Novisye Katiandagho1,Kusmiyati2.
1. RSUD Liun Kendage Tahuna 2, Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado,
e-mail:kusmiyati98@yahoo.com
ABSTRAK
Latar belakang: Asfiksia merupakan salah satu penyebab kematian bayi baru lahir di negara
berkembang. Di Indonesia dari seluruh kematian bayi 57% meninggal pada usia dibawah 1 bulan.
Penyebabnya adalah BBLR (29%), asfiksia (27%), trauma lahir, tetanus neonatorum dan kelainan
kongenital. Data dari RSUD Liun Kendage Tahuna kejadian asfiksia neonatorum pada tahun 2010
sebanyak 165 kasus, tahun 2011 sebanyak 218 kasus, dan tahun 2012 sebanyak 132 kasus.
Tujuan : Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD
Liun Kendage Tahuna
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan rancangan penelitian
retrospective. Populasi dalam penelitian ini adalah bayi baru lahir yang terdiagnosis asfiksia dan
tercatat di buku register persalinan tahun 2010 - 2012. Jumlah sampel adalah 515 bayi. Pengumpulan
data menggunakan data sekunder. Analisa data menggunakan uji chi-square.
Hasil : Hasil uji statistik menggunakan chi square pada tahun 2010 didapatkan nilai ρ = 0,016 untuk
partus lama, ρ = 0,000 utk bayi prematur ( ρ < 0,05) artinya terdapat hubungan antara faktor partus
lama dan bayi prematur dengan kejadian asfiksia neonatorum. Pada tahun 2011 didapatkan nilai ρ =
0,016 untuk umur ibu, ρ = 0,002 untuk partus lama dan ρ = 0,011 untuk lilitan tali pusat (ρ < 0,05)
artinya terdapat hubungan antara umur ibu, partus lama dan lilitan tali pusat dengan kejadian asfiksia
neonatorum. Pada tahun 2012 didapatkan nilai ρ = 0,003 untuk umur ibu, ρ = 0,001 untuk partus
lama dan ρ = 0,024 untuk lilitan tali pusat ( ρ < 0,05 ) artinya terdapat hubungan antara umur ibu,
partus lama dan lilitan tali pusat dengan kejadian asfiksia neonatorum.
Kesimpulan : Ada hubungan antara bayi prematur, umur ibu, partus lama dan lilitan tali pusat dengan
kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Liun Kendage Tahuna.
Kata Kunci : Bayi prematur, umur ibu, partus lama, lilitan tali pusat, asfiksia neonatorum
PENDAHULUAN
Kehamilan, persalinan dan Berdasarkan penelitian World Health
menyusukan anak merupakan proses Organisation (WHO), di seluruh dunia
alamiah bagi kehidupan seorang ibu dalam terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa
usia produktif. Bila terjadi gangguan per tahun dan kematian bayi khususnya
dalam proses ini,baik itu gangguan neonatus sebesar 10.000.000 jiwa per
fisiologis maupun psikologis dapat tahun. Kematian bayi tersebut terjadi
menimbulkan efek yang buruk tidak hanya terutama di negara berkembang sebesar 99
terhadap kesehatan ibu sendiri, tetapi %. (2)
membahayakan bagi bayi yang Menurut laporan WHO dari 8 juta
dikandungnya, bahkan tidak jarang kematian bayi di dunia 48% adalah
menyebabkan kematian ibu. (1) kematian neonatal. Dari seluruh kematian
neonatal, sekitar 60% merupakan kematian
Volume 3 Nomor 2. Juli – Desember 2015 28
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731
bayi umur < 7 hari yang disebabkan oleh hipoksia janin dalam rahim yang
gangguan perinatal yang salah satunya berhubungan dengan faktor–faktor yang
adalah asfiksia. (3) Di negara berkembang, timbul dalam kehamilan, persalinan dan
3% dari semua bayi baru lahir ( 3,6 juta ) setelah kelahiran (5)
mengalami asfiksia sedang atau berat. Dari Faktor-faktor yang menyebabkan
jumlah tersebut, sekitar 840.000 asfiksia diantaranya faktor ibu, faktor tali
meninggal dan hampir dengan jumlah pusat dan faktor bayi. Adanya hipoksia
yang sama mengalami akibat lebih lanjut dan iskemia jaringan menyebabkan
(epilepsi,retardasi mental) serta kecacatan perubahan fungsional dan biokimia pada
pada manusia. janin. Faktor ini yang berperan pada
Dewasa ini angka kematian ibu (AKI), kejadian asfiksia. (3)
angka kematian bayi (AKB) masih tinggi Sebagian kasus asfiksia pada bayi
dibandingkan dengan negara Asean baru lahir merupakan kelanjutan dari
lainnya seperti Malaysia 30/1000 kelahiran asfiksia intrauterin, karena itu diagnosa
hidup, Thailand 97/1000 kelahiran hidup dini pada penderita asfiksia mempunyai
dan Singapura 9/1000 kelahiran hidup, arti penting dalam merencanakan resusitasi
Philipina 35/1000 kelahiran hidup, Brunai yang akan dilakukan. Setelah bayi lahir
Darussalam 10/1000 kelahiran hidup. diagnosis asfiksia dapat dilakukan dengan
Menurut Survey Demografi Kesehatan menetapkan nilai Apprearance, Pulse,
Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228/100.000 Grimace, Activity, Respiration, (APGAR)
kelahiran hidup, AKB 34/1.000 kelahiran penilaian menggunakan skor Apgar karena
hidup, AKN 19/1.000 kelahiran hidup. dengan cara ini derajat asfiksia dapat
Masih menurut SDKI 2007 penyebab ditentukan sehingga penatalaksanaan pada
utama kematian neonatal dini adalah bayi bayi dapat disesuaikan dengan keadaan
berat lahir rendah (BBLR) ( 35% ), bayi. (5)
asfiksia ( 33% ), tetanus ( 31% ) angka Data yang diperoleh dari Dinas
tersebut memberikan kontribusi cukup Kesehatan Propinsi Sulawesi Utara jumlah
besar terhadap morbiditas dan mortalitas kematian bayi tahun 2010 sebanyak 260
bayi baru lahir. dengan penyebab kematian asfikia 64
Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi, BBLR 56 bayi, kelainan kongenital
bayi sebanyak 57% meninggal pada usia < 13 bayi dan penyebab lain 127. Tahun
1 bulan. Setiap 6 menit terdapat 1 bayi 2011 sebanyak 333 dengan penyebab
baru lahir (BBL) yang meninggal. kematian asfiksia 75 bayi, BBLR 70 bayi,
Penyebab kematian BBL di Indonesia pneumonia 11 bayi dan penyebab lain
adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 177. Pada tahun 2012 jumlah
(29%), asfiksia (27%), trauma lahir, kematian bayi sebanyak 246 dengan
tetanus neonatorum, infeksi lain dan penyebab asfiksia 57 bayi, BBLR 51 bayi,
kelainan kongenital. (4) pneumonia 10 bayi, kelainan kongenital 21
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi dan penyebab lain 107. (6)
yang baru dilahirkan tidak segera bernafas Data yang diperoleh dari Dinas
secara spontan dan teratur setelah Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe
dilahirkan. Hal ini disebabkan oleh jumlah kematian bayi tahun 2010
Jumlah ibu yang mengalami partus lama (11,52%) pada tahun 2010, 33 orang
sebanyak 36 orang (21,81%) pada tahun (17,43%) pada tahun 2011 dan 16 orang
2010, 65 orang (29,81%) pada tahun (12,12%) pada tahun 2012
2011, dan 40 (30,30%) orang pada tahun Jumlah ibu yang melahirkan bayi dengan
2012. lilitan tali pusat adalah sebanyak 42 ibu
Jumlah ibu yang mengalami kehamilan (25,49%) pada tahun 2010, 39 orang
postmatur adalah sebanyak 13 orang (17,89%) pada tahun 2011 dan 44
(7,87%) pada tahun 2010, 29 orang (33,33%) pada tahun 2012.
(13,31%) pada tahun 2011, dan 16 orang Jumlah ibu yang bayinya mengalami
(12,12%) orang pada tahun 2012. asfiksia neonatorum berat adalah
Jumlah ibu yang melahirkan bayi sebanyak 43 orang (26,06%), asfiksia
prematur adalah sebanyak 37 orang neonatorum sedang 122 orang (73,94%)
(22,43%) pada tahun 2010, 28 orang pada tahun 2010, asfiksi neonatorum
(12,84%) pada tahun 2011, dan 20 berat 50 orang (22,94) asfiksia
(15,15%) pada tahun 2012. Ibu yang neonatorum sedang 168 orang (77,06%)
melahirkan bayi BBLR adalah sebanyak pada tahun 2011, dan asfiksia
19 orang (11,52%) pada tahun 2010, 29 neonatorum berat 42 orang (31,82%)
orang (13,30%) pada tahun 2011 dan 17 asfiksia neonatorum sedang 90 orang
orang (12,88%) pada tahun 2012. (68,18%) pada tahun 2012
Jumlah ibu yang melahirkan bayi letak
sungsang adalah sebanyak 19 orang
2. Analisis Bivariate
Analisis bivariat dengan menggunakan prematur dengan kejadian asfiksia
uji chi Square didapatkan hasil adanya neonatorum.Hasil uji korelasi dapat dilihat
hubungan antara partus lama, bayi pada tabel 2.
Tabel 2. Hubungan Partus Lama, Bayi Prematur, dan Lilitan Tali Pusat Dengan Kejadian
Asfiksia Neonatorum Tahun 2010
Tabel 3. Hubungan Umur Ibu, Partus Lama, dan Lilitan Tali Pusat Dengan Kejadian
Asfiksia Neonatorum Tahun 2011
Kejadian Asfiksia Neonatorum %
Variabel Total p
BERAT SEDANG
Umur Ibu :
Resiko Tinggi 18 35,3 32 19,0 50 22,9 0,016
Tidak Beresiko 33 64,7 135 81 168 77,1
Partus Lama :
≥ 24 Jam 22 43,1 36 21,6 58 26,6 0,002
< 24 Jam 29 56,9 131 78,4 160 73,4
Lilitan Tali Pusat:
Ada 15 30 24 14,3 39 17,9 0,011
Tidak 35 70 144 85,7 179 82,1
Tabel 3. di atas menunjukkan adanya hubungan antara umur ibu, partus lama dan lilitan tali
pusat dengan kejadian asfiksia neonatorum.
Tabel 4. Hubungan Umur Ibu, Partus Lama dan, Lilitan Tali Pusat Dengan Kejadian
Asfiksia Neonatorum Tahun 2012
Kejadian Asfiksia Neonatorum %
Variabel Total p
Berat Sedang
Umur Ibu :
Resiko Tinggi 20 47,6 20 22,2 40 30,3 0,003
Tidak Beresiko 22 52,4 70 77,8 92 69,7
Partus Lama:
≥ 24 Jam 21 50 20 22,2 41 31,1 0.02
< 24 Jam 21 50 70 77,8 91 68,9
Lilitan Tali Pusat:
Ada 19 45,3 23 25,6 42 31,8 0,024
Tidak 23 54,7 67 74,4 90 68,2
janin dan semakin sering pula terjadi bayi dengan usia kehamilan > 37
keadaan asfiksia neonatorum (6) Semakin minggu. Bayi lahir kurang bulan
lama persalinan semakin tinggi morbilitas mempunyai organ dan alat-alat tubuh
janin dan sering terjadi asfiksia akibat yang belum berfungsi normal untuk
partus lama. Sekalipun tidak terdapat bertahan hidup diluar rahim. Makin muda
kerusakan yang nyata, bayi pada partus umur kehamilan, fungsi organ tubuh bayi
lama memerlukan perawatan yang khusus. makin kurang sempurna, prognosis juga
Bahaya partus lama lebih besar lagi semakin buruk. Karena masih belum
apabila kepala bayi macet di perineum berfungsinya organ-organ tubuh secara
untuk waktu yang lama dan tengkorak sempurna seperti sistem pernafasan.
kepala janin terus terbentur pada panggul Timbulnya asfiksia pada bayi prematur
ibu. Pada partus lama kala II, bradikardia disebabkan belum maksimalnya tingkat
janin kadang terjadi ketika ibu menahan kematangan fungsi sistem organ tubuh
nafas dalam waktu lama, dan usaha tubuh sehingga sulit untuk beradaptasi
mengejan ibu dapat meningkatkan tekanan dengan kehidupan ektsrauterin.
terhadap kepala janin. Efek pada janin Kesukaran bernapas pada bayi prematur
mengakibatkan oksigen dalam darah turun dapat disebabkan karena belum
dan aliran darah ke plasenta menurun sempurnanya pembentukan membran
sehingga oksigen yang tersedia untuk janin hialin surfaktan paru yang merupakan
menurun, pada akibatnya dapat suatu zat yang dapat menurunkan
(8)
menimbulkan hipoksia janin. tegangan dinding alveoli paru.
Berdasarkan distribusi kehamilan Pertumbuhan surfaktan paru mencapai
postmatur sebagian besar ibu melahirkan maksimum pada minggu ke-35
(13)
dengan usia kehamilan < 42 minggu. kehamilan. Hal serupa juga
Pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dikemukakan oleh Wiknjosastro bahwa
dengan umur kehamilan melebihi 42 asfiksia neonatorum disebabkan oleh
minggu kejadian asfiksia bisa disebabkan hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia
karena fungsi plasenta yang tidak ini berhubungan dengan faktor – faktor
maksimal lagi akibat proses penuaan yang timbul dalam kehamilan, persalinan
sehingga mengakibatkan transportasi atau segera setelah bayi lahir.
oksigen dari ibu ke janin terganggu. Berdasarkan distribusi BBLR paling
Fungsi plasenta mencapai puncaknya banyak ibu melahirkan bayi dengan berat
pada kehamilan 38 minggu dan badan ≥ 2500 gram. Bayi berat lahir
kemudian mulai menurun terutama rendah mempunyai masalah antara lain :
setelah 42 minggu, hal ini dapat pusat pengaturan pernapasan dan alat
dibuktikan dengan penurunan kadar pencernaannya belum sempurna,
estriol dan plasental laktogen. Rendahnya kemampuan metabolisme panas masih
fungsi plasenta berkaitan dengan rendah sehingga dapat berakibat
peningkatan kejadian gawat janin dengan terjadinya asfiksia, asidosis dan dan
risiko 3 kali. (9) mudah terjdi infeksi. Bayi yang
Berdasarkan distribusi bayi dilahirkan BBLR umumnya kurang
prematur paling banyak ibu melahirkan mampu meredam tekanan lingkungan
yang baru, sehingga berakibat pada melahirkan bayi dengan asfiksia sedang.
terhambatnya pertumbuhan dan Menurut Fani, asfiksia terjadi karena
perkembangan, bahkan dapat gangguan pertukaran gas dan
mengganggu kelangsungan hidupnya, pengangkutan O2 dari ibu ke janin,
selain itu juga akan meningkatkan resiko sehingga terdapat gangguan dalam
kesakitan dan kematian bayi karena persediaan O2 dan dalam menghilangkan
rentan terhadap infeksi saluran CO2 sehingga berakibat O2 tidak cukup
pernapasan bagian bawah. dalam darah yang disebut hipoksia dan
Berdasarkan distribusi letak CO2 tertimbun dalam darah yang disebut
sungsang paling banyak ibu melahirkan hiperapnea. Akibatnya dapat
bayi dengan letak kepala. Angka menyebabkan asidosis tipe respiratorik
kematian bayi pada persalinan letak atau campuran dengan asidosis metabolik
sungsang lebih tinggi dibandingkan letak Asfiksia adalah keadaan dimana bayi
kepala (10) Hipoksia terjadi akibat baru lahir tidak dapat bernapas secara
terjepitnya tali pusat antara kepala dan spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat
panggul pada waktu kepala memasuki gawat janin sebelum lahir, umumnya
rongga panggul serta akibat retraksi akan mengalami asfiksia pada saat
uterus yang dapat menyebabkan lepasnya dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya
plasenta sebelum kepala lahir. Kelahiran dengan gangguan kesehatan ibu hamil,
kepala janin lebih 8 menit setelah kelainan tali pusat, atau masalah yang
umbilikus lahir akan membahayakan mempengaruhi kesejahteraan bayi selama
kehidupan janin selain itu jika janin atau sesudah persalinan (13)
bernapas sebelum hidung dan mulut lahir Berdasarkan hasil analisis bivariate
dapat membahayakan karena mukus yang hubungan bayi prematur dan partus lama
terhisap dapat menyumbat jalan napas. dengan kejadian asfiksia tahun 2010
Berdasarkan distribusi lilitan tali menunjukan adanya hubungan antara
pusat paling banyak ibu melahirkan bayi bayi prematur dan partus lama dengan
tidak ada lilitan tali pusat. Lilitan tali kejadian asfiksia neonatorum. Pada
pusat dapat menimbulkan bradikardia tahun 2011 faktor yang dominan adalah
dan hipoksia janin, dan bila jumlah lilitan umur ibu, partus lama dan lilitan tali
lebih dari sekali akan meningkatkan pusat. Berdasarkan hasil analisis
mortalitas perinatal. Lilitan tali pusat menunjukkan adanya hubungan antara
yang erat menyebabkan gangguan atau umur ibu, partus lama dan lilitan tali
kompresi pada pembuluh darah pusat dengan kejadian asfiksia
umbilical, dan bila berlangsung lama neonatorum.
akan menyebabkan hipoksia janin. Faktor Pada tahun 2012 faktor yang
tali pusat pendek dan simpul tali pusat dominan adalah umur ibu, partus lama
tidak ditemukan pada data sekunder dan lilitan tali pusat. Berdasarkan hasil
meskipun kedua faktor tersebut ada pada analisis menunjukkan adanya hubungan
teori. antara umur ibu, partus lama dan lilitan
Berdasarkan distribusi asfiksia tali pusat dengan kejadian asfiksia
neonatorum yang paling banyak ibu neonatorum.
Umur ibu adalah salah satu faktor yang tidak mengalami partus lama,
yang berhubungan dengan kejadian artinya ada hubungan antara partus lama
asfiksia neonatorum. Hal ini sejalan dengan kejadian asfiksia neonatorum.
dengan penelitian yang dilakukan oleh Bayi prematur merupakan faktor
Katriningsih (2009) di Boyolali dengan yang berhubungan dengan kejadian
judul penelitian hubungan antara faktor asfiksia. Hal ini sejalan dengan penelitian
ibu dengan kejadian asfiksia neonatorum yang dilakukan oleh Rina Puspita Amri
di RSUD Pandan Arang Kabupaten (2009) dengan judul penelitian hubungan
Boyolali dimana umur ibu mempunyai persalinan preterm dengan kejadian
nilai ρ = 0,006 ( ρ < 0,05 ). Demikian asfiksia neonatorum di RSUD Pariaman
juga dengan penelitian yang dilakukan tahun 2008 dimana terdapat hubungan
oleh Fahrudin (2003) dengan judul yang bermakna antara bayi yang lahir
penelitian analisis beberapa faktor resiko prematur dengan kejadian asfiksia
kejadian asfiksia neonatorum di neonatorum ( X2 hitung = 25,91 > X2
Kabupaten Purworejo tahun 2003 dimana tabel = 3,841 ). Demikian juga dengan
umur ibu mempunyai nilai ρ = 0,019 ( ρ penelitian yang dilakukan oleh Fani
< 0,05 ) artinya ada hubungan antara Martha Selly (2010) dengan judul
umur ibu dengan kejadian asfiksia penelitian faktor-faktor yang
neonatorum. berhubungan dengan kejadian asfiksia
Partus lama juga merupakan faktor neonatorum di RSUP Dr. M. Djamil
yang berhubungan dengan kejadian Padang Tahun 2010 dimana bayi
asfiksia neonatorum. Hal ini sejalan prematur mempunyai hubungan dengan
dengan penelitian yang dilakukan oleh kejadian asfiksia neonatorum ρ value =
Ahmad (2000) di Rangkasbitung dengan 0,000 ( ρ < 0,05 ) artinya ada hubungan
judul penelitian hubungan persalinan antara partus lama dengan kejadian
lama dengan kejadian asfiksia asfiksia neonatorum.
neonatorum di RSP Wahidin Faktor tali pusat merupakan faktor
Sudirohusodo dimana ditemukan bahwa yang berhubungan dengan kejadian
ibu yang mengalami partus lama asfiksia neonatorum meskipun pada tahun
memiliki resiko 8,364 kali lebih besar 2010 tidak terdapat hubungan antara faktor
untuk mengalami asfiksia neonatorum tali pusat dengan kejadian asfiksia tetapi
pada bayinya dibandingkan dengan ibu pada tahun 2011 dan 2012 terdapat
yang tidak mengalami partus lama. hubungan antara faktor tali pusat dengan
Demikian juga dengan penelitian yang kejadian asfiksia neonatorum. Pada
dilakukan sebelumnya di Makassar dasarnya lilitan tali pusat tidak terlalu
dengan judul penelitian faktor resiko membahayakan, lilitan tali pusat menjadi
kejadian asfiksia neonatorum di RSIA berbahaya ketika memasuki proses
Siti Fatimah Makassar dimana ditemukan persalinan dan terjadi kontraksi rahim atau
bahwa ibu yang mengalami partus lama mulas dan kepala janin mulai turun
memiliki resiko 5,602 kali lebih besar memasuki saluran persalinan, lilitan tali
untuk mengalami asfiksia neonatorum pusat menjadi semakin erat dan
pada bayinya dibandingkan dengan ibu menyebabkan penekanan atau kompresi
DAFTAR PUSTAKA
1. Prasetyawati, (2012). Kesehatan Ibu dan Anak. Nuha Medika. Jakarta
2. Manuaba,I. B. G, (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta
3. Ahmad. 2000. (http://www.digilib ui ac id/file=pdf Hubungan persalinan lama dengan
kejadian asfiksia neonatorum di RSP Wahidin Sudirohusodo.Skripsi.Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanudin,Makassar. diakses tanggal 18 juni 2013)
4. Departemen Kesehatan RI. (2008). Buku Acuan Persalinan Normal. DepKes RI. Jakarta.
5. Mochtar,R. (2011). Sinopsis Obstetri Jilid 2. Edisi 3. EGC. Jakarta
6. Profil Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Utara, (2010). Manado
7. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe, (2012). Tahuna
8. Prawirohardjo, (2002). Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
9. Fani,M,S. (2010). (http://www.repository.ac.unand.faktor-faktor yangberhubungan
dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUP Dr.M Djamil Padang tahun 2010.
Diakses tanggal 19 juni 2013)
10. Nugroho,T. (2012). Patologi Kebidanan. Nuha Medika. Yogyakarta
11. Surasmi,A. (2003). Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Rineka Cipta. Jakarta
12. Fahrudin. 2003. (http://www.eprints.undip.ac.id.analisis beberapa faktor resiko kejadian
asfiksia neonatorum di kabupaten purworejo tahun 2003. Diakses tanggal 18 juni 2013)
13. Asri,D,Clervo,C. (2010). Asuhan Persalinan Normal. Nuha Medika. Jakarta