Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Presipitasi

Vol. 12 No. 2 September 2015, ISSN 1907-187X

PENGGUNAAN TEKNOLOGI REAKTOR MICROBIAL FUEL CELLS (MFCs)


DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU UNTUK
MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK

Purwono1, Hermawan2, Hadiyanto3


1
MahasiswaMagister Ilmu Lingkungan UNDIP, Semarang
2,3
Dosen Program Pascasarjana Ilmu Lingkungan UNDIP, Semarang
Jl. H. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang
E-mail: pur_121@yahoo.com

ABSTRAK
Microbial Fuel Cells (MFCs) adalah bioreaktor yang mengubah energi kimia dari senyawa
organik menjadi energi listrik melalui reaksi katalitik mikroorganisme dalam kondisi anaerob. Tujuan
dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi media terlekat (attached growth media) dan
variasi konsentrasi COD awal terhadap efisiensi penyisihan konsentrasi COD dan energi listrik yang
dihasilkan. Reaktor MFCs didesain dalam bentuk dual-chamber yang dihubungkan menggunakan
jembatan garam. Kerikil dan bioball digunakan sebagi variasi media lekat pada kompartemen anoda
dan konsentrasi limbah awal divariasikan dari 0%, 25%, 50%, dan 100% dari konsentrasi COD limbah
cair industri tahu asli dengan cara melakukan pengenceran.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
media lekat kerikil dengan konsentrasi 50% menghasilkan arus listrik rata-rata tertinggi 7,25 µA dan
energi listrik sebesar 179,54 mWh. Voltase dan enegi listrik pada kedua variasi tersebut semakin hari
semakin menurun. Variasi konsentrasi 25%, 50%, dan 100% menghasilkan penurunan nilai effisiensi
penyisihan COD masing-masing 41,41%; 39,90% dan 18,26%.Pada variasi 100% menghasilkan
energi listrik lebih rendah dari pada 50%. Kemungkinan hal ini karena adanya senyawa sulfida yang
berperan sebagai akseptor elektron. Pembentukan senyawa sulfida ditandai dengan terbentuknya
warna hitam pada substrat. Efisiensi coulombic (εC) akibat perbedaan media lekat dan variasi
konsentrasi berada pada kisaran 0,001-0,035%. Rendahnya εC kemungkinan karena adanya produk-
produk fermentasi dan biofilm pada elektroda anoda yang menghambat transfer elektron menuju
elektroda anoda seperti biomassa, bahan organik terlarut, gas H2 dan gas CH4.

Kata kunci: Microbial Fuel Cells (MFCs), media lekat, variasi konsentrasi

PENDAHULUAN (Logan , 2007). Energi listrik yang dihasilkan


pada proses pengolahan limbah menggunakan
Industri tahu telah berkembang secara teknologi MFCs memiliki potensi sebagai
turun temurun di berbagai wilayah Indonesia pemasok sumber energi. Penggunaan air limbah
pada skala mikro dengan proses produksi secara dalam sistem MFCs mempunyai keuntungan
tradisional. Pembuatan tahu selain menghasilkan tersendiri yaitu polutan dalam limbah cair dapat
produk utama berupa tahu, juga menghasilkan menjadi sumber karbon untuk menghasilkan
ampas tahu dan limbah cair (Said dan Wahjono, energi listrik (Li dkk, 2011). Menurut Franks and
1999). Penelitian tentang pemanfaatan limbah Nevin. (2010), terbatasnya aplikasi MFCs dalam
cair pembuatan tahu telah dilakukan Limbah cair skala luas semata-mata karena energi listrik yang
industri tahu dapat dimanfaatkan untuk dihasilkan masih rendah. Walaupun demikian,
menghasilkan biogas (Wagiman dan teknologi MFCs merupakan teknologi yang
Suryandono, 2006; Widarti, dkk., 2012). menjanjikan untuk menghasilkan energi listrik
Perkembangan\\teknologi pengolahan dari bahan organik dan limbah.
limbah cair industri tahu terus ditemukan. Limbah domestik, limbah cair industri
Teknologi Microbial Fuel Cells (MFCs) makanan, dan limbah cair babi merupakan
merupakan salah satu metode yang digunakan sumber karbon yang besar karena mengandung
untuk mengolah limbah cair yang mengandung bahan organik (Liudkk, 2004; Logan, 2005; Min
bahan organik (Habermann dan Pommer,1991). dkk, 2005; Zhou dkk, 2011). Konsentrasi
Microbial Fuel Cells (MFCs) adalah bioreaktor Chemical Oxygen Demand (COD) limbah dapat
yang mengubah energi kimia dari senyawa diturunkan sampai 80% (Liudkk, 2004; Min dkk,
organikmenjadi energi listrik melalui reaksi 2005). Limbah tahu memiliki konsentrasi COD
katalitik mikroorganisme dalam kondisi anaerob pada kisaran 7.500-14.000 mg/1 (Kaswinarni,

57
Jurnal Presipitasi
Vol. 12 No. 2 September 2015, ISSN 1907-187X

2007). Konsentrasi COD limbah semakin besar, Tabel 2. Pelaksanaan penelitian dan waktu
maka proses degradasi akan semakin lama. pengambilan sampel
- +
Elektron (e ) dan proton (H ) yang dihasilkan N Frekuensi
pada kompartemen anoda semakin meningkat Parameter Metode
o Pengukuran
(Haslett,2012). Berdasarkan penyataan ini Setiap 1 jam
diharapkan tegangan listrik yang dihasilkan akan 1 Arus listrik Multi-meter
sekali
semakin besar. Setiap 1 jam
Pengolahan limbah cair menggunakan 2 Tegangan Multi-meter
sekali
biofilter anaerob merupakan teknologi Spektrofotome
pengolahan yang murah, mudah operasinya 3 COD 2 hari sekali
tri
serta hemat energi. Konsep teknologi
4 pH Setiap hari potensiometri
pengolahan dengan biofilter anaerob merupakan
suatu istilah dari reaktor yang dikembangkan
dengan prinsip mikroba tumbuh dan berkembang A. Perhitungan Efisiensi Penyisihan
menempel pada suatu media filter (media Efisiensinya dapat dihitung menggunakan
terlekat) dan membentuk biofilm (attached persamaan berikut :
growth). Biofilter dapat digunakan untuk air ........................(1)
limbah dengan beban COD yang cukup besar dimana :
dan dapat menghilangkan padatan tersuspensi ε COD = Prosentase penyisihan
(SS) dengan baik (Wijeyekoondkk, 2004) konsentrasi COD (%)
Berdasarkan hal tersebut maka perlu Cin = Konsentrasi COD pada titik
dilakukan penelitian tentang pengaruh media masuk (inlet) (mg/l)
terlekat dalam reaktor MFCs terhadap Cout = Konsentrasi COD pada titik keluar
konsentrasi COD dan besarnya energi listrik (outlet) (mg/l)
yang dihasilkan. Penelitian ini akan dilakukan
pengolahan limbah cair industri tahu dengan B. Perhitungan energi listrik
variasi media terlekat dan vaariasi konsentrasi Energi listrik yang dihasilkan dirumuskan sebagai
COD dari limbah yang sama. Efisiensi penyisihan berikut
konsentrasi COD dan energi listrik yang W = I.V.t ............................................... (2)
dihasilkan dari masing-masing proses akan dimana:
dianalisa secara intensif. W = energi listrik (watt)
I = kuat arus (amper)
METODOLOGI PENELITIAN V = tegangan (Volt)
T = waktu (jam)
Tabel1. Rincian reaktor penelitian dalam
kompartemen anoda C. Efisiensi Coulombic (εC)
Prosentase Media lekat anoda
kadarCOD ................................... (3)
Kerikil Bio ball kontrol
(%)
0 √ √ √ Dimana:
25 √ √ √ ε Cb = Efisiensi Coulombic
50 √ √ √ M = Berat molekul Oksigen (32 g/mol)
100 √ √ √ F = Konstanta Faraday (96500)
b = Jumlah pertukaran elektron per
Saluran Gas

V mol oksigen (4)


A
Van = Volume cairan dalam
Termometer

kompatemen anoda (L)


K
a
K
a ∆COD = perubahan konsentrasi COD
dalam periode waktu tertentu
r r
b b
o
Jembatan
o
n garam
n

Kompartemen Kompartemen
Anoda Katoda
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar1.Desain Reaktor MFCs menggunakan
media terlekat Karakteristik Air Limbah Tahu
Berdasarkan hasil analisis pendahuluan yang
tercantum pada Tabel 3. dapat diketahui rasio
BOD/COD limbah sebesar 0,491. Nilai ini
menunjukkan limbah cair tahu bersifat
biodegradable (Alaerts dan Santika, 1984).

58
Jurnal Presipitasi
Vol. 12 No. 2 September 2015, ISSN 1907-187X

Tabel 3.Hasil Uji Karakteristik Awal Air Limbah pertumbuhan biofilm selama periode awal dari
Tahu dengan prosentase konsentrasi COD 0%, gaya geser akibat hidrodinamik cairan. Hal ini
25%, 50%, dan 100% dari konsentrasi limbah asli memungkinkan perkembangan biofilm tahap
Hasil berikutnya.
Kode
No COD Suhu
sampel pH o Kuat Arus listrik pada variasi media lekat
(mg/l) ( C)
1 0% 7,11 6,77 28 Menurut Lee dkk (2008), konsentrasi
2 25% 884,62 4 34 COD substrat dalam MFCs yang mengandung
bahan organik kompleks ditetapkan dalam
3 50% 4.177,48 3,81 36
kesetimbangan massa konsentrasi COD dalam
4 100% 8.846,24 3,74 43 MFCs sebagai berikut:
Reaksi Kimia di Kompartemen Katoda COD awal = COD arus + COD bio sus + COD bio lekat +
Proton dan elektron yang berasal dari COD Gas + COD akhir + COD lainnya
7+
anoda digunakan untuk mereduksi Mn menjadi Keterangan:
4+
Mn (Guerrero-Rangel dkk, 2010).Reaksi yang CODawal =konsentrasi COD awal pada
terjadi pada kompartemen katoda sebagai kompartemen anoda
berikut : CODarus = konsentrasi COD yang
MnO4- + 4H++ 3e- MnO2 + 2H2O
O2+ e-+ H+ H2O diubah menjadi arus selama
Hasil hidrolisis bahan organik kompleks periode waktu tertentu
di gunakan sebagai sumber energi untuk tahap COD bio sus = konsentrasi COD untuk
berikutnya. Gula sederhana sebagai molekul membentuk biomassa
biodegradable terdegradasi seperti persamaan tersuspensi selama
berikut: periode waktu tertentu
COD biolekat = konsentrasi COD untuk
Mikroorganisme pembentuk biomassa terlekat
Anoda : CnH2nOn + H2O CO2+ e-+ H+ ........ (4) padakompartemen anoda
Katoda :MnO4-+ 4H++ 3e- MnO2 + 2H2O .. (5)
COD Gas = konsentrasi COD untuk
Pada tahap diatas tampak bahwa elektron sudah membentuk akumulasi gas
bisa dihasilkan dari dekomposisi senyawa CH4dan H2
sederhana. Menurut Lovley (2008), asam asetat COD akhir = COD terlarut sebagai hasil
dan asam sederhana lainnya merupakan sumber pengolahan
elektron utama untuk menghasilkan arus. Asam COD lainnya = konsentrasi COD yang tidak
asetat akan terdegradasi seperti yang berhubungan dengan arus
ditunjukkan berikut: listrik
Hasil penelitian menunjukkan substrat
Mikroorganisme dengan media lekat kerikil menghasilkan arus
Anoda :CH3COOH + 2H2O CO2+ 8e-+ 8H+ (6) listrik rata-rata sebesar 7,25 µA pada variasi
limbah cair tahu 50% dari konsentrasi limbah asli.
Efisiensi penyisihan konsentrasi COD pada Arus listrik dengan media lekat bioball
reaktor MFCs menghasilkan arus sebesar 5,48 µA pada variasi
Pada akhir penelitian selama 13 hari limbah cair tahu 50%. Arus listrik dengan variasi
penyisihan COD stabil (± 10%), pengolahan media lekat kerikil menghasilkan arus lebih
limbah dengan variasi media lekat kerikil banyak dibandingkan dengan media lekat bioball.
menunjukan efisiensi yang paling tinggi Berdasarkan hasil uji Multiple Comparisons,
dibanding dengan media lekat bioball, baik media lekat kerikil dan media lekat bioball
pengenceran 0%, 25%, 50%, maupun 100%. menunjukkan perbedaan signifikan yang di
Perbedaan efisiensi penyisihan COD tunjukkan dari nilai signifikansi sebesar 0,000.
kemungkinan akibat perbedaan kekasaran media Hal ini sebanding dengan nilai efisiensi
lekat antara kerikil dan bioball. Kerikil memiliki penyisihan COD pada media lekat kerikil
permukaan yang lebih kasar daripada mencapai 39,90%. Perbedaan ini kemungkinan
permukaan bioball. Kekasaran mewakili jumlah karena adanya perbedaan efisiensi penyisihan
dan ukuran celah-celah dimana mikroorganisme COD dimana media lekat kerikil menghasilkan
dapat mengawali pertumbuhan tanpa gangguan efisiensi lebih besar dari padabioball.
gaya geser aliran air. Pada tahapan awal, sifat
dari media lekat memainkan peran terpenting.
Kekasaran media lekat mempromosikan
kolonisasi bakteri. Hipotesanya adalah rekahan
dalam permukaan kasar dapat memproteksi

59
Jurnal Presipitasi
Vol. 12 No. 2 September 2015, ISSN 1907-187X

media lekat. Permukaan media lekat yang kasar


memungkinkan pelekatan bakteri, kolonosasi
bakteri, ikatan antar bakteri lebih kuat dan jenis
bakterinya bermacam-macam (heterogen).
Sedangkan permukaan media lekat yang lebih
halus cenderung terbentuk biofilm yang
cenderung homogen (Kawai dkk, 2000; Quirynen
dan Bollen, 1995; Tang dkk, 2007).
Selain adanya pengaruh biofilm, menurut
Lovley (2008); Jung (2007), dan Holmes.(2007),
substrat bahan organik kompleks juga
berpengaruh terhadap arus listrik. Menurut Min
Gambar 2. Kurva Arus listrik dengan media lekat dan Logan (2004); Rabaeydan Verstraete (2005),
bioball, kerikil, dan tanpa media lekatprosentase asam asetat dan asam sederhana lainnya
50% dari limbah asli merupakan sumber elektron utama untuk
menghasilkan arus listrik. Apabila merujuk pada
Efisiensi coulombic (εC) tertinggi komposisi limbah cair industri tahu, komponen
mencapai 0,014% pada substrat dengan variasi utama limbah terdiri dari protein, karbohidrat, dan
konsentrasi 25%. Dalam hal ini tampak bahwa lemak. Kompartemen anoda dengan substrat
elektron yang dihasilkan dari proses pengolahan glukosa sebagai bahan yang dapat terfementasi
limbah tidak sepenuhnya ditransfer manjadi arus terdeteksi gas CH4 dan asam-asam organik
listrik melalui rangkaian eksternal. Kondisi ideal seperti asam pirufat, asam format propionat,
terjadi ketika Efisiensi Coulombic (εC) mencapai butirat. Senyawa tersebut merupakan produk
nilai 100% artinya semua elektron yang proses fermentasi. Produk fermentasi bahan
dihasilkan akan diubah menjadi arus listrik organik kompleks limbah cair menjadi
(Logan, 2007). Efisiensi Coulombic ini termasuk penghambat elektron yaitu biomassa, bahan
dalam kategori rendah apabila dibandingkan organik terlarut, gas H2 dan gas CH4 (Min dkk,
dengan substrat asetat dengan rentang nilai εC 2005).
sebesar 65%-84% (Min dan Logan, 2004; Liu Biomassa merupakan penghambat
dkk, 2004; Rabaey dan Verstraete, 2005), elektron yang paling besar dalam menghantarkan
sedangkan substrat limbah yang memiliki bahan arus listrik dalam rekator MFCs (Lovley. 2008).
organik kompleks menghasilkan εC 8%. Menurut Metcalf dan Eddy(1991), pada
RendahnyaεC kemungkinan disebabkan pengolahan limbah secara anaerob, biomassa
oleh aktifitas pembentukan biofilm pada terlekat lebih banyak dari pada biomassa
permukaan elektroda anoda. Pada proses tersuspensi. Kompartemen anoda mengandung
pengolahan awal, energi yang dihasilkan dari media lekat berupa kerikil dan bioballyang
metabolisme bahan organik (dinyatakan sebagai menjadi tempat terbentuknya biofilm. Selain
COD awal) sebagian besar digunakan untuk kerikil dan bioball, elektroda karbon juga
membentuk biofilm. Sel-sel teradsorpsi berfungsi sebagai media lekat biofilm.
dipermukaan media kemudian tumbuh, Tahap II Tahap III
berkembangbiak dan menghasilkan Extracellular
Tahap I
Pembentukan Bakteri pembentuk
Hidrolisis
asam

 
Gas Metan

Polymeric Substances (EPS) untuk membentuk Substrat bahan


organik
biofilm. Elektroda karbon pada kompartemen Lemak
Asam lemak rantai
panjang, gliserol
Bakteri pembentuk asam

anoda MFCs juga berperan menjadi media lekat


Asam asetat
Bakteri metanogen
Bakteri hidrolitik

Alkohol
Aldehid
bagi mikroorganisme untuk membentuk biofilm. Asam amino dan Metan
Protein Keton
peptida rantai pendek Karbon dioksida
Ammonia
Air
Selain sel bakteri hidup dan sel bakteri yang mati
Karbon dioksida
Hidrogen
Monosakarida dan Air
dapat membentuk lapisan pada permukaan
polisakarida
disakarida

anoda semakin bertambah. Terbentuknya biofilm Pertambahan


bakteri
Pertambahan
bakteri
Pertambahan
bakteri

ini dapat mengakibatkan peningkatan hambatan


Gambar 3. Rangkaian tahap pembentukan
dalam di anoda (Kim dkk, 2003). Apabila
biomassa pada pengolahan sistem anaerob
permukaan elektroda ini sudah dipenuhi oleh
Sumber: Madigan dkk, 2011
biofilm, jumlah elektron yang dapat ditransfer ke
elektroda akan sedikit sehingga terjadi
Tegangan listrik pada variasi media lekat
penurunan arus listrik.
Variasi media lekat pada konsentrasi
Menurut Zhang (2012), kekasaran
25% limbah asli menghasilkan tegangan antara
permukaan elektroda/media lekat bisa
713,38-725,67 mV pada awal penelitian.
mempengaruhi keanekaragaman jenis bakteri
Tegangan semakin lama semakim menurun
pembentuk biofilm yang mempengaruhi aktivitas
sampai pada kisaran 592-670 mV. Hal ini juga
biofilm dan transfer massa dalam permukaan
terjadi pada MFCs dengan variasi konsentrasi

60
Jurnal Presipitasi
Vol. 12 No. 2 September 2015, ISSN 1907-187X

50% dan 100% masing-masing antara 118,71-


1200,83 mV menjadi 559-1032 mV dan 1137-
1222,96 mV turun menjadi 1013-1070 mV.
Gambar 5 sampai Gambar 6 menunjukkan
tegangan yang dihasilkan selama penelitian.
Bahan organik kompleks kemungkinan
besar tidak secara langsung digunakan oleh
mikroorganisme untuk menghasilkan arus,
melainkan harus diubah terlebih dahulu menjadi
senyawa yang lebih sederhana melalu proses
fermentasi. Fermenter bahan organik harus
tumbuh dari ukuran/ukuran yang sangat kecil Gambar 6. Kurva Tegangan (mV) dengan media
dalam anoda. Hal ini dibuktikan rendahnya arus lekat bioball, kerikil, dan tanpa media
yang dihasilkan selama 13 hari mengindikasikan lekatprosentase 100% dari limbah asli
rendahnya katalis transfer elektron ke anoda.
Kemungkinan pertumbuhan dan akumulasi Energi dan daya listrik pada variasi media
fermenter (biomassa) cenderung memperlebar lekat
kompetisi dengan mikroorganisme yang terdapat Berdasarkan persamaan (1) tampak
disekitar anoda untuk mentransfer elektron. bahwa daya (P) sangat dipengaruhi kuat arus (I)
Biomassa merupakan penghambat dan tegangan (V) yang dihasilkan. Pada
elektron yang paling besar dalam menghantarkan penelitian ini arus listrik yang dihasilkan pada
arus listrik dalam reaktor MFCs (Lovley, 2008). variasi media lekat cenderung stabil. Disisi lain
Adanya biofilm memungkinkan terhambatnya tegangan listrik cenderung mengalami
transfer massa, seperti substrat melalui lapisan penurunan. Sehingga daya yang dihasilkan
EPS dapat menghambat pertumbuhan cenderung mengalami penurunan.Perbedaan
mikrobiologi di dasar biofilm. Padahal substrat itu media lekat menghasilkan daya listrik yang
sendiri merupakan sumber donor elektron. Hal ini signifikan (α<0,05) baik pada media lekat kerikil,
menyebabkan potensial anoda menjadi lebih bioball maupun tanpa media lekat. Energi listrik
positif dan potensial sel totalnya semakin hari merupakan perkalian antara daya (P) dan waktu
semakin menurun (Bard.1985). (t). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa adanya media lekat berpengaruh
signifikan terhadap energi listrik yang dihasilkan.
Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi sebesar
0,017. Energi listrik tertinggi sebesar 179,54
mWh yang dihasilkan oleh substrat dengan
penambahkan media lekat kerikil. Pada media
lekat kerikil dihasilkan penurunan energi yang
tajam pada hari ke-4 sampai ke-6. Apabila
Gambar 4. Kurva Tegangan (mV) dengan media melihat tegangan listrik pada hari ke-4 dan ke-6,
lekat bioball, kerikil, dan tanpa media adanya media lekat kerikil menyebabkan
lekatprosentase 25% dari limbah asli penurunan tegangan yang lebih besar
dibandingkan dengan variasi lainya. Oleh karena
itu, energi yang dihasilkan juga semakin
menurun.

Ga
mbar 5. Kurva Tegangan (mV) dengan media
lekatbioball, kerikil, dan tanpa media
lekatprosentase 50% dari limbah asli

Gambar 7.Energi listrik yang dihasilkan pada


variasi media lekat dengan konsentrasi limbah
cair industri tahu 0% dan 25%

61
Jurnal Presipitasi
Vol. 12 No. 2 September 2015, ISSN 1907-187X

Gambar 8. Energi listrik yang dihasilkan pada Gambar 9. Prosentase penurunan kadar COD
variasi media lekat dengan konsentrasi limbah pada variasi konsentrasi limbah dengan media
cair industri tahu 50% dan 100% lekat kerikil

Efisiensi penyisihan konsentrasi COD pada Arus listrik pada variasi Konsentrasi COD
reaktor MFCs Variasi komposisi prosentase konsentrasi
Adanya variasi konsentrasi menunjukkan COD 25% menghasilkan arus tertinggi sebesar
perbedaan bilangan signifikan dibandingkan 4,48 µA. Variasi 50 % menghasilkan arus
tanpa media lekat. Signifikansi yang diperoleh sebesar 7,25 µA dan Variasi 100%
(sig.) sebesar 0,000. Menurut Borja dkk (2012), menghasilkan arus 3,29 µA. Variasi konsentrasi
semakin besar konsentrasi COD pada influen 50% limbah cair industri tahu menghasilkan arus
akan semakin kecil efisiensi penyisihan yang paling tinggi diantara variasi lainnya.
terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingginya arus listrik mengindikasikan
penurunan COD maksimum terjadi pada bahwa elektron yang dialirkan menuju katoda
konsentrasi rendah. Hal ini disebabkan oleh lebih besar dari yang lainnya. Apabila menilik
semakin tinggi konsentrasi COD dalam umpan jumlah konsentrasi COD yang terdegradasi
(influen), semakin besar jumlah substrat yang sebesar 491,3 mg/l pada variasi limbah 50%.
terkandung dalam limbah cair, dengan demikian Ada kemungkinan potensi konsentrasi COD awal
beban organik yang harus diuraikan oleh mikroba yang di ubah menjadi arus lebih banyak. Menurut
juga semakin besar. Pada penelitian lain Haslett(2012), semakin banyak konsentrasi
disebutkan tingkat efisiensi penyisihan COD bahan organik maka potensi menghasilkan arus
menurun bila tingkat pembebanan hidrolik dan listrik semakin besar arus listrik. Dalam penelitian
organik meningkat (Aslan dan Nusret, 2008). Hal diperoleh hasil yang sebaliknya yaitu pada variasi
ini diduga karena semakin terbatasnya jumlah 100%. Kosentrasi COD dengan variasi 100%
mikroorganisme pengurai aktif, dengan demikian menghasilkan arus yang lebih kecil dari 50%. Hal
kemampuan mendegradasi substrat pun semakin ini kemungkinan penghambat elektron pada
terbatas. Menurut Gerardi (2006), karena variasi 100% lebih banyak dibandingkan dengan
kuantitas limbah organik yang relatif besar yang konsentrasi 50%. Fenomena ini kemungkinan
terdapat pada proses pengolahan anaerobik, timbul karena selama proses pengolahan
aktivitas bakteri dan faktor operasional yang terdapat akseptor elektron yang menghambat
mempengaruhi aktivitas bakteri sangat kritis. transfer elektron menuju ke anoda.
Nachaiyasit (1997) menyatakan bahwa Selain pengaruh terbentunya biofilm di
tingginya konsentrasi dalam reaktor cenderung permukaan elektroda anoda dan proses
meningkatkan kestabilan limbah sehingga fermentasi, pada variasi konsentrasi 100%
efisiensi penyisihan kadar COD menurun. Pada dihasilkan substrat kompartemen anoda
pH rendah dan konsentrasi tinggi, populasi berwarna hitam ketika penelitian. Kemungkinan
2-
mikroba lebih memilih menghasilkan produk warna ini akibat terjadi reduksi sulfat (SO 4 )
utama mereka seperti asetat dan butirat dari menjadi sel bakteri, karbondioksida, air, sulfida,
pada format dan propoinat. Hal ini juga dan senyawa organik rantai pendek seperti asam
meningkatkan stabilitas penyisihan dan dan alkohol sesuai dengan persamaan reaksi
meningkatkan jumlah gas metana (CH4). berikut:

2-
Menurut Gerardi(2006), senyawa SO4
berperan sebagai akseptor elektron pada proses
reduksi sulfat dan degradasi substrat. Jadi
kemungkinan efek yang ditimbulkan dari proses

62
Jurnal Presipitasi
Vol. 12 No. 2 September 2015, ISSN 1907-187X

ini berperan dalam penurunan arus listrik. tegangan. Sehingga semakin rendah arus listrik
Senyawa sulfat berasal dari degradasi limbah maka daya listriknya semakin rendah. Perbedaan
awal. konsentrasi menghasilkan daya listrik yang
signifikan (α<0,05) baik pada variasi 0%, 25%,
50% maupun 100%. Berdasarkan hasil uji
Multiple Comparisons, variasi konsentrasi
menunjukkan perbedaan signifikan yang di
tunjukkan dari nilai signifikansi sebesar 0,0000.
Nilai ini lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar
0,05.

Energi dan daya listrik pada variasi


Konsentrasi COD
Energi listrik merupakan perkalian antara
daya (P) dan waktu (t). Berdasarkan hasil
Gambar 10. Kurva arus listrik yang dihasilkan penelitian menunjukkan bahwa variasi
pada variasi konsentrasi dengan media lekat konsentrasi berpengaruh terhadap energi listrik
kerikil yang dihasilkan, baik komposisi 0%, 25%, 50%,
Tegangan listrik pada variasi Konsentrasi dan 100%. Hal ini ditunjukkan dari nilai
COD signifikansi sebesar 0,000. Energi listrik tertinggi
Selama periode penelitian dalam sistem dihasilkan oleh variasi konsentrasi limbah cair
batch, tegangan yang dihasilkan semakin hari industri tahu 50% dengan media lekat kerikil
semakin menurun. Hal ini karena pengaruh sebesar 179,54 mWh. Hal ini sebanding dengan
proses biokimia yang terjadi selama pengolahan. daya listrik yang dihasilkan. Gambar 11 berikut
Nachaiyasit (1997) menyatakan bahwa tingginya merupakan grafik energi yang dihasilkan selama
konsentrasi dalam reaktor cenderung 13 hari penelitian.
meningkatkan kestabilan limbah sehingga
efisiensi penyisihan kadar COD menurun. Salah
satu yang berperan penting terhadap perubahan
tegangan adalah nilai pH. Salah satu pengaruh
pengolahan secara anaerob dalam reaktor MFCs
adalah naiknya nilai pH. Kemungkinan
penurunan tegangan akibat adanya kenaikan
nilai pH baik pada variasi konsentrasi 25%, 50%
maupun 100%. Nilai tegangan yang terukur
semakin menurun akibat kenaikan pH. Hal ini
sesuai dengan penyataan Logan(2007) bahwa Gambar 11. Energi listrik yang dihasilkan
semakin tinggi pH larutan, maka tegangan yang pada variasi konsentrasi dengan media lekat
terukur dalam reaktor MFCs semakin rendah. kerikil
Daya listrik (P) dipengaruhi kuat arus (I)
dan tegangan (V) yang dihasilkan. Pada KESIMPULAN
penelitian ini arus listrik yang dihasilkan pada
variasi konsentrasi cenderung stabil. Disisi lain Berdasarkan hasil penelitian dan
tegangan listrik cenderung mengalami penurunan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil
akibat kenaikan nilai pH substrat sehingga daya beberapa kesimpulan sebagai berikut:
yang dihasilkan cenderung mengalami 1. Adanya media lekat (attached growth media)
penurunan. Daya listrik yang dihasilkan pada pada reaktor MFCs mengakibatkan kenaikan
variasi konsentrasi 0% tertinggi sebesar 0,55 prosentase penyisihan COD limbah cair
mW; konsentrasi 25% sebesar 3,21 mW; industri tahu.
konsentrasi 50% sebesar 7,06 mW. Variasi 2. Energi listrik yang dihasilkan pada media
konsentrasi 100% menghasilkan daya sebesar lekat kerikil dengan variasi konsentrasi 50%
3,95 mW. Nilai ini lebih kecil dari pada variasi sebesar 179,54 mWh dan media lekat bioball
konsentrasi 50%. Hal ini kemungkinan karena sebesar 158,30 mWh pada hari ke-1 dan ke-
pada variasi 100% limbah cair tahu timbul 2. Sedangkan limbah tanpa media lekat
senyawa sulfida yang menghambat tranfer menghasilkan daya listrik tertinggi sebesar
elektron menuju anoda yang ditandai perubahan 163,03 mWh pada hari ke-11.
warna limbah cair menjadi hitam dan 3. Efisiensi penyisihan COD semakin rendah
menyebabkan arusnya rendah. Padahal daya akibat bertambahnya konsentrasi COD awal.
merupakan perkalian antara arus listrik dan

63
Jurnal Presipitasi
Vol. 12 No. 2 September 2015, ISSN 1907-187X

4. Energi listrik yang dihasilkan pada variasi cultivations in batch mode. Microbial Cell
konsentrasi 0% tertinggi sebesar 13,04 mWh; Factories 11:132
konsentrasi 25% sebesar 77,03 mWh; Franks, Ashley E. and Nevin, Kelly P. 2010.
konsentrasi 50% sebesar 179,54 mWh. Department of Microbiology, University
Variasi konsentrasi 100% menghasilkan of Massachusetts, Amherst, USA.
daya sebesar 94,11 mWh. Energi listrik pada Gerardi, Michael H. 2006. Wastewater Bacteria.
variasi konsentrasi 100% lebih kecil dari A John Wiley & Sons, Inc., Publication
pada variasi konsentrasi 50 %. Hal ini terjadi Guerrero-Rangel, N., J.A. Rodríguez-de la
karena timbul senyawa sulfida yang Garza,Y. Garza-García, L.J. Ríos-
menghambat transfer elektron menuju anoda González, G.J. Sosa Santillán, I.M.
yang ditandai perubahan warna limbah cair De la Garza-Rodríguez. 2010.
menjadi hitam yang berakibat rendahnya Comparative study of three cathodic
arus listrik. electron acceptors on the performance
5. Efisiensi Coulombic (εC) maksimum of mediatorless microbial fuel cell.
mencapai 0,016%. Rendahnya εC Int. J. Electric. Power Eng., 4(1): 27-31
kemungkinan karena adanya produk-produk Habermann. W dan Pommer, EH. 1991.
fermentasi dan biofilm pada elektroda anoda Biological fuel cells with sulphide
yang menghambat transfer elektron menuju storage capacity. Appl Microbiol
elektroda anoda. Biotechnol;35:128–33.
Haslett, N.D. 2012. Development of a Eukaryotic
SARAN Microbial Fuel Cell Using Arxula
Saran yang dapat digunakan dalam Adeninivorans. Thesis Submitted in
penelitian selanjutnya adalah sebegai berikut: partial fulfillment of the requirements
1. Penelitian lebih lanjut dengan menggunakan for the doctorate of philosophy of
media lekat kerikil dan konsentrasi substrat biochemistry. Licoln University.
limbah tahu sebesar 50% dari limbah awal Kaswinarni, F. 2007. Kajian Teknis Pengolahan
agar diperoleh daya listrik yang maksimum. Limbah Padat dan Cair Industri Tahu.
2. Perlu menambahkan waktu penelitian agar Sekolah Pascasarjana: Universitas
semua produk fermentasi dapat teroksidasi Sumatera Utara.
secara sempurna menjadi gas. Kawai, K., Urano, M., Ebisu, S., 2000. Effect
3. Pengujian komposisi hasil proses fermentasi of surface roughness of porcelain on
pada waktu tertentu perlu dilakukan adhesion of bacteria and their
menggunakan Gas Chromatography untuk synthesizing glucans. J. Prosthet.
memastikan jumlah dan jenis produk Dent. 83, 664– 667.
fermentasi apa yang terbentuk Kim, B.H, Chang I.S, Gil, G.C, Park H.S, Kim H.J.
4. Pemilihanan elektroda anti bakteri yang 2003. Novel BOD sensor using
memungkinkan biofilm tidak melekat tetapi mediatorless microbial fuel cell.
bersifat konduktor. Biotechnol. Lett. 25: 541–545.
Lee, Parameswaran,P., Kato M., A., Torres, C.I.,
Rittmann, B.E. 2008. Evaluation of
DAFTAR PUSTAKA energy-conversion efficiencies in
microbial fuel cells (MFCs) utilizing
Alaerts, G dan Santika, S S. 1984. Metode fermentable and
Penelitian Air. Usaha Nasional. non-fermentable substrates. Water
Surabaya. Res, 42(6-7), 1501-1510.
Aslan, Sibel dan Nusret, S,. 2008. The Li B, Karl Scheible, Micheal Curtis. 2011.
Performance of UASB Reactors Treating Electricity Generation From Anaerobic
High- Strength Wastewaters. Wastewater Treatment In Microbial
Journal of Fuel Cells. Water Environment
Environmental Health. National Research Foundation. Now York State
Environmental Health Association. Energi Research And Development
Bard, A. J.; Parsons, R.; Jordan, J., Eds. Authority.
Standard Potentials in Liu et al,2004 dalam Zhou, Minghua et al. 2011.
Aqueous Solution; Marcel Dekker: An Overview Of Electrode Materials In
New York, 1985. Microbial Fuel Cells. Journal Of Power
Borja, G. M., Eugenio M. M., Guillermo Sources. 196 (2011) 4427-4435
G., Octavio T. 2012. Liu, H., Ramnarayanan R. dan Logan, B. E.
Engineering Escherichia Coli to increase 2004. Production of electricity
plasmid DNA production in high cell-density during wastewater treatment using a

64
Jurnal Presipitasi
Vol. 12 No. 2 September 2015, ISSN 1907-187X

single chamber microbial fuel cell. subgingival plaque formation in Man


Environ. Sci. Technol. vol. 38(7): A review of the literature. J. Clin.
pp.2281-2285. Periodontol. 22, 1–14.
Liu dkk, 2008 dalam Kristin E.2012. Produksi Rabaey, K. dan Verstraete W. 2005.
Energi Listrik Melalui Microbial Fuel Microbial fuel cells: novel
Cell Menggunakan Limbah Industri biotechnology for energy
Tempe. Skripsi. Program Studi generation. Trends Biotechnol; 6:
Teknologi Bioproses.Fakultas Teknik. 291–298.
Universitas Indonesia Sani, Elly Yuniarti.2006. Pengolahan air limbah
Logan, B.E. 2005. Simultaneous Wastewater tahu menggunakan Reaktor anaerob
Treatment and Biological Electricity bersekat dan aerob. Thesis Program
Generation. Water Science & Magister Ilmu Lingkungan Program
Technology Vol 52 No 1-2 pp 31-37 Pascasarjana Universitas
©IWA Publishing Diponegoro. Semarang
Logan, B.E.2007. Microbial Fuel Cells.Wiley- Said, N. I., dan Wahjono, H. D., 1999.
Interscience. ISBN 978-0-470-23948 Teknologi Pengolahan Limbah Tahu-
Lovley, D.R. 2008. The microbe electric: Tempe Dengan Proses Biofilter Anaerob
conversion of organic matter dan Aerob, BPPT, Jakarta.
toelectricity. Current Opinion in Tang, H., Cao, T., Wang, A., Liang, X., Salley,
Biotechnology. Vol. 19:pp 1–8. USA. S.O., McAllister, J.P., Simon, Ng.K.Y., 2007.
Madigan, M. T., John M. Martinko, David A. Effect of surface modification of silicone
Stahl, David P. Clark. 2011. Brock on Staphylococcus epidermidis
Biology of Microorganisms adhesion and colonization. J. Biomed.
Thirteenth Edition. BenjaMin Mater. Res. Part A. 80A, 885–894.
CumMings: the United States of Wagiman dan Suryandono, 2006. A Tofu
America Wastewater Treatment With A
Metcalfand Eddy, 1991. Wastewater Engineering Combination Of Anaerobic Baffled
4rdedition,Mc-Graw Hill Reactor and Activated Sludge system,
Min, 2005 dalam Zhang, Y. 2012. Energy Majalah Ilmu dan Teknologi Pertanian,
Recovery From Waste Streams With XVI.
Microbial Fuel Cell (MFC)-Based Widarti, B.N., Siti Syamsiah, dan Panut
Technologies. Thesis. Departement of Mulyono. 2012. Degradasi Substrat
Environment Engineering. Technical Volatile Solid pada Produksi Biogas dari
University of Denmark. Limbah Pembuatan Tahu dan Kotoran
Min, B., dan Logan, B.E. 2004. Continuous Sapi. Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 6,
electricity generation from domestic No. 1. Universitas Gadjah Mada:
wastewater and organic substrates Yogyakarta.
in a flat plate microbial fuel cell. Environ Wijeyekoon S., Mino T., Satoh H. and
Sci Technol, 38(21), 5809- 5814. Matsuo T. 2004. Effects of
Nachaiyasit, S. and D.C. Stuckey, 1997. The substrate loading rate on biofilm
effect of shock loads on an structure, Water Research, Vol. 38,
anaerobic baffled reactor (ABR), 1. pp. 2479-2488.
Step changes in feed concentration Zhang, Y. 2012. Energy Recovery From Waste
at constant retention time. Water Streams With Microbial Fuel Cell (MFC)-
Research, 31(11): 2737-3747 Based Technologies. Thesis. Departement of
Quirynen, M., dan Bollen, C.M., 1995. The Environment Engineering. Technical
influence of surface roughness and University of Denmark.
surfacefree energy on supra- and

65

Anda mungkin juga menyukai