudara.
Lampiran 4.
Pengaruh Fukoidan pada caspase-cascade, protein dalam meningkatkan agen pro-
apoptotik dan anti-prolifersi dengan menurunkan aktivitas sel kanker.
Lampiran 5.
Penurunan dari Proliferasi sel Kanker Payudara dilihat dengan metode ELISA,
dan Mikroskopik dengan pemberian Fukoidan.
viii
POTENSI FUKOIDAN DARI RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum sp.)
SEBAGAI MODALITAS TERAPI DALAM
PENATALAKSANAAN KANKER PAYUDARA
Agung Bagus Sista S., Ni Nyoman Shinta Prasista S., Sang Ayu Arta
Suryantari, Dr. dr. I Made Jawi, M.Kes
Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar
ABSTRAK
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan kendali dan
mekanisme abnormal, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat
dan tidak terkendali. Kanker payudara merupakan penyebab kematian pertama
akibat kanker pada wanita (DepkesRI, 2013). Kanker payudara yang termasuk
penyakit tidak menular, saat ini menjadi masalah kesehatan utama di dunia.
Menurut World Helath Organisation (2012), kejadian kanker payudara terjadi
sebanyak 1.677.000 kasus. Berdasarkan data dari International Agency for
Research on Cancer (IARC) pada tahun 2012, insiden kanker payudara sebesar 40
per 100.000 perempuan.
Di Indonesia, kanker payudara merupakan kanker tertinggi pravelensinya pada
perempuan disetelah kanker leher rahim. Berdasarkan data Sistem Informasi
Rumah Sakit, kasus rawat inap kanker payudara sebesar 12.014 kasus (28.7%)
dan disusul kanker serviks dan leukemia. Menurut WHO diperkirakan pada
tahun 2030 insiden kanker payudara mencapai 26 juta orang dan 17 juta
diantaranya meninggal akibat kanker payudara (KemenkesRI, 2013).
Berbagai upaya dilakukan untuk menangani kasus kanker payudara ini. Upaya
pencegahan dengan cara melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri), Biopsi,
dan Mammography (DepkesRI, 2013). Tetapi, masih terdapat banyak kasus
kanker payudara. Dikarenakan berbagai macam faktor risiko terjadinya kanker
payudara. Selain itu, perkembangan modalitas terapi kanker payudara saat ini
telah banyak seperti; terapi endokrin, kemoterapi, terapi biologi, radiasi, hingga
pembedahan. Modalitas terapi kanker payudara sangat tergantung pada jenis,
lokasi dan tingkat penyebarannya. Modalitas terapi pada pasien kanker payudara
ada beberapa jenis dan salah satunya adalah kemoterapi. Kemoterapi merupakan
penggunaan obat-obatan khusus untuk mematikan sel-sel kanker (Yudissanta dan
Ratna, 2012). Menurut Breast Cancer Organization (2012), efek samping yang
akan muncul pada kemoterapi tergantung pada jumlah obat yang didapatkan, masa
pengobatan dan keadaan kesehatan umum penderita. Efek samping yang terjadi
1
2
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu
penyakit neoplasma yang ganas berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word
Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of
Diseases (ICD) [WHO, 2012].
1. Etiologi
Sampai saat ini, penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti.
Penyebab kanker payudara termasuk multifaktorial, yaitu banyak faktor yang
terkait satu dengan yang lain. Beberapa faktor yang diperkirakan mempunyai
pengaruh besar dalam terjadinya kanker payudara adalah riwayat keluarga,
hormonal, dan faktor lain yang bersifat eksogen (John dkk, 2007; IARC, 2012).
Bahan-bahan yang termasuk dalam kelompok karsinogen, yaitu:
a. Senyawa kimia, seperti aflatoxin B1, ethionine, saccharin, asbestos, nikel,
chrom, arsen, arang, tarr, asap rokok, dan oral kontrasepsi.
b. Faktor fisik, seperti radiasi matahari, sinar-x, nuklir, dan radionukleide.
c. Virus, seperti RNA virus (fam. retrovirus), DNA virus (papiloma virus, adeno
virus, herpes virus), EB virus.
d. Iritasi kronis dan inflamasi kronis dapat berkembang menjadi kanker.
e. Kelemahan imunitas sel-sel pada tubuh, sehingga memudahkan munculnya
kanker.
2. Faktor Risiko
Beberapa faktor resiko untuk kanker payudara telah didokumentasikan.
Namun demikian, untuk mayoriti wanita yang menderita kanker payudara, faktor
resiko yang spesifik tidak dapat ditentukan (IARC, 2012; John dkk, 2007). Yang
paling beresiko terserang kanker payudara ialah wanita yang berumur di atas 30
tahun (sekarang, dibawah usia 20 tahun sudah ditemukan kanker payudara).
Kejadian puncak kanker payudara terjadi pada usai 40-45 tahun. Di samping itu,
4
5
riwayat dalam keluarga ada yang menderita kanker payudara (ini juga tidak
mutlak karena tanpa ada riwayat keluarga juga bisa terkena) juga menjadi faktor
resiko. Mereka yang punya riwayat tumor juga mempunyai resiko tinggi
menderita kanker payudara (Azamris, 2006).
Faktor resiko lain adalah seperti haid terlalu muda atau menopause diatas
umur 50 tahun, tidak menikah atau tidak menyusui dan melahirkan anak pertama
diatas usia 35 tahun (Zhang, 2016). Mereka yang sering terkena radiasi (bisa dari
sering melakukan pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan alat x-ray) juga
mempunyai kemungkinan menderita kanker payudara. Selain itu, pola makan
dengan konsumsi lemak berlebihan, kegemukan dan konsumsi alkohol berlebihan
juga merupakan faktor resiko. Mereka yang sudah mendapatkan terapi hormonal
dalam jangka panjang harus lebih berwaspada karena mereka mempunyai resiko
mendapat kanker payudara. Stres dan faktor genetic (BRCA1/BRCA2, MCF-7)
juga dikatakan tergolong dalam faktor resiko kanker payudara. Mutasi gen
BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat meningkatkan
resiko kanker payudara sampai 85% (John dkk, 2007).
3. Patofisiologi
Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada
sistem duktal. Selain itu, beberapa faktor risiko kanker payudara dapat
menyebabkan terbentuknya zat onkogen atau terjadinya mutasi pada beberapa sel
di payudara. Seperti mutasi pada sel BCR A1, BCR A2 dan 4T1 yang
meningkatkan pembentukan TNF sebagai faktor terjadinya kanker payudara.
Dimana sel tersebut sebagai promotor pembentukan karsinoma mamae. Selain itu
mutasi pada p53/pI3/pRB menginduksi pembentukan Bcl-2 dan Bad secara
berlebih dan menurunkan Bax sebagai proapoptosis pada sel epitel di payudara.
Mutasi pada siklus pembelahan sel payudara juga dapat menyebabkan
terbentuknya sel kanker atau onkogen di payudara (IARC, 2012; Murthy, 2013).
Terdapat tiga fase terjadinya karsinoma ini yakni fase inisiasi, fase promosi,
dan fase malignansi. Fase inisiasi menimbulkan mutasi gen menjadi karsinogen.
Setelah fase inisiasi, berlanjut ke fase promosi dimana gen yang bermutasi akan
menjadi malignansi. Fase terakhir adalah fase metastasis in situ dengan invasi ke
pembuluh darah dan metastasis di tempat lain. Terjadi hiperplasia sel-sel dengan
6
perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ
dan menginvasi stroma. Ukuran awal tumor sekitar satu sentimeter dan terus
bertambah bersar karena malignansi. Karsinoma ini menginfasi kulit dan jaringan
limfe. Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan
sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Tempat yang paling
sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan tulang (Murthy, 2013).
Terdapat beberapa jenis kanker payudara yang disebabkan karena mutasi gen
HER-2, MCF-7, 4T1, dan MDA-MB-231 yang menyebabkan kanker payudara
pada wanita dengan usia muda hingga usia lanjut. Jenis kanker payudara yang
invasif yakni; kanker payudara lobular invasif, Kanker payudara terinflamasi, dan
Kanker Paget pada payudara, sedangkan yang non-invasif yakni duktal karsinoma
in situ (Murthy, 2013).
Sargassum sp. adalah genus dari alga cokelat. Spesies ini terdistribusi di
seluruh iklim dan lautan tropis dunia, di mana mereka umumnya menghuni
perairan dangkal dan terumbu karang. Di Indonesia khususnya rumput laut coklat
telah dibudayakan di beberapa kepulauan, dikarenakan manfaatnya yang baik bagi
kesehatan tubuh dan bahan kosmetik. Terdapat persebaran yang merata terhadap
7
2.3 Fukoidan
9
BAB IV
PEMBAHASAN
akan terbawa oleh aliran darah. Selain itu pertimbangan lainnya adalah bila
diadministrasikan secara intravena maka bioavalabilitasnya akan menjadi 100%
karena tidak mengalami pengeliminasian di hati. Secara intravena, fukoidan
diadministrasikan dengan dosis efektif sebesar 200 µg/mL (Zhang, 2013)
memodulasi ekspresi protein Bax pada sel 4T1 (Xue dkk, 2013). Agen pro-
apoptotik fukoidan dapat menginduksi peningkatkan produksi IFN-γ, IL-12, and
TNF-α yang menyebabkan apoptosis pada sel BCR A1/A2 pada kanker payudara
dan penurunan ekspresi Bcl-2 protein, Bid dan Bad (Senthilkumar, 2013).
Fukoidan menginduksi apoptosis melalui aktivasi kaspase-kaskade, regulasi
c-Jun N-terminal Kinase (JNK), Ekstraseluler signal Regulation Kinase (ERK)
dan p38 signaling, Bcl-2 protein dan Akt signaling, penghambatan angiogenesis
dengan menekan VEGF dan penghambatan transformasi sel yang disebabkan
oleh reseptor faktor pertumbuhan epidermal (Cumashi dkk, 2007; Zhang, 2013;
Huang dkk, 2015). Fukoidan memiliki bioaktivitas dalam menghamba VEGF dan
mengakibatkan apoptosis sel kanker dikarenakan sel kanker tidak dapat invasi
dan kekurangan nutrisi. Berdasarkan penelitian Zhang (2011), fukoidan
menginduksi apoptosis sebesar dalam sel MCF-7 kanker payudara melalui
aktivasi JNK ROS-dependent dan jalur mitokondria.
Fukoidan juga dapat menginduksi apoptosis sel MCF-7 dan MDA-MB-231
pada kanker payudara. Efektor kaspase seperti kaspase 3, 7, dan 8 mengaktivasi
DNase yang menyebabkan fragmentasi DNA sebagai respon terhadap stimulus
THP-1 untuk menginduksi apoptosis. Fukoidan juga meningkatakan depolarisasi
mitokondria dengan mengatur peningkatkan ekspresi protein proapoptotik Bax
dan Bad, dan menurunkan ekspresi dari protein antiapoptotik Bcl-2 dan Bcl-xl
pada sel MCF-7 dan MDA-MB-231 (Zhang, 2013).
3. Farmakodimika Fukoidan sebagai Imunomodulator dalam Tatalaksana
Kanker Payudara.
3.1 Simpulan
14
15
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan melalui karya tulis ini antara lain.
1. Gagasan ilmiah dalam karya tulis ini berpotensi untuk diaplikasikan,
sehingga memerlukan kajian dan penelitian yang lebih mendalam untuk
mengetahui pemilihan dosis yang lebih efektif, lama terapi, serta efek
klinis lebih lanjut potensi fukoidan dari rumput laut coklat (Sargassum
sp.) dalam penatalaksanaan kanker payudara.
2. Perlunya kerja sama seluruh komponen akademisi, pemerintah, dan
masyarakat untuk dapat mengembangkan terapi kanker dalam upaya
pengembangan dunia medis.
3. Perlunya eksplorasi lagi terhadap manfaat dan bioaktifitas dari biota laut
yang memiliki potensi tinggi sebagai bahan sedian obat dalam
meningkatkan perkembangan obat-obatan maritim bagi dunia medis.
DAFTAR PUSTAKA
Ale, M.T., Mikkelsen, J.D. dan Meyer, A.S. 2011. Important Determinants for
Fucoidan Bioactivity: A Critical Review of Structure-Function Relations and
Extraction Methods for Fucose-Containing Sulfated Polysaccharides from
Brown Seaweeds. Marine Drug. 9:2106-2130.
Azamris. 2006. Analisis Faktor Resiko pada Pasien Kanker Payudara di RS Dr.
M Djamil Padang. Dalam: Cermin Dunia Kedokteran No. 152. Tersedia pada
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/17-152/AnalisaPasienKanker.pdf
/AnalisaPasienKank. Diakses pada tanggal 14 Juli 2016.
Banafa, A.M. dkk. 2013. Fucoidan Induces G1 Phase Arrest and Apoptosis
through Caspases-dependent Pathway and ROS Induction in Human Breast
Cancer MCF-7 Cells. J Huazhong Univ Sci Technol, 33(5), pp.717–724.
Breast Cancer Organization. 2012. What are the Side Effects of Chemotherapy?
Tersedia pada http://www.breastcancer.org/questions/chemotherapy. Diakses
pada tanggal 15 Juli 2016.
Cumashi, A.; Ushakova, N.A.; Preobrazhenskaya, M.E.; D'Incecco, A.; Piccoli A.;
Totani, L.; Tinari, N., dkk. 2007. A comparative study of the anti-
inflammatory, anticoagulant, antiangiogenic, and antiadhesive activities of
nine different fucoidans from brown seaweeds. Glycobiology, 17, 541-552.
Fitton, J.H., Stringer, D.N. & Karpiniec, S.S. 2015. Therapies from Fucoida: An
Update. Marine Drugs, 13, pp.5920–5946.
John EM, Phipps AI, Knight JA, dkk, 2007. Medical radiation exposure and
breast cancer risk: findings from the Breast Cancer Family Registry. Int
JCancer, 121:386-94.
Morya, VK; Kim J; Kim E-K. 2012. Algal fucoidan: structural and size-
dependent bioactivities and their perspectives. Appl Microbiol Biotechnol
93:71–82.
Sinurat, Ellya. 2011. Isolasi dan Karakteristik serta Uji Aktivitas Fukoidan
sebagai Anti Koagulan dari Rumput Laut Coklat (Sargassum crassifolium).
FMIPA Universitas Indonesia. Squalen, 7(3), pp.131–137.
Song, M.K., Ku, S.K. dan Han, J.S. 2012. Genotoxicity Testing of Low Molecular
Weight Fucoidan from Brown Seaweeds. Food and Chem Toxicology. Vol
50(3–4): 790–796.
Vishchuk, O.S., Ermakova, S.P. & Zvyagintseva, T.N. 2013. The fucoidans from
brown algae of Far-Eastern seas : Anti-tumor activity and structure function
relationship. Food Chemistry, 141(2), pp.1211–1217.
Xue, M. dkk. 2013. Fucoidan Inhibited 4T1 Mouse Breast Cancer Cell Growth In
Vivo and In Vitro Via Downregulation of Wnt / β -Catenin Signaling Fucoidan
Inhibited 4T1 Mouse Breast Cancer Cell Growth In Vivo and In Vitro Via
Downregulation of Wnt Catenin. Nutrition and Cancer, pp.37–41.
Yudissanta dan Ratna. 2012. Analisis Pemakaian Kemoterapi pada Kasus Kanker
Payudara dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik Multinomial (Studi
Kasus Pasien di Rumah Sakit “X” Surabaya). Tersedia pada
http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/download/1269/303.
Diakses pada tanggal 14 Juli 2016.
Zhang, Z.; Teruya, K.; Eto, H.; Shirahata, S. 2011. Fucoidan extract induces
apoptosis in MCF-7 cells via a mechanism involving the ROS-dependent JNK
activation and mitochondria-mediated pathways. PLoS One, 6, e27441.
Zhang, Zhongyuan; Teruya, Kiichiro; Yoshida, Toshihiro; Hiroshi Eto, S.S., 2013.
Fucoidan Extract Enhances the Anti-Cancer Activity of Breast Cancer Cells.
Marine Drugs, 11, pp.81–98.
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 1.3 Mekanisme dari bioaktvitas fukoidan, (A) Makrofag diinduksi oleh
fukoidan spesifik TLR-4, CD14, CR-3 dan SR, menginduksi intracellular
signaling via mitogen-activated protein kinases (MAPKs); (B) Aktivasi makrofag
memproduksi cytokines IL-12, IL-2 and IFN-γ meningkatkan aktivasi sel NK
yang menstimulasi aktivasi T-cell dengan IFN-γ (Ale, 2011).
Gambar 1.4 Jalur Signal Transduksi Utama dalam Proses Apoptosis dan
Proliferasi sel, PI3k, MAPK signaling pathway, Wnt signaling pathway
(Atashrazm, 2015).
Gambar 2.1a, 2.1b dan 2.1c Menunjukkan secara jelas inti yang mengkerut dan
fragmentasi kromatin. Hal tersebut merupakan ciri khas sel yang mengalami
apoptosis. Fukoidan juga menyebabkan sel kehilangan membran fosfolipidnya.
Keluarnya fospatidilserin ke luar plasma membran juga di deteksi oleh
pewarnaan annexin V-FITC pada sel MCF-7. Gambar 2.1d dan 2.1e
mengindikasikan fukoidan menyebabkan peningkatan yang signifikan terhadap
jumlah sel apoptosis (Zhang, 2011).
Gambar. 2.2 Waktu maksimum yang diperlukan fukoidan sebagai agen anti-
proliferasi sel kanker yakni selama 48 jam (Yamasaki, 2009).
Gambar 2.3 Waktu maksimum yang diperlukan fukoidan sebagai agen pro-
apoptotik sel kanker yakni selama 48 jam dengan perbandingan zat kemoterapi
dan kombinasinya dengan fukoidan (Zhang, 2013).
Gambar 2.4 Waktu maksimum yang diperlukan fukoidan sebagai agen pro-
apoptotik sel kanker yakni selama 48 jam sampai 72 jam (Xue dkk, 2012).
Lampiran 3. Dosis Efektif Fukoidan sebagai Agen Anti-proliferatif dan Agen
Pro-apoptotik dalam Tatalaksana Kanker Payudara.
Gambar 3.2 Dosis efektif fucoidan sebagai agen pro-apoptotik sebesar 200
µm/mL dengan menghambat serta menurunkan aktivitas Bcl-2, Bad, VEGF dan
meningkatkan aktivitas kaspase, Bax, dan cytokin (Xue dkk, 2012).
Lampiran 4. Pengaruh Fukoidan pada caspase-cascade, protein dalam
meningkatkan agen pro-apoptotik dan anti-prolifersi dengan menurunkan aktivitas
sel kanker.
Gambar 4.1
4
Gambar 4.1 Deteksi aktif fragmen pada PARP dan Kaspase 7, 8, 9 pada sel MCF-
7 selama 0, 24, 48, 72, dan 96 jam, Gambar 4.2 Mekanisme ekspresi protein
apoptosis pada sel MCF-7 yakni pada peningkatan Bax, Sitokrom C, t-Bid dengan
penurunan aktivitas Bcl-2 selama 0, 24, 48, 72, dan 96 jam, Gambar 4.3 Efek
fukoidan sebagai agen pro-apoptotik dalam menghambat kaspase selama 0, 24,
48, 72, dan 96 jam (Yamasaki, 2009).
Gambar 4.2 Western blotting analyses dari siklus sel dan apoptosis protein. A:
Efek terapi fukoidan pada sel MCF-7 (0, 0.2, 0.4, 0.8 dan 1.0 mg/mL) selama 24
jam dengan peranan antibodies kepada Bax, Bcl-2, caspase-8, cytochrome C dan
GAPDH; B: Total RNA terekstrak pada sel MCF-7 degan ekspresi mRNA dari
cyclin D1, CDK-4, cytochrome C, caspase-8, Bax, Bcl2 dan GAPDH (Banafa,
2013).
Gambar 4.3 Fucoidan mengurangi ekspresi TGFβ mediasi jalur Smad protein.
(A) Sel Kanker Payudara: 4T1 (4A-1) dan MDA-MB-231 (4A-2) diberikan
pengobata dengan fukoidan selama 24 jam. (B) dan (C) Sel MDA-MB-231
diberikan fukoidan. Berdasarkan (A), (B) and (C), β-actin terkontrol (Hsu, 2013).
Lampiran 5. Penurunan dari Proliferasi sel Kanker Payudara dilihat dengan
metode ELISA, dan Mikroskopik dengan pemberian Fukoidan.
Gambar 5.1 Perubahan morfologi sel MCF-7 setelah diberikan Fukoidan. A: grup
kontrol; B, C dan D: Kelompok diberikan fukoidan pada 0.4, 0.8 dan 1.0 mg/mL.
Perubahan morfologi diobservasi dengan mikroskop (×100) (Banafa, 2013).
Gambar 5.2 Annexin-V and PI assay, Efek Fucoidan pada sel MCF-7 cells
dengan berbagai konsentrasi selama 24 jam, dan diinkubasi dengan Annexin-V
dan PI serta subjek yang flow cytometry. A: grup kontrol; B, C dan D: Kelompok
diberikan fukoidan pada 0.4, 0.8 dan 1.0 mg/mL (Banafa, 2013).
Gambar 5.3 Fukoidan sebagai agen pro-apoptotik pada sel 4T1 kanker payudara.
(A) Menunjukan terjadinya apoptosis pada sel 4T1. (B) menunjukan bahwa pada
sel 4T1 mengalami penurunan fungsi dan akhirnya apoptosis (Xue dkk, 2013).
Gambar 5.4 A: Fukoidan dengan dosis 200 µg/mL bersinergi menginduksi
apoptosis pada sel kanker payudara yakni sel MDA-MB-231 dan MCF-7.
Terdapat pernanan fukoidan berkombinasi dengan obat kemoterapi seperti
TAXOL, TAM, CDDP(Zhang, 2013)
Gambar 5.5 Perubahan morfologi sel MCF-7 setelah diberikan Fukoidan. A: grup
kontrol; B, C dan D: Kelompok diberikan fukoidan pada 0.4, 0.8 dan 1.0 mg/mL.
Perubahan morfologi dicat Hoechst 33258 dan diobservasi dengan fluorescence
mikroskop (×100) (Banafa, 2013). (Banafa, 2013)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ketua Kelompok
Nama : Agung Bagus Sista Satyarsa
NIM : 1502005079
Tempat/tanggal Lahir : Negara/ 4 Maret 1997
Program Studi : Pendidikan Dokter
Universitas : Udayana
Alamat : Perum. Bukit Ungasan Permai Blok A 186, Santhi Karya
Ungasan, Kuta Selatan
Tlp/HP : 081239391161
Anggota 1
Nama : Ni Nyoman Shinta Prasista Sari
NIM : 15020005002
Tempat/tanggal Lahir : Denpasar/ 8 November 1996
Program Studi : Pendidikan Dokter
Universitas : Udayana
Alamat : Jalan Meduri gang 4 No.1
Tlp/HP : 081238944294
Anggota 2
Nama : Sang Ayu Arta Suryantari
NIM : 1502005045
Tempat/tanggal Lahir : Gianyar/ 5 Oktober 1997
Program Studi : Pendidikan Dokter
Universitas : Udayana
Alamat : Lingkungan Banjar Petak, Bebalang, Bangli
Tlp/HP : 083119945133