1539-Article Text-1618-1-10-20170621 PDF
1539-Article Text-1618-1-10-20170621 PDF
13057/biotek/c040202
WAGIMAN
ABSTRACT
Volume biogas secara kumulatif bertambah sirkulasi sebanyak 20,645 m3. Tidak semua
dalam jumlah besar sampai hari kedelapan asam-asam volatil hasil asedogensis dikonversi
kemudian laju produksi hanya 0,335 l/hari. menjadi biogas tetapi sebagian menjadi bagian
Setelah 8 hari tersebut, total biogas yang atau komponen efluen (Leggett et al., 2005).
dihasilkan sebesar 11,115 L atau 95,48% dari total Penyebab sedikitnya bahan organik menjadi
biogas yang dihasilkan selama 12 hari. Menurut biogas kemungkinan terkait dengan sifat bakteri
Yuli (2005), biogas mempunyai komposisi gas pembentuk metana yang sangat peka dengan
metana sebesar 54-70%. Sehingga jumlah metana asam (pH rendah).
yang dihasilkan selama 8 hari berkisar 6,286-
8,149 L. Perubahan pH
Pada sistem pengolahan dengan sirkulasi laju Produksi metana oleh bakteri metanogenik
produksi biogas tinggal 0,056 l/hari dalam terjadi dengan baik pada kisaran pH 5,5-8,3
rentang waktu 8 hari. Produksi biogas sampai (Lettinga, 1980). Apabila pH limbah dalam
dengan hari kedelapan ini adalah 6,575 L atau reaktor anaerobik kurang dari 5,5 maka aktivitas
99,96% dan metana yang dihasilkan 3,551-4,603 mikrobia dalam mendegradasi bahan organik
L. Waktu 8 hari merupakan waktu efektif untuk dan mengubah menjadi biogas kurang optimum
menghasilkan biogas tetapi peningkatan laju (Anonim, 1994). Oleh karena itu bila limbah
produksi dari hari keempat sampai dengan hari yang diolah terlalu asam maka dinaikkan dahulu
kedelapan relatif kecil sehingga hari keempat pHnya dengan larutan kapur pada
dapat digunakan sebagai dasar penentuan waktu permukaannya saja sampai kondisi steady state,
tinggal hidrolik untuk produksi biogas. setelah itu biasanya pH akan stabil (Djarwanti et
al., 1994).
Penyisihan bahan organik Pada kedua sistem, pH limbah cair
Penurunan COD yang sangat besar dari hari meningkat masing-masing sebesar 98,23% dan
pertama sampai hari kedelapan yaitu 87,13% dan 84,75% sampai hari keempat, kemudian relatif
95,00% (Gambar 3) menunjukkan bahwa dalam stabil sampai hari keduabelas. Peningkatan
rentang waktu tersebut banyak bahan organik tersebut karena senyawa hasil fermentasi
yang dirombak oleh bakteri. Setelah 12 hari, maupun asetogenesis sudah dikonversi menjadi
sistem dengan sirkulasi dapat merombak 77,88 H2, CO2, H2O, dan CH4 , serta pemecahan protein
kg bahan organik, sedangkan sistem tanpa menjadi NH4+ yang kemudian mudah
sirkulasi hanya sebesar 58,99 kg. Dengan membentuk senyawa yang bersifat basa.
demikian, meskipun dilihat dari persentase Menurut FAO (1996), pH pada sebuah digester
penurunan, sistem tanpa sirkulasi lebih baik biogas juga merupakan fungsi waktu tinggal.
tetapi dari jumlah bahan organik yang dirombak Pada periode awal cenderung rendah lalu naik
maka sistem dengan sirkulasi jauh lebih baik. pada periode berikutnya yang menunjukan
bahwa proses asidogenesis dan metanogenesis
9400
berlangsung secara terpisah (Bell dan Buckley,
10000
2003).
8000 Bakteri pembentuk metana mengkonsumsi
Kons. COD (m g/l)
7000
6000
SBDS asam asetat dan mengubahnya menajdi metana
SBTS
dan CO2 (Boone, 1985) sehingga konsentrasi
4000
asam asetat dalam air limbah turun dan pH naik
2000 1380 1210 (Anonim, 1994). Proses digesti yang berlanjut
540 350 290 100
0
menyebabkan konsentrasi NH4+ meningkat
1 4 8 12 sehingga dapat menaikkan nilai pH di atas 8
Hari ke (FAO, 1996). Ion NH4+ ini akan membentuk
senyawa basa dan sekaligus menaikkan
Gambar 3. Penyisihan bahan organik (COD).
alaklinitas dan pH sehingga pH dalam reaktor
menjadi netral (Suryandono, 2004). Produksi
Menurut Wilkie (2003), setiap kilogram COD biogas optimum tercapai saat nilai pH input
akan dikonversi menjadi 0,35 m3 CH4 atau dalam digester berkisar anatara 6 dan 7 (FAO,
ekuivalen dengan 12.000 BTU. Berdasarkan 1996). Penelitian ini menunjukkan bahwa
konversi tersebut, untuk sistem dengan sirkulasi produksi biogas mencapai maksimal pada hari
dihasilkan 27,257 m3 CH4 dan pada sistem tanpa pertama atau beberapa jam setelah penambahan
influen, berarti proses hidrolisis dan asidifikasi
WAGIMAN – Produksi biogas dari limbah cair tahu 45
berlangsung cepat dan kenaikan pH menjadi 6 yang telah mendanai penelitian ini melalui Dana
dan 7 terjadi pada hari itu juga. McLean (1995) Masyarakat Tahun Anggaran 2005.
menyatakan bahwa waktu tinggal limbah dalam
UASB selama 8,5 jam dengan efisiensi
penurunan COD sebesar 70-90%. Reaksi DAFTAR PUSTAKA
metanogenik tersebut dapat dideteksi dengan
timbulnya biogas beberapa jam setelah Ajit, P.A. and P.L. Amatya. 2000. UASB treatment of tapioca
starch wastewater. Journal of Environmental Engineering
penambahan influen. (December 2000): 1149-1152
Amatya, P.L. 1996. Anaerobic Treatment of Tapioca Starch
Potensi produksi biogas Industry wastewater by Bench Scale Upflow anaerobic Sludge
Berdasarkan faktor laju produksi biogas, laju Blanket (UASB). [Thesis]. Bangkok: AIT Thailand.
Anonim. 2003. Dampak dari Sentra Industri terhadap Lingkungan
degradasi bahan organik, nilai pH maka waktu 4 Hidup. www.bi.go.id/sipok/lm/md/tempe_tahu/
hari dan sistem tanpa sirkulasi (SBTS) dampak_lingkungan.htm. (11 April 2003).
merupakan pilihan terbaik untuk analisis potensi Damanhuri, T.P., N. Halim, and S. Nurtiono. 1997. The Role of
produksi biogas. Data-data yang digunakan Effluent recirculation in Increasing Efficiency of Anaerobic and
Aerobic Wastewater Treatment of Tofu Industry. Proceedings
dalam perhitungan antara lain: waktu tinggal 4 of the Indonesian Biotechnology Conference, Jakarta.
hari, volume reaktor UASB 8,5 L, COD terolah Horn, M.A., C. Matthies, K. Kusel, A. Schramm, and H.L.
55,220 gram, biogas yang dihasilkan 8,754 L. Draken. 2003. Hydrogenotrophic methanogenesis by
Dengan data tersebut maka dapat diketahui moderately acid-tolerant methanogens of a methane-
emitting acidic peat. Applied Environmental Microbiology 29
efisiensi reaktor yaitu 92,81% dan biogas yang (1): 74-83.
dihasilkan sebanyak 0,13 L/g COD. Nilai Lay, J.J., Y.Y. Li, T. Noike, J. Endo, and S. Ishimoto. 1997.
tersebut masih dibawah hasil penelitian Wilkie Analysis of environmental factors affecting methane
(2003) yaitu 0,21 L/g COD dengan asumsi production from high-solids organic waste. Water Science
and Technology 36(6-7): 493-500.
kandungan CH4 sebesar 60%. Leggett, J., R.E. Graves, and L.E. Lanyon. 2005. Anaerobic
Jika suatu industri tahu mengolah 100 kg Digestion: Biogas Production and Odor Reduction from
kedelai per hari dan setiap kg kedelai Manure. College of Agricultural Science, Amerika.
menghasilkan 75-150 L limbah cair (Damanhuri http://server .age.psu.edu. (24 Oktober 2005).
Leinonen, S and V. Kuittinen. 2001. Finnish Biogas Register IV.
et al., 1997), maka dalam waktu 4 hari akan Joensuu: Karelian Institute, University of Joensuu.
diperoleh nilai tambah sebesar Rp. 16.615,00. Marchaim, U. 1992. Biogas Processes for Sutainable Development.
Gambaran tersebut menunjukkan bahwa limbah Shmona: MIGAL, Galilee Technological Centre Kiryat
tahu sangat potensial digunakan sebagai bahan Shmona, Israel.
Moo-Young, M. 1985. Comprehensive Biotechnology, vol. 4.
baku biogas baik dari sisi teknis maupun Oxford: Pergamon Press.
ekonomis. Sujarwo, A. 2004. Aplikasi Teknologi Pengolahan Limbah Cair.
Pelatihan Dasar Teknologi Tepat Guna Pengolahan Limbah
Cair. Pusteklim, Yogyakarta, 7-16 Juni 2004.
Suryandono dan Wagiman. 2004. Laju produksi Biogas dari
KESIMPULAN Limbah Cair Tahu. Yogyakarta: Lembaga Penelitian UGM.
Wagiman dan Suryandono. 2004. Kajian Kombinasi Anaerobic
Limbah tahu, sebagai salah satu produk Baffled Reactor (ABR) dan Sistem Lumpur Aktif untuk
samping proses pengolah tahu, dapat dipakai Pengolahan Limbah Cair Tahu. Yogyakarta: Lembaga
Penelitian UGM.
untuk bahan baku produksi biogas. Dengan Wagiman, S. Atris, dan Jumeri. 2001. Optimasi Kebutuhan
menggunakan reaktor UASB tanpa sirkulasi, Lumpur Aktif untuk Proses Pengolahan Limbah Cair pada
biogas yang dihasilkan sebesar 0,13 L/g COD Sentra Industri Tahu “Ngudi Lestari. Yogyakarta: Lembaga
limbah cair tahu. Nilai tambah yang diperoleh Penelitian UGM.
Wilkie, A.C. 2003. Anaerobic digestion of flushed dairy
dengan sistem tersebut adalah 0,24 rupiah/L manure. Proceeding Anaerobic Digester Technology
COD/hari. Application in Animal Agriculture. Virginia: Water
Environment Ferderation.
Wiloso, E.I, T. Basuki, dan S. Aiman. 1995. Utilization of
agricultural wastes for biogas production in Indonesia.
UCAPAN TERIMA KASIH
Proceeding of the UNESCO-University of Tsukuba
International Seminar on Traditional Technolgy for
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Environmental Conservation and Sustainble Development in
Fakultas Teknologi Pertanian UGM Yogyakarta the Asia-Pasific Region. Tsukuba-Japan, 11-12 December
1995.