Rekom Bab IV-1 Kelompok III
Rekom Bab IV-1 Kelompok III
Kelompok I
Nama Kelompok:
1. Ilham Fadel M (1200822201047)
2. Arrazaq Kurnia (1400822201056)
3. Rendy Al Akbar (1400822201077)
4. Nike Norjana (1500822201066)
5. M. Riza Primadani (1400822201119)
6. Firman Ramadhani (1500822201116)
7. Alfiyo Wahyudi (1500822201028)
8. Yuda (1500822201027)
𝑷𝑽 = 𝑭𝑽 (𝟏 + 𝒓 )^ − 𝒏
Keterangan:
FV : future value nilai pada akhir tahun ke n
PV : nilai sekarang atau nilai pada tahun ke o
r : suku bunga
n : waktu (tahun)
^ : tanda pangkat
b. Nilai yang akan datang
Nilai yang akan datang atau future value adalah nilai uang dimasa yang akan
datang dengan tingkat bunga tertentu. Future value atau nilai yang akan datang
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑭𝑽 = (𝟏 + 𝒓)^ 𝒏
Keterangan:
FV : future value nilai pada akhir tahun ke n
PV : nilai sekarang atau nilai pada tahun ke o
r : suku bunga
n : waktu (tahun)
^ : tanda pangkat
2.3. Teori Investasi
Investasi adalah penanaman modal untuk biasanya berjangka panjang
dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang sebagai
kompensasi secara profesional atas penundaan konsumsi, dampak inflasi dan
resiko yang ditanggung. Keputusan investasi dapat dilakukan individu, dari
investasi tersebut yang dapat berupa capital gain/loss dan yield. Alasan seorang
investor melakukan investasi adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
baik di masa yang akan datang serta untuk menghindari merosotnya nilai
kekayaan yang dimiliki.
Saham merupakan salah satu alternatif dalam aset finansial. Kebutuhan
akan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan investasi dalam aset
finansial di pasar modal sangat dibutuhkan oleh investor. Suatu pendekatan dalam
menganalisis harga saham dipasar modal sangat dibutuhkan oleh investor. Suatu
pendekatan dalam menganalisis harga saham dipasar modal yang dapat membantu
investor dalam membuat keputusan investasi adalah pendekatan fundamental dan
teknikal. Pendekatan secara fundamental mendasarkan analisanya pada suatu
anggapan bahwa setiap saham mempunyai nilai intrinstik dihasilkan.
Salah satu indikator yang dapat digunakan yaitu apabila semakin rendah
harga suatu saham maka semakin bagus untuk melakukan investasi, hal tersebut
dikarenakan harga saham dapat terjangkau oleh kemampuan investor dan
memiliki nilai resiko yang kecil.
Perhitungan Investasi harus konsisten dengan perhitungan pendapatan
nasional. Yang dimasukkan dalam perhitungan investasi adalah barang modal,
bangunan/kontruksi, maupun persediaan barang jadi yang masih baru.
Investasi merupakan konsep aliran (flow concept), karena dihitung selama satu
internal periode tertentu. Tetapi investasi akan memengaruhi jumlah barang modal
yang tersedia (capital stock) pada satu periode tertentu. Tambahan stok barang
modal adalah sebesar pengeluaran investasi satu periode sebelumnya.
a. Investasi dalam bentuk barang modal dan bangunan
Yang tercangkup dalam invesatasi barang modal (capital goods) dan
bangunan (construction) adalah pengeluaran – pengeluaran untuk pembelian
pabrik-pabrik, mesin-mesin, peralatan-peralatan produksi dan bangunan-
bangunan atau gedung-gedung yang baru. Karena daya tahan barang modal
dan bangunan pada umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini
disebut sebagai investasi dalam bentuk harta tetap (fixed investment).
b. Investasi persediaan, berdasarkan pertimbangan, perusahaan seringkali harus
memproduksi lebih banyak daripada target penjualan. Misalnya, sebuah
pabrik mobil menargetkan penjualan tahun 2.000 adalah 50.000 unik.
Tidaklah berarti produksinya harus 50.000 unit juga. Umumnya produksinya
melebihi tingkat penjualan. Sebut saja 60.000 unit. Selisih 10.000 unit
merupakan persediaan, untuk mengatisipasinya berbagai kemungkinan. Tentu
saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan/keuntungan.
Kriteria Investasi minimal ada 4 kriteria investasi yang digunakan dalam
praktik, yaitu :
a. Payback Period, adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang
direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal
investasi dianggap makin baik. Kendatipun kita harus mempertimbangkan
criteria payback ini. Sebab, ada investasi yang baru menguntungkan dalam
jangka panjang (>5 tahun).Benefit / cost ratio (B/C Ratio)
b. B/C Ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan
disbanding hasil output yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan
sebagai C (Cost). Output yang dihasilkan sebagai B (benefit). Jika nilai B/C
sama dengan 1 maka B = C yang dihasilkan sama dengan biaya yang
dikeluarkan.
c. Net Present Value (NPV), Keuntungan lain dengan menggunakan metode
diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari
biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net
present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab
nilai sekarang dari permintaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari
biaya total.
d. Internal Rate of return ( IRR ), adalah nilai tingkat pengembalian investasi,
dihirung pada saat NPV sama dengan nol. Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR
= 12%, maka tingkat pengembalian investasi adalah 12%. Keputusan
menerima atau menolak rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil
perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang di inginkan
(r). jika r yang diinginkan adalah 15%, sementara IRR hanya 12%, proposal
invastasi ditolak. Begitu juga sebaliknya.
Gambar 3.1 Denah Lokasi dan Tampak Depan Hotel Swiss Belhotel Jambi
3.3. Sumber data
Analisis yang digunakan menggunakan data sekunder yang diperoleh
dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan pihak yang terkait. Data
sekunder diperoleh dari Swiss Belhotel di Jambi. Sedangkan data-data lain yang
berhubungan dengan analisis ini diiasumsikan secara wajar yang berlaku.
3.4. Cara Pengumpulan Data
3.4.1. Survey Lapangan
Survey dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap gejala yang diteliti.
Dalam, hal ini, panca indera manusia (penglihatan dan pendengaran) diperlukan
untuk menagkap gejala yang diiamati. Hasil penangkapan tersebut kemudian
dicatat dan selanjutnya dianalisis oleh peneliti untuk menjawab Tugas penelitian.
Dalam penelitian ini pengamatan langsung dilakukan pada Swiss Belhotel Jambi
karena yang dijadikan objek penelitian.
3.4.2. Kuisioner
Merupakan sekumpulan daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan atau
pernyataan secara tertulis yang diajukan kepada responden sebagai sumber
informasi.
3.4.3. Wawancara
Digunakan sebagai pelengkap kuisioner untuk memastikan responden
mengerti maksud pertanyaan dan pernyataan dalam kuisioner, sehingga dapat
memperoleh informasi yang lebih tepat.
3.5. Tahap dan Prosedur Penelitian
3.5.1. Tahap I
Tahap persiapan yaitu penuangan ide atau gagasan dengan melakukan
studi pustaka, perumusan Tugas, penentuan tujuan penelitian, metode yang
dipakai dimana hasilnya akan dituangkan kedalam bentuk latar belakang, rumusan
Tugas, dan batasan Tugas.
3.5.2. Tahap II
Tahap pengumpulan data yang meliputi:
a. Mencari informasi tentang hotel dijambi khususnya informasi tentang Swiss
Belhotel Jambi.
b. Pengumpulan data pada Swiss Belhotel Jambi dengan memberikan kuisioner
kepada responden, Amalia Muda Siregar (Guest Relation Officers) dan
pengamatan langsung.
3.5.3. Tahap III
Perhitungan biaya investasi total pada Swiss Belhotel Jambi bila ditinjau dari:
a. Biaya haga sewa kamar (deluxe rooms, business deluxe, executive suites,
primier suite, president suite)
b. Jumlah kamar per-level atau per-kelas
c. Berapa Luas Tanah/Luas bangunan
3.5.4. Tahap IV
Penilaian kelayakan investasi Swiss Belhotel Jambi dengan menggunakan
perhitungan titik impas (Break Event Point)
Dari hasil survey dan anlisis yang telah dilakukan diatas didapatilah data-
data sebagai berikut:
Biaya harga sewa kamar
a. Deluxe rooms : Rp.825.000,00
b. Business deluxe : Rp.1.939.000,00
c. Executive suites : Rp.4.272.000,00
d. Primier suite : Rp.10.500.000,00
e. President suite : Rp.17.655.000,00
Jumlah kamar per -level/per-kelas
a. Deluxe rooms : 125 kamar
b. Business deluxe : 6 kamar
c. Executive suites : 3 kamar
d. Primier suite : 1 kamar
e. President suite : 1 kamar
Jadi total kamar yang ada di Swiss Belhotel Jambi adalah 136 kamar.
Luas tanah/bangunan
Luas tanah dari Swiss Belhotel Jambi ini yaitu 2369 m3
Dokumen
A. Investasi hotel
1. Luas Tanah x Harga/m2 :
2369 m2 x Rp. 2.000.000,00 = Rp. 4.738.000.000,00
2. Luas Bangunan (m2) x Harga Maks Bangunan :
1500 m2 x Rp. 4.000.000,00 = Rp. 6.000.000.000,00
3. Biaya Total : Rp. 10.738.000.000,00
Persentase penyusutan
Rumah 2,2 % /thn dengan umur bangunan (45 tahun)
Hotel 2,5 % /thn dengan umur bangunan (40 tahun)
Jadi untuk perhitungan biaya penyusutan dipakai persentase hotel yaitu
sebesar 2,5% /tahun dengan umur bangunan 40 tahun.
Biaya Penyusutan
DxV
Keterangan:
D: Persentase Penyusutan
V: Harga bangunan
4.3. Pendapatan
a. Asumsi kamar terisi 100%
Asumsi persentase kenaikan harga pertahun 7%
Pendapatan /bulan = harga sewa / kamar x jumlah kamar
= Rp.825.000,00 x 125 Kamar
= Rp. 103.125.000,00
Total pendapatan /tahun = Pendapatan /bulan x 12
= Rp. 103.125.000,00 x 12
= Rp.1.237.500.000,00
Kenaikan harga pertahun = Total pendapatan / tahun x 7%
= Rp.1. 237.500.000,00 x 7%
= Rp. 86.625.000,00
b. Asumsi kamar terisi 90%
Asumsi Persentase Kenaikan harga Pertahun 7%
Pendapatan/ bulan = harga sewa / kamar x jumlah kamar x 0,9
= Rp. 825.000,00 x 125 Kamar x 0,9
= Rp. 92.812.500,00
Total pendapatan /tahun = Pendapatan /bulan x 12
= Rp. 92.812.500,00 x 12
= Rp.1.113.750.000,00
Kenaikan harga pertahun = Total pendapatan / tahun x 7%
= Rp.1.113.750.000,00 x 7%
= Rp. 77.962.500,00
4.4. Biaya operasional (naik 7%) akibat inflasi.
Biaya rutin :
a. Listrik : Rp. 25.200.000
b. PDAM : Rp. 12.600.000
c. Service AC : Rp. 4.200.000
d. Perlengkapan kamar : Rp. 31.500.000
Total Biaya Rutin : Rp. 73.500.000
4.5. Perhitungan Break Event Point (BEP)
a. Perhitungan BEP 100%
Selisi tahun : 10 tahun – 9 tahun = 1 tahun
Selisi sisa : - Rp. 5.236.000 + Rp. 37.247.000 = Rp. 32.011.000
SELISI TAHUN
BEP = 10 + X 1 tahun
SELSISI SISA
1
BEP = 10 + 𝟑𝟐.𝟎𝟏𝟏.𝟎𝟎𝟎 X 1 tahun
= 10 tahun 10 bulan
SELISI TAHUN
Bep = 12 + X 1 tahun
SELSISI SISA
1
Bep = 12 + X 1 tahun
𝟑𝟒.𝟏𝟓𝟓.𝟖𝟎𝟎
= 12 tahun 11 bulan
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari analisis yang telah dilakukan dapat di simpulkan beberapa hal, yaitu:
Bahwa proyek investasoi Swiss Belhotel Jambi layak untuk dilaksanakan dan
menarik untuk penanaman investasi, dimana:
a. Pemilihan kelayakan dilakukan dengan cara teknik analisi titik impas (break
event point) .
b. Dana yang dibutuhkan untuk investasi hotel ini relatif besar namun hasilnya
juga menjanjikan karena dalam jangka waktu yang ditentukan target yang
ingin dicapai akan terpenuhi.
5.2. Saran
Setelah mengevaluasi hasil analisis yang telah dilakukan, diungkap saran sebagai
berikut:
a. Besaran nilai investasi itu dipengaruhi oleh biaya langsung yaitu biaya tanah
semakin strategis lokasinya semakin mahal.
b. Besaran nilai investasi dipengaruhi oleh biaya tidak langsung yaitu biaya
teknik, biaya tidak terduga dan bunga selama masa rehabilitasi.
c. Dalam pemilihan perabot, dekorasi interior dan perlengkapan hotel itu dapat
mempengaruhi besaran nilai investasi.
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Sri. 2011. Study kelayakan investasi hotel best western premier kapasitas hotel
bintang tiga disurakarta. Skripsi. Surakarta : FT UNS
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2009/02/20/break-event-point-bep/