Anda di halaman 1dari 8

PENGUATAN PERAN LEMBAGA KELOMPOK TANI DALAM

PENGEMBANGAN USAHA TANI KOPI RAKYAT


(Studi Kasus Kelompok Tani di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember)

Hesti Herminingsih
Staf Pengajar pada Fakultas MIPA Universitas Terbuka Jember
Alamat. Jl. Kaliurang No 2A Jember 68121

ABSTRACT

The objectives of this study were as follows to analyze the role of farmer group in
development of coffee farming. The study was designed as a descriptive correlation study that
conducted in January-March 2010.The number of 64 respondents using proportionate stratified
random sampling method of all smallholder coffee farming groups in Sidomulyo Village Silo
District Jember Regency. Primary and secondary data were analyzed using descriptive and
inferential statistics with Rank Spearman correlation. Results showed that there were
production unit, economic unit and learning proces has significantly correlation with facility of
farming, economic unit and learning proces has significantly correlation with harvest process
variable; and economic unit has significantly correlation with postharvest coffee farming.

Key Words: robusta coffe, farmer group, intitutions

PENDAHULUAN Dalam hal ini kesadaran petani kopi rakyat


Kopi merupakan salah satu komoditi untuk menerapkan inovasi teknologi
perdagangan subsektor perkebunan yang merupakan kunci adanya perubahan menuju
sangat layak untuk dikembangkan sebagai tercapainya produksi dan produktivitas kopi
penyumbang potensial dalam memperbesar yang tinggi, sehingga peningkatan
pendapatan negara dan meningkatkan kesadaran dalam penerapan inovasi
penghasilan pengusaha dan petani. teknologi perlu mendapatkan prioritas
Kelembagaan petani dewasa ini telah perhatian bagi pihak-pihak yang terkait.
menjadi alat yang penting untuk Demikian halnya Kabupaten Jember
menjalankan program baik yang dilakukan Jawa Timur sebagai daerah yang secara
oleh pemerintah maupun swadaya dari umum sesuai untuk menempatkan kegiatan
masyarakat yang bersangkutan. Salah satu perkebunan sebagai kegiatan ekonomi
potensi masyarakat yang belum secara penduduk yang paling dominan.
optimal didaya-gunakan adalah lembaga- Kabupaten Jember merupakan salah
lembaga sosial-tradisional yang telah satu daerah produsen kopi terbesar kedua di
mengakar di masyarakat, seperti Kelompok Jawa Timur dengan jumlah petani kopi di
Tani di wilayah sentra produksi kopi, yang tahun 2008 mencapai sekitar 17.090 orang
didukung oleh Gapoktan di Tingkat dan jumlah produksi 1.976,87 ton. Produksi
Kabupaten dan Propinsi. tersebut sebagian besar kontribusinya
Lembaga kelompok tani selalu adalah dari wilayah Kecamatan Silo dengan
menggunakan jalur struktural, dan lemah produksi 788,83 ton, dengan luas areal
dari pamantapan aspek strukturalnya. 2.192,23 ha dan produktivitasnya sekitar
Struktur organisasi dibangun lebih dahulu, 0,4 ton/ha (Dishutbun Kabupaten Jember
namun tidak diikuti oleh pemantapan aspek 2006).
kulturalnya. Sikap berorganisasi belum Perkebunan kopi di Kabupaten
tumbuh pada diri pengurus dan anggotanya, Jember sebagian besar didominasi oleh
meskipun wadahnya sudah tersedia. kumpulan kebun-kebun kecil yang dimiliki
Berdasarkan konsep sistem petani (perkebunan rakyat) dengan luas
agribisnis, aktivitas pertanian perdesaan lahan antara 1-2 hektar.
tidak akan keluar dari upaya untuk Petani yang memiliki perkebunan
menyediakan sarana produksi pertanian. rakyat ini belum mempunyai modal,

46 J-SEP Vol. 5 No. 1 Maret 2011


teknologi dan pengetahuan yang cukup Jadi, jumlah sampel penelitian dapat
untuk mengelola tanaman secara optimal. dihitung sebagai berikut:
Dengan demikian, produktivitas tanaman
relatif rendah dibandingkan dengan 83
potensinya. Selain itu, petani umumnya n ; n = 64
1  (83x(0.062 ))
juga belum mampu menghasilkan biji kopi
dengan mutu seperti yang dipersyaratkan
untuk ekspor. Dengan demikian upaya Dalam penentuan sampel pada tiap
pengembangan usahatani kopi untuk kelompok dapat menggunakan rumus
meningkatkan produksi dan mutu kopi sebagai berikut (Ridwan 2007):
perkebunan rakyat melalui penguatan peran
Ni
lembaga kelompok tani perlu segera ni  xn
mendapat perhatian dari berbagai pihak N
yang terkait.
Keterangan:
ni = jumlah sampel pada strata ke i
METODE PENELTIAN n = jumlah sampel seluruhnya
Rancangan Penelitian Ni = jumlah sampel total
Penelitian dirancang sebagai N = jumlah populasi seluruhnya
penelitian diskriptif korelasional dengan
metode survei yang bertujuan untuk Tabel 1. Populasi dan Sampel Responden
menjelaskan: peran lembaga kelompok tani Kategori/ Populasi Sampel
terhadap pengembangan usahatani kopi Nama
Kelas (orang) (orang)
rakyat. Suluh Tani Lanjut 30 23
Sidomulyo Madya 30 23
Lokasi dan Waktu Penelitian Barokah Lanjut 23 16
Penelitian dilaksanakan pada Tahun Sumber: Penyuluh Perkebunan, 2009
2010 di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo
Kabupaten Jember Jawa Timur. Lokasi Metode Pengumpulan Data
Penelitian dipilih secara sengaja atau Penelitian ini menggunakan data
purposive dengan pertimbangan wilayah primer dan data sekunder, dimana:
tersebut merupakan kawasan sentra 1. Data primer diperoleh langsung dari
usahatani kopi rakyat dengan produksi dan responden dengan metode wawancara
luas areal terbesar di Kabupaten Jember. berdasarkan daftar pertanyaan yang
sudah ditentukan.
Populasi dan Sampel 2. Data sekunder diperoleh dari berbagai
Populasi penelitian adalah petani kopi instansi yang terkait yaitu Pusat
rakyat yang ada di Desa Sidomulyo Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia,
Kecamatan Silo kabupaten Jember. Kantor Kepala Desa, Kantor
Pengambilan sampel dengan menggunakan Kecamatan, Dinas Kehutanan dan
metode proportionate Random Sampling Perkebunan, Dinas Pertanian, Badan
(Nazir 2003). Ukuran sampel yang akan Pusat Statistik dan instansi lainnya.
ditarik secara random dari masing-masing
stratum digunakan pendapat Slovin, yaitu Analisis Data
dengan menggunakan formulasi sebagai Pengujian Validitas dan Reliabilitas
berikut (Umar, 2003): Instrumen
N Instrumen peneltian dapat dikatakan
n  ; memiliki validitas dan reliabilitas apabila
1  Ne 2 telah dirancang dengan baik dan mengikuti
teori dan ketentuan yang ada. Validitas
Keterangan : instrumen dalam penelitian ini ditentukan
N= jumlah populasi dengan menggunakan koefisien korelasi
n= jumlah sampel
e = persen kelonggaran ketelitian
product moment dari Karl Pearson yaitu:

J-SEP Vol. 5 No. 1 Maret 2011 47


Keterangan :
N  XY   X  Y di = beda diantara pasangan jenjang
rxy 
N  X 2
  X  N  Y 2   Y 
2 2
 n = jumlah pasangan jenjang
rs = koefisien korelasi Rank Spearman
Reliabilitas instrumen dapat dipenuhi
Pengujian signifikansi dari rs dengan
jika pengukuran sudah memenuhi kriteria
sampel besar (n > 10) dapat menggunakan
meliputi konsistensi, kecermatan dan
uji z dengan rumus sebagai berikut
akurasi. Formula yang digunakan untuk
(Wibowo, 2000) :
menguji reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini adalah Koefisien Alfa (a) dari
Cronbach dengan rumus: z  rs n  1

 k    i 
2
Kriteria pengambilan keputusan :
ri1    1   Dimana
 k  1   t2  a. Z hitung > Z tabel, Ho ditolak berarti
faktor dependent berkorelasi nyata

 X  2 dengan faktor independen.


b. Z hitung ≤ Z tabel, Ho diterima berarti
X 2

N faktor dependent tidak berkorelasi
 
2
nyata dengan faktor independen.
N
Untuk mengetahui besarnya
Keterangan: sumbangan variabel independent (X)
ri1 = Reliabilitas instrumen / terhadap variabel dependent (Y) maka
koefisien alfa digunakan koefisien determinasi (KD)
k = Banyaknya bulir soal dengan rumus sebagai berikut;
  i2 = Jumlah varians bulir
KD = rs2 x 100%
 t
2
= Varians total
N = Jumlah responden Penafsiran nilai koefisien determinasi
dijelaskan pada tabel 2 berikut ini;
Cara pemberian skor terhadap
masing-masing butir pertanyaan dengan Tabel 2. Penafsiran Nilai Koefisien
menggunakan skala Likert dengan skor Determinasi
tertinggi diberikan pada jawaban yang Derajat Arti
positif (sangat setuju/sangat baik) dan skor Hubungan
terendah pada jawaban yang negatif (sangat 0 – 19 Sangat Rendah (SR)
tidak setuju/sangat tidak baik) yang secara 20 – 39 Rendah (R)
rinci dijelaskan sebagai berikut : 40 – 59 Sedang (S)
a. skor 5 : sangat baik 60 – 59 Kuat (K)
b. skor 4 : baik 80 - 100 Sangat Kuat (SK)
c. skor 3 : kurang baik Sugiyono, 2006
d. skor 2 : tidak baik
e. skor 1 : sangat tidak baik HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Analisis Uji Statistik Hubungan
Analisis Rank Spearman Peran Lembaga Kelompok Tani
Untuk mengetahui hubungan antara peran Terhadap Pengembangan Budidaya
lembaga kelompok tani terhadap Usahatani Kopi Rakyat.
pengembangan usaha tani kopi rakyat
digunakan analisis korelasi Rank Spearman Faktor penentu pengembangan
sebagai berikut (Wibowo, 2000) : usahatani kopi yang pertama adalah
n penguasaan budidaya usahatani kopi rakyat.
6 di 2 Hasil analisis dapat diperlihatkan pada
rs  1  i 1 Tabel 3.
n(n  1)
2

48 J-SEP Vol. 5 No. 1 Maret 2011


Tabel 3. Hasil Analisis Peran Lembaga ditanam. Mereka biasanya senang kalau
Kelompok Tani Terhadap Pengembangan kopi semakin tinggi dan memiliki ranting
Budidaya Usahatani Kopi Rakyat. yang banyak. Padahal idealnya, tanaman
Variabel rs rs2 sig Ket kopi harus selalu dipangkas dan ketinggian
idealnya adalah satu setengah meter
KBM -0,129 1,664 0,363 SR
dengan bentuk kerucut.
Produksi -0,197 3,881 0,161 SR
Kerjasama 0,133 1,769 0,347 SR 2. Hasil Analisis Uji Statistik Hubungan
Ekonomi 0,036 0,130 0,800 SR Peran Lembaga Kelompok Tani
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2010 Terhadap Ketersediaan Saprodi
Usahatani Kopi Rakyat.
Berdasarkan hasil analisis dapat
diketahui bahwa peran lembaga kelompok Faktor penentu pengembangan
tani dalam mendorong anggotanya untuk usahatani kopi yang kedua adalah
lebih mengembangkan budidaya usahatani ketersediaan saprodi selama usahatani kopi
kopi rakyat masih sangat rendah. Tabel 3 rakyat berlangsung. Hasil analisis dapat
menunjukkan bahwa secara keseluruhan diperlihatkan pada Tabel 4.
variabel peran memiliki koefisien
determinasi yang sangat rendah dengan Tabel 4. Hasil Analisis Peran Lembaga
nilai koefisien 1,664 untuk kelas belajar Kelompok Tani Terhadap Ketersediaan
mengajar (KBM), 3,881 untuk unit Saprodi Usahatani Kopi Rakyat.
produksi, 1,769 untuk kerjasama dan 0,130 Variabel rs rs2 sig Ket
untuk unit ekonomi. Keempat variabel KBM 0,405 16,403 0,003 SR
memiliki nilai signifikansi lebih besar dari
Produksi 0,605 36,603 0,000 R
0,05 sehingga keempatnya memiliki
hubungan tidak berbeda nyata terhadap Kerjasama 0,001 0,000 0,997 SR
pengembangan budidaya usahatani kopi Ekonomi -0,656 43,034 0,000 S
rakyat dengan kekuatan hubungan termasuk Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2010
dalam kategori sangat rendah.
Hal ini disebabkan masyarakat Desa Berdasarkan hasil analisis dapat
Sidomulyo cenderung menganggap diketahui bahwa peran lembaga kelompok
usahatani kopi rakyat sebagai pekerjaan tani dalam mendorong anggotanya dalam
sampingan. Tanaman kopi di lahan mereka memenuhi ketersediaan saprodi usahatani
umumnya kurang mendapatkan kopi rakyat masih sangat rendah.
pemeliharaan optimal. Hanya sesekali saja Tabel 4 menunjukkan hasil yang
beberapa anggota koperasi memberikan lebih beragam. Variabel KBM dan
pupuk kompos yang merupakan limbah dari kerjasama menunjukkan nilai koefisien
ternak mereka. determinasi yang sangat rendah dengan
Padahal, budidaya tanaman kopi nilai masing-masing adalah 16,403 dan 0.
sangat tergantung dari pemeliharaan Hal ini menunjukkan KBM dan Kerjasama
tanaman yang baik. Perawatan dengan dalam lembaga kelompok tani di Desa
pemangkasan ranting dan cabang harus Sidomulyo masih kurang dan perlu
dilakukan minimal setahun sekali. ditingkatkan lagi untuk lebih mendorong
Pemangkasan akan memberikan pengaruh ketersediaan saprodi.
yang cukup besar terhadap produktivitas Saprodi dalam usahatani sangat
kopi, baik aspek kuantitas maupun kualitas. berperan penting, kekurangan saprodi akan
Faktor lain yang lebih penting berdampak pada pengelolaan usaha tidak
ternyata, selama ini para petani kopi di tepat waktu dan sasaran akibatnya dapat
lokasi penelitian belum memiliki dipastikan produktivitas buah kopi yang
pemahaman yang cukup baik mengenai kurang optimal.
pemeliharaan atau budidaya tanaman kopi. Penguatan KBM dan kerjasama
Pola yang dilakukan petani di Desa dalam kelompok tani di Desa Sidomulyo
Sidomulyo seperti yang selama ini, kopi penting untuk dikembangkan lebih lanjut.
dibiarkan tumbuh secara alami setelah Dengan demikian, KBM dan Kerjasama

J-SEP Vol. 5 No. 1 Maret 2011 49


dalam kelompok tani bisa mendorong pemanenan kopi rakyat. Hasil analisis dapat
masing-masing anggota untuk menjamin diperlihatkan pada Tabel 5.
ketersediaan saprodi selama usahatani
berlangsung. Tabel 5. Hasil Analisis Peran Lembaga
Variabel Produksi memiliki koefisien Kelompok Tani Terhadap Pemanenan
determinasi 36,6 dengan keeratan hubungan dalam Usahatani Kopi Rakyat.
masuk dalam kategori rendah. Variabel Variabel rs rs2 sig Ket
produksi nampaknya memberikan
KBM 0,561 31,472 0,000 R
kontribusi yang lebih baik dalam variabel
KBM dan kerjasama. Hasil analisis ini Produksi 0,294 8,644 0,034 SR
memberikan arti bahwa unit produksi kopi Kerjasama -0,075 0,563 0,599 SR
di Desa Sidomulyo memiliki peran yang Ekonomi 0,526 27,668 0,000 R
cukup baik dalam menjamin ketersediaan Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2010
saprodi walaupun masih perlu untuk
dilakukan peningkatan lagi. Berdasarkan hasil analisis dapat
Variabel yang terakhir adalah Unit diketahui bahwa peran lembaga kelompok
Ekonomi. Berdasarkan hasil analisis unit tani dalam mendorong anggotanya untuk
ekonomi memberikan nilai koefisien melakukan pemanenan sesuai dengan
determinasi paling tinggi diantara variabel ketentuan yang ada dalam sistem ushatani
peran yang lain yaitu sebesar 43,034 kopi tergolong rendah.
dengan nilai signifikan sebesar 0,000 Variabel KBM dan Ekonomi
(berbeda nyata). Hasil analisis ini memiliki koefisien determinasi masing-
memberikan arti bahwa unit ekonomi sudah masing 31,472 dan 27,668 dengan
berjalan cukup baik sehingga memberikan signifikansi berbeda nyata dengan kekuatan
peran yang lebih baik diantara variabel hubungan rendah.
peran yang lain. Variabel KBM dan ekonomi dapat
Indikator unit produksi mencakup memberikan hubungan yang lebih baik dari
unit pemasaran, simpan pinjam/ dua variabel lainnya dikarenakan KBM
permodalan, pembentukan koperasi tani dan merupakan wadah bagi tiap anggota untuk
kemitraan. Unit pemasaran yang ada di berbagai ilmu dari masing-masing anggota.
Desa Sidomulyo sudah berjalan dengan Anggota kelompok tani pada waktu
baik. Produk kopi bubuk yang dihasilkan tertentu selalu mengadakan pertemuan baik
oleh masing-masing kelompok tani telah secara formal maupun informal untuk
dipasarkan tidak hanya wilayah Desa berbagi informasi dan teknologi yang
Sidomulyo namun sudah merambah ke desa terbaru yang telah diketahui oleh anggota.
tetangga. Kegiatan ini minimal difasilitasi oleh
Bekerjasama dengan salah satu pengurus koperasi.
universitas di Kabupaten Jember, koperasi Pengurus koperasi juga tidak segan-
tani Sidomulyo telah mengembangkan segan untuk berkoordinasi dengan penyuluh
website untuk mendukung pemasaran setempat dan dinas pertanian apabila
produk-produk yang dihasilkan oleh menemui kesulitan ataupun masalah yang
kelompok tani. Dengan demikian, tidak dapat ditemukan solusinya dalam
kontribusi unit produksi dalam berperan diskusi kelompok.
menjamin ketesediaan saprodi menjadi Selain diskusi kelompok pengurus
lebih baik diantara variabel yang lainnya. juga memfasilitasi dengan baik kebutuhan
anggota dalam usahatani kopi baik secara
3. Hasil Analisis Uji Statistik Hubungan modal, pemasaran dan alsintan dan
Peran Lembaga Kelompok Tani kebutuhan lainnya. Hal inilah yang
Terhadap Pemanenan Usahatani menjadikan KBM dan Unit ekonomi dapat
Kopi Rakyat. memberikan kontribusi yang lebih baik
daripada kedua variabel lainnya.
Faktor penentu pengembangan Variabel produksi dan kerjasama
usahatani kopi yang ketiga adalah masih memiliki keeratan hubungan yang
sangat rendah dalam mendorong anggota

50 J-SEP Vol. 5 No. 1 Maret 2011


untuk melakukan pemanenan kopi sesuai Berdasarkan hasil analisis dapat
dengan ketentuan panen kopi yang sudah diketahui bahwa peran lembaga kelompok
disosialisasikan oleh dinas pertanian terkait. tani dalam mendorong anggotanya untuk
Nilai koefisien determinasi dari masing- mengembangkan kegiatan pasca panen
masing adalah 8,644 dan 0,653. secara keseluruhan tergolong sangat rendah.
Unit produksi memiliki nilai Variabel KBM, produksi dan
signifikansi 0,034 atau dapat dikatakan kerjasama memiliki hubungan yang sangat
memiliki hubungan yang berbeda nyata rendah dengan tingkat signifikansi berbeda
terhadap pemanenan kopi yang dilakukan nyata untuk KBM dan produksi dan tidak
oleh anggota. Hal ini disebabkan oleh unit berbeda nyata untuk kerjasama. Hal ini
produksi dalam kelompok tani bertanggung menunjukkan bahwa hingga saat ini ketiga
jawab terhadap penyediaan bibit, pupuk dan komponen dalam peran lembaga masih
alsintan yang diperlukan oleh anggota. belum mampu untuk memberikan dorongan
Kelompok tani juga menentukan pola dan yang kuat bagi anggota untuk lebih
usahatani yang akan dilakukan oleh meningkatkan penanganan pasca panen
kelompok. hasil kopinya.
Kegiatan panen kopi mempunyai KBM di Desa Sidomulyo masih
teknik khusus salah satunya yang paling belum optimal dalam berperan sebagai
penting adalah panen dilakukan secara media diskusi antar anggota terkait dengan
bertahap minimal tiga tahap agar diperoleh penanganan pasca panen. Padahal kopi
kualitas buah kopi yang baik. Peran merupakan produk yang memiliki nilai jual
kelompok tani dalam menjamin anggota tinggi jika pengolahan yang dilakukan
akan melakukan teknik pemanenan dengan dikerjakan dengan baik.
baik sangat besar. Pengolahan yang baik meliputi
Peran penyuluh dan dinas pertanian tingkat kelembapan yang rendah pada kopi
sangat diperlukan dalam teknik pemanenan ose, tidak terlalu banyak batu atau kerikil
agar didapatkan hasil buah kopi yang baik. dalam biji kopi yang dijual. Apabila kopi
Selama ini banyak anggota yang kurang dijual dalam bentuk kopi bubuk maka ia
optimal dalam menerapkan panen kopi haruslah memiliki cita rasa yang khas.
petik merah dikarenakan pasar masih belum Demikian halnya produksi dan
memberikan perbedaan harga kerjasama masih belum mampu untuk
mendorong anggota untuk lebih baik dalam
4. Hasil Analisis Uji Statistik Hubungan penangan pasca panen kopi. Kondisi ini
Peran Lembaga Kelompok Tani menunjukkan pembinaan kelompok tani
Terhadap Pasca Panen Usahatani Kopi sangat diperlukan demi penguatan
Rakyat. kelembagaan kedepan. Pembinaan perlu
dilakukan tidak hanya terhadap pengurus
Faktor penentu pengembangan saja namun juga para anggota secara
usahatani kopi yang terakhir atau keempat keseluruhan.
adalah pasca panen kopi rakyat. Hasil Usahatani akan selalu dihadapkan
analisis dapat diperlihatkan pada Tabel 6. pada intervensi dari lingkungan
agribisnisnya. Intervensi dapat berasal dari
Tabel 6. Hasil Analisis Peran Lembaga komponen saprodi, pemasaran, pengolahan
Kelompok Tani Terhadap Pasca Panen hasil, lembaga penyedia modal, dan
dalam Usahatani Kopi Rakyat. lainnya. Komponen-komponen tersebut
Variabel rs rs2 sig Ket pada dasarnya merupakan sebuah lembaga.
Oleh karena intervensi dilakukan oleh
KBM 0,325 10,563 0,019 SR
sebuah lembaga maka dirasakan penting
Produksi 0,397 15,761 0,004 SR untuk menyatukan usahatani dalam sebuah
Kerjasama -0,154 2,372 0,275 SR organisasi/lembaga sehingga memiliki
Ekonomi 0,451 20,340 0,001 R kekuatan untuk menghadapi lembaga yang
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2010 mempengaruhinya.
Apabila intervensi tersebut dihadapi
oleh seorang individu tanpa ada kekuatan

J-SEP Vol. 5 No. 1 Maret 2011 51


lembaga dibelakangnya maka individu terhadap penyediaan saprodi dalam
tersebut dalam hal ini adalah petani kopi pengembangan usahatani kopi rakyat.
akan kurang mempunyai posisi tawar dan 3. Variabel KBM dan Unit ekonomi
sangat lemah sehingga akan mudah bagi memiliki tingkat hubungan yang rendah
lembaga tersebut untuk mempengaruhinya. dan berkorelasi nyata dengan kekuatan
Pengaruh lembaga terhadap individu petani hubungan yang masih rendah. Unit
dapat sangat merugikan karena terdapat produksi memiliki tingkat hubungan
berbagai kepentingan yang menyertainya yang sangat rendah dan berkorelasi
dan seringkali kepentingan-kepentingan nyata sedangkan kerjasama berkorelasi
tersebut tidak sesuai dengan kondisi dan tidak nyata dengan kekuatan hubungan
kebutuhan petani setempat. sangat rendah terhadap pengembangan
Dengan demikian penguatan pemanenan dalam usahatani kopi
kelompok tani sebagai lembaga yang rakyat.
terorganisir perlu untuk dilakukan agar 4. Variabel yang berkorelasi nyata dan
memiliki posisi tawar dan daya saing yang memiliki kekuatan hubungan rendah
kuat terhadap lingkungan eksternalnya. terhadap pengembangan pasca panen
Mempertahankan kelompok tani kopi rakyat adalah unit ekonomi.
memang bukan merupakan tugas yang Sedangkan KBM dan unit produksi
mudah. Kelompok tani harus selalu kompak memiliki kekuatan hubungan yang
dan solid agar dapat seiring sejalan. Agar sangat rendah namun masih berbeda
kelompok dapat tetap kompak, keempat nyata, sedangkan kerjasama memiliki
komponen peran kelompok tani yaitu kekuatan hubungan yang sangat rendah
kelompok tani sebagai media kelas belajar namun tidak berbeda nyata terhadap
mengajar, unit produksi, kerjasama dan unit pengembangan pasca panen dalam
ekonomi harus terus mendapatkan usahatani kopi rakyat.
pembinaan dari instansi setempat. Yang
perlu juga diingat dalam upaya penguatan Saran
kelembagaan harus berpegang pada prinsip Perlu penguatan peran kerjasama dalam
kebutuhan, efektifitas, efisiensi, kelembagaan kelompok tani agar kelompok
fleksibilitas, manfaat dan keberlanjutan. tani mampu bertahan terhadap intervensi
dari lembaga eksternal.
SIMPULAN DAN SARAN
Penguatan peran yang lain seperti unit
ekonomi dan produksi agar selain
Simpulan
memberikan keuntungan dan kesejahteraan
Berdasarkan latar belakang permasalahan
bagi anggota juga untuk menjaga stabilitas
dan pembahasan dapat diambil beberapa
kelompok tani agar tetap kompak.
simpulan sebagai berikut;
1. Keempat variabel pembentuk peran Kelas belajar mengajar sebagai wahana
lembaga kelompok tani yang meliputi diskusi perlu lebih ditingkatkan tidak hanya
KBM, unit produksi, kerjasama dan terbatas dikelas saja namun juga di
unit ekonomi memiliki keeratan lapangan, pada kegiatan-kegiatan produksi
hubungan yang tergolong sangat rendah dan ekonomi agar dapat terus berkelanjutan.
dan tidak berbeda nyata dalam
pengembangan budidaya usahatani kopi
rakyat. DAFTAR PUSTAKA
2. Variabel unit ekonomi, unit produksi Adikarta. 2009. “Data PPL Kelompoktani
dan KBM memiliki hubungan yang Perkebunan di Kabupaten Jember.”
berbeda nyata dengan kekuatan Jember: Dinas Kehutanan dan
hubungan masing-masing secara Perkebunan
berurutan sedang, rendah dan sangat
rendah sedangkan kerjasama Dishutbun Dinas Kehutanan dan
berhubungan tidak nyata dan memiliki Perkebunan Kabupaten Jember.
kekuatan hubungan yang sangat rendah 2006. Potensi Perkebunan di

52 J-SEP Vol. 5 No. 1 Maret 2011


Kabupaten Jember. Jember:
Dishutbun.
Ditjenbun Direktorat Jenderal Perkebunan.
2007. Statistik Perkebunan
Indonesia. Jakarta: Ditjenbun.
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Ridwan M. 2007. Analisis Regresi dan
Analisis Jalur. Bandung: Alfabeta.
Umar H. 2003. Metode Riset Bisnis.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

J-SEP Vol. 5 No. 1 Maret 2011 53

Anda mungkin juga menyukai